BAB I
PENDAHULUAN
Laporan Akhir 1
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Akhir 2
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Akhir 3
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Akhir 4
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Akhir 5
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
BAB II
GAMBARAN UMUM
Laporan Akhir 6
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Akhir 7
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Kependudukan
Berikut data jumlah penduduk di Kecamatan Sumber:
Tabel 2.1 Kependudukan dan Luas Wilayah Kec. Sumber
Jumlah Luas Wilayah
No. Nama Desa
Penduduk (𝐊𝐦𝟐 )
1 Matangaji 4512 2,48
2 Sidawangi 6958 4,64
3 Babakan 4342 1,38
4 Sumber 7833 2,50
5 Perbutulan 4318 0,53
6 Kemantren 4573 0,75
7 Sendang 4427 0,74
8 Gegunung 5203 1,72
9 Pejambon 4581 1,44
10 Watubelah 7279 1,93
11 Pasalakan 8157 1,62
12 Kaliwadas 8130 1,76
13 Tukmudal 11082 2,30
14 Kenanga 8212 1,86
Sumber : Kecamatan Sumber, 2022
Laporan Akhir 8
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Akhir 9
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Akhir 10
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
BAB III
Laporan Akhir 11
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Kelurahan Kaliwadas merupakan salah satu Kelurahan yang secara sosial dan
ekonomi dikatakan wilayah maju dan dinamis yang berada di Kecamatan Sumber
Kabupaten Cirebon. Hal tersebut jelas terlihat karena wilayahnya berada dekat
dengan pusat pemerintahan Kabupaten Cirebon. Dalam kehidupan sosial di
kelurahan Kaliwadas telah tumbuh sebuah entitas kemajemukan budaya yakni
budaya kota yang sedang bertumbuh tetapi masih terdapat pula pola kehidupan
masyarakat desa, seperti bertani, berkebun, hingga aktivitas kerajinan tangan
menganyam rotan.
Laporan Akhir 12
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Tabel 3.1. Data Volume dan Berat Timbulan Sampah Perorang Perhari di
Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Desa/Kelurahan Volume Berat
(m3/orang/hari) (Kg/orang/hari)
Kaliwadas 0,003 0,5
Maka dapat dilihat dari hasil tabel di atas diperoleh volume timbulan
sampah yang dihasilkan Masyarakat Kelurahan Kaliwadas sekitar 24,39
m3/hari dan berat timbulan sampah yang dihasilkan Masyarakat
Kelurahan Kaliwadas sekitar 4065 Kg/hari.
Sehingga dari hasil volume dan berat timbulan sampah tersebut dapat
direncanakan berapa besar lahan dan perhitungan bangunan yang
diperlukan untuk membangun TPS-3R di Kelurahan Kaliwadas
Kecamatan Sumber.
Laporan Akhir 13
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Akhir 14
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
5. Pekerjaan Dinding
6. Pekerjaan Atap
7. Pekerjaan Instalasi Listrik
f. Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor
Berikut merupakan beberapan pekerjaan yang dilakukan untuk
pembangunan gedung kantor:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Pondasi
3. Pekerjaan Konstruksi Beton
4. Pekerjaan Dinding
5. Pekerjaan Lantai Keramik
6. Pekerjaan Pintu dan Jendela
7. Pekerjaan Atap
8. Pekerjaan Sanitasi
g. Pekerjaan Instalasi Listrik
Berikut merupakan pekerjaan yang dilakukan untuk instalasi listrik:
1. Pengadaan Tiang Listrik 9 Meter + Pasang
2. Pengadaaan dan Pemasangan Kabel Listrik
3. Biaya Penyambungan Listrik 1300 Watt
h. Pekerjaan Pengeboran Air Tanah
Berikut merupakan pekerjaan yang dilakukan untuk pengeboran air
tanah:
1. Pek. Pengeboran sederhana dia. 6"
2. Pemasangan Konstruksi Pipa Casing PVC AW 4"
3. Pemasangan Pipa Hisap Pvc AW 2"
4. Pompa air Jet pump Pc 260 Bit
5. Pengadaan dan Pemasangan Torn 1000 Liter
i. Pekerjaan Tangki Septic
Berikut merupakan pekerjaan yang dilakukan untuk tanki septic:
1. Penggalian tanah biasa
2. Beton mutu f’c = 7,4 Mpa (K 100) Untuk Lantai Septic Tank
3. Pemasangan dinding bata merah tebal ½ bata, 1SP :8PP
4. Pemasangan plesteran 1sp : 8pp tebal 15 mm
5. Pekerjaan beton bertulang untuk Tutup
6. Septic Tank kapasitas 1 m3
Laporan Akhir 15
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
BAB IV
Laporan Akhir 16
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
LANDASAN TEORI
Laporan Akhir 17
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Akhir 18
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
serta beban roda kendaraan atau bergerak (dinamis) sehingga menjadi solusi
agar tanah dapat menyokong beban di atasnya. Hal ini dapat terjadi karena
arah distribusi beban yang berbentuk piramid ke arah vertikal menyebabkan
peningkatan distribusi tegangan ke seluruh lapis perkerasan, kemudian
tegangan diteruskan dari lapisan perkerasan menuju lapisan tanah dasar
dengan nilai tegangan yang relatif kecil, menyebabkan lapisan tanah dasar
tidak mengalami kerusakan.
Jenis – jenis perkerasan pada umumnya terbagi menjadi 3 jenis menurut
bahan pengikatnya (Sukirman, 1999) diantaranya:
1. Perkerasan Kaku/Beton Semen (Rigid Pavement)
Menurut Wignall, dkk (2003) perkerasan ini merupakan jenis konstruksi
jalan berbahan pengikat semen. Struktur utama perkerasan kaku
diletakkan di atas tanah dasar berupa lembaran pelat beton yang
dibawahnya terdapat atau tanpa lapisan pondasi bawah. Perkerasan ini
tidak mengalami lendutan akibat beban lalu lintas karena kekuatan
lembaran pelat beton yang tinggi. Berbeda dengan perkerasan lentur, lapis
aus dan struktur utama terdapat pada pelat beton, maka dalam
perencanaannya beton yang digunakan harus memiliki mutu tinggi,
permukaannya harus rata serta tahan dari berbagai cuaca sehingga dalam
masa operasionalnya nyaman untuk dilalui kendaraan.
Laporan Akhir 19
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
1. Tulangan
Menurut Alamsyah (2006) fungsi dasar pendistribusian tulangan
baja pada perkerasan jalan kaku adalah untuk meminimalisir luas
kerusakan akibat retak yang muncul pada titik beban terpusat
supaya menghindari perkerasan mengalami pembelahan akibat
retakan sehingga kekuatan pelat beton dapat dipertahankan.
Idealnya banyak unit pelat beton diterapkan pada perkerasan jalan
kaku yang disatukan menggunakan sambungan melintang dan
sambungan memanjang pengecualian terhadap perkerasan kaku
menerus hanya mempunyai sambungan memanjang dengan
persyaratan lebar perkerasan melebihi 6 meter. Kelemahan setiap
sambungan adalah adanya celah yang membuat air dan material
lain masuk, sehingga dibutuhkan sealant untuk menutup
sambungan. Sambungan dibedakan menjadi sambungan melintang
dan sambungan memanjang.
2. Penulangan
Tulangan besi baja yang dirangkai atau difabrikasi biasa disebut
juga dengan pelat besi rol dengan suhu tinggi dengan mutu 250
maupun 460 atau pelat besi putih merupakan komponen umum
penulangan dalam pelaksanaan konstruksi perkerasan kaku. Besi
tulangan yang digunakan syaratnya bersih dari berbagai kotoran,
oli, karat, dan tidak terkelupas. Kebutuhan penulangan pada
perkerasan dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung dari
kebutuhannya yaitu penulangan pada perkerasan kaku bersambung
dengan atau tanpa tulangan.
3. Sambungan Melintang
Sambungan melintang patut didesain secara tegak lurus atas sumbu
memanjang jalan kecuali pada kawasan persimpangan atau
bundaran. Untuk mencegah gerakan vertikal yang tidak sama antar
pelat satu dengan lainnya, maka sambungan membutuhkan ruji
(dowel). Pada bagian tengah tebal pelat dipasang ruji yang letaknya
sejajar dengan sumbu memanjang jalan. Bagian sisi ujung ruji
terikat dengan beton sama untuk sisi lainnya tetapi terikat pada
pelat lainnya.
4. Sambungan Memanjang
Laporan Akhir 20
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Akhir 21
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Akhir 22
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Akhir 23
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Akhir 24
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
antara lain pasangan batu dengan mortar, pasangan batu kosong, beton,
kayu dan sebagainya. Dinding penahan tanah merupakan suatu struktur
yang direncanakan dan dibangun untuk menahan tekanan tanah lateral yang
ditimbulkan oleh tanah urug atau tanah asli yang labil, sehingga dinding
penahan tanah aman terhadap pergeseran, penggulingan dan keruntuhan
kapasitas dukung tanah. Fungsi utama dari konstruksi dinding penahan
tanah ialah menahan tanah yang berada di belakangnya dari bahaya longsor
akibat:
1. Benda-benda yang berada di atas tanah (perkerasan dan konstruksi jalan,
jembatan, kendaraan dan lain-lain).
2. Berat tanah.
3. Berat air (tanah).
Menurut Hyo dkk. (2016) dinding penahan tanah adalah suatu konstruksi
penahan agar tanah tidak longsor. Konstruksi ini digunakan untuk suatu
tebing yang agak curam atau tegak yang jika tanpa dinding penahan tebing
tersebut akan longsor. Dinding penahan tanah juga digunakan bila suatu
jalan dibangun berbatasan dengan sungai, danau atau tanah rawa. Bahan
yang digunakan di belakang dinding penahan tanah disebut tanah urugan
(backfill). Tanah urugan ini sebaiknya dipilih dari bahan yang lolos air atau
tanah berbutir seperti pasir, kerikil atau batu pecah. Tanah lempung sangat
tidak disarankan untuk digunakan sebagai tanah urugan. Pemilihan macam
dinding penahan tanah tergantung dari pertimbangan teknik dan ekonomi.
Yang perlu diperhatikan adalah sifat-sifat tanah asli, kondisi tanah urugan,
kondisi lingkungan setempat dan kondisi lapangan.
Menurut Syofyan dan Frizaldi (2017), dinding penahan tanah (retaining
wall) dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Dinding penahan gravitasi (gravity wall)
Dinding penahan tanah ini biasanya dibuat dari beton murni (tanpa
tulangan) atau dari pasangan batu kali, walaupun kadang beberapa dibuat
dengan beton bertulang namun dengan tulangan yang sedikit.
Penggunaan dinding penahan ini biasanya untuk menahan tanah pada
lereng yang terlalu tinggi dan pada tepi sungai. Stabilitas konstruksinya
diperoleh hanya dengan mengandalkan berat sendiri dari konstruksinya.
Untuk mendapatkan total tekanan tanah yang bekerja, perhitungan
dilaksanakan dengan grafis, apabila digunakan cara teori Coulomb. Pada
Laporan Akhir 25
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Gambar 2.3 Dinding penahan tanah gravitasi (gravity wall) (Muhyamin, 2016)
Laporan Akhir 26
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Gambar 2.6 Dinding penahan tanah butters (butters wall) (Muhyamin, 2016)
Laporan Akhir 27
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
5. Sampah Industri
Sampah industri terdiri dari sampah padat yang berasal dari industry-
industri, pengolahan hasil bumi.
6. Sampah Pertambangan
Sampah yang dihasilkan dari kegiatan pertambangan.
Laporan Akhir 28
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Akhir 29
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
1. Reduce
Reduce merupakan upaya pengelolaan sampah dengan cara mengurangi
dan menghentikan penggunaan barang-barang yang berpotensi untuk
menghasilkan material sisa setelah dipakai. Saat ini metode reduce sudah
mulai banyak digalakkan oleh masyarakat Indonesia khususnya dalam
penggunaan barang plastik.
Contoh reduce adalah memakai produk yang kemasannya bisa didaur
ulang, mengurangi pemakaian produk sekali pakai, meminimalisir
kegiatan belanja barang yang tidak dibutuhkan, dan meningkatkan
penggunaan produk isi ulang.
2. Reuse
Laporan Akhir 30
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Akhir 31
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Akhir 32
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Akhir 33
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Akhir 34
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Akhir 35
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
langsung ke pulley penggerak. Sabuk yang berada diatas roller akan bergerak
melintasi roller sesuai dengan kecepatan putaran dan pulley penggerak.
Peletakan tumbuhan pada jalur hijau jalan merupakan jarak tumbuhan
dengan perkerasan serta jarak antara tumbuhan di jalur tanam. Penentuan
tipe vegetasi yang hendak ditanam dalam perencanaan penanaman jalur
hijau jalan butuh memikirkan segi ekologis (iklim, tanah, sinar matahari,
drainase, keadaan lokasi), bentuk tumbuhan, khasiat, serta pertimbangan
lain. Tumbuhan yang dijadikan jalur hijau jalan hendaknya tidak cuma
memiliki satu peranan, namun pula guna lain ialah segi ekologis, segi
estetika, segi keselamatan, serta segi kenyamanan, dan bagaikan pemberi
identitas sesuatu wilayah (Menteri PU, 2012).
Menutut Arifin HS (1993) menyatakan jika ketepatan pemilihan tipe
vegetasi dengan mencermati mutu tumbuhan gunanya hendak lebih berguna
daripada hanya mengandalkan jumlah. Bagian tumbuhan yang
dipertimbangkan gunanya merupakan organ batang, daun, buah, bunga,
serta perakarannya, dan watak perkembangannya yang bisa memunculkan
kesan keelokan, menghasilkan aroma fresh, serta corak yang menarik.
Terdapat sebagian guna tumbuhan yang lebih diutamakan dalam
penyusunan jalur hijau, ialah tumbuhan buat guna penyangga, guna
keselamatan, guna identitas. serta guna estetika.
Mutu udara yang kurang baik bisa pengaruhi kesehatan warga perihal
tersebut bisa memunculkan penyakit berbentuk kendala saluran pernafasan,
kendala organ dalam, kendala syaraf, gangguang reproduksi merendahkan
kecerdasan anak dan bisa memunculkan kematian (Devianti muziansyah
dkk, 2015). Sehingga dari itu perlu terdapatnya upaya buat kurangi kasus
pencemaran tersebut, dengan metode penuhi kebutuhan jalur hijau yang
mempunyai peranan selaku penyerap emisi gas buang kendaraan.
Keberadaan tanaman ialah salah satu pemecahan yang bisa menanggulangi
pencemaran udara disebabkan sifat alamiah tanaman yang bisa mengganti
gas CO sebagai Oksigen lewat proses yang dinamakan fotosintesis tidak
hanya berperan bagaikan pemecahan untuk menanggulangi pencemaran
udara tanaman bisa berperan selaku peneduh yang bisa memperbaiki iklim
mikro, bagaikan pengarah pandang serta membagikan nilai estetika
kawasan. Berikut ini merupakan tipe tanaman yang sanggup menyerap emisi
gas buang kendaraan berbentuk gas CO serta NO2 yaitu Tumbuhan
Laporan Akhir 36
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
BAB V
HASIL PENGAWASAN BANGUNAN TPS-3R
Laporan Akhir 37
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Akhir 38