Anda di halaman 1dari 20

Laporan Hasil Penelitian

Upaya Pemerintah Desa Dalam Mempertahankan lahan Produktif Pertanian


Di Desa Plumbungan Sukodono Sidoarjo

Dosen pengampu:
Dr. Hj. Ries Dyah Fitriyah, M.Si.

Disusun oleh:
Afifah dhiya Ulhaq (B52219047)
Hanna Nur’Arifah (B52219048)
Putri Diana Ningsih (B52219051)
Fikarul Mujtahida (B72219061)
Moch. Bahrul Arif (B92219108)
Rindy Sulu Setyowati (B92219125)

Program Studi Pengembangan


masyarakat Islam
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universita Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
karunianya lah kami dapat menyelesaikan tugas ini. Sholat serta salam semoga
senantiasa tercurah limpahkan kepada Baginda kita Nabi Muhmmad SAW. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Sosiologi Pedesaan
Ibu Dr. Hj. Ries Dyah Fitriyah, M.Si yang telah membimbing kami dalam
menyelasaikan tugas ini. Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu.
Penyusunan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah pendidikan
kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini dibuat agar kita maupun pembaca makalah
ini dapat lebih mengetahui serta memahamai memgenai apa saja dampak dari alih lahan
pertanian, dan apa saja upaya yang dapat dilakukan dalam perlindungan lahan
produktif pertanian.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, maupun
dapat pula digunakan sebagai bahan belajar dan sebagai prasarana penunjang
tercapainya pemahaman yang baik mengenai demokrasi. Kami juga menyadari bahwa
makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik serta saran positif yang membangun, agar makalah ini
menjadi lebih baik dan berdaya guna dimasa yang akan datang.

Surabaya, 24 Maret 2020

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Kondisi Ideal membaca teori, riset terdahulu ...................................................... 1
C. Analisis Ilmiah Mengangkat Isu ............................................................................ 2
D. Rumusan Masalah .................................................................................................. 3
E. Pembahasan Rumusan Masalah ............................................................................ 4
F. Tujuan Masalah ...................................................................................................... 8
G. Kajian Pustaka ....................................................................................................... 8
H. Teori ....................................................................................................................... 11
I. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 12
BAB II .................................................................................................................................... 13
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 13
A. Profil Lokasi Penelitian ........................................................................................ 13
C. Kondisi Kesehatan ................................................................................................ 15
D. Kondisi pendidikan ............................................................................................... 15
E. Analisa Data .......................................................................................................... 16
BAB III.................................................................................................................................. 17
PENUTUP.......................................................................................................................... 17
KESIMPULAN ............................................................................................................. 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Awal mula terbentuknya Desa Plumbungan secara administrasi berdiri pada tahun
1950. Sebelum pada tahun 1950, sudah ada orang yang menempati desa Plumbungan,
tetapi belum ditetapkan sebagai desa yang utuh karena adanya sekumpulan orang dan
belum terjadi kesepakatan dan para tokoh desa, sesepuh desa dikumpulkan untuk
merundingkan agar terbentuk sebuah desa. Mengapa dinamakan desa Plumbungan?
Karena pada waktu itu hasil panen masyarakat desa setempat baik padi, palawija-nya
pun yang melimpah ruah walaupun. Bahkan orang dari desa lain pun mengunjungi
desa Plumbungan walaupun belum terbentuk sebuah desa secara administrasi,
sehingga pada waktu itu terbentuknya desa Plumbungan secara resmi pada dasarnya
adalah ada sebuah tempat lumbung yang besar seagai tempat penyimpanan hasil panen
masyarakat desa setempat dan tempatnya dirumah bapak kepala desa pada masa itu,
dari sini wal mula terbentuknya desa Plumbungan.

Dan di Desa Plumbungan termasuk wilayah majapahit pada zaman dahulu, dan
ada sebuah tugu seorang tokoh yang bernama KH. Nawawi. Beliau adalah seorang
pahlawan pada saat perang melawan penjajah Belanda, beliau saat berjuang melewati
dusun Sumontoro dan ada bekas di tugu saat beliau tertembak oleh pasukan Belanda
dan aslinya KH. Nawawi adalah orang Mojokerto. Dan untuk mengenang jasa KH.
Nawawi pada setiap bulan November akan diadakan “Napak Tilas” dan jalur yang
dilewati untuk napak tilas adalah bekas perjalanan KH. Nawawi pada saat dia berjuang
melawan para pasukan Belanda. Pada saat tertembak beliau sedang dalam menunaikan
ibadah sholat.

Luas wilayah Desa Plumbungan dengan wilayah 103,416 ha. Desa Plumbunngan
terdiri dari dua dusun yaitu. Dusun Plumbungan dan Dusun Sumontoro. Perangkat
desa menurut jenis jabtannya di Desa Plumbungan terdiri dari 1 Kepala Desa, 1
Sekretaris Desa, Kaur Tramtib, Kaur Pembangunan, Kaur Kesra, Kaur Pemerintahan,
Kaur Pelayanan Umum dan 2 Kepala Dusun. Desa Plumbungan terdiri dari 4 rukun
warga (RW) dan 12 rukun tetangga (RT).

B. Kondisi Ideal membaca teori, riset terdahulu


Dalam kesempatan ini kami akan memaparkan beberapa kajian terdahulu
atau penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini.
Adapun tujuan dari pemaparan penelitian terdahulu adalah untuk menentukan
posisi penelitian serta dapat menjelaskan perbedaan dan kesamaan. Selain itu
penelitian terdahulu ini sangat berguna untuk proses perbandingan. Dengan
demikian penelitian yang kami teliti ini benar-benar dilakukan secara orisinil.
Adapun penelitian yang berkaitan dengan judul adalah
Rujukan penelitian pertama yaitu artikel dari Rindy Sulu Setyowati tentang
Upaya Mengatasi Kekeringan Akibat Kemarau Panjang. Artikel yang

1
disampikan oleh saudari rindy ini berfokus kepada aspek pengairan yang menjadi
kendala kekurangan air. Rujukan penelitian yang kedua artikel dari Hanna
Nur’Arifah tentang Cara Petani-Petani Kupang Lebih Gaul Soal Pertanian. Dari
artikel yang disampaikan oleh saudari hanna aspeknya berfokus pada para petani
agar lebih suka membaca buku tentang bagaimana pertanian bisa terus panen dan
tidak mengalami kerugian.
Rujukan penelitian yang ketiga artikel dari Moch. Bahrul Arif tentang
Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Desa di Bidang Ekonomi
Kemasyarakatan. Dari artikel yang disampaikan oleh saudara bahrul berfokus
kepada adanya pembinaan kepada masyarakat desa karena tidak memiliki
keterampilan yang mencukupi untuk menciptakan daya saing, sehingga
masyarakat yang melakukan pembinaan mendapat keterampilan yang lebih dan
mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sebagaimana yang kami jelaskan di awal bahwa dengan adanya penelitian
terdahulu ini, dimaksudkan untuk memperjelas posisi penelitian yang peneliti
lakukan. Dan penelitian yang peneliti lakukan mempunyai titik perbedaan
bahkan kesamaan dengan peneliti terdahulu. Meskipun demikian, peneliti
mengakui tentang teori yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai
persamaan teori dengan tig peneliti terdahulu.

C. Analisis Ilmiah Mengangkat Isu


1. Kurangnya kesadaran terhadap pentingnya lahan poduktif pertanian.
Di era globalisasi ini, manusia mulai mengalami penurunan rasa kesadarannya
terhadap apa yang da disekitarnya. Manusia mulai dibutakan dengan duniawi hingga
melupakan alam, yang membuat mereka tak sadar akan habisnya lahan-lahan produktif
pertanian disekitar mereka.

2. Semakin berkurangnya lahan produktif pertanian.


Dewasa ini masyarakat semakin mengalami perkembangan rerutama dibidang
teknologi. Baik dalam mempermudah pekerjaan manusia, maupun dalam persenjataan.
Hal inilah yang mendorong gedung-gedung besar semakin banyak dibangun.
Pembangunannya pun membutuhkan banyak lahan luas yang mana menggeser alih
fungsi lahan-lahan pertanian untuk pembangunannya. Padahal dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari manusia membutuhkan kebutuhan pangan yang akan terus
dikonsumsi setiap hari namun bagaimana jika lahan produktif yang dipakai sebagak
lahan memproduksi pangan dialihkan menjadi tempat gedung-gedung baru

3. Penurunan pruduksi bahan pangan pokok.


Berkurangnya lahan pertanian yangberalih dari lahan produktif ke gedung-gedung
perusahaan, pabrik, atau perumahan menyebabkan petani kekurangan tempat dalam
kegiatannya memproduksi bahan pangan pokok. Kebutuhan pangan masyarakat yang

2
semakin tinggi tetapi produksi semakin rendah, hal tersebut yang membuat ketidak
seimbangan dalam rantai ekonomi masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan.

Oleh karena itu upaya perlindungan lahan produktif pertanian perlu dilakukan,
tidak hanya dari pemerintah tp juga masyarakat ikut berpatisipasi dalam melancarkan
upaya-upaya tersebut

D. Rumusan Masalah
a) Banyaknya penduduk di Desa Plumbungan
b) Mata pencaharian Warga Desa Plumbungan
c) Luas lahan pertanian di Desa Plumbungan
d) Pemanfaatan lahan Pertanian
e) Pendapatan yang diperoleh dari Mata Pencaharian Petani
f) Respon warga dan pemerintah apabila tanahnya di beli oleh pihak luar
g) Upaya pemerintah dalam memproteksi lahan produktif di Desa
Plumbungan
h) Upaya warga dan pemerintah dalam menangani gagal panen
i) Respon warga dengan adanya program asuransi Jasindo
j) Siapa saja tokoh-tokoh yang terlibat dalam pertahanan tersebut
k) Apakah pemuda mempunyai peran aktif terhadap pertahanan lahan
pertanian tersebut?

3
E. Pembahasan Rumusan Masalah
“Upaya pemerintah dalam mempertahankan Pertanian Di Desa Plumbungan
Kabupaten Sidoarjo”

A. Banyaknya penduduk warga di Desa Plumbungan

Jumlah penduduk di Desa Plumbungan sebanyak 3.607 dengan jumlah Kk sebanyak


1.016 Dihuni oleh penduduk asli sebanyak 90 % dan penduduk pendatang dar luar
sebanyak 10 %.

Diagram Penduduk Desa Plumbungan

PENDUDUK DESA PLUMBUNGAN

penduduk
pendatang
10%

Penduduk asli
90%

Penduduk asli penduduk pendatang

Perhitungan penduduk desa plumbungan.

PENDUDUK PRESENTASE X JUMLAH JUMLAH


PENDUDUK
ASLI 90% X 3.607 3.246 Jiwa
PENDATANG 10% X 3.607 361 Jiwa
TOTAL PENDUDUK 3.607 jiwa

4
B. Mata pencaharian warga Desa Plumbungan
Mata pencaharian warga desa Plumbungan yaitu :
1. Petani ada sebanyak 10 %, karena di wilayah tersebut masih memiliki lahan
pertanian seluas 68 hektar
2. Pabrik ada sebanyak 70 %, karena di luar wilayah desa Plumbungan ada pabrik
3. Guru ada sebanyak 15% , karena di desa tersebut mempunyai SDM yang cukup
baik dalam hal pendidikan.
4. Toko ada sebanyak 5 %, karena di desa tersebut untuk usaha toko juga strategis,
karena warga juga membutuhkan bahan-bahan lain dalam memenuhu kebutuhan
hidupnya.

Mata Pencaharian Warga Desa


Plumbungan
Toko
Petani
5%
10%

Guru
15%

Pabrik
70%

Petani Pabrik Guru Toko

5
C. Luas lahan pertanian di Desa Plumbungan

Luas lahan pertania di desa Plumbungan ada 68 hektar luas lahan pertanian
Harga perbagian / per petaknya 250-300 jt uk 4m x 150m.

D. Pemanfaatan Lahan pertanian


1. Penanaman Padi
2. Penanaman Jagung
3. Penanaman Kacang
4. Dll

E. Pendapatan yang diperoleh dari Mata Pencaharian Petani Padi


Dengan tanah seluas 1 hektar, para petani mampu menghasilkan hasil panen sebanyak
1 ton. Harga 1 kwintal dijual dengan harga Rp 450.000,-.Lantas Bagaimana sumber
perekonomian warga yang yang tidak memiliki lahan produktif. Warga yang tidak
mempunyai lahan produktif bekerja sebagai buruh pabrik dan juga buruh tani di kepada
warga desa. Pengeluaran setiap kepala kelurga Pengeluaran setiap kepala keluarga
dalam memenuhi kebutuhannya rata-rata sebanyak Rp 2.000.0000,- untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, bahan pokok,biaya sekolah, dll.
Proteksi pemerintahan dari luar dalam pemanfaatan lahan pertanian desa.
Pemerintah desa memberikan bimbingan dan juga arahan dalam pemanfaatan
penggunaan lahan desa seperti bagaimana cara penanaman padi yang benar,
penanaman jagung, pemupukan, pengairan, pencegahan hama dll.

F. Respon warga dan pemerintah apabila tanahnya di beli oleh pihak luar
Respon warga desa saat ini terhadap tawaran tersebut ialah tidak boleh/ menolak
penawaran pembelian tanah warga desa tersebut, karena masih ada warga desa yang
masih bermata pencaharian sebagai petani yaitu sebanyak 10%.

6
G. Upaya pemerintah dalam memproteksi lahan produktif di Desa Plumbungan
Yakni dengan diberi pembinaan dan konseling setiap 2 tahun sekali tentang
bagaimana menggunakan lahan pertanian yang baik agar lahannya lebih
produktif contohnya dalam penenman jagung, kacang, dll dalam setiap 4
bulannya.Perkembangan di persawahan, kadang ada yang bagus dapat 1 ton,
kalo kurag bagus karena adanya hama hanya mendapat hasil panen 1 kw. Dalam
hal menangani hama di sawah warga desa mengatasinya dengan memberi obat
untuk pencegahan adanya hama tikus di sawah. Warga membeli perlengkapan
bahan-bahan dalam bertani contohnya (mes/pupuk) harganya yang asli 150.000
warga hanya cukup membayar 90.000 khusus petani untuk pembelian 1 kali.

H. Upaya warga dan pemerintah dalam menangani gagal panen?


Untuk tahun ini pemerintah warga desa memberi bantuan kepada para petani
dalam bentuk asuransi Jasindo. Pemerintah desa yang membayar biaya
Asuransi Jasindonya. Banyaknya biaya Asuransi tergantung berapa luas
lahan/tanah yang dimiliki warga. Apabila warga desa mengalami kegagalan
dalam pertanian misalnya karena hama maka petani tersebut berhak
mendapatkan asuransi tersebut setelah disurvei oleh pihak Jasindo. Apabila
petani tidak mengalami kegagalan dalam pertanian maka uang asuransi tersebut
tidak diberikan kepada petani tersebut. Tujuan dari program asuransi Jasindo
yaitu untuk meringankan beban petani apabila mengalami kegagalan panen di
sawah.

I. Respon warga dengan adanya program asuransi Jasindo tersebut cukup


meringankan warga desa dalam mengantisipasi pertanian warga desa
Plumbungan. Hasil panen warga desa digunakan tergantung kebutuhan
Ada dua macam kelompok petani, yang pertama hasil panennya dijual,
kemudian hasil penjualan hasil panen tersebut macam-macam ada yang
digunakan untuk biaya pernikahan, beli sepeda motor, biaya kuliah, perabutan
rumah tangga, dll. Sedangkan kelompok petani kedua yaitu hasil
panennyadisimpan untuk persediaan bahan pangan selama 1 tahun kedepan
tergantung hasil panen yang dihasilkan. Kebanyakan warga menjual hasil
panenya untuk memenuhi kebutuhan lainnya.

J. Siapa saja tokoh-tokoh yang terlibat dalam pertahanan tersebut?


Warga masyarakat, pemerintah desa, serta tokoh-tokoh yang bersangkutan.
Ketua kelompok tani 1. Pak Siraji 2. Yusuf Promoro

K. Apakah pemuda mempunyai peran aktif terhadap pertahanan lahan pertanian


tersebut?
Tidak, kebanyakan pemudanya lebih focus ke perusahaan karena gaji yang
dimiliki terlalu tinggi dan juga karena perubahan zaman

7
F. Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui pemnafaatan lahan pertanian di desa
b. Untuk mengetahui pendapatan yang diperolah dari pertanian
c. Untuk mengetahui upaya pemerintah dalam mempertahankan wilayah
pertanian
d. Untuk mengetahui bagaimana antisipasi warga desa dalam menghadapi
ketika gagal panen.
e. Untuk mengetahui pihak-pihak yang berperan dalam upaya proteksi
lahan produktif di desa Plumbungan, Sidoarjo.
f. Untuk mengetahui apa saja upaya yang dilakukan oleh pihak terkait
dalam mempertahnkan lahan produktif di desa Plumbungan, Sidoarjo.

G. Kajian Pustaka

1. Pemerintah
Secara etimologi, pemerintah dapat diartikan melakukan pekerjaan menyuruh
yang berarti memiliki empat unsur yaitu terdiri dari dua pihak, unsur yang diperintah
yaitu rakyat dan unsur yang memerintah yaitu pemerintah itu sendiri dan diantara
keduanya ada hubungan.4 Pemerintah dalam arti luas dapat diartikan sebagai
pemerintah di bidang legislatif, yudikatif, dan sebagainya. Sedangkan pemerintah
dalam arti sempit dapat diartikan sebagai pemangku jabatan sebagai pelaksana
kekuasaan eksekutif atau secara lebih sempit pemerintah sebagai penyelenggara
administrasi negara.1
Adapun pengertian pemerintah dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah:(1) sistem
menjalankan wewenang dan kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan
politik suatu negara atau bagianbagiannya. (2) sekelompok orang yang secara bersama-
sama memikul tanggung jawab terbatas untuk menggunakan kekuasaan. (3) penguasa
suatu negara (bagian negara) negeri dimisalkan pengemudi negara, negara memerlukan
yang kuat dan bijaksana. (4) badan tertinggi yang memerintah suatu negara (seperti
kabinet merupakan suatu pemerintah) beberapa anggota DPR meminta supaya segera
menyerahkan rancangan undang-undang itu ke DPR, jawaban dibacakan oleh Menteri
Dalam Negeri dan (5) negara atau negeri (sebagai lawan partikelir atau swasta) baik
sekolah maupun sekolah partikelir harus dibangun tiga tingkat.
Pemerintahan dalam arti luas adalah pemerintah di bidang legilatif, yudikatif, dan
sebagainya. Pemerintah dalam arti sempit adalah pemangku jabatan sebagai pelaksana

1
Hernadi Affandi, 2016, Pengertian Pemerintahan Menurut Doktrin, Materi Kuliah Hukum Pemerintah
Daerah, Prodi Ilmu Hukum Unsuka.

8
kekuasaan eksekutif atau secara lebih sempit pemerintah sebagai penyelenggara
administrasi Negara.
2. Pertanian
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan
manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri aatau energi, serta
untuk mengelolah lingkungan hidupnya (Firdaus, 2009). Pertanian terbagi menjadi
du yaitu pertanian rakyat dan perusahaan pertanian.
a. Pertanian rakyat adalah usaha pertanian keluarga dimana produksi bahan
makanan utama seperti padi, palawija (jagung, kacang-kacangan dan ubiubian)
dan taman hortikultura, yaitu sayur-sayuran dan buah-buahan. Pertanian rakyat
diusahakan ditanah sawah, ladang dan pekarangan.
b. Perusahaan pertanian adalah usah pertanian-pertanian yang memproduksi hasil
tertentu dengan sistem pertanian seragam di bawah sistem menejemen yang
berpusat (centralizer) dengan menggunakan berbagai metode ilmiah dan teknik
pengolahan yang efesien untuk memperoleh laba yang sebesar besarnya.
Usaha tani adalah organisasi dari alam (lahan), tenaga kerja dan modal yang di
tunjukkan kepada produksi ddi lapangan pertanian. Organisasi tersebut berdiri
senidri dan sengaja oleh seseorang atau sekumpulan orang sebagai pengelolanya.
(Firdaus, 2009).
Soekartawi, 2010, menyebutkan macam-macam pertanian yaitu:
a. Pertanian Tradisional (Subsistem) Produksi pertanian tradisional, apabila
produksi pertanian dan konsumsi sama banyaknya dan hanya satu atau dua
macam tanaman saja (padi atau jagung) yang merupakan sumber pokok bahan
makanan. Produksi dan produktivitas rendah karena hanya menggunakan
peralatan yang sangat sederhana. Penggunaan modal sedikit, sedang tanah dan
tenaga kerja manusia merupakan faktor produksi yang dominan.
b. Pertanian Tradisional menuju Modern Penganekaragaman pertanian
merupakan suatu langkah utama yang cukup logis dalam masa transisi pertanian
tradisional ke pertanian modern. Tanamantanaman pokok tidak lagi
mendominasi produksi pertanian, karena tanamantanaman perdagangan yang
baru seperti; buah-buahan, kopi, teh dan lain-lain sudah mulai dijalankan
bersama dengan usaha peternakan yang sederhana. Pemakaian alat-alat
sederhana seperti traktor kecil, hewan penarik bajak, bisa digunakan untuk
meningkatkan produktivitas pertanian. Penggunaan bibit-bibit unggulan, pupuk
dan irigasi yang baik juga meningkatkan produksi pertanian, dengan demikian
para petani bisa memproleh surplus produksi yang lebih baik agar bisa dijual
kepasar. Penganekaragaman pertanian akan memperkecil dampak kegagalan
penen tanaman pokok dan memberi jaminan kepastian pendapatan yang
sebelumnya tidak pernah ada.

9
c. Pertanian Modern Pertanian modern atau dikenal dengan istilah pertanian
spesialisasi menggambarkan tingkat pertanian yang paling maju. Keadaan
demikian bisa dilihat di negara-negara yang lebih maju. Pertanaian modern bisa
berbeda-beda dalam ukuran dan fungsinya. Jenis pertanian gandum dan jagung
di Amerika Utara hampir semua menggunakan peralatan mekanis yang sangat
hemat tenaga kerja, mulai dari jenis traktor yang paling besar dan jenis-jenis
mesin panen modern sampai pada teknik penyemprotan udara yang
memungkinkan satu keluarga bisa mengolah dan menanami beribu-ribu hektar
tanah pertanian.

3. Proteksi Lahan Pertanian


Dalam kamus besar bahasa indonesia proteksi adalah perlindunga terhadap
perdagangan, ekonomi, dll. Proteksi bisa diartikan langkah yang dibuat
pemerintah untuk melindungi lahan-lahan produktif para petani pangan dari
adanya pengalihan lahan oleh pihak-pihak tertentu menjadi perindustrian atau
perumahan dan perkantoran.
Proteksi lahan secara mudah dapat diartikan pengelolaan lahan yang
dapat menjamin keberlangsungan bebagai fungsi lingkungan secara
berkelanjutan. Untuk dapat menjalankan pengelolaan secara efektif,diperlukan
penjaran lahan sebagai objek yang nyata dengan variable-variabel terukur
sebagai sasaran pengelolaan. Menurut UU no.41/2009 tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan untuk mengendalikan alih fungsi lahan
pertanian seharusnya ditanggapi pemerintah dengan membuat sekitar 10 PP
turunan. PP tersebut berfungsi sebagai teknis pelaksana syarat konversi lahan.

4. Alih fungsi lahan


Lahan merupakan sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat luas
dalam memenuhi berbagai kebutuhan manusia dari sisi ekonomi lahan
merupakan input tetap yang utama bagi berbagai kegiatan produksi komoditas
pertanian dan non-pertanian. Banyaknya lahan yang digunakan untuk setiap
kegiatan produksi tersebut secara umum merupakan permintaan turunan dari
kebutuhan dan permintaan komoditas yang dihasilkan. Oleh karena itu
perkembagan kebutuhan lahan untuk setiap jenis kegiatan produksi akan
ditentukan oleh perkembagan jumlah permintaan setiap komoditas.
Alih Fungsi Lahan adalah suatu proses perubahan penggunaan lahan dari
bentuk penggunaan tertentu menjadi penggunaan lain misalnya ke-non 1 Syarif
Imama Hidyat, 2008. “Analisis Konversi Lahan Sawah Di Propinsi Jawa
Timur” jurnal: fakultas pertanain UPN “veteran” Jawa Timur 19 pertanian. Dan
biasanya dalam pengalih fungsiannya mengarah ke hal yang bersifat negatif
bagi ekosistem lingkungan alam sawah itu sendiri2
Menurut Lestari, mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebut
sebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagain atau seluruh kawasan
lahan dari fungsi semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang

10
menjadi dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu
sendiri.
Adapun dampak alih fungsi lahan juga mempengaruhi struktur sosial
masyarakat, terutama dalam struktur mata pencaharian3 menurut Malthus
dalam bukunya yang Berjudul principles of population menyebutkan bahwa
perkembagan manusia lebih cepat di bandingkan dengan produksi hasil-hasil
pertanian untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Fenomena alih fungsi lahan merupakan ancaman nyata terhadap
pencapaian kondisi ketahanan dan dan kedaulatan pangan masyarakat. Alih
fungsi lahn berdampak irreversibel (tidak dapat dibalik) dan berdampak jangka
panjang. Sebagian besar kasusu lahan yang dialih fungsikan adalah lahan
pertanian terutama lahan sawah yang masih produktif sehingga mengurangi
ringkat produksi pangan pokok, seperti beras.
Alih fungsi lahan pertanian ke lahan non pertanian memberi dampak
dalam berbagai aspek di dalam kehidupan masyarakat. Tjondronegoro &
Wiradi (1984) mengungkapkan bahwa tanah bukan sekedar sebagai sumber
pendapatan bagi petani namun juga memiliki fungsi sosial sebagai sarana untuk
berinteraksi antar masyarakat dan juga sebagai tempat masyarakat untuk
berkembang. Oleh karena itu, Namun seiring perkembangan zaman,
perpindahan kepemilikan tanah maupun fungsinya membuat banyak perubahan
dalam masyarakat.

H. Teori
A. Teori Emile Durkhim
Dalam teori ini Emile Durkhim menggemukakan tentang solidaritas.
Menurutnya solidaritas merupakan salah satu yang sangat dibutuhkan oleh
sebuah masyarakat. Dimana masyarakat akan hidup dengan adanya
solidaritas atau kesetiakawan antar anggotanya. Kesetiakawwanan ini
merujuk pada keadaan dimana terjadi suatu kedaan yang saling
berhubungan antara individu dengan individu maupun individu dengan
kelompok yang berdasar pada keadaan moral dan kepercayaan yang dianut
oleh masyarakat tersebut. Dapat disimpulkan bahwa solidaritas social
adalah adanya suatu rasa saling percaya, kesetiakawanan dan rasa
sepeanggungan anatr individu sebagai bagian dari anggota elompok yang
memiliki rasa emosional terhadap sekelilingnya.
Emile Durkhim membagi solidaritas menjadi dua yakni, solidaritas
Mekanik dan solidaritas Organik. Solidaritas mekanik adalah solidaritas
yang didasarkan pada kepercayaan-kepercayaan pada masyarakat yang
sama melalui adanya ikatan antar anggotanya. Sedangakn solidarita organic
adalah solidaritas yang diperoleh dari adanya hasil ketergantunggan dan
saling membutuhkan satu sama lain,sehingga dapat menyatukan sebuah
masyarakat.

11
B. Teori Talcott Parsons
Talcott Parson mengemukakan tentang teori Fungsionalisme Struktural.
Menurutnya teori ini membahas tentang keyakinan yang optimis terhadap suatu
perubahan dan keberlangsungan suatu system di masyarakat. Sehingga dalam
melakukan suatu perubahan didasarkan pada keyakinan masyaraktnya. Teori
ini juga berpendapat bahwa setiap masyarakat tersusun dari berbagai subsistem
yang berbeda-beda tetapi saling menguntungkan.
Menurut teori fungsinal, ada empat yang pang dibutuhkan daalam sebuah
sitem sosia. Yakni Adaptasi (fungsi utama yang harus ada dalam menangulangi
situasi eksternal dan harus mamapu menyesuaikan lingkungan untuk
kebutuhannya), Goal attainment (pencapaian tujuan dalam mencapai system
yang utama), Integrastion (system yang harus mampu menjaga dan mengatur
hubungan tantar komponen), Latency (system yang berfungsi dalam
memelihara dan memperbaiki pola dalam masyarakat.)
I. Teknik Pengumpulan Data
a. Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi penelitian ini terletak di suatu desa yang ada di Kabupaten
Sidoarjo. Yaitu di Desa Plumbungan, Kecamatan Sukodono, Kabupaten
Sidoarjo. Lokasi ini dipilih secara sengaja dengan pertimbangan karena
daerah ini memiliki sumber daya alam yang baik dan memiliki banyak
kreatifitas yang bagus dari pemikiran warga-warga daerah tersebut.

b. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data yang dilakukan sebagai berikut;
1. Wawancara personal kepada salah satu perangkat desa, yaitu kepada
ketua RT, di RT/RW. 02/01 Agus. Wawancara ini dilakukan untuk
memperoleh informasi dan penjelasan tentang proses pengembangan
dan upaya dalam menpertahankan pertanian di Desa Plumbungan dan
terkait hal-hal yang masih ada kaitannya dengan pemberdayaan
masyarakat.
2. Pengamatan (observasi), kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh dan
mengungkapkan gambaran yang jelas, padat dan berurutan, tentang
proses pengembangan dan upaya dalam menpertahankan pertanian di
Desa Plumbungan dan terkait hal-hal yang masih ada kaitannya dengan
pemberdayaan masyarakat.
3. Dokumentasi, kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan data berupa
gambar, video maupun audio dengan cara merekam, memvideo dan
mengambil foto pada saat proses pengamatan dan wawancara yang
masih ada kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat.
c. Sumber Data

12
Sumber data yang dilakukan disini dalam penelitian ini adalah:
1. Informan, penentuan informan dilakukan dengan cara bertanya kepada
salah satu anggota kelompok kami yang merupakan warga asli dari desa
tersebut, siapa gerangan yang bisa ditanya mengenai desa ini, peneliti
kemudian menemui informan yang sudah ditunjukkan untuk dimintai
keterangan dan informasi terkait.
2. Tempat, berbagai kejadian yang diambil peneliti adalah kejadian yang
tertuju dengan proses dan fokus peneliti yaitu tentang pemberdayaan
masyarakat, proses pelaksanaan pemberdayaan masyarakat Desa
Plumbungan, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo.
3. Dokumen, untuk dokumen sendiri peneliti mengambil substannsi yang
terkait seperti Ketua RT/RW. 02/01 dan Kantor Kepala Desa.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Profil Lokasi Penelitian

Desa Plumbungan ini terletak di Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo,


Provinsi Jawa Timur. Desa Plumbungan merupakan salah satu dari 16 desa di
wilayah Kecamatan Sukodono, yang terletak 2,5 Km ke arah Utara dari Kecamatan
Sukodono, Desa Plumbungan mempunyai luas wilayah seluas 103,416 ha. Adapun
batas-batas wilayah desa Plumbungan :

ARAH MATA ANGIN BATAS DESA


Sebelah Utara Berbatasan dengan Desa Bangsri
Sebelah Selatan Berbatasan dengan Desa Pademonegoro
Sebelah Timur Berbatasan dengan Desa Sukodono
Sebelah Barat Berbatasan dengan Desa Sambungrejo

Berikut adapun peta sebagai pelengkap lokasi penelitian :

13
B. Potensi: Alam, Fisik, Sosial, Ekonomi, SDM

Potensi alam di Desa Plumbungan miliki tanah yang subur sebagai lahan pertanian hal ini
dapat dikatakan bahwa setiap masyarakat desa setempat lahan nya digunakan untuk menanam
berupa padi maupun umbi-umbian dan setiap panen hasilnya bisa memuaskan kalau tidak
terkena hama atau penyakit, banyak hama yang sering dikeluhkan masyarakat setempat yaitu
tentang tikus dan sekarang sudah ada upaya untuk menanggulangi hama tikus tersebut. Melalui
program pemerintah desa setempat dan pembinaan pemerintah desa masyarakat desa lebih
mampu dalam mengatasi hama yang akan terjadi, adapun prioritas saat penanaman di lahan
pertanian yakni padi karena padi merupakan sumber makanan utama pada manusia dan
diwajibkan kepada setiap warga yang mempunyai sepetak lahan harus menanam padi 1 tahun
menanam 2 kali. Adapula pada saat musim kemarau berkepanjangan masyarakat desa setempat
berganti dari yang menanam padi sekarang menanam jagung dan tebu.

Pada potensi fisik masyarakat desa Plumbungan saat melakukan penanaman dilahan
pertaniannya lebih mengedepanan aspek tradisional dalam prosesnya, mulai dari awal sampai
akhir masa panen. Dan secara gotong royong dalam melakukan sebuah pekerjaan di lingkup
desa muali dari membersihkan selokan, mendi rikan musholla, dan seterusnya. Pada aspek
sosial masyarakat desa Plumbungan lebih bersifat terbuka dan ramah tamah dalam
penyambutan karena mereka meyakini bahwa tamu adalah pembawa rezeki dan harus dilayani
dengan sebaik mungkin, masyarakat desa Plumbungan dalam bersosial sama seperti halnya
masyarakat desa yang lain namun adanya sebuah lembaga di desa Plumbungan yani Lembaga
Amil Zakat Infaq dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) yang berdiri pada tahun 2004.
Dan berkhidmat untuk membantu kesejahteraan kemandirian umat dan harkat sosial melalui
pendayagunaan dana zakat, infaq, dan sedekah.

14
Aspek ekonomi masyarakat desa Plumbungan cukup untuk memenuhi kebutuhannya
dalam kehidupan sehari-hari dan kkhususnya pada petani apabila mereka mengalami kerugian
dan kerugian itu berdampak pada aspek ekonomi yang mengakibatkan seseorang tidak bisa
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, maka pemerintah desa memberikan adanya jaminan
tentang asuransi tentang lahan pertanian. Yaitu program asuransi JASINDO dimana asuransi
ini bisa meringankan petani apabila mengalami kerugian yang besar dan para petani tidak
dipungut biaya sepeserpun untuk asuransi tersebut karena itu ide dari pemerintah desa untuk
mengurangi dampak dari gagal panen. Pada aspek sumber daya manusia, pemerintah desa
memberikan pembinaan terhadap para petani agar setiap tahun dapat meraup untung dalam
proses panen padi agar tidak terjadi gagal panen yang diakibatkan kurangnya pengetahuan para
petani tentang bencana yang akan terjadi.

C. Kondisi Kesehatan

Dari segi kesehatan masyarakat desa Plumbungan tidak ada gejala-gejala penyakit
yang serius, terkadang yang sering adalah batuk dan flu yang terjadi karena perubahan
cuaca yang sering berubah ubah dan memudahkan seseorang yang mempunyai daya imun
yang kurang lebih cepat terkena penyakit.

Dan ini merupakan hasil kunjungan di puskesmas 2018 :


Jenis penyakit Banyaknya pengunjung
Infeksi Akut Pada Saluran 24.027
Pernafasan
Demam yang tidak diket 13.709
sebabnya
penyakit pada sistim otot 4 14.561
jaringan pengikat
Tukak Lambung dan usus dua 11.568
belas jari
radang tenggorokan 13.328
tekanan Darah Tinggi 9.083
Penyakit kulit alergi 4.418
Sumber : Puskesmas Sukodono

D. Kondisi pendidikan

Kondisi dalam berpendidikan setidaknya sampai 12 tahun dan sebagian masyarakat


desa Plumbungan ada yang tidak melanjutkan karena faktor ekonomi dan dari latar
belakang keluarg yang kurang mampu
Berikut adanya jumlah anak sekolah tingkat kanak-kanak dan sekolah dasar:
Banyaknya Sekolah, Kelas, Guru Dan Murid

15
Taman Kanak-kanak Dan Sekolah Dasar Negeri
Tahun 2018
Desa Sekolah Kelas Guru Murid
Plumbungan 1 2 3 34
Plumbungan 1 9 11 251
Sumber :Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo

E. Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif
dengan melakukan wawancara yang mendalam dengan daftar pertanyaan yang terbuka,
dalam wawancara secara kualitatif diperlukan komunikasi yang baik dan lancar agar
bisa mendapatkan data yang dapat dipertanggung jawabkan secara keseluruhan.

16
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil uraian yang dijelaskan di atas dapat kita simpulkan bahwa lahan pertanian
dan warga desa mempunyai peran penting dalam hal bertani terutama dalam hal untuk
mencukupi kebutuhan pokoknya. Lahan pertanian juga mempunyai banyak manfaat
bagi kita selain digunakan untuk penanaman padi, lahan tersebut juga dapat
dimanfaatkan dalam penanaman umbi-umbian lain.
Masyarakt di Desa Plumbungan dalam hal bertani sudah cukup baik dalam
memanfaatkan lahannya, namun masih belum ditemukan adanya kolaborasi dengan
pihak luar dalam kerjasama mengelola hasil pertanian.

17

Anda mungkin juga menyukai