Anda di halaman 1dari 9

NAMA: AULINA SAIRA

NIM: 048582705

Pada proses pengelolaan sampah terpadu, ada empat strategi yang dapat dilakukan.
Jelaskan!
JAWABAN SOAL NOMOR 1
Berikut ini akan menjelaskan secara detail strategi-strategi dalam pengelolaan sampah terpadu:
1. Pengurangan di Sumber
Pengurangan di sumber difokuskan pada upaya mengurangi volume dan atau toksisitas limbah
yang dihasilkan. Upaya pengurangan di sumber termasuk juga pada upaya beralih kepada produk
atau kemasan yang dapat digunakan kembali (reuse). Pengurangan di sumber pada dasarnya dapat
dipraktekkan oleh semua pihak. Masyarakat dapat berpartisipasi dengan mengurangi pembelian
atau menggunakan produk dengan lebih efisien. Sektor pemerintah juga dapat menjadi konsumen
yang lebih efisien, misalnya dengan mengevaluasi kembali penggunaan kertas yang berlebihan.
Sektor swasta juga dapat melakukan upaya pengurangan di sumber, misalnya dengan merancang
proses industri untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan. Pengurangan jumlah sampah
di sumber oleh sektor swasta atau industri membutukan proses yang sifatnya lingkaran tertutup.
Selanjutnya sektor swasta juga dapat menerapkan kebijakan untuk membeli barang yang tahan
lama, menggunakan material yang tidak beracun, dan meningkatkan efektivitas dari produk.
2. Daur Ulang dan Pengomposan
a. Daur ulang: Daur ulang adalah penggunaan sampah kembali setelah melalui suatu proses,
sebagai contoh limbah kertas yang dapat diolah menjadi kertas daur ulang. Menurut Vesilind dan
Rimer (1981), proses daur ulang membutuhkan rekayasa dalam bentuk berikut ini.
1) Pemisahan dan pengelompokan, yang bertujuan untuk mendapatkan limbah sejenis. Proses ini
dapat dilakukan secara manual maupun dengan mesin.
2) Pemurnian, yang bertujuan mendapatkan bahan semurni mungkin.
3) Pencampuran, yang bertujuan untuk mendapatkan bahan yang lebih bermanfaat.
4) Pengolahan, yang bertujuan untuk mendapatkan bahan yang lebih bermanfaat.
b. Pengomposan: pengomposan didefinisikan sebagai dekomposisi biologis dari sampah organic
yang dapat terurai di bawah kondisi yang terkontrol.

3. Pembakaram dan Transfer ke Energi


Pembakaran dan transfer energi merupakan elemen penting dalam pengelolaan sampah yerpadu
karena dengan strategi ini di samping dilakukan reduksi sampah, juga didapatkan energi. Menurut
Tchobanoglous (1993) transfer ke energi dapat didefinisikan sebagai konversi sampah menjadi
gas, cairan, dan konversi produk padat, dan bersamaan dengan proses tersebut juga dihasilkan
energi panas.
NAMA: AULINA SAIRA
NIM: 048582705

4. Landfill
Proses akhir dari rangkaian penanganan sampah yang biasa dijumpai di
Indonesia adalah dilaksanakan di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA). Proses yang
dilakukan di TPA pada umumnya adalah proses landfilling (pengurukan). Menurut Damanhuri dan
Padmi (2004) kebutuhan lahan akan TPA semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah
timbulan sampah. Pada sisi lain, kota-kota pada umumnya menghadapi masalah keterbatasan
lahan. Tingginya tingkat ketergantungan pada TPA pada sistem dan pola penanganan sampah yang
ada saat ini di Indonesia, sebetulnya dapat dikurangi dengan mengubah sistem dan pola
penanganan sampah dengan melihat solusi jangka panjang. Solusi yang diharapkan adalah
menerapkan strategi-strategi yang telah disebutkan sebelumnya, seperti pengurangan di sumber,
daur ulang dan pengomposan, dan pembakaran. Landfilling atau pengurukan adalah proses yang
mana sampah padat dan sisa sampah padat ditempatkan pada landfill.

2. Berilah contoh implementasi yang telah dilakukan oleh masyarakat atau program
kerja yang telah dilakukan oleh pemerintah (lokal/daerah/nasional) dengan tujuan
penerapan strategi pengelolaan sampah terpadu.
Urutkanlah contoh-contoh tersebut sesuai dengan hierarki strategi pengelolaan sampah
terpadu.
JAWABAN SOAL NOMOR 2
- Masyarakat memiliki peranan penting dalam pengelolaan sampah rumah tangga, karena pada
hakikatnya sampah dihasilkan oleh masyarakat itu sendiri. Salah satu yang dapat dilakukan
masyarakat untuk berperan serta mengelola sampah dan melestarikan lingkungan, adalah
meninggalkan pola lama dalam mengelola sampah domestik (rumah tangga) seperti membuang
sampah di sungai dan pembakaran sampah, dengan menerapkan prinsip 4R yakni, reduce
(mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (daur ulang) dan replace (mengganti) serta
melakukan pemisahan sampah organik dan sampah anorganik. Prinsip-prinsip Pengelolaan
Sampah reduce (mengurangi) mempunyai arti bahwa masyarakat bisa berusaha lebih sedikit dalam
memproduksi sampah, setiap berbelanja membawa plastik sendiri dari rumah, sehingga
mengurangi penggunaan plastik. Sedangkan reuse (menggunakan kembali suatu produk untuk
tujuan yang sama), yaitu memanfaatkan wadah-wadah bekas yang dapat dipakai seperti gallon,
botol-botol bekas atau kaleng-kaleng bekas, dan recycle (daur ulang) untuk menerapkan prinsip
mendaur ulang, diantaranya bisa dengan membuat kompos dari sampah organik, pot-pot dari
barang bekas plastik-plastik, ataupun kreatifitas yang lain sehingga sampah-sampah bisa didaur
ulang dan bisa dimanfaatkan kembali. Sementara replace (mengganti) mempunyai arti mengganti
bahanbahan yang tidak ramah lingkungan dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Misalnya,
tas kresek diganti dengan keranjang dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan (tas
kresek dan styrofoam) tidak terdegradasi secara alami
- Peengelolaan sampah terpadu di Kota Semarang dilaksanakan setelah diterbitkannya UU No 18
Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Program ini bertujuan untuk mengurangi timbulan
NAMA: AULINA SAIRA
NIM: 048582705

sampah dari lingkungan masyarakat dengan cara meningkatkan partisipasi masyarakat sehingga
volume sampah yang akan diangkut ke TPA Jatibarang bisa dikurangi dari tataran rumah tangga.
Untuk bisa melaksanakan kegiatan pengelolaan sampah terpadu di perlukan beberapa sarana
pendukung untuk mengelola sampah. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang
memberlakukan beberapa syarat tertentu untuk mendapatkan bantuan sarana pendukung tersebut.
Pelaksana pengelolaan sampah terpadu adalah masyarakat yang tergabung dalam Kelompok
Swadaya Mayarakat (KSM). Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang berperan sebagai
pembina KSM. Selain itu, Pemkot Semarang juga melibatkan aparat pemerintah di tingkat
kelurahan dan kecamatan. Pengelolaan sampah terpadu di Kota Semarang dilaksanakan dengan
menggunakan prinsip 3R (Reduce, Recycle, Reuse) dengan menggunakan berbagai sarana
pendukung yang dimiliki oleh para KSM. Sampah dipilah menjadi dua jenis, organik dan non
organik. Sampah organik diolah menjadi kompos sedangkan sampah non organik ada yang diolah
menjadi barang kerajinan dan ada pula yang langsung dijual.
- Di dalam Undang-undang No.18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah disebutkan bahwa
setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga
wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan. Untuk
mengantisipasi permasalahan sampah dan bahaya pencemaran lingkungan yang semakin parah
dikemudian hari, perlu dikembangkan pengelolaan sampah dengan konsep pengolahan sampah
secara terpadu berbasis 3R. Pengelolaan sampah terpadu dengan konsep 3R diharapkan dapat
memenuhi konsep pengelolaan sampah menuju zero waste. Konsep 3R yang berprinsip
mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah dapat mereduksi timbulan
sampah, sehingga dengan diterapkannya sistem pengelolan sampah terpadu berbasis 3R
diharapkan dapat menciptakan kondisi kebersihan, keindahan, dan kondisi kesehatan masyarakat,
yang akhirnya berpengaruh pada perkembangan fisik wilayah perencanaan.
1. Pewadahan. Pewadahan dilakukan warga dengan menggunakan ember bekas, keranjang plastik,
ban dan keranjang anyaman. Terdapat beberapa tempat sampah dengan kondisi jebol dan masih
tetap digunakan. Sebagian besar tempat sampah juga masih dalam keadaan dan tidak tertutup.
2. Pengumpulan. Pengumpulan sampah di wilayah perencanaan dilakukan oleh petugas
pengumpul yang berasal dari warga sekitar. Petugas pengumpul sampah mengumpulkan dengan
menggunakan becak sampah dan gerobak sampah dengan frekuensi 3-4 hari sekali. Dengan
timbulan sampah 18,50 m3 /hari (Analisa Penulis, 2016) menyebabkan sampah meluber.
3. Pemindahan dan TPS. TPS yang melayani wilayah perencanaan pada saat ini adalah TPS RW
10. TPS ini hanya memiliki 1 bangunan yaitu sebuah lahan dengan 2 kontainer yang berkapasitas
6 m3 dengan ritasi pengangkutan mencapai seminggu sekali yang juga menyebabkan penumpukan
sampah di TPS. Saat ini TPS belum dilengkapi dengan area pemilahan, gudang, dan alat pencacah
organik. Kondisi TPS RW 10 saat ini mudah dimasuki sarana pengumpul dan pengangkut sampah
sehingga tidak menghambat pekerjaan petugas sampah, hanya saja karena luasnya yang tidak
terlalu luas yaitu ±24 cm2 akan membuat petugas sampah saling menunggu apabila sampai di
lokasi TPS bersamaan.
NAMA: AULINA SAIRA
NIM: 048582705

4. Pengangkutan. Setelah sampah terkumpul di TPS dilakukan pengangkutan sampah ke TPA


Jatibarang Kota Semarang dengan menggunakna armroll truck. Ritasi pengangkutan sampah
mencapai seminggu sekali.
5. Aspek Kelembagaan. Wilayah perencanaan belum memiliki kelompok pengelola sampah
(KSM). Pengelolaan sampah masih dilakukan oleh RT/RW sehingga pelaksanaannya belum
optimal.
NAMA: AULINA SAIRA
NIM: 048582705

Apa yang dimaksud dengan transfer energi, dan bagaimana bentuk sistem transfer energi
yang dilakukan
JAWABAN SOAL NOMOR 3
Transfer le energi dapat didefinisikan sebagai konversi sampah menjadi gas, cairan, dan konversi
produk padat, dan bersamaan dengan proses tersebut juga dihasilkan energi panas. Bentuk sistem
transfer ke energi ada beberapa, di antaranya sebagai berikut:
a. Pyrolysis system, adalah sistem yang menggunakan sumber panas eksternal untuk
melakukan reaksi pirolisis endotermik dalam lingkungan tanpa oksigen.
b. Gasifikasi, adalah sistem yang menggunakan udara atau oksigen untuk melakukan
pembakaran parsial pada sampah padat.
c. Insinerator, adalah sistem penghancuran sampah dengan menggunakan panas. Menurut
Damanhuri dan Padmi (2004) insinerasi adalah metode pengolahan sampah dengan cara
membakar sampah pada suatu tungku panas. Panas yang dihasilkan dari proses insinerasi
juga dapat dimanfaatkan untuk mengonversi suatu materi menjadi materi lain dan energi,
yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik.

JAWABAN SOAL NOMOR 4


Transportasi dapat diartikan sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang dan
atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Besarnya pergerakan dapat diprediksi
dengan menggunakan metode regresi, baik regresi agregat maupun disagregat. Di wilayah KEK
Morotai telah memiliki infrastruktur transportasi sebagai berikut:
-Infrastruktur Transportasi Darat:
Kecamatan Morotai Selatan, misalnya, memiliki Terminal Penumpang Tipe B Daruba, Terminal
Barang Daruba. Selain itu, Telah memiliki Ruas Jalan Lingkar Morotai diantaranya jalan baru ruas
Sofi-Wayabula yang berperan menghubungkan transportasi darat jalan dari wilayah wayabula-
Sofi.
-Infrastruktur Transportasi Laut:
Pelabuhan Penyeberangan Lintas Antar Provinsi di Daruba, Pelabuhan Pengumpan Daruba, Pos
Angkatan Laut (Posal) Morotai, Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Daruba,. Selain itu, Telah
memiliki Pelabuhan Daruba. Sehingga transportasi laut dapat ditempuh daru kota ternate yakni
Pelabuhan ahmad yani yang dapat ditempuh dalam waktu satu malam menuju Pulau Morotai.
Selain itu, wisata maritim yang berada di sekitar Morotai Selatan yang banyak menggunakan
perahu nelayan serta minimnya fasilitas keamanan di dermaga dan transportasi yang laut yang
tersedia. Akses menuju pulau-pulau tersebut antara 60-90 menit dengan menggunakan perahu
speedboat yang kapasitasnya antara 6-12 orang. Sementara dermaga yang digunakan untuk naik
turun penumpang adalah dermaga yang dibangun sementara oleh masyarakat lokal. Disisi lain
pulau Morotai akan dibangun Waterfrontcity diharapkan dengan dibangunnya Waterfrontcity dapat
NAMA: AULINA SAIRA
NIM: 048582705

meningkatkan fasilitas transportasi laut, serta menunjang program Kementrian Pariwisata yang
menjadikan Pulau Morotai sebagai salah satu dari 10 destinasi wisata prioritas.
-Infrastruktur Udara:
Telah memiliki Bandara Pitu Moratai yang merupakan bandara peninggalan perang dunia ke II
saat ini sedang dikembangkan untuk menjadi bandara berskala internasional dengan target operasi
pada 2019 Bilamana telah dioperasikan, hanya dibutuhkan waktu 3-4 jam dicapai dari kota-kota
besar di ASEAN seperti Hongkong, Shanghai, Taipei, Darwin, Bali, Tokyo, Jakarta, Singapura dan
Seoul.
NAMA: AULINA SAIRA
NIM: 048582705

JAWABAN SOAL NOMOR 5


-Jaringan Transportasi Darat:
Data ini merupakan kondisi jalan Berstatus Jalan Kabupaten di Pulau Morotai mencakup jenis
jalan di semua ruas jalan Pulau Morotai dan panjang tiap kondisi jalan tersebut berdasarkan masing
masing Kondisi pada Ruas Jalan sesuai dengan SK Jalan yng digunakan yaitu SK Jalan Tahun
2016
NAMA: AULINA SAIRA
NIM: 048582705

-Jaringan Transportasi Laut:


rute pergerakan seaplane pada pergerakan Seaplane berdasarkan dermaga yang terkoneksi serta
memiliki tempat wisata yang menarik dikunjungi dari Daruba Waterfrontcity yaitu sebagai berikut
:
o Zum zum Jarak Rute Pulau zumzum yaitu 177,4 km dengan moda Seaplane.
o Dodola Jarak Rute Pulau Dodola 176,9 km dengan moda Seaplane.
o Galo – Galo Jarak Rute Pulau Galo galo 180,7 km dengan moda Seaplane .
o Kokoya Jarak Rute Pulau Kokoya 172,1 km dengan moda Seaplane.
o Kolorai Jarak Rute Pulau Kolorai 175 km dengan moda Seaplane.
o Metita Jetty Jarak Rute Pulau Metita 167,7 km dengan moda Seaplane.
NAMA: AULINA SAIRA
NIM: 048582705

-Jaringan Transportasi Udara:


Saat ini Morotai dapat diakses menggunakan pesawat dari Bandara Ternate ke Bandara Pitu
Morotai dalam waktu 45 menit sehingga setiap orang yang hendak ke Morotai harus berangkat
dari Ternate. Beberapa alternatif penerbangan yang dapat diambil diantaranya addalah:

o Jakarta (International Airport) >Ternate >(45 menit) Morotai


o Manado (International Airport) >Ternate >(45 menit) Morotai
o Surabaya (International Airport) >Ternate >(45 menit) Morotai
o Yogyakarta (International Airport) >Ternate >(45 menit) Morotai
o Denpasar (International Airport) >Ternate >(45 menit) Morotai
o Medan >Ternate>(45 menit) Morotai

Anda mungkin juga menyukai