Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SOSIOLOGI SENI PERTUNJUKAN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah sosiologi


Dosen Pengampu : Nurwani SST M.Hum

Disusun Oleh:

Kelompok 3
Uindi Jubelina Situmorang
Fadilla Cindy Ulia Rizky
Welferin Malau
Jaka Samuel Simaibang
Ella Vanessa Seren Damanik
Efendi Lumban Gaol
Yoga Ginting

PROGRAM STUDI SENI PERTUNJUKAN


JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadiran tuhan yang maha esa, karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas sosiologi ini sesuai dengan
waktu yang di tetapkan oleh dosen pengampu mata kuliah.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nurwani SST M.Hum sebagai dosen
pengampu mata kuliah yang telah membimbing kami, dan mengajari saya mengenai
Ilmu-ilmu yang berkenaan dengan mata kuliah ini, selain itu dosen memberikan
informasi kepada kami bagaimana cara membuat objek studi sosiologi yang baik dan
benar. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua dan teman–teman
yang selalu mendukung dan memotivasi kami dalam proses pembuatan makalah ini,
sehingga tugas SOSIOLOGI ini dapat selesai tepat waktunya.
Kami menyadari bahwa tugas SOSIOLOGI ini belum lengkap dan sempurna
sesuai dengan yang di terapkan, untuk itu kami sangat mengaharapkan masukan dan
kritik yang membangun dari pembaca sekalian. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua, terima kasih.

Medan, 15 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Tujuan..................................................................................................................4
C. Manfaat................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
A. Fakta Sosial Tradisi Sihali Aek...........................................................................6
B. Tindakan Sosial Tradisi Sihali Aek.....................................................................6
C. Imajinasi Sosial Tradisi Sihali Aek.....................................................................6
D. Hubungan Antar Manusia Tradisi Sihali Aek.....................................................7
E. Realita Sosial Tradisi Sihali Aek........................................................................7
F. Masyarakat Tradisi Sihali Aek............................................................................7
BAB III..............................................................................................................................8
PENUTUP.........................................................................................................................8
A. Kesimpulan..........................................................................................................8
B. PENUTUP............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sihali aek merupakan tradisi pembersihan tali air sebagai bagian pengelolaan
sumber air untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi kehidupan masyarakat dalam
mengairi areal persawahan. Penelitian ini bertujuan mengkaji nilai-nilai
kegotongroyongan dalam tradisi sihali aek. Tradisi sihali aek merupakan tradisi
tahunan yang dilaksanakan pada bulan Oktober setiap tahunnya.
Oktober dianggap waktu yang tepat untuk menyongsong masuknya musim
penghujan dan masa persiapan. Sebelum musim menanam padi, terlebih dahulu
dipastikan bahwa air tersedia dengan baik, karena padi membutuhkan air untuk masa
tanamnya. Sihali aek menjadi kegiatan yang sangat penting bagi masyarakat yang
sebagian besar adalah petani.
Tradisi sihali aek terdiri atas beberapa tahapan yang dimulai dengan rapat Raja
Bolon Raja Napitu, diikuti dengan pelaksanaan mangan indahan siporhis, dan
pelaksanaan dari marsirimpa (gotong royong) dari tradisi sihali aek. Tahapan dari
tradisi sihali aek jelas terimplementasi berbagai nilai-nilai gotong royong dalam
perilaku para anggota didalamnya.

B. Tujuan

Tujuan dari tugas Sosiologi Seni ini adalah untuk memenuhi tugas dan tanggung
jawab sebagai mahasiswa. Dengan cara kami memaparkan dan menjelaskan apa itu
Tradisi Sihali Aek yang ada di Desa Tipang dan memberikan penjelasan mengenai

4
Tradisi Sihali Aek.Kami berharap agar pembaca juga dapat mengerti sedikit banyaknya
tentang apa yang kami jelaskan dalam makalah ini tentang Sihali Aek.

C. Manfaat
1. Untuk menambah wawasan mengenai Tradisi Sihali Aek
2. Pembaca dapat mengetahui fakta sosial apa yang terdapat pada Tradisi Sihali Aek
3. Pembaca dapat mengetahui tindakan sosial apa yang terjadi di Tradisi Sihali Aek
4. Pembaca dapat mengetahui imajinasi sosial apa yang ada di Tradisi Sihali Aek
5. Pembaca dapat mengetahui Tradisi Sihali Aek ini terdapat di dalam masyarakat
6. Pembaca dapat mengetahui Realita Sosial apa yang terjadi di Tradisi Sihali Aek
7. Pembaca dapat mengetahui hubungan antar manusia apa yang ada di Tradisi
Sihali Aek

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fakta Sosial tradisi sihali aek

B. Tindakan Sosial Tradisi Sihali Aek


Di dalam Tradisi Sihali Aek terdapat tindakan sosial yaitu pembersihan tali air
dari hulu sampai hilir tanpa kecuali. Setiap orang diberikan tanggung jawab untuk
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya demi lancarnya suplai air ke seluruh areal
persawahan. Sebelum seluruh petugas melaksanakan gotong royong atau
marsirimpa, terlebih dahulu diadakan acara Mangallang Indahan Siporhis (makan
bersama), baru kemudian dilanjutkan dengan bekerja di areal saluran air sepanjang
9,04 kilometer yang dibagikan secara adil kepada 60 orang petugas di dolok dan 60
orang petugas di Toba.

6
C. Imajinasi Sosial Tradisi Sihali Aek
Masyarakat Tipang memiliki imajinasi di dalam tradisi Sihali Aek ini, yaitu
mereka melakukan mangallang indahan siporhis ini juga dimaksudkan sebagai
bentuk doa atau permohonan agar proses bercocok tanam padi berikutnya berjalan
dengan baik hingga panen seperti halnya nikmat yang telah dianugerahkan
sebelumnya. Untuk itu, diselipkan pula doa untuk kesehatan warga, pengairan yang
lancar, terhindar dari hama penyakit dan semoga hasil panen berikutnya
meningkat.Prosesi mangallang indahan siporhis ini didasarkan kepada kesepakatan
tujuh marga partano yang tergabung dalam Raja Napitu. Setiap tahun kelompok
marga bergantian sebagai pelaksana mangallang indahan siporhis ini, kelompok
marga tersebut bersepakat menentukan di rumah siapa sebagai balohan amak (tuan
rumah). Untuk keperluan makanan dan keperluan lainnya pada saat pelaksanaan
ritual mangallang indahan siporhis dilakukan secara kerjasama (sisada hasuhuton)
dari turpuk marga tersebut.

D. Hubungan Antar Manusia Tradisi Sihali Aek


Tahap pertama dalam tradisi sihali aek adalah persiapan. Tahap persiapan
dilakukan dengan menggelar musyawarah para Raja Jolo yang merupakan
perwakilan dari kedua leluhur dan kedua wilayah; Simamora Dolok, Simamora
Toba, Sihombing Dolok dan Sihombing Toba; masing-masing terdiri dari ketujuh
marga Raja Napitu.

Kunci dari semua persiapan dalam tradisi adalah musyawarah, dalam hal ini
musyawarah digelar dalam bentuk Raja Bolon Raja Napitu.

E. Realita Sosial Tradisi Sihali Aek


Tradisi sihali aek merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan pada bulan
Oktober setiap tahunnya. Oktober dianggap waktu yang tepat untuk menyongsong
masuknya musim penghujan dan masa persiapan masa tanam untuk areal
persawahan. Sebelum musim menanam padi, terlebih dahulu dipastikan bahwa air
tersedia dengan baik, karena padi membutuhkan air untuk masa tanamnya. Untuk
itu, sihali aek menjadi kegiatan yang sangat penting bagi masyarakat yang sebagian
besar adalah petani.

7
F. Masyarakat Tradisi Sihali Aek
Tradisi Sihali Aek pada masyarakat Tipang ini dilakukan tepat pada bulan
Oktober. Masyarakat melakukan persembahan kepada Tuhan (Mula Jadi Nabolon)
dengan berdoa yang di iringi dengan musik tradisional sebelum mangallang indahan
siporhis dan melakukan Tradisi Sihali Aek.

BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari kedua buku yang sudah
dikritik dapat disimpulkan:
1. Walaupun memiliki judul
buku yang sama kedua buku
memiliki perbedaan dalam
pembahasan materinya
2. Buku utama lebih lengkap
pembahasannya

8
dibandingkan dengan buku
pembanding
3. Kelemahan dari kedua
buku adalah tidak
menampilkan biografi
pengarang
4.2 Saran
Berdasarkan hasil Critical
Book Report yang sudah di
review, periview
menyarankan supaya
filsafat pendidikan
dipelajari dan dipahami
semua lapisan baik guru,
orang tua maupun

9
masyarakat sehingga
meningkatkan prestasi anak
dalam berbagai hal
kehidupan. Selain itu,
pe review juga menyarankan
kepada penulis supaya
membuat tampilan isi buku
yang lebih
menarik misalnya dengan
mencantumkan gambar
gambar contoh
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
Nilai-nilai yang dipahami oleh masyarakat yaitu nilai gotong royong itu menjadi
dasar untuk menyatukan sebuah kelompok dalam kehidupan bermasyarakat. Gotong
royong merupakan bekerja bersama-sama dengan tujuan untuk menyelesaikan
pekerjaan atau beban tersebut. Adapun nilai-nilai gotong royong yang terimplementasi
dalam tradisi sihali aek:
1. Rasa kebersamaan.

10
Rasa kebersamaan ini tergambar dalam kehidupan masyarakatnya dalam
melaksanakan peran dan tugasnya. Hal ini dapat terlihat bagaimana peran dan
tugasnya masing-masing dari raja Jolo dengan anggota lainnya juga dengan
parhara, mereka tahu persis apa yang menjadi peran dan tugasnya masing-
masing.Sehingga melalui kegiatan sihali aek tersebut setiap anggota dapat
merasakan kebersamaan yang kuat.
2. Saling Menyepakati
Pada saat rapat Bolon Raja Napitu saling menyepakati itu juga jelas tergambar
dalam pelaksanaan musyawarah.
3. Rasa solidaritas.
Melalui tradisi sihali aek jelas tergambar rasa solidaritas yang kuat. Bagaimana
gotong royong dalam pengerjaan pembersihan tali air
ini memunculkan rasa kesetikawanan, sehingga
rasa solidaritas muncul tanpa harus diarahkan atau di perintah. Hal ini terlihat
dari prosesi mangallang indahan siporhis, mereka semua tahu akan perannya
dan bagaimana mereka membawa makanan ke rumah tempat diadakan
mangallang indahan siporhis. Mangallang indahan siporhis ini merupakan acara
makan bersama sebelum turun untuk bergotong royong
dalam membersihkan tali air (sihali aek).
4. Saling tolong-menolong/saling membantu.
Saling tolong- menolong atau membantu ini jelas tergambar dalam tradisi
sihali aek, bagaimana setiap anggota saling bahumembahu untuk
membersihkan tali air dan bila ada yang belum siap dari salah satu anggota
mereka, maka mereka akan siaga membantu
dalam proses pembersihan tali air (sihali aek).
5. Sikap sama-sama bekerja.
Dalam nilai gotong royong ini sikap samasama bekerja tergambar pada saat
pembersihan tali air (sihali aek) yang mana tidak boleh ada
anggota yang bermalas-malasan dalam bekerja, misalnya ada aliran air yang
rusak atau bocor,
maka ke-7 Raja marga tersebut akan mencari tahu hasil kerja siapa yang salah.
Bila ada yang tidak mengindahkan perintah dari Raja Jolo atau

11
bermalas-malasan maka orang tersebut akan di beri sanksi. Sanksi yang
diberikan tersebut merupakan salah satu cara agar setiap pekerja
dapat berhati-hati serta lebih bertanggung jawab dan saling bekerja sama.
6. Sikap saling mendukung.
Sebuah nilai gotong royong akan tergambar bila memiliki sikap saling
mendukung. Hal ini tergambar dalam tradisi sihali aek yang mana pada saat
prosesi pembersihan tali air ini para anggota dari sihali aek itu saling toleran
satu dengan yang lainnya, yang mana tindakan para anggota sihali aek dapat
saling bergotong royong untuk melaksanakan kerja.

B. PENUTUP
Inti dari nilai gotong royong ialah berupa kerjasama dan rasa kebersamaan dengan
penyelesaian suatu pekerjaan yang dianggap berat. Tradisi sihali aek merupakan
tradisi pembersihan tali air yang dilakukan secara gotong royong setiap tahunnya
tepatnya diadakan di Desa Tipang. Dalam tradisi sihali aek ini jelas tergambar
bagaimana gotong royong memegang peranan penting dalam tahapan sihali aek
yang dimulai dengan rapat Raja Bolon.

DAFTAR PUSTAKA

https://ejournal.uksw.edu/ecodunamika/article/view/4869#:~:text=Tradisi%20sihali
%20aek%20merupakan%20sistem,untuk%20mengalirkan%20air%20keareal
%20persawahan.

https://jadesta.kemenparekraf.go.id/atraksi/atraksi_budaya_sihali_aek.

12

Anda mungkin juga menyukai