Oleh:
Decequen Putri Setiadi
Kelas
PEMERINTAH PROVINSI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI
1945
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas seni
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih yang
makalah ini. Oleh karena itu kami menyarankan kepada pembaca untuk
selanjutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................... 2
D. Manfaat.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Cingcowong........................................................................... 3
B. Sejarah Cingcowong................................................................................ 3
A. Kesimpulan.............................................................................................. 12
B. Saran........................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabupaten Kuningan begitu beraneka, unik dan menarik. Semua anugerah ini
milik kita bangsa Indonesia, yang dapat kita jadikan sebagai sumber untuk
Agar kita dapat merasakan dan mensyukuri nikmat Tuhan yang telah
diberikan serta dapat memanfaatkan aset yang kita miliki seoptimal mungkin,
kita sebagai bangsa Indonesia perlu mengenal apa yang kita miliki, kita akan
dan daya tarik seni dan budaya yang tersebar di Kabupaten Kuningan dicoba
disajikan pada makalah ini, yang baru memuat sebagian informasi tentang seni
dan budaya yang ada di Kabupaten Kuningan dan secara bertahap kami akan
B. Rumusan Masalah
1
2
C. Tujuan
adalah:
cingcowong.
D. Manfaat
memperoleh pemahaman tentang seni dan budaya yang ada di suatu daerah
tertentu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Cingcowong
Cingcowong adalah salah satu upacara ritual untuk meminta hujan. Kata
cingcowong sendiri menurut etimologis atau bahasa terbagi menjadi dua yaitu
cing dan cowong. Cingcowong berasal dari kata cing dan cowong. Kata cing
sama dengan kata cik, yang berarti coba dalam bahasa Indonesia. Kata
cowong dalam bahasa Indonesia berarti biasa berbicara keras. Jadi dari segi
bahasa cingcowong memiliki arti coba (biasa) berbicara keras atau biasa
adalah nama orang-orangan atau sejenis boneka yang dijadikan media dalam
B. Sejarah Cingcowong
tidak terlepas dari adat istiadat atau budaya di sekitar, di Dusun Wage Desa
3
4
hujan akan segera turun. Upacara ritual cingcowong ini diperkirakan sudah
akan tetapi masih saja tidak ada hasilnya. Pada situasi tersebut, Rantasih yang
untuk mencari sumber mata air, tetapi usahanya gaga! karena masyarakat yang
sudah terlanjur putus asa ajakannya. Dalam keadaan demikian Rantasih tidak
sama berdoa muncul gagasan untuk memukul ceneng berulang kali sehingga
menyampaikan petunjuk yang datang pada saat tirakat, yaitu dengan cara tidak
makan, tidak minum dan tidak tidur selama 3 hari 3 malam, bahwa cara
meminta hujan adalah dengan cara melakukan upacara ritual melalui media
cingcowong.
Ritual ini terwujud dalam bentuk upacara melalui kekuatan gaib yang
Pelaksanaan ritual ini menggunakan medium berupa boneka yang terbuat dari
tempurung kelapa dan alat penangkap ikan yang disebut bubu. Upacara ini
Punduh adalah orang yang memiliki kemampuan khusus di bidang agama atau
kenyataan yang ada, upacara ini diturunkan dari satu generasi yang lain, dari
punduh.
Punduh ini berasal dari keluarga yang sama dari punduh sebelumnya,
satu keturunan yang mempunyai ikatan darah. Punduh pertama tidak diketahui
mengelola upacara ini sampai tahun 1930 dan meninggal dalam usia 90 tahun
tahun 1980, upacara cingcowong dikelola oleh Suki yang merupakan cucu
dari Rantasih. Suki meninggal dalam umur 70 tahun sebagai generasi ketiga
upacara cingcowong dikelola Nawita, cucu dari Rasih dan merupakan generasi
keempat.
bibinya) yang bernama Rasih yang meninggal di usia 70 tahun. Ketika dalam
Menurut Nawita jika orang lain yang melakukan ritual, yang tidak memiliki
ikatan darah dengan leluhurnya maka boneka cingcowong tidak akan mau
atas dasar bisikan gaib. Kemudian calon punduh yang terpilih akan diwariskan
mantra pemanggil hujan serta tata cara pemanggilan hujan. Calon punduh
adalah pertama dengan selalu melibatkan calon pewarisnya untuk ikut serta
7
dalam pergelaran ritual dengan tugas untuk memegangi "raga" atau boneka
boneka ketika boneka kerasukan jin dan tidak tertawa, itu pertanda bahwa
calon harus menjalani puasa dan tidak boleh tidur di malam hari selama tiga
hari, dan selanjutnya apabila akan melakukan pagelaran atau ritual harus
melakukan puasa terlebih dahulu minimal satu hari, tetapi sebaiknya tiga hari.
Seizin itu tentu saja ada mantra-mantra yang harus dibaca ketika akan
luntur, sehingga sekarang hanya dianggap sebagai budaya atau kebiasaan saja
memang turun.
kayangan.
tersebut.
yang diberi baju-baju dan sampur (selendang) serta dibelit kalung yang
cingcowong.
b. Kipas yang terbuat dari bambu yang dianyam (hihid) sebagai alat
jalangkung)
c. Dua orang pemain /penabuh buyung yang dipukul oleh kipas/hihid dan
satu orangnya lagi memainkan alat musik ceneng yang terbuat dari
dan sesaji. Persiapan khusus bagi seorang punduh yaitu harus puasa selama 2
(dua) hari sebelum hari pelaksanaan upacara ritual cingcowong. agar ritualnya
dari pemakaman yang dipercaya pusat dari sisi gaib di daerah tersebut, dan
aksesoris lainnya seperti anting dan sabuk dari kain katun warna putih.
congcot, cerutu, gula batu, aneka panganan kue, kembang tujuh rupa.
tempat kotor.
10
Taraje, tikar, ember berisi air bunga tujuh rupa, cermin kecil, sisir, dan
5. Ibu Narwita selaku punduhnya harus melakukan puasa selama tiga hari
Sa la la la leunggut
Li li li li pring
Li li li guling
Pajulo julo
tradisi ini menjadi sebuah pertunjukan seni yang berguna untuk pelestarian
mencoba membuat satu tarian cingcowong dan tarian ini merupakan salah satu
usaha agar seni tradisi tidak menjadi punah. Pertunjukan tari cingcowong
tidak lagi sebagai seni ritual tetapi sudah dikembangkan dan diangkat menjadi
sekarang seni tari cingcowong berkembang dan sering ditampilkan pada acara-
A. Kesimpulan
Seni dan budaya adalah kata yang berbeda. Seni adalah sesuatu yang
asal dari bahasa sansakerta yaitu budaya, yang merupakan bentuk jamak dari
buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi
dan akal.
Dari pengertian di atas jelas bahwa seni adalah segala hal yang
sesuatu yang tertanam dalam diri manusia yang dipengaruhi oleh akal.
B. Saran
Agar masyarakat untuk lebih mengenal dan mencintai seni dan budaya,
sekaligus sebagai upaya menumbuhkan minat untuk lebih mengenal seni dan
12
DAFTAR PUSTAKA