Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KLIPING

KESEHATAN LINGKUNGAN












Oleh :
Hizkia Deschris Tanamal
0961050064




KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 21 JULI 4 OKTOBER 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
Kinerja Terukur (Output Based) Program Hibah Air Minum
Kategori Hibah Air Minum| : 26 September 2013 | 20:54 WIB
Share this article on Twitter | Facebook | Reddit | Digg


Hibah Air minum telah bergulir dan dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum,
Kementerian Keuangan dan Bappenas bekerjasama dengan AusAIDyang bertujuan untuk
mempercepat target MDGs di bidang peningkatan akses air minum yang layak pada tahun 2015.
Program hibah air minum dilaksanakan melalui penambahan jumlah sambungan SR (SR)
dengan penerapan output based - kinerja terukur. Output program hibah air minum adalah
terealisasinya peningkatan akses air minum perpipaan dengan prioritas diberikan pada
Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Evaluasi
Program hibah air minum ini sudah dilakukan sejak tahun 2013 dan akan diterapkan di
beberapa daerah lainnya, berkat program ini beberapa daerah termasuk daerah NAD (Aceh) yang
pertama kali merealisasikan program ini bisa tercukupi kebutuhan air minumnya. Mengingat
masih banyaknya daerah yang belum mendapatkan akses yang mudah untuk mendapatkan air
khususnya untuk air minum, usaha ini dapat dilaksanakan di daerah lainnya karena cukup efektif
membantu warga dalam peningkatan akses air minum. Selain itu program ini juga mengajak
masyarakat untuk turut berperan aktif dalam pembangunan dan pengerjaannya. Dengan adanya
kerjasama antara Kementrian Keuangan dan Bappenas dengan AusAID dalam pengadaan akses
air minum dibeberapa daerah seperti ini, diharapkan bisa meningkatkan mutu masyarakat dan
mensukseskan target MDGs dibidang peningkatan akses air minum yang layak pada tahun 2015.
Categorized | Artikel Lingkungan, Lingkungan Hidup, Pencemaran Lingkungan
Pembuangan dan Pengelolaan Sampah
Buangah sampah pada tempat seharusnya atau pada tempat sampah yang disediakan,
merupakan kalimat sederhana yan gsering kita baca dan dengar. Hal ini dapat memudahkan
pengelolaan sampah sehingga sampa tidak hanya bersifat dibuang atau ditumpuk tetapi juga
dapat didaur ulang. Terlebih lagi jika kita membuang sampah berdasarkan jenis sampahnya,
yaitu sampah organik, sampah kertas, sampah non daur ulang (misalnya baterai, streofoam, ata
sejenisnya), dan sampah daur ulang (kaleng, botol, dan plastik non almunium).
Prof. H.R. Sudrajat (dalam Mengelola Sampah Kota, 2003) menggambarkan potensi timbunan
sampah per hari di beberapa kota besar di Indonesia. Seiring dengan semakin meningkatnya
jumlah penduduk di suatu kota, kemungkinan timbunan sampah akan semakin meningkat per
harinya> dapatkah Anda bayangkan akibatnya? Akankah bumi kita dipenuhi oleh timbunan
sampah?
Volum sampah yang meningkat dan tidak segera di kelolah akan berdampak buruk terhadap
lingkungan dan kehidupan masyarakat. Tidak aa salahnya jika kita mulai membiasakan diri
untuk membuang sampah pada tempatnya dan juga memilah berdasarkan jenis sampah. Berikut
adalah hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi permasalahan sampah.
1. Membuang sampah pada tempatnya dimanapun kita berada, baik di rumah, sekolah, maupun
di lingkungan sekitar. Jika tempat sampah tidak ada, bersedia untuk menyimpan sejenak sampai
menemukan tempat sampah terdekat
2. Memilah sampah sesuai dengan kategorinya, misalnya sampah kering dan sampah basah
(sampah organik dan sampa anorganik), sampah yang bisa didaur ulang dan sampah yang tidak
bisa di daur ulang dan sebagainya.
3. Mengurangi pemakaian plastik atau pembelian barang berbahan plastik. Hal ini disebabkan
karena plastik sulit diurai dan terbuat dari minyak bumi. Selain itu, proses pembuatan plastik
menghasilkan polusi udara yang cukup tinggi . Dengan mengurangi oenggunaan plastik maka
kita daat menekan sampah plastik dan polusi udara yang dihasilkan.
Kata Kunci: dampak sampah terhadap bumi, kategori sampah, pegnertian sampah organik dan
anorganik, pembuangan dan pengelolaan sampah, pemilahan pembuangan sampah,
permasalahan sampah, sampah plastik
Kata Kunci Terkait:
artikel tentang sampah, artikel lingkungan hidup tentang sampah, artikel sampah, artikel pengolahan
sampah, artikel pengelolaan sampah, contoh artikel tentang sampah, artikel pembuangan dan
pengelolaan sampah, artikel tentang pengolahan sampah, Pembuangan dan Pengelolaan Sampah,
contoh artikel sampah
By sumbawa2 November 28, 2011 1 Comments
Pengolahan Sampah Rumah Tangga Oleh : Devi Dekawati
Dengan Metode 3R Sampah merupakan sisa benda atau barang manusia yang telah digunakan dan
merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari
masalah sampah, fakta menunjukkan bahwa potensi sampah terus meningkat seiring dengan pertambahan
jumlah penduduk. Pada umumnya, sebagian besar sampah yang dihasilkan di tempat pembuangan akhir
(TPA) merupakan sampah organik yang mudah terurai dan sampah anorganik. Sampah organik adalah
sampah yang terbentuk dari zat-zat organik dan dapat diuraikan.
Contoh sampah ini adalah daun,sisa sayuran dll. Sedangkan sampah Anorganik adalah sampah yang
berasal dari benda-benda yang tidak dapat diuraikan. Contohnya: Plastik, Kaleng, dlll.
Sampah bisa diolah dengan berbagai cara salah satunya dengan menerapkan prinsip 3R. Metode ini bisa
dilakukan dengan cara memilah sampah organik dan anorganik yaitu dengan cara membuat tempat
sampah khusus untuk sampah organik dan anorganik. Dengan memilah sampah organic dan anorganik
kita bisa mengolah sampah-sampah tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Apa itu 3R?
- Reduce berarti mengurangi sampah dengan mengurangi pemakaian barang atau benda yang
tidak terlalu kita butuhkan.
- Reuse sendiri berarti memanfaatkan kembali barang yang sudah tidak terpakai.
- Recycle adalah mendaur ulang barang. Kita bias mendaur ulang sampah organic dan anorganik
menjadi sesuatu yang bisa bermanfaat.
Manfaat sistem 3R Mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar tempat tinggal.
- Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat.
- Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA)
- Mengurangi kebutuhan Lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
- Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau, selokan macet,banjir, dll.
Penerapan Sistem 3R dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai barang sisa yang tidak
berguna, bukan sebagai sumberdaya yang perlu dimanfaatkan. Paradigma baru memandang sampah
sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan, misalnya untuk energi,
kompos, pupuk ataupun untuk bahan baku industri. Pengelolaan sampah dengan paradigma baru tersebut
dilakukan dengan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah. Masyarakat awam biasanya berpikir
bahwa sampah rumah tangga yang di hasilkan tidak akan bermanfaat bagi mereka. Sampah yang di
hasilkan tadi di biarkan menuju TPA (Tempat Pembuangan Akhir) tanpa menyadari bahwa sampah
tersebut bisa sangat berguna bagi pendapatan mereka.
Dengan 3R atau pengolahan pupuk kompos organik mereka bisa mengolah sampah rumah tangga tadi
menjadi usaha rumahan atau usaha kelompok masyarakat (UKM). Caranya yaitu dengan menerapkan
sistem pemilahan sampah organik dan anorganik dengan membuat tempat sampah yang khusus untuk
sampah organik dan anorganik pada setiap rumah warga. Dengan terlebih dahulu menyampaikan apa saja
jenis sampah organik dan anorganik rumah tangga.
Penerapan sistem 3R dalam rumah tangga tersebut bisa menjadi pola hidup peduli lingkungan dan di
terapkan pada setiap orang yaitu:
- Reduce: Mengurangi sampah dengan mengurangi pemakaian barang atau benda yang tidak
terlalu kita butuhkan, Misalnya : Kurangi pemakaian kantong plastic. Biasanya sampah rumah
tangga yang paling sering di jumpai adala sampah dari kantong plastic yang dipakai sekali lalu
dibuang. Padahal, plastic adalah sampah yang perlu ratusan tahun (200-300 tahun) untuk terurai
kembali. Karena itu, pakailah tas kain yang awet dan bisa dipakai berulang-ulang
- Reuse : Memakai dan memanfaatkan kembali barang-barang yang sudah tidak terpakai menjadi
sesuatu yang baru. Sampah rumah tangga yang bisa digunakan untuk dimanfaatkan seperti: koran
bekas, kardus bekas susu, kaleng susu, wadah sabun lulur, dsb. Barang-barang tersebut dapat
dimanfaatkan sebaik mungkin misalnya diolah menjadi tempat untuk menyimpan tusuk gigi atau
cottonbut. Selain itu barang-barang bekas tersebut dapat dimanfaatkan oleh anak-anak, misalnya
memanfaatkan buku tulis lama jika masih ada lembaran yang kosong bisa dipergunakan untuk
corat coret, buku-buku cerita lama dikumpulkan untuk perpustakaan mini di rumah untuk mereka
dan anak-anak sekitar rumah. Itu juga salah satu cara pemanfaatan sampah rumah tangga.
- Recycle: mendaur ulang kembali barang lama menjadi barang baru. sampah organic bisa di
manfaatkan sebagai pupuk dan sampah anorganik bisa di daur ulang menjadi sesuatu yang bisa di
gunakan kembali contohnya: mendaur ulang kertas yg tidak di gunakan menjadi kertas kembali,
botol plastic bisa di sulap menjadi tempak alat tulis, plastik detergen,susu, bisa di jadikan tas
cantik,dompet,dll.
Mengolah Sampah Organik dan Anorganik dengan Metode 3R
(Penulis : Mahasiswa universitas islam indonesia yogyakarta Jurusan teknik lingkungan).
Posted in: Opini
Evaluasi
Dengan menerapkan sistem 3R dalam pengelolaan sampah rumah tangga Bisa berdampak
positive bagi lingkungan. Bukan saja lingkungan rumah tangga tetapi bagi lingkungan sekitar. Apalagi
maraknya isu global warming yang sudah menjadi masalah dunia yang harus kita selsaikan bersama. Oleh
karena itu banyak sekali manfaat yang di hasilkan dari sistem 3R terhadap sampah rumah tangga. Karena
sampah tidak selalu akan menjadi barang sisa yang tidak bermanfaat bagi manusia Apabila kita mau
menjaga lingkungan sekitar.





Senin, 12 November 2012
Artikel Pencemaran Udara
PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN UPAYA MENGATASINYA.

A. PENGERTIAN PENCEMARAN
Berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alami, sehingga mutu kualitas
lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.
Masuknya bahan pencemar atau polutan kedalam lingkungan tertentuyang keberadaannya
mengganggu kestabilan lingkungan.
B. PERUBAHAN LINGKUNGAN
Faktor faktor Penyebab Perubahan Lingkungan.
1. Faktor Alam.
Faktor yang dapat menimbulkan kerusakan antara lain gunung meletus, gempa bumi,angin topan,
kemarau panjang, banjir, dan kebakaran hutan.
2. Faktor Manusia.
Kegiatan manusia yang menyebabkan perubahan lingkungan misalnya, membuang limbah (
limbah rumah tangga, industri, pertanian, dsb ) secara sembarangan, menebang hutan
sembarangan, dsb.

Suatu zat dapat disebut polutan apabila:
1. Jumlahnya melebihi jumlah normal.
2. Berada pada waktu yang tidak tepat.
3. Berada di tempat yang tidak tepat.
Sifat polutan adalah :
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi.
2. Merusak dalam waktu lama.
Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb
dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak.






PENCEMARAN UDARA
Berdasarkan Tempat terjadinya.
Pencemaran Udara, disebabkan oleh :


(1) CO2 - Karbon dioksida berasal dari pabrik, mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar fosil (
batubara, minyak bumi ), juga dari mobil, kapal, pesawat terbang, dan pembakaran kayu.
Meningkatnya kadar CO2 di udara jika tidak segera diubah menjadi oksigen akan mengakibatkan efek
rumah kaca.

(2) CO (Karbon Monoksida) - Proses pembakaran dimesin yang tidak sempurna, akan menghasilkan
gas CO. Jika mesin mobil dihidupkan di dalam garasi tertutup, orang yang ada digarasi dapat meninggal
akibat menghirup gas CO. Menghidupkan AC ketika tidur di dalam mobil dalam keadaan tertutup juga
berbahaya. Bocoran gas CO dari knalpot dapat masuk ke dalam mobil, sehingga bisa menyebabkan
kematian.

(3) CFC (Khloro Fluoro Karbon) - Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang karena tidak bereaksi,
tidak berbau, dan tidak berasa. CFC banyak digunakan untuk mengembangkan busa (busa kursi), untuk
AC (Freon), pendingin pada lemari es, dan hairspray. CFC akan menyebabkan lubang ozon di atmosfer.

(4) SO dan SO2 - Gas belerang oksida (SO,SO2) di udara dihasilkan oleh pembakaran fosil (minyak,
batubara). Gas tersebut dapat bereaksi dengan gas nitrogen oksida dan air hujan, yang menyebabkan air
hujan menjadi asam, yang disebut hujan asam.

Hujan asam mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati, produksi pertanian merosot, besi dan
logam mudah berkarat, bangunan-bangunan kuno, seperti candi menjadi cepat aus dan rusak, demikian
pula bangunan gedung dan jembatan.

(5) Asap Rokok - Asap rokok bisa menyebabkan batuk kronis, kanker paru-paru, mempengaruhi janin
dalam kandungan dan berbagai gangguan kesehatan lainnya.

Perokok dibedakan menjadi dua yaitu perokok aktif (mereka yang merokok) dan perokok pasif (orang
yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok). Perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif.
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara, antara lain :
Terganggunya kesehatan manusia, misalnya batuk, bronkhitis, emfisema, dan penyakit
pernapasan lainnya.
Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi pada logam, dan memudarnya warna cat.
Terganggunya pertumbuhan tanaman, misalnya menguningnya daun atau kerdilnya tanaman
akibat konsentrasi gas SO2 yang tinggi di udara.
Adanya peristiwa efek rumah kaca yang dapat menaikkan suhu udara secara global serta dapat
mengubah pola iklim bumi dan mencairkan es di kutub.
Terjadinya hujan asam yang disebabkan oleh pencemaran oksida nitrogen.
Diposkan oleh sulasri ardiyanti di 20.04

EVALUASI
Indonesia terkhususnya Jakarta merupakan satu dari lima besar Negara di Asia yang dinilai
memiliki kualitas udara yang tidak baik dikarenakan pencemaran atau polusi udara. Banyak hal sudah
dilakukan untuk mencegah terjadinya polusi udara diIndonesia, tetapi hal tersebut dinilai akan merugikan
beberapa pihak dikarenakan perusahaan-perusahaan di Indonesia terutama pabrik merupakan salah satu
sumber pemasukan terbesar dalam hal ekonomi, dan lapangan kerja yang dihasilkan juga cukup banyak
untuk menekan jumlah pengangguran di Indonesia, selain itu masyarakat yang menggunakan kendaraan
bermotor di Indonesia juga cukup banyak sehingga asap yang dihasilkan dari kendaraan bermotor juga
semakin banyak. Ditambah beberapa faktor lainnya. Yang bisa dilakukan pemerintah untuk
menanggulangi permasalahan pencemaran udara adalah dengan menambah lahan hijau untuk penyerapan
bahan-bahan polutan yang dihasilkan oleh faktor-faktor pencemaran udara tersebut. Jumlah dari lahan
hijau juga harus dibuat seimbang dengan udara polutan yang dihasilkan faktor-faktor diatas.







FOGGING MASAL DEMAM BERDARAH AEDES AEGYPTY
March 20, 2012 5:00 am / Leave a Comment

Kami (pest control jakarta)memberikan jasa untuk fogging massal RT/RW atau komplek perumahan di
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang. Dengan menggunakn peralatan yang sudah memenuhi standard dan
tenaga terampil. Bahan kimia yang kami gunakan terdaftar dan pencampuran yang sesuai dengan
takaran/aturan pakai.

REPUBLIKA.CO.ID, Demam berdarah tak mengenal musim. Sebab, banyak tempat yang memungkinkan
nyamuk berkembang biak. Telur serangga pembawa virus dengue ini tak perlu menunggu musim hujan
untuk berubah menjadi larva, jelas DR drh Upik Kesumawati Hadi MS. Telur nyamuk demam berdarah
terkenal bandel. Ia masih bisa hidup meski berbulan-bulan tidak terkena air. Begitu terkena air, telur
dapat segera menuntaskan siklus hidupnya yakni berubah menjadi larva, urai dokter hewan dari bagian
Parasitologi dan Entomologi Kesehatan, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.


Banyak tempat di rumah yang dapat menjadi tempat nyamuk bertelur atau beristirahat. Seperti apa lokasi
favorit nyamuk demam berdarah. Untuk bertelur, serangga yang aktif di siang hari itu memerlukan
genangan air bersih, ujar Upik. Sifatnya itu berbeda dengan nyamuk yang aktif di malam hari. Nyamuk
yang kerap mengganggu aktivitas istirahat keluarga di saat mentari sudah terbenam ini membutuhkan air
yang kotor untuk berkembang biak. Biasanya di selokan, ungkap Upik.

Nyamuk juga kerap mengincar bak mandi, kloset yang lama tidak terpakai, tangki air, penampung tetesan
air dispenser, dan penampung air buangan kulkas sebagai tempat untuk bertelur. Khusus untuk bak
mandi, pastikan Anda menyikatnya secara rutin. Ketika tampak bintik hitam, sikat dengan benar sebab
telur nyamuk menempel kuat di dinding bak mandi dan masih bisa hidup kendati baknya dikeringkan.
Ada hal kecil lain yang bisa Anda lakukan untuk menghalau nyamuk demam berdarah. Dengan
membalikkan gayung setelah dipakai, contohnya. Lalu, tutup kloset jika rumah akan ditinggal kosong
selama sepekan lebih. Nyamuk juga menyukai bau keringat manusia. Itu sebabnya mereka kerap ditemui
berkerumun di pakaian bekas pakai yang tergantung. Jangan gantung baju dalam waktu lama agar tidak
menjadi tempat istirahat nyamuk, katanya mengingatkan.

Demam berdarah menunjukkan gejala yang umumnya berbeda-beda tergantung usia pasien. Gejala yang
umum terjadi pada bayi dan anak-anak adalah demam dan munculnya bintik merah pada kulit. Sedangkan
pada pasien usia remaja dan dewasa, gejala yang tampak adalah demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri
di belakang mata, nyeri pada sendi dan tulang, mual dan muntah, serta munculnya bintik merah pada
kulit. Penurunan jumlah sel darah putih dan penurunan keping darah atau trombosit juga seringkali dapat
diobservasi pada pasien demam berdarah. Adanya kerusakan pembuluh darah, pembuluh limfa,
pendarahan di bawah kulit yang membuat munculnya memar kebiruan, trombositopenia dan peningkatan
jumlah sel darah merah juga sering ditemukan pada pasien DBD.

Hingga kini, belum ada vaksin atau obat antivirus bagi penyakit ini. Tindakan paling efektif untuk
menekan epidemi demam berdarah adalah dengan mengontrol keberadaan dan sedapat mungkin
menghindari vektor nyamuk pembawa virus dengue. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu:

Lingkungan
Pencegahan demam berdarah dapat dilakukan dengan mengendalikan vektor nyamuk, antara lain dengan
menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali menutup dengan rapat tempat
penampungan air, mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah, dan
perbaikan desain rumah, atau dikenal dengan 3M.

Biologis
Secara biologis, vektor nyamuk pembawa virus dengue dapat dikontrol dengan cara melepaskan ikan
pemakan jentik pada genangan air, empang.

Kimiawi
Pengasapan (fogging) dapat membunuh nyamuk dewasa, sedangkan pemberian bubuk larvasida pada
tempat-tempat penampungan air dapat membunuh jentik-jentik nyamuk. Untuk fogging perlu
memperhatikan waktu pelaksanaan dengan memperhatikan saat serangga vektor aktif.

Laporkan segera kepada pengurus Rt/Rw jika terdapat warga yang terkena demam berdarah untuk
mengkoordinasi program pengendalian. Konsultasikan dengan tenaga kesehatan atau tenaga profesional
pest control jakarta untuk program pengendaliannya.

Sumber Artikel: Republika.co.id & http://id.wikipedia.org/wiki/Demam_berdarah

Evaluasi
Seperti yang kita tahu bahwa program fogging telah berjalan sejak lama dan telah dilaksanakan
disemua daerah di Indoneisa untuk menekan angka kesakitan pasien demam berdarah dengue. Program
ini juga telah dinilai berhasil karena angka pasien yang mengidap DBD dapat ditekan dan berkurang,
selain itu program ini juga didukung dan dievaluasi dengan program PSN Pemberantasan Sarang
Nyamuk yang dilakukan setiap hari jumat di setiap RW.

Higiene dan Sanitasi Makanan
Posted on Desember 27, 2008 by Prabu
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan
pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut WHO, yang dimaksud makanan
adalah : Food include all substances, whether in a natural state or in a manufactured or preparedform,
wich are part of human diet. Batasan makanan tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-
substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan.
Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut layak untuk
dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :
1. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki
2. Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.
3. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh enzym,
aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan karena tekanan,
pemasakan dan pengeringan.
4. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh
makanan (food borne illness).
Higiene dan Sanitasi
Pengertian higiene menurut Depkes adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan
melindungi kebersihan individu subyeknya. Misalnya mencuci tangan untuk melindungi
kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan
yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.
Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan
tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu
atau memasak kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan,
penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk
dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin
keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan
yang akan merugikan pembeli. mengurangi kerusakan / pemborosan makanan. Dalam pengelolaan
makanan ada 6 prinsip yang harus di perhatikan yaitu:
Keadaan bahan makanan
Semua jenis bahan makanan perlu mendapat perhatian secara fisik serta kesegarannya terjamin, terutama
bahan-bahan makanan yang mudah membusuk atau rusak seperti daging, ikan, susu, telor, makanan
dalam kaleng, buah, dsb. Bahan makanan yang baik kadang kala tidak mudah kita temui, karena jaringan
perjalanan makanan yang begirtu panjangdan melalui jarngan perdagangan yang begitu luas. Salah satu
upaya mendapatkan bahan makanan yang baika dalah menghindari penggunaan bahan makanan yang
berasal dari sumber tidak jelas (liar) karena kurang dapat dipertanggung jawabkan secara kualitasnya.
Cara penyimpanan bahan makanan
Tidak semua bahan makanan yang tersedia langsung dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan makanan yang
tidak segera diolah terutama untuk katering dan penyelenggaraan makanan RS perlu penyimpanan yang
baik, mengingat sifat bahan makanan yang berbeda-beda dan dapat membusuk, sehingga kualitasnya
dapat terjaga. Cara penyimpanan yang memenuhi syarat hgiene sanitasi makanan adalah sebagai berikut:
- Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang bersih dan memenuhi syarat
- Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil, tidak memberi kesempatan
serangga atau tikus untuk bersarang, terhindar dari lalat/tikus dan untuk produk yang mudah busuk
atau rusak agar disimpan pada suhu yang dingin.
Proses pengolahan
Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian Yaitu:
1. Tempat pengolahan makanan
Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan diolah, tempat pengolahan ini
sering disebut dapur. Dapur mempunyai peranan yang penting dalam proses pengolahan
makanan, karena itu kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya harus selalu terjaga dan
diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi persyaratan sanitasi.
2. Tenaga pengolah makanan / Penjamah Makanan
Penjamah makanan menurut Depkes RI (2006) adalah orang yang secara langsung berhubungan
dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan
pengangkutan sampai penyajian. Dalam proses pengolahan makanan, peran dari penjamah
makanan sangatlah besar peranannya. Penjamah makanan ini mempunyai peluang untuk
menularkan penyakit. Banyak infeksi yang ditularkan melalui penjamah makanan, antara lain
Staphylococcus aureus ditularkan melalui hidung dan tenggorokan, kuman Clostridium
perfringens, Streptococcus, Salmonella dapat ditularkan melalui kulit. Oleh sebab itu penjamah
makanan harus selalu dalam keadan sehat dan terampil.
3. Cara pengolahan makanan
Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-kerusakan makanan sebagai akibat
cara pengolahan yang salah dan mengikui kaidah atau prinsip-prinsip higiene dan sanitasi yang baik
atau disebut GMP (good manufacturing practice).
Cara pengangkutan makanan yang telah masak
Pengangkutan makan dari tempat pengolahan ke tempat penyajian atau penyimpanan perlu mendapat
perhatian agar tidak terjadi kontaminasi baik dari serangga, debu maupun bakteri. Wadah yang
dipergunakan harus utuh, kuat dan tidak berkarat atau bocor. Pengangkutan untuk waktu yang lama harus
diatur shunya dalam keadaan panas 60 C atau tetap dingi 4 C.
Cara penyimpanan makanan masak
Penyimpanan makanan masak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tempat penyimpanan makanan pada
suhu biasa dan tempat penyimpanan pada suhu dingin. Makanan yang mudah membusuk sebaiknya
disimpan pada suhu dingin yaitu < 4
0
C. Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam, disimpan dalam
suhu -5 s/d -1
0
C.
Cara penyajian makanan masak
Saat penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan tersebut terhindar dari
pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi baik dan bersih, petugas yang menyajikan harus
sopan serta senantiasa menjaga kesehatan dan kebersihan pakaiannya.
EVALUASI
Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan
tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu
atau memasak kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan,
penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk
dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin
keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan
yang akan merugikan pembeli. mengurangi kerusakan / pemborosan makanan







Artikel : Apakah Standar Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan Pasar yang
dimiliki Pemkab Tanbu memenuhi atau tidak ?
Selasa, 07 May 2013 03:50 Admin Web

Share
Pasar adalah suatu tempat bertemunya penjual dengan pembeli, dimana penjual dapat
memperagakan barang dagangannya dan membayar restribusi. Pasar merupakan salah satu tempat umum
yang sering dikunjungi oleh masyarakat, sehingga memungkinkan terjadinya penularan penyakit baik
secara langsung maupun tidak langsung melalui perantaraan vektor seperti lalat .
Sanitasi pasar adalah usaha pengendalian melalui kegiatan pengawasan dan pemeriksaan terhadap
pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh pasar yang erat hubunganya dengan timbul atau merebaknya
suatu penyakit. Sedangkan pengertian Pasar sehat , merupakan tempat dimana semua pihak-pihak
terkait bekerjasama untuk menyediakan pangan yang aman, bergizi dan lingkungan yang memenuhi
persyaratan kesehatan.
Oleh karena itu, pasar harus memenuhi persyaratan kesehatan baik dari segi sanitasi maupun dari
konstruksi. Adapun persyaratan kesehatan pasar mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat, sebagai
berikut :
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Pasar
A. Lokasi
Lokasi sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang setempat (RUTR)
Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti: bantaran sungai, aliran lahar, rawan
longsor, banjir dsb
Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan atau daerah jalur pendaratan penerbangan termasuk
sempadan jalan
Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir sampah atau bekas lokasi
pertambangan
Mempunyai batas wilayah yg jelas, antara pasar dan lingkungannya
B. Bangunan
Secara Umum : Bangunan dan rancang bangun harus dibuat sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Sedangkan syarat pada Penataan Ruang dagang, antara lain :
pembagian area sesuai dengan jenis komoditi, sesuai dengan sifat dan klasifikasinya seperti :
basah, kering, penjualan unggas hidup, pemotongan unggas
pembagian zoning diberi indentitas yg jelas
tempat penjualan daging, karkas unggas, ikan ditempatkan di tempat khusus
setiap los (area berdasarkan zoning) memiliki lorong yg lebarnya minimal 1,5 meter
setiap los/kios memiliki papan identitas yaitu nomor, nama pemilik dan mudah dilihat
jarak tempat penampungan dan pemotongan unggas dengan bangunan pasar utama minimal 10 m
atau dibatasi tembok pembatas dengan ketinggian minimal 1,5 m
khusus untuk jenis pestisida, bahan berbahaya dan beracun (B3) dan bahan berbahaya lainnya
ditempatkan terpisah dan tidak berdampingan dengan zona makanan dan bahan pangan
Ruang Kantor Pengelola
Ruang kantor memiliki venilasi minimal 20 % dari luas lantai
Tingkat pencahayaan ruangan minimal 200 lux
Tersedia ruangan kantor pengelola dengan tinggi langit2 dari lantai sesuai ketentuan yang berlaku
Tersedia toilet terpisah bagi laki2 dan perempuan
Tersedia tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir
Tempat Penjualan Bahan Pangan dan Makanan
a. Tempat penjualan bahan pangan basah
mempunyai meja tempat penjualan dengan permukaan yang rata dengan kemiringan yg cukup
shg tidak menimbulkan genangan air dan tersedia lubang pembuangan air, setiap sisi memiliki
sekat pembatas dan mudah dibersihkan dg tinggi minimal 60 cm dari lantai dan terbuat dari bhn
tahan karat dan bukan dari kayu
penyajian karkas daging harus digantung
alas pemotong (telenan) tidak terbuat dari bahan kayu, tidak mengandung bahan beracun, kedap
air dan mudah dibersihkan
pisau untuk memotong bahan mentah harus berbeda dan tidak berkarat
tersedia tempat penyimpanan bahan pangan, seperti : ikan dan daging menggunakan rantai dingin
(cold chain) atau bersuhu rendah (4-10 C)
tersedia tempat untuk pencucian bahan pangan dan peralatan
tersedia tempat cuci tangan yg dilengkapi dg sabun dan air yg mengalir
saluran pembuangan limbah tertutup, dg kemiringan sesuai ketentuan yg berlaku sehingga
memudahkan aliran limbah serta tidak melewati area penjualan
tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air, tertutup dan mudah diangkat
tempat penjualan bebas vektor penular penyakit dan tempat perindukannya, seperti : lalat, kecoa,
tikus, nyamuk
b. Tempat penjualan bahan pangan kering
1. mempunyai meja tempat penjualan dengan permukaan yg rata dan mudah dibersihkan, dengan
tinggi minimal 60 cm dari lantai
2. meja tempat penjualan terbuat dari bahan yg tahan karat dan bukan dari kayu
3. tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air, tertutup dan mudah diangkat
4. tersedia tempat cuci tangan yg dilengkapi dg sabun dan air yg mengalir
5. tempat penjualan bebas binatang penular penyakit (vektor) dan tempat perindukannya (tempat
berkembang biak) seperti : lalat, kecoa, tikus, nyamuk
c. Tempat Penjualan Makanan Jadi/Siap Saji
1. tempat penyajian makanan tertutup dengan permukaan yg rata dan mudah dibersihkan, dengan
tinggi minimal 60 cm dari lantai dan terbuat bahan yg tahan karat dan bukan dari kayu
2. tersedia tempat cuci tangan yg dilengkapi dg sabun dan air yg mengalir
3. tersedia tempat cuci peralatan dari bahan yg kuat, aman, tidak mudah berkarat dan mudah
dibersihkan
4. saluran pembuangan air limbah dari tempat pencucian harus tertutup dengan kemiringan yg
cukup
5. tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air, tertutup dan mudah diangkat
6. tempat penjualan bebas vektor penular penyakit dan tempat perindukannya, seperti : lalat, kecoa,
tikus, nyamuk
7. pisau yg digunakan untuk memotong bahan makanan basah/matang tidak boleh digunakan untuk
makanan kering/mentah
Area Parkir
Adanya pemisah yg jelas pada batas wilayah pasar
Adanya parkir yg terpisah berdasarkan jenis alat angkut, seperti : mobil, motor, sepeda,
andong/delman dan becak
Tersedia area parkir khusus untuk pengangkut hewan hidup dan hewan mati
Tersedia area bongkar muat khusus yg terpisah dari tempat parkir pengunjung
Tidak ada genangan air
Tersedia tempat sampah yg terpisah antara sampah kering dan basah dalam jumlah yg cukup,
minimal setiap radius 10 m
Ada tanda masuk dan keluar kendaraan secara jelas, yg berbeda antara jalur masuk dan keluar
Adanya tanaman penghijauan
Adanya area resapan air di pelataran parkir
Konstruksi
a. Atap
1. atap harus kuat, tidak bocor dan tidak menjadi tempat berkembangbiaknya binatang penular
penyakit
2. kemiringan atap harus sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan terjadinya genangan air
pada atap dan langit2
3. ketinggian atap sesuai ketentuan yang berlaku
4. atap yg mempunyai ketinggian 10 m atau lebih harus dilengkapi dengan penangkal petir
b. Dinding
1. permukaan dinding harus bersih, tidak lembab dan berwarna terang
2. permukaan dinding yg selalu terkena percikan air harus terbuat dari bahan yg kuat dan kedap air
3. pertemuan lantai dengan dinding, serta pertemuan dua dindinglainnya harus berbentuk lengkung
(conus)
c. Lantai
1. lantai terbuat dari bahan yg kedap air, permukaan rata, tidak licin, tidak retak dan mudah
dibersihkan
2. lantai yg selalu terkena air, misalnya kamar mandi, tempat cuci dan sejenisnya harus mempunyai
kemiringan ke arah saluran dan pembuangan air sesuai ketentuan yg berlaku sehingga tidak
terjadi genangan air
Tangga
a. Tinggi, lebar dan kemiringan anak tangga sesuai dengan ketentuan yang berlaku
b. Ada pegangan tangan di kanan dan kiri tangga
c. Terbuat dari bahan yg kuat dan tidak licin
d. Memiliki pencahayaan minimal 100 lux
Ventilasi
Ventilasi harus memenuhi syarat minimal 20 % dari luas lantai dan saling berhadapan (cross ventilation)

Pencahayaan
Intensitas pencahayaan setiap ruangan harus cukup untuk melakukan pekerjaan pengelolaan
bahan makanan secara efektif dan kegiatan pembersihan makanan.
Pencahayaan cukup terang dan dapat melihat barang dagangan dengan jelas minimal 100 lux
Pintu
Khusus untuk pintu los penjualan daging, ikan dan bahan makanan yang berbau tajam agar menggunakan
pintu yg dapat membuka dan menutup sendiri (self closed) atau tirai plastik untuk menghalangi binatang
penular penyakit (vektor) seperti lalat atau serangga lain masuk
C. Sanitasi
Air Bersih
Tersedia air bersih dengan jumlah yg cukup setiap hari secara berkesinambungan, minimal 40
liter per pedagang
Kualitas air bersih yg tersedia memenuhi persyaratan
Tersedia tendon air yang menjaminn kesinambungan ketersediaan air dan dilengkapi dengan kran
yg tidak bocor
Jarak sumber air bersih dengan pembuangan limbah minimal 10 m
Kualitas air bersih diperiksa setiap enam (6) bulan sekali
Kamar Mandi dan Toilet
1. Harus tersedia toilet laki2 dan perempuan yg terpisah dilengkapi dengan tanda/simbol yg jelas
dengan proporsi sbb : Setiap penambahan 40-100 orang harus ditambah satu kamar mandi dan
satu toilet
2. Didalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam jumlah yg cukup dan bebas jentik
3. Didalam toilet harus tersedia jamban leher angsa, peturasan dan bak air
4. Tersedia tempat cuci tangan dengan jumlah yg cukup yg dilengkapi dengan sabun dan air yg
mengalir
5. Air limbah dibuang ke septic tank (multi chamber), riol atau lubang peresapan yg tidak
mencemari air tanah dg jarak 10 m dari sumber air bersih
6. Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dg kemiringan sesuai ketentuan yg
berlaku sehingga tidak terjadi genangan
7. Letak toilet terpisah minimal 10 meter dengan tempat penjualan makanan dan bahan pangan
8. Luas ventilasi minimal 20 % dari luas lantai dan pencahayaan 100 lux
9. Tersedia tempat sampah yg cukup
Pengelolaan Sampah
Setiap kios/los/lorong terseia tempat sampah basah dan kering
Terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, kuat, tertutup, dan mudah dibersihkan
Tersedia alat angkut sampah yg kuat, mudah dibersihkan dan mudah dipindahkan
Tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS), kedap air, kuat, kedap air atau kontainer,
mudah dibersihkan dan mudah dijangkau petugas pengangkut sampah
TPS tidak menjadi tempat perindukan binatang (vektor) penular penyakit
Lokasi TPS tidak berada di jalur utama pasar dan berjarak minimal 10 m dari bangunan pasar
Sampah diangkut minimal 1 x 24 jam
Drainase
a. Selokan/drainase sekitar pasar tertutup dengan kisi yg terbuat dari logam sehingga mudah
dibersihkan
b. Limbah cair yg berasal dari setiap kios disalurkan ke instalasi pengolahan air limbah (IPAL),
sebelum akhirnya dibuang ke saluran pembuangan umum
c. Kualitas limbah outlet harus memenuhi baku mutu sebagaimana diatur dalam Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup nomor 112 tahun 2003 tentang kualitas air limbah
d. Saluran drainase memiliki kemiringan sesuai dg ketentuan yg berlaku sehingga mencegah
genangan air
e. Tidak ada bangunan los/kios diatas saluran drainase
f. Dilakukan pengujian koalitas air limbah cair secara berkala setiap 6 bulan sekali
Tempat cuci tangan
a. Fasilitas cuci tangan ditempatkan di lokasi yg mudah dijangkau
b. Fasilitas cuci tangan dilengakpi dengan sabun dan air yg mengalir dan limbahnya dialirkan
ke saluran pembuangan yg tertutup
Binatang penular penyakit (vektor)
a. Pada los makanan siap saji dan bahan pangan harus bebas dari lalat, kecoa dan tikus
b. Pada area pasar angka kepadatan tikus harus nol
c. Angka kepadatan kecoa maksimal 2 ekor per plate di titik pengukuran sesuai dengan area
pasar
d. Angka kepadatan lalat di tempat sampah dan drainase maksimal 30 per gril net
e. Container Index (CI) jentik nyamuk aedes aegypty tidak melebihi 5 %
Kualitas Makanan dan Bahan Pangan
Tidak basi
Tidak mengandung bahan berbahaya seperti pengawet borax, formalin, pewarna textil yg
berbahaya sesuai dengan peraturan yg berlaku
Tidak mengandung residu pestisida diatas ambang batas
Kualitas makanan siap saji sesuai dengan Kepmenkes nomor 942 tahu 2003 tentang makanan
jajanan
Makanan dalam kemasan tertutup disimpan dalm suhu rendah (4-10C), tidak kadaluwarsa dan
berlabel jelas
Ikan, daging dan olahannya disimpan dalam suhu 0 s/d 4C; sayur, buah dan minuman disimpan
dalam suhu 10 C; telur, susu dan olahannya disimpan dalam suhu 5-7 C
Penyimpanan bahan makanan harus ada jarak dg lantai, dinding dan langit-langit : jarak dg lantai
15 cm, dg dinding 5 cm, dg langit2 60 cm
Kebersihan peralatan makanan ditentukan angka total kuman nol maksimal 100 kuman per cm3
permukaan dan kuman esdhericiacoli adalah nol
Desinfeksi Pasar
1. Desinfeksi pasar harus dilakukan secara menyeluruh 1 hari dalam sebulan
2. Bahan desinfektan yg digunakan tidak mencemari lingkungan
EVALUASI
Pasar harus memenuhi persyaratan kesehatan baik dari segi sanitasi maupun dari konstruksi.
Adapun persyaratan kesehatan pasar mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat. Apabila semua
aspek dari persyaratan pasar telah di penuhi, maka pasar yang sehat pun dapat terpenuhi.















KUALITAS DAN KUANTITAS AIR BERSIH UNTUK PEMENUHAN
KEBUTUHAN MANUSIA
18 01 2010
RICA DENIS (E2A009016)
ABSTRAK
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu
kegiatan atau keperluan tertentu. Sedangkan kuantitas menyangkut jumlah air yang dibutuhkan
manusia dalam kegiatan tertentu. Air adalah materi esensial didalam kehidupan, tidak ada
satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Sebagian besar tubuh manusia
itu sendiri terdiri dari air. Tubuh manusia rata-rata mengandung air sebanyak 90 % dari berat
badannya. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60%, berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak
sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80% . Air bersih dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan
manusia untuk melakukan segala kegiatan mereka. Sehingga perlu diketahui bagaimana air
dikatakan bersih dari segi kualitas dan bisa digunakan dalam jumlah yang memadai dalam
kegiatan sehari-hari manusia. Ditinjau dari segi kualitas, ada bebarapa persyaratan yang harus
dipenuhi, di antaranya kualitas fisik yang terdiri atas bau, warna dan rasa, kulitas kimia yang
terdiri atas pH, kesadahan, dan sebagainya serta kualitas biologi diman air terbebas dari
mikroorganisme penyebab penyakit. Agar kelangsungan hidup manusia dapat berjalan lancar, air
bersih juga harus tersedia dalam jumlah yang memadai sesuai dengan aktifitas manusia pada
tempat tertentu dan kurun waktu tertentu.
Kata Kunci : Kualitas, Air, Manusia
Air sebagai materi esensial dalam kehidupan tampak dari kebutuhan terhadap air untuk
keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga ternyata berbeda-beda di setiap tempat, setiap
tingkatan kehidupan atau setiap bangsa dan negara. Semakin tinggi taraf kehidupan seseorang
semakin meningkat pula kebutuhan manusia akan air. Jumlahpenduduk dunia setiap hari
bertambah, sehingga mengakibatkan jumlah kebutuhan air (Suriawiria,1996: 3).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat pengertian
mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya
memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan dapatdiminum apabila dimasak.
Bagi manusia kebutuhan akan air sangat mutlak karena sebenarnya zat pembentuk tubuh
manusia sebagian besar terdiri dari air yang jumlahnya sekitar 73% dari bagian tubuh. Air di
dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pengangkut dan pelarut bahan-bahan makanan yang
penting bagi tubuh. Sehingga untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia berupaya
mendapatkan air yang cukup bagi dirinya (Suharyono, 1996). Dalam menjalankan fungsi
kehidupan sehari-hari manusia amat tergantung pada air, karena air dipergunakan pula untuk
mencuci, membersihkan peralatan, mandi, dan lain sebagainya. Manfaat lain dari air berupa
pembangkit tenaga, irigasi, alat transportasi, dan lain sebagainya yang sejenis dengan ini.
Semakin maju tingkat kebudayaan masyarakat maka penggunaan air makin meningkat.
Kebutuhan air yang paling utama bagi manusia adalah air minum. Menurut ilmu kesehatan
setiap orang memerlukan air minum hidup 2-3 minggu tanpa makan tetapi hanya dapat bertahan
2-3 hari tanpa air minum (Suripin, 2002).
Air merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan vital bagi mahluk hidup diantaranya
sebagai air minum atau keperluan rumah tangga lainnya. Air yang digunakan harus bebas dari
kuman penyakit dan tidak mengandung bahan beracun. Sumber air minum yang memenuhi
syarat sebagai air baku air minum jumlahnya makin lama makin berkurang sebagai akibat ulah
manusia sendiri baik sengaja maupun tidak disengaja.
Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat mengambil air dari dalam tanah, air
permukaan, atau langsung dari air hujan. Dari ke tiga sumber air tersebut, air tanah yang paling
banyak digunakan karena air tanah memiliki beberapa kelebihan di banding sumber-sumber
lainnya antara lain karena kualitas airnya yang lebih baik serta pengaruh akibat pencemaran yang
relatif kecil.
Akan tetapi air yang dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan, karena sering
ditemui air tersebut mengandung bibit ataupun zat-zat tertentu yang dapat menimbulkan penyakit
yang justru membahayakan kelangsungan hidup manusia.
Berdasarkan masalah di atas, maka perlu diketahui kualitas air yang bisa digunakan untuk
kebutuhan manusia tanpa menyebabkan akibat buruk dari penggunaan air tersebut. Kebutuhan
air bagi manusia harus terpenuhi baik secara kualitas maupun kuantitasnya agar manusia mampu
hidup dan menjalankan segala kegiatan dalam kehidupannya.
Ditinjau Dari Segi Kualitas (Mutu) Air Secara langsung atau tidak langsung pencemaran akan
berpengaruh terhadap kualitas air. Sesuai dengan dasar pertimbangan penetapan kualitas air
minum, usaha pengelolaan terhadap air yang digunakan oleh manusia sebagai air minum
berpedoman pada standar kualitas air terutama dalam penilaian terhadap produk air minum yang
dihasilkannya, maupun dalam merencanakan
sistem dan proses yang akan dilakukan terhadap sumber daya air (Razif, 2001:4).
EVALUASI
Masalah air bersih merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusiaa. Dimana
setiap hari kita membutuhkan air bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan sebagainya.
Penggunaan air yang bersih untuk kegiatan sehari-hari tentunya membuat manusia terhindar dari
penyakit. Sebagia besar tubuh manusia terdiri atas air, yang berfungsi sebagai pelarut dan peyusun
segala system tubuh manusia. Agar air yang digunakan untuk kegiatan manusia tidak berdampak
negative bagi manusia, maka perlu diketahui persyaratan air bersih. Kualitas air bersih dapat
ditinjau dari segi fisik, kimia dan biologis. Kualitas fisik ditinjau bau, rasa, dan warna. Kualitas kimia
dapat diteliti melalui pengamatan tentang kesadahan, pH, kandungan ion dan sebagainya.
Sedangkan ada aatu tidaknya mikroorganisme penyebab penyakit pada air merupakan syarat
biologi air bersih. Selain dari segi kualitas, jumlah air juga harus memadai dalam rangka
pemenuhan kebutuhan manusia. Air digunakan manusia untuk mandi, minum, mencuci, pertanan,
perikanan dan lain sebagainya. Masing-masing kegiatan tersebut memerlukan jumlah air yang
beragam. Sumber air yang ada di permukaan bumi dapat diolah menjadi air minum dengan
berbagai teknik yang telah berkembang, sehingga kebutukhan air minum yang memenuhi
persyaratan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dapat terpenuhi bagiu seluruh lapisan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai