KELAS X
Alhamdulillah .. segala puji bagi allah tuhan seru sekalian alam kami ucapkan,
karna dengan segala limpahan rahmat, karunia, dan hidayahnya kami masih diberi
ilham untuk menyelesaikan Karya Tulis ini dengan kemampuan berfikir yang
diberikan olehnya.
Yakni suatu karya tulis ilmiyah tentang kebudayaan yang kemudian dapat kami
ambil kesimpulan dengan judul “TRADISI TARI BATIK GRINGSING“
Ucapan Teima kasih yang kami tujukan RUANG terutama kepada pihak-pihak
terkait yang sangat berperan penting dalam penyelesaian karya tulis ini, yaitu
kepada:
1. Bapak Ibu Guru SMA Islam Ahmad Yani Batang, Selaku pembimbing
kami yang senantiasa memberi arahan-arahan yang tidak hanya membantu
menyelesaikan karya tulis ini, namun memberikan motivasi agar kami
lebih giat dalam bekerja.
2. Kedua Orang tua beserta deretan kerabat dan sahabat yang senantiasa
memberi dukungan dan do’a.
3. Para narasumber, yang berada di desa kemiren. Dan sebagian kecil dari
pihak terkait yang berada di perpustakaan sekolah yang menyediakan
buku-buku refrensi untuk menunjang penguatan kevalidan Pernyataan
pustaka.
Semoga karya tulis yang telah kami susun sedemikian rupa ini dapat menjadi
tumpuan, sekaligus bahan refrerensi maupun motivasi untuk dapat berkarya. Dan
apabila telah banyak di jadikan tumpuan bagi pelajar indonesia pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya, besar harapa kami juga agar karya tulis ini dapat
di ambil kalimat-kalimat positif dan memperbaiki kesalahan dalam penempatan
kalimat maupun EYD.
Terima kasih,
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................1
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................2
1.4. Manfaat Penelitian..............................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................3
2.1. Tari Batik Gringsing...........................................................................3
2.2. Persepsi Masyarakat...........................................................................4
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................8
BAB V PENUTUP...........................................................................................9
5.1. Simpulan.............................................................................................9
5.2. Saran...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengertian dari Tari
Batik Gringsing dan Tari Simo Gringsing, mengetahui sejarah Tari Batik
Gringsing dan Tari Simo Gringsing, mengetahui makna filosofi dari Tari
Batik Gringsing dan Tari Simo Gringsing dan mengetahui peran sejarah dan
nilai filosofis tari Simo Gringsing dan Batik Gringsing sebagai icon daya
tarik wisata budaya di Kabupaten Batang.
2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
to the next one or more “(kesaksian yang di wariskan secara lisan dari
generasi ke generasi). Tradisi lisan muncul di lingkungan kebudayaan lisan
dari suatu masyarakat yang belum mengenal tulisan.
Di dalam tradisi lisan perkembangannya tergantung pada unsur-
unsur kejadian sejarah, nilai-nilai moral, nilai-nilai keagamaan, adat istiadat,
cerita-cerita khayalan, peribahasa, nyanyian serta mantra-mantra pada
masyarakat. Jenis-jenis tradisi lisan
Cerita rakyat
Teka-teki rakyat
Pribahasa rakyat
Nyanyian rakyat.
5
Persepsi adalah proses bagaimana seseorang menjadi sadar adanya benda,
sifat atau hubungan melalui alat indera. walaupun isi sensorik selalu ada
dalam persepsi, apa yang di hayati akan terpengaruh oleh pengalaman yang
telah terbentuk dan pengetahuan masa lalu, sehingga persepsi tidak hanya
sekedar perekaman pasif dari stimulus yang mengenai alat indera,
(diorganisir), diintepretasi dan kemudian dievaluasi, sehingga individu
tersebut memperoleh makna, (Menurut Robbins (2003:97).
Persepsi adalah tanggapan langsung dari suatu serapan atau proses
seseorang mengetahui beberapa hal melalui pengindraan, (Menurut
Purwodarminto (1990: 759)). Persepsi diartikan sebagai suatu proses
pengamatan seseorang terhadap lingkungan dengan menggunakan indra-
indra yang dimiliki sehingga ia menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
dilingkungannya, (Kamus besar psikologi). Persepsi adalah proses di mana
kita mengorganisasi dan menafsirkan pola stimulus ini dalam lingkungan.
Persepsi adalah proses bagaimana seseorang menjadi sadar adanya benda,
sifat atau hubungan melalui alat indera walaupun isi sensorik selalu ada
dalam persepsi, apa yang di hayati akan terpengaruh oleh pengalaman yang
telah terbentuk dan pengetahuan masa lalu, sehingga persepsi tidak hanya
sekedar perekaman pasif dari stimulus yang mengenai alat indera.
1. Minat terhadap Keanekaragaman Budaya: Meskipun demikian,
masyarakat di Jawa Timur, seperti di banyak bagian Indonesia,
memiliki rasa kebanggaan dan minat terhadap keanekaragaman budaya
dalam negeri. Ketika mereka diajarkan atau mendengar tentang tradisi
Mepe Kasu, beberapa mungkin merasa tertarik untuk belajar lebih lanjut
tentang budaya Papua.
2. Toleransi dan Penghargaan: Indonesia adalah negara yang sangat
beragam budayanya, dan rasa toleransi terhadap keberagaman budaya
sangat dihargai. Banyak orang di Jawa Timur mungkin memiliki sikap
positif terhadap tradisi adat orang Papua dan menghargainya sebagai
bagian dari kekayaan budaya nasional.
3. Kurangnya Paparan Media: Pengenalan terhadap tradisi dari wilayah
lain di Indonesia sering kali tergantung pada sejauh mana media dan
informasi tersebut dipromosikan dan disebarkan. Jika tradisi TARI
BATIK tidak sering muncul di media atau dalam pembelajaran,
masyarakat di Jawa Timur mungkin tidak memiliki banyak informasi
tentangnya.
6
Dalam era globalisasi dan akses yang lebih mudah ke informasi,
banyak orang memiliki kesempatan untuk lebih memahami dan menghargai
berbagai tradisi budaya di Indonesia. Dalam hal Tradisi Tari Batik
gringsing, peningkatan kesadaran akan kekayaan budaya Papua dan upaya
untuk mempromosikan pemahaman yang lebih baik tentangnya di seluruh
negeri dapat membantu masyarakat di Jawa Timur dan di seluruh Indonesia
untuk menghargai tradisi ini sebagai bagian dari identitas nasional yang
berbudaya.
2.3. Daya Tarik Tari Batik dan Tari Simo Gringsing Terhadap Wisatawan
7
BAB III
METODE PENELITIAN
8
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Tari Simo Gringsing adalah sebuah tari garapan baru yang bersumber pada
gerak tradisi kerakyatan yang ada di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah.
Tarian ini berlatar cerita legenda tentang sosok Ki Ageng Gringsing yang
memiliki kesaktian seperti dapat berubah menjadi Simo atau Harimau dan ilmu
kanuragan utuk menyadarkan pada garong, rampok, begal serta mengajarkan budi
pekerti dalam ajaran agama Islam. Dalam penampilannya, Tari Simo Gringsing
diiringi dengan gamelan, rebana, jidor, terompet serta tata rias dan busana agar
sajian lebih menarik.
Menurut Ratna Kencana Wati, SH. Kasie Pembinaan dan Pengembangan
Kesenian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang, (Wawancara : 4
Oktober 2019) Tari Simo Gringsing merupakan tari garapan Yoyok Bambang
Priambodo dari hasil observasi kekayaan lokal daerah Kabupaten Batang terutama
di daerah Kecamatan Gringsing yang menggambarkan legenda Ki Ageng
Gringsing yang bisa merubah dirinya menjadi simo atau harimau dan merupakan
kekayaan lokal daerah baru yang telah ditetapkan sebagai Seni Pertunjukan
Kabupaten Batang yang menjadi warisan luhur budaya daerah
Berdasarkan SK Bupati Batang Nomor 476/15/2019 Tari Simo Gringsing
adalah karya atau garapan baru yang menggunakan idiom gerak/sekaran tari
tradisi gaya Surakarta dan Yogyakarta serta wilayah pesisir baik putri maupun
putra. Gending dalam Tari Simo Gringsing juga menggunakan dasar-dasar
gending gaya Surakarta dan Yogyakarta serta wilayah pesisir. Tari Simo
Gringsing ini merupakan tari yang bersumber dari beberapa unsur gerak dan
iringan tradisi dari beberapa wilayah di Jawa Tengah dan telah dikembangkan
sesuai dengan tematik dan kebutuhan artistik yang mendukungnya yang
terinspirasi cerita rakyat/legenda tentang sosok Ki Ageng Gringsing yang
memiliki kesaktian seperti dapat berubah menjadi Simo atau harimau dan ilmu
kanuragan.
Tari Batik belum dijelaskan
Daya Tarik untuk wisatawan belum ada
9
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
1. Tari Simo Gringsing adalah sebuah tari garapan baru yang bersumber
pada gerak tradisi kerakyatan yang ada di Kabupaten Batang Provinsi
Jawa Tengah. Tarian ini berlatar cerita legenda tentang sosok Ki
Ageng Gringsing yang memiliki kesaktian seperti dapat berubah
menjadi Simo atau Harimau dan ilmu kanuragan utuk menyadarkan
pada garong, rampok, begal serta mengajarkan budi pekerti dalam
ajaran agama Islam
2. Tari Batik Gringsing adalah sajian tari yang terilhami dari keberadaan
motif Batik Gringsing yang merupakan salah satu produk khas
Kabupaten Batang. Makna filosofisnya Tari Batik Gringsing bahwa
perempuan di Kabupaten Batang haruslah mempunyai tata krama,
unggah-ungguh, lemah lembut yang intinya selalu bersikap baik dan
mulia tetapi mempunyai kepercayaan diri untuk dapat membangun
Kabupaten Batang menjadi lebih berkembang. Pengembangan lebih
lanjut untuk menjadikan Tari Simo Gringsing dan Batik Gringsing
sebagai atraksi budaya atau icon wisata budaya memerlukan support
langsung dari Pemerintah Kabupaten Batang selaku stake holder yang
paling berwenang untuk membuat keputusan terkait.
3. Daya Tarik wisatawan jelaskan
5.2. Saran
Sebagai sebuah tarian tradisional yang bersumber dari kekayaan
lokal daerah sudah selayaknyalah masyarakat dan pemerintah Kabupaten
Batang serta didukung oleh pihak-pihak terkait lainnya untuk bersama-sama
berusaha melestarikan, mengenalkan dan mengembangkannya
10
DAFTAR PUSTAKA
Ach. Nadlif dan M. Fadlun. 2001. Tradisi Keislaman. Al-Miftah Surabaya I Gde
Pitana., & Putu G, Gayatri. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : CV
Andi Offset.
Nazir, M. 1988. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia: Jakarta.
SK Bupati Batang Nomor 476/15/2019 tentang Penetapan Tari Barik Gringsing,
Tari Simo Gringsing dan Tari Prajurit Ki Ageng Gringsing sebagai Seni
Pertunjukan Kabupaten Batang.
Sugiyono. 2007. MetodePenelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Yoyok B. Priambodo. 2018. Tari Batik Gringsing. Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Batang.
Yoyok Bambang Priambodo. Wawancara : Hari Kamis tanggal 17 Oktober 2019
Ratna Kencana Wati, SH. Kasie Pembinaan dan Pengembangan Kesenian
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang. Wawancara : Hari
Jum’at tanggal 4 Oktober 2019 Suprayitno, S.Kar., M.Si, Sekretaris Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Batang. Wawancara : Hari Jum’at
tanggal 4 Oktober 2019. Ahmad Zaenal Abidin S.Pd. Tokoh Masyarakat
Gringsing. Wawancara : hari Rabu tanggal 16 Oktober 2019 Maya. Perajin
Batik Gringsing Merk Sumber Agung Batang. Wawancara : Hari selasa 6
November 2019.
11