Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TENTANG PRINSIP INKLUSI-EKSKLUSI

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata kuliah : Matematika Diskrit
Dosen pengampu : Ulumul Ummah, M.Pd

Oleh:
1. Fenti Ismatu Rizki (2420003)
2. Irma Fani Rohmah (2420004)
3. Bunga Nia Efendi (2420007)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamiin. Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa. Karena atas
rahmat dan berkat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah guna melengkapi
tugas yang dibebankan oleh dosen pengampu kami. Di samping itu, kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini.
Makalah ini berisi materi tentang Prinsip Inklusi-Eksklusi. Tujuan pembuatan makalah
ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Matematika Diskrit. Di samping itu juga dapat
bermanfaat untuk para pembaca guna mendapatkan wawasan dan pengetahuan.
Dari hati yang terdalam kami mengutarakan permintaan maaf atas kekurangan makalah
ini, karena kami tahu makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap
kritik, saran dan masukan yang membangun dari pembaca guna penyempurnaannya ke
depan.Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat sesuai dengan
fungsinya. Amin.

Jombang, 4 November 2021


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering membicarakan objek-objek diskrit, misalnya buku,
komputer, mahasiswa, nilai ujian, dan lain-lain. Dalam membicarakan objek diskrit, kita sering
berhadapan dengan situasi yang berhubungan dengan sekumpulan objek di dalam suatu
kelompok. Misalnya, “semua mahasiswa Matematika UNIPDU Angkatan 2020” adalah sebuah
kelompok yang terdiri atas sejumlah mahasiswa UNIPDU Angkatan 2020 dari Program Studi
Matematika.
Terminologi dasar tentang sekumpulan objek diskrit adalah himpunan. Himpunan
digunakan untuk mengelompokkan objek secara bersama-sama. Himpunan merupakan struktur
diskrit fundamental yang mendasari struktur diskrit lainnya seperti relasi, kombinasi, dan graf.
Berapa banyak anggota di dalam gabungan dua buah himpunan A dan himpunan B?
Penggabungan dua buah himpunan menghasilkan himpunan baru yang elemen-elemennya
berasal dari himpunan A dan himpunan B. Cara-cara menentukan banyaknya anggota dalam
gabungan antara himpunan terhingga dari sebuah himpunan dinamakan Prinsip Inklusi-Eksklusi.
Dengan demikian, penulis dalam makalah ini akan membahas tentang Prinsip Inklusi-Eksklusi.
B. Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan Prinsip Inklusi-Eksklusi?
b. Bagaimana cara mengidentifikasi Prinsip Inklusi-Eksklusi dalam struktur objek
diskrit himpunan?
c. Bagaimana cara menyelesaikan persoalan matematika yang menggunakan Prinsip
Inklusi-Eksklusi?
C. Tujuan
a. Memahami Prinsip Inklusi-Eksklusi.
b. Dapat mendeskripsikan Prinsip Inklusi-Eksklusi dalam menghitung pada struktur
objek diskrit himpunan.
c. Dapat menyelesaikan persoalan matematika yang menggunakan Prinsip Inklusi-
Eksklusi.
BAB 2

PEMBAHASAN
1. PRINSIP INKLUSI-EKSLUSI
Sebuah kelas matematika diskrit berisi 30 wanita dan 50 siswa kelas dua. Berapa banyak
siswa di kelas yang perempuan atau kelas dua? Pertanyaan ini tidak dapat dijawab kecuali
diberikan informasi lebih lanjut. Menambahkan jumlah perempuan di kelas dan jumlah siswa
kelas dua mungkin tidak memberikan jawaban yang benar, karena siswa kelas dua dihitung dua
kali. Pengamatan ini menunjukkan bahwa jumlah siswa di kelas yang merupakan mahasiswa
tingkat akhir atau wanita adalah jumlah dari jumlah mahasiswa perempuan dan jumlah
mahasiswa tingkat dua di kelas tersebut dikurangi jumlah mahasiswa tingkat dua. Sebuah teknik
untuk memecahkan masalah penghitungan seperti itu diperkenalkan di Bagian 6.1. Pada bagian
ini kita aka menyemaratakan ide-ide yang diperkenalkan di bagian itu untuk memecahkan
masalah yang mengharuskan kita menghitung jumlah elemen dalam penyatuan lebih dari dua
himpunan.
Berapa banyak anggota di dalam gabungan dua buah himpunan? Dalam bagian 2.2 Kami
menunjukkan bahwa jumlah elemen dalam himpunan A dan B merupakan jumlah dari jumlah
elemen di set dikurangi jumlah di himpunan irisan.
| A ∪ B|=| A|+|B|−| A ∩ B|
Seperti yang kita tunjukkan di bagian 6.1, rumus untuk jumlah elemen dalam gabungan dua
himpunan berguna dalam masalah perhitungan. Contoh 1-3 memberikan ilustrasi tambahan
tentang kegunaan rumus ini.
CONTOH 1
Di kelas matematika diskrit, setiap siswa mengambil jurusan ilmu komputer atau matematika,
atau keduanya. Banyaknya mahasiswa yang mengambil jurusan ilmu komputer (mungkin juga
matematika) adalah 25; jumlah siswa yang mengambil jurusan matematika (mungkin bersama
dengan ilmu komputer) adalah 13; dan jumlah siswa jurusan ilmu komputer dan matematika
adalah 8. Berapa banyak siswa di kelas ini?
Penyelesaian:
Misalkan A adalah himpunan siswa di kelas jurusan ilmu komputer dan himpunan jika siswa di
kelas jurusan matematika Maka A adalah himpunan siswa di kelas yang merupakan gabungan
jurusan matematika dan ilmu komputer. Karena setiap siswa di kelas tersebut mengambil jurusan
ilmu komputer atau matematika (atau keduanya, maka jumlah siswa di kelas tersebut adalah
( A ∪ B )Karena itu,
| A ∪ B|=| A|+|B|−| A ∩ B|
¿ 25+13−8=30
Jadi, jumlah siswa dalam kelas trersebut adalah 30 orang. Perhitungan ini diilustrasikan pada
gambar 1.
(gambar 1)

CONTOH 2
Berapa banyak bilangan bulat positif yang tidak melebihi 1000 yang habis dibagi 7 atau 11?
Penyelesaian:
Misalkan A adalah himpunan bilangan bulat positif yang tidak lebih dari 1000 yang habis dibagi
7, dan misalkan 8 adalah himpunan bilangan bulat positif yang tidak lebih dari 1000 yang habis
dibagi 11. Maka A ∪B adalah himpunan bilangan bulat positif yang tidak melebihi 1000 yang
habis dibagi salah satu 7 atau 11, dan A ∩ B adalah himpunan bilangan bulat yang adalah
himpunan bilangan bulat yang tidak melebihi 1000 yang habis dibagi oleh 7 x 11. Dari contoh 2
bagian 4.1, kita tahu bahwa di antara bilangan bulat positif yang tidak melebihi 1000 ada
(1000/7) bilangan bulat yang habis dibagi 7 dan (1000/11) habis dibagi 11. Karena 7 dan 11
relatif prima, maka bilangan bulat yang habis dibagi 7 dan 11 adalah habis dibagi 7 x 11.
Akibatnya, ada [ 1000/ ( 11 x 7 ) ] bilangan bulat positif yang tidak melebihi 1000 yang habis dibagi
7 dan 11. Kita tahu bahwa ada

| A ∪ B|=| A|+|B|−| A ∩ B|
1000 1000 1000
¿ [ ][ ][ ]
7
+
11

7.11
¿ 142+90−12=220
Bilangan bulat positif yang tidak melebihi 1000 yan habis dibagi 7 atau 11. Perhitungan ini di
rangkum dalam gambar 2.
(gambar 2)

CONTOH 3
Misalkan ada 1807 mahasiswa baru di sekolah anda. Dari jumlah tersebut, 453 mengambil mata
kuliah ilmu computer, 567 mengambil mata kuliah matematika, dan 299 mengambil mata kuliah
keduanya, computer dan matematika. Berapa banyak yang tidak mengambil kedua mata kuliah
baik ilmu computer maupun matematika ?
Penyelesaian : untuk mencari jumlah mahasiswa baru yang tidak mengambil mata kuliah di salah
satu mata kuliah matematika atau ilmu computer, kurangi jumlah yang mengambil mata kuliah di
salah satu mata kuliah ini dari jumlah mahasiswa baru.

Misalkan A adalah himpunan mahasiswa baru yang mengambil mata kuliah ilmu computer, dan
B adalah himpunan semua mahasiswa baru yang mengambil mata kuliah matematika. berikut
| A| = 453, |B| = 576, dan | A ∩ B| = 299. Jumlah mahasiswa baru yang mengambil mata kuliah
ilmu computer atau matematika adalah

| A ∪ B| = | A| + |B| – | A ∩ B| = 453 + 567 – 299 = 721

Akibatnya, ada 1807 – 721 = 1086 mahasiswa baru yang tidak mengambil mata kuliah ilmu
computer atau matematika.

Kita sekarang akan memulai mengembangkan rumus untuk jumlah anggota himpunan gabungan.
Rumus yang akan kita kembangkan disebut prinsip inklusi. Pengecualian untuk konkretitas,
sebelum kita mempertimbangkan anggota himpunan n, di mana n adalah bilangan bulat positif,
kita akan memperoleh rumus untuk jumlah anggota dalam gabungan tiga himpunan A, B, dan C.
Untuk menyusun rumus ini, kita mencatat bahwa |A|+|B|+|C| menghitung setiap anggota yang
ada di salah satu dari tiga himpunan, anggota yang berada di tepat dua himpunan , dan anggota
dalam ketiga himpunannya. Ini diilustrasikan dalam diagram pertama pada Gambar 3.

Untuk menghilangkan jumlah anggota yang berlebihan di lebih dari satu himpunan, kita
mengurangi jumlah anggota di irisan semua pasangan dari tiga himpunan. Kita mendapatkan

| A | + | B | + | C | − | A ∩ B | − | A ∩ C | − | B ∩ C |.
Pernyataan ini masih menghitung anggota yang terjadi di salah satu himpunan. anggota yang
terjadi tepat di dua himpunan juga dihitung tepat sekali, karena anggota ini akan terjadi. di salah
satu dari tiga irisan himpunan yang diambil dua sekaligus. Namun, unsur-unsur yang terjadi
dalam ketiga himpunan akan dihitung nol kali oleh pernyataan ini, karena mereka terjadi di
ketiganya. Irisan himpunan diambil dua sekaligus. Ini diilustrasikan di grafik kedua pada
Gambar 3.

Untuk memperbaiki kekurangan ini, kami menambahkan jumlah anggota di irisan ketiga
himpunannya. Pernyataan akhir ini menghitung setiap elemen sekali, apakah itu dalam satu, dua,
atau tiga dari himpunan. Sehingga

|A ∪ B ∪ C|=|A|+|B|+|C|−|A ∩ B|−|A ∩ C|−|B ∩ C|+|A ∩ B ∩ C|.

Rumus ini diilustrasikan dalam diagram ketiga Gambar 3.

Contoh 4 menggambarkan bagaimana rumus ini dapat digunakan.

CONTOH 4
Sebanyak 1.232 siswa telah mengambil kursus dalam bahasa Spanyol, 879 telah mengambil
kursus dalam bahasa Prancis, dan 114 telah mengambil kursus dalam bahasa Rusia. Selanjutnya,
103 telah mengambil kursus dalam bahasa Spanyol dan Prancis, 23 telah mengambil kursus
dalam bahasa Spanyol dan Rusia, dan 14 telah mengambil kursus di kedua Perancis dan Rusia.
Jika 2092 siswa telah mengambil setidaknya satu dari Spanyol, Prancis, dan Rusia, Berapa
banyak siswa yang telah mengambil kursus dalam ketiga bahasa tersebut?

Penyelesaian : Misalkan S adalah himpunan siswa yang telah mengambil kursus dalam bahasa
Spanyol, F himpunan siswa yang telah mengambil kursus dalam bahasa Prancis, dan R
himpunan siswa yang telah mengambil kursus dalam bahasa Rusia. Kemudian

|S| = 1232, |F| = 879, |R| = 114, |S ∩ F| = 103, |S ∩ R| = 23, |F ∩ R| = 14, dan |S ∪ F ∪ R| = 2092.

Ketika kita memasukkan angka-angka ini ke dalam persamaan


|S ∪ F ∪ R| = |S| + |F| + |R| − |S ∩ F| − |S ∩ R| − |F ∩ R| + |S ∩ F ∩ R|
Kita mendapatkan
2092 = 1232 + 879 + 114 − 103 − 23 − 14 + |S ∩ F ∩ R|.
Sekarang kita selesaikan | S ∩ F ∩ R|. Kita menemukan bahwa | S ∩ F ∩ R| = 7. Oleh karena itu,
ada tujuh siswa yang telah mengambil kursus dalam bahasa Spanyol, Prancis, dan Rusia. Hal ini
dijelaskan dalam Gambar 4.
GAMBAR 4 himpunan Siswa yang Telah Mengambil Kursus dalam bahasa Spanyol, Prancis,
dan Rusia.

Kita sekarang akan menyatakan dan membuktikan prinsip inklusi-eksklusi, yang memberi tahu
kita berapa banyak anggota himpunan yang berada dalam gabungan sejumlah himpunan yang
terbatas.

TEOREMA 1 : PRINSIP INKLUSI-EKSKLUSI misalkan A1, A2,...,An menjadi himpunan


berhingga. Kemudian

| A1 ∪ A2 ∪ … ∪ An | = 1∑ | A i| - ∑ | A i ∩ Aj| + ∑ | A i∩ Aj ∩ Ak| - … + (-1)n+1 |A1 ∩


≤i ≤n 1 ≤i< j ≤n 1 ≤i< j< k≤ n

A2 ∩ … ∩ An|.

Bukti: Kita akan membuktikan rumus dengan menunjukkan bahwa anggota dalam gabungan
dihitung dengan tepat sekali di sisi kanan persamaan. Misalkan a adalah anggota dari tepat r dari
himpunan A1, A2,...,An di mana 1 ≤ r ≤ n. Elemen ini dihitung C (r, 1) kali oleh ∑ ¿ Ai∨¿ ¿.
dihitung C (r, 2) kali oleh ∑ ¿ Ai ∩ Aj∨¿ ¿. Secara umum, dihitung C (r, m) kali oleh
penjumlahan melibatkan m dari himpunan Ai. Dengan demikian, anggota ini dihitung dengan
tepat.

C(r, 1) − C(r, 2) + C(r, 3) − ··· + (−1)r+1C(r, r)

Waktu dengan pernyataan di sisi kanan persamaan ini. Tujuan kita adalah untuk mengevaluasi
kualitas hal ini. Dengan akibat 2 dari Bagian 6.4, kita memiliki

C(r, 0) − C(r, 1) + C(r, 2) − ··· + (−1)r C(r, r) = 0

Maka,

1 = C(r, 0) = C(r, 1) − C(r, 2) +···+ (−1)r+1C(r, r).

Oleh karena itu, setiap anggota dalam gabungan dihitung persis sekali oleh pernyataan di sisi
kanan persamaan. Ini membuktikan prinsip inklusi-eksklusi.

Prinsip inklusi-eksklusi memberikan rumus untuk jumlah anggota dalam gabungan n himpunan
untuk setiap bilangan bulat positif n. Ada istilah dalam rumus ini untuk jumlah anggota di irisan
setiap subset nonempty dari koleksi n himpunan. Oleh karena itu, ada 2n - 1 istilah dalam rumus
ini.
BAB 3
PENUTUP

A. Simpulan
Prinsip Inklusi dan Eksklusi  merupakan perluasan ide dalam Diagram Venn beserta operasi

irisan dan gabungan. Misalkan A dan B sembarang himpunan. Penjumlahan |A|+|B| adalah
menghitung banyaknya elemen A yang tidak terdapat dalam B dan banyaknya elemen B yang
tidak terdapat dalam A tepat satu kali, dan banyaknya elemen yang terdapat dalam A∩B

sebanyak dua kali. Oleh karena itu, pengurangan banyaknya elemen yang terdapat dalam

A∩B dari |A|+|B| membuat banyaknya anggota A∪B dihitung tepat satu kali. Dengan
demikian,

|A∪B|=|A|+|B|−|A∩B| .
Sehingga, untuk r buah himpunan berlaku teorema berikut:
n ( A1∪A2∪…∪A n) = ∑ n ( A 1) − ∑ n ( A 1∩A j )+ ∑ n ( A i∩A j ∩A k )−…+(−1)n−1 n ( A1∩A2∩…∩A n)
1≤i≤n 1≤i< j≤n 1≤i< j<k≤n

Generalisasi dari hal tersebut bagi gabungan dari sejumlah himpunan dinamakan Prinsip Inklusi-
Eksklusi.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini , para pembaca dapat memahami bagaimana iman kepada Al-
qur’an dengan baik. Sebagai umat islam yang baik, kita harus menggunakan dan memahami
iman kepada Al-qur’an itu dengan baik dan benar sesuai dengan fungsinya agar dapat menjadi
lebih baik lagi dari sebelumnya. Sehingga cita-cita dan harapan seluruh umat islam didunia
dapat terwujud.

Makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengaharapkan kritik dan saran
dari para pembaca, agar kedepannya kami dapat memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai