Anda di halaman 1dari 14

KESENIAN TARI BATIK GRINGSING

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas


Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

Disusun oleh Kelompok 1


1. Irja Fuadi L
2. Khalifatullah Azzam
3. Anggita Pratiwi

KELAS X

SMA ISLAM AHMAD YANI BATANG


TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah .. segala puji bagi allah tuhan seru sekalian alam kami ucapkan,
karna dengan segala limpahan rahmat, karunia, dan hidayahnya kami masih diberi
ilham untuk menyelesaikan Karya Tulis ini dengan kemampuan berfikir yang
diberikan olehnya.
Yakni suatu karya tulis ilmiyah tentang kebudayaan yang kemudian dapat kami
ambil kesimpulan dengan judul “TRADISI TARI BATIK GRINGSING“
Ucapan Teima kasih yang kami tujukan RUANG terutama kepada pihak-pihak
terkait yang sangat berperan penting dalam penyelesaian karya tulis ini, yaitu
kepada:
1. Bapak Ibu Guru SMA Islam Ahmad Yani Batang, Selaku pembimbing
kami yang senantiasa memberi arahan-arahan yang tidak hanya membantu
menyelesaikan karya tulis ini, namun memberikan motivasi agar kami
lebih giat dalam bekerja.
2. Kedua Orang tua beserta deretan kerabat dan sahabat yang senantiasa
memberi dukungan dan do’a.
3. Para narasumber, yang berada di desa kemiren. Dan sebagian kecil dari
pihak terkait yang berada di perpustakaan sekolah yang menyediakan
buku-buku refrensi untuk menunjang penguatan kevalidan Pernyataan
pustaka.
Semoga karya tulis yang telah kami susun sedemikian rupa ini dapat menjadi
tumpuan, sekaligus bahan refrerensi maupun motivasi untuk dapat berkarya. Dan
apabila telah banyak di jadikan tumpuan bagi pelajar indonesia pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya, besar harapa kami juga agar karya tulis ini dapat
di ambil kalimat-kalimat positif dan memperbaiki kesalahan dalam penempatan
kalimat maupun EYD.
Terima kasih,

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................1
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................2
1.4. Manfaat Penelitian..............................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................3
2.1. Tari Batik Gringsing...........................................................................3
2.2. Persepsi Masyarakat...........................................................................4
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................8
BAB V PENUTUP...........................................................................................9
5.1. Simpulan.............................................................................................9
5.2. Saran...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Seni tari yang dimiliki oleh suatu daerah berbeda-beda, seni tari
tersebut bisa menjadi icon dari suatu daerah dan bisa menjadi daya tarik
bagi wisatawan. Saat ini dibeberapa daerah sudah banyak yang menjadikan
kesenian sebagai salah satu daya tarik wisata dan mendapat respon yang
positif dari wisatawan serta masyarakat. Maka berbagai pihak yang terkait
dengan kepariwisataan dituntut keras untuk menggali potensi apa saja yang
dimiliki oleh di daerahnya masing-masing. Seperti di Kabupaten Batang di
wilayah Kecamatan Gringsing salah satunya yang ternyata memiliki potensi
kearifan lokal berupa seni budaya yaitu kesenian tari Simo Gringsing dan
Tari Batik Gringsing. Tari Simo Gringsing dan Tari Batik Gringsing
merupakan tarian lokal baru yang dilahirkan melalui riset berdasarkan
sejarah yang sarat nilai-nilai filosifis yang patut untuk dijadikan
pembelajaran bagi generasi penerus bangsa, dan ini merupakan salah satu
bagian dari tradisi kearifan lokal.
Nilai sejarah dan nilai-nilai filofosis dari Tari Batik Gringsing dan
Tari Simo Gringsing sarat sekali akan penggambaran kekayaan alam dan
kekayaan hasil budaya manusia terutama di kawasan Kecamatan Gringsing
Kabupaten Batang. Penggalian lebih dalam akan nilai sejarah dan nilai
filosofis kedua tarian ini tentunya sangat menarik untuk lebih dikenalkan
sebagai salah satu bagian promosi wisata terutama wisata budaya di
Kabupaten Batang secara umum.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari Tari Batik Gringsing dan Tari Simo Gringsing?
2. Bagaimana sejarah Tari Batik Gringsing dan Tari Simo Gringsing
3. Apa makna filosofi dari Tari Batik Gringsing dan Tari Simo Gringsing?
4. Bagaimana peran sejarah dan nilai filosofis tari Simo Gringsing dan
Batik Gringsing sebagai icon daya tarik wisata budaya di Kabupaten
Batang?

1
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengertian dari Tari
Batik Gringsing dan Tari Simo Gringsing, mengetahui sejarah Tari Batik
Gringsing dan Tari Simo Gringsing, mengetahui makna filosofi dari Tari
Batik Gringsing dan Tari Simo Gringsing dan mengetahui peran sejarah dan
nilai filosofis tari Simo Gringsing dan Batik Gringsing sebagai icon daya
tarik wisata budaya di Kabupaten Batang.

1.4. Manfaat penelitian


1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan referensi dan sumber pendukung
dalam pembuatan penelitian sejenis tentang kebudayaan yg mungkin
belum tercakup pada pembahasan penelitian ini.
2. Kegunaan praktis
a. Bagi penulis
Penulis dapat menambah wawasan dan mendapat banyak
pengalaman dalam melaksanakan penelitian, juga dapat
memberikan penambahan rasa cinta terhadap budaya di negeri
sendiri.
b. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat menyalurkan pengetahuan yang di dapatnya
melalui sanggar- sanggar budaya atau seminar kebudayaan yang
munkin dapat di lakukan di lembaga- lembaga pendidikan ataupun
instansi lain yang terdapat perkumpulan remaja, sehngga nantinya
remaja tersebut dapat menyalurkan kepada penerus bangsa
selanjutnya untuk mengatasi kepunahan kebudayaan tersebut.
c. Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan pembaca mengenai kebudayaan/tradisi
tersembunyi di desa kemiren. Serta pembaca dapat pula
mengadopsi beberapa kalimat yg tersedia di dalam karya tulis ini
dalam pembuatan tugas-tugas sekolah (bagi pelajar SD, SMP,
SMA) dan refrensi sekripsi bagi pelajar yg akan menyelesaikan S1
dan seterusnya di dalam bidang terkait.

2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tari Batik Gringsing


Jelaskan sejarahnya
Tradisi adalah segala hal yang mulanya di lakukan oleh orang/
manusia terdahulu dan aturan-aturan religious (keagamaan) yang menurut
generasinya atau menurut orang di sekelilingnya dapat berdampak positif
ataupun berupa hal ghaib yang juga di yakini dapat menguntungkan, tata
cara menghindari serta kejadian dan segala hal yang sudah di anggap
relative oleh sekelompok orang sehingga harus/wajib di lakukan oleh
seseorang sepeninggalnya dan penganutnya, bisa juga berupa budaya atau
kebiasaan yang harus ada dalam setiap penyelenggaraanya. Maka dalam hal
ini tradisi sebenarnya memiliki dua sumber, dua jenis dan dua macam Dari
segi sumbernya, bisa di peroleh dari Tuhan/agama yang di anutnya, kedua
dari kebiasaan ataupun anjuran dari nenek moyangnya.
Tradisi jika dipandang dari segi jenisnya yaitu pertama Tradisi yang
berhubungan dengan dunia lain (dunia ghaib), kedua Tradisi yang memang
pernah terjadi atau bahkan ada saksi mata yang melihatnya sehingga saksi
dapat menyebarkan penglihatanya tersebut kepada orang lain dan
seterusnya. Menurut macamnya: pertama Tradisi yang berupa Mitos
(khayalan) ialah tradisi yang diyakini namun belum terbukti adanya hanya
saja merupakan imajinasi dari fikiran dan pandangan beberapa orang yang
selanjutnya memberitakan kepada orang lain tanpa ada bukti nyata.
Kedua tradisi yang bersifat absolut (tidak dapat di ubah dan nyata),
tradisi seperti inilah yang biasa berkembang di masyarakat karena dari segi
keoutentikan (kemurnian) memang benar adanya dengan berdasar pada
fakta. Sebagian orang awam bahkan belum begitu mengetahui akan fungsi
dan bagian macam dari tradisi, mereka hanya mengganggap dan mengenal
tradisi secara umum saja yakni warisan budaya masyarakat terdahulu yang
di teruskan oleh masyarakat masa kini. Menurut buku antropologi yang di
tulis oleh sosiolog ternama (Siany L., Atiek Catur b. : 2007.
Khazanah Antropologi 1. hal:153) menyebutkan ada salah satu
jenis tradisi pewarisan yakni tradisi lisan, merupakan salah satu jenis
warisan kebudayaan masyarakat setempat yang proses pewarisanya di
lakukan secara lisan. Menurut Jan Van Sina, pengertian tradisi lisan (oral
tradition) adalah oral testimony transimitteet verbally, from one generation

4
to the next one or more “(kesaksian yang di wariskan secara lisan dari
generasi ke generasi). Tradisi lisan muncul di lingkungan kebudayaan lisan
dari suatu masyarakat yang belum mengenal tulisan.
Di dalam tradisi lisan perkembangannya tergantung pada unsur-
unsur kejadian sejarah, nilai-nilai moral, nilai-nilai keagamaan, adat istiadat,
cerita-cerita khayalan, peribahasa, nyanyian serta mantra-mantra pada
masyarakat. Jenis-jenis tradisi lisan
 Cerita rakyat
 Teka-teki rakyat
 Pribahasa rakyat
 Nyanyian rakyat.

2.2. Tari Simo Gringsing


Jelaskan sejarahnya

Persepsi (Perception) dalam arti sempit ialah pengeliatan, bagaiman


cara orang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ianlah pandangan.
Pengertian persepsi yaitu: bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI: 2007)
persepsi adalah tanggapan atau penerimaan langsung terhadap sesuatu.
Persepsi masyarakat adalah tanggapan langsung dari masyarakat terhadap
suatu objek tertentu di sertai argumen dari analisa tangkapan panca
inderanya. Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau
informasi kedalam otak manusia, melalui persepsi manusia terus menerus
mengadakan hubungan dengan lingkungannya, Hubungan ini dilakukan
lewat inderanya, yaitu indera pengelihat, pendengar, peraba, perasa, dan
pencium, (Menurut Slameto (2010:102). Persepsi merupakan kesan yang
diperoleh oleh individu melalui panca indera kemudian di Analisa 17
(diorganisir), diintepretasi dan kemudian dievaluasi, sehingga individu
tersebut memperoleh makna, (Menurut Robbins (2003:97).
Persepsi adalah tanggapan langsung dari suatu serapan atau proses
seseorang mengetahui beberapa hal melalui pengindraan, (Menurut
Purwodarminto (1990: 759). Persepsi diartikan sebagai suatu proses
pengamatan seseorang terhadap lingkungan dengan menggunakan indra-
indra yang dimiliki sehingga dia menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
dilingkungannya, (Kamus besar psikologi). Persepsi adalah proses di mana
kita mengorganisasi dan menafsirkan pola stimulus ini dalam lingkungan.

5
Persepsi adalah proses bagaimana seseorang menjadi sadar adanya benda,
sifat atau hubungan melalui alat indera. walaupun isi sensorik selalu ada
dalam persepsi, apa yang di hayati akan terpengaruh oleh pengalaman yang
telah terbentuk dan pengetahuan masa lalu, sehingga persepsi tidak hanya
sekedar perekaman pasif dari stimulus yang mengenai alat indera,
(diorganisir), diintepretasi dan kemudian dievaluasi, sehingga individu
tersebut memperoleh makna, (Menurut Robbins (2003:97).
Persepsi adalah tanggapan langsung dari suatu serapan atau proses
seseorang mengetahui beberapa hal melalui pengindraan, (Menurut
Purwodarminto (1990: 759)). Persepsi diartikan sebagai suatu proses
pengamatan seseorang terhadap lingkungan dengan menggunakan indra-
indra yang dimiliki sehingga ia menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
dilingkungannya, (Kamus besar psikologi). Persepsi adalah proses di mana
kita mengorganisasi dan menafsirkan pola stimulus ini dalam lingkungan.
Persepsi adalah proses bagaimana seseorang menjadi sadar adanya benda,
sifat atau hubungan melalui alat indera walaupun isi sensorik selalu ada
dalam persepsi, apa yang di hayati akan terpengaruh oleh pengalaman yang
telah terbentuk dan pengetahuan masa lalu, sehingga persepsi tidak hanya
sekedar perekaman pasif dari stimulus yang mengenai alat indera.
1. Minat terhadap Keanekaragaman Budaya: Meskipun demikian,
masyarakat di Jawa Timur, seperti di banyak bagian Indonesia,
memiliki rasa kebanggaan dan minat terhadap keanekaragaman budaya
dalam negeri. Ketika mereka diajarkan atau mendengar tentang tradisi
Mepe Kasu, beberapa mungkin merasa tertarik untuk belajar lebih lanjut
tentang budaya Papua.
2. Toleransi dan Penghargaan: Indonesia adalah negara yang sangat
beragam budayanya, dan rasa toleransi terhadap keberagaman budaya
sangat dihargai. Banyak orang di Jawa Timur mungkin memiliki sikap
positif terhadap tradisi adat orang Papua dan menghargainya sebagai
bagian dari kekayaan budaya nasional.
3. Kurangnya Paparan Media: Pengenalan terhadap tradisi dari wilayah
lain di Indonesia sering kali tergantung pada sejauh mana media dan
informasi tersebut dipromosikan dan disebarkan. Jika tradisi TARI
BATIK tidak sering muncul di media atau dalam pembelajaran,
masyarakat di Jawa Timur mungkin tidak memiliki banyak informasi
tentangnya.

6
Dalam era globalisasi dan akses yang lebih mudah ke informasi,
banyak orang memiliki kesempatan untuk lebih memahami dan menghargai
berbagai tradisi budaya di Indonesia. Dalam hal Tradisi Tari Batik
gringsing, peningkatan kesadaran akan kekayaan budaya Papua dan upaya
untuk mempromosikan pemahaman yang lebih baik tentangnya di seluruh
negeri dapat membantu masyarakat di Jawa Timur dan di seluruh Indonesia
untuk menghargai tradisi ini sebagai bagian dari identitas nasional yang
berbudaya.

2.3. Daya Tarik Tari Batik dan Tari Simo Gringsing Terhadap Wisatawan

7
BAB III
METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah


menggunakan metode penelitian descriptive kualitatif.. Penelitian di laksanakan di
Kabupaten Batang tepatnya di Sanggar Tari, Grup atau Kelompok Tari
masyarakat dan Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Tari di sekolah-sekolah di
Kabupaten Batang serta di Kecamatan Gringsing. Fokus dalam penelitian ini
adalah penggalian sejarah dan nilai filosofis Tari Batik dan Simo Gringsing serta
potensi sejarah dan nilai filosofis tersebut dijadikan sebagai icon wisata budaya di
Kabupaten Batang. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini,
penulis menggunakan metode wawancara terhadap tokoh masyarakat atau sesepuh
Gringsing, pencipta Tari Batik Gringsing dan Simo Gringsing yaitu Bapak Yoyok
Bambang Priambodo, Dinas Pariwisata Kabupaten Batang, dan Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kabupaten Batang. Dan metode observasi dengan menganalisa
objek tarian Simo Gringsing dan Batik Gringsing. Serta melakukan metode study
kepustakaan yang dilakukan dengan mencari referensi-referensi yang
berhubungan dengan penelitian yang dilakukan
Tari batik gringsing ini memiliki pandangan dari segi keislaman, metode
analisa data yang di gunakan yakni deskriptif-kualitatif dengan menyajikan hasil
wawancara dalam bentuk kalimat-kalimat yang menggambarkan tradisi tersebut.

8
BAB IV
HASIL PENELITIAN

Tari Simo Gringsing adalah sebuah tari garapan baru yang bersumber pada
gerak tradisi kerakyatan yang ada di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah.
Tarian ini berlatar cerita legenda tentang sosok Ki Ageng Gringsing yang
memiliki kesaktian seperti dapat berubah menjadi Simo atau Harimau dan ilmu
kanuragan utuk menyadarkan pada garong, rampok, begal serta mengajarkan budi
pekerti dalam ajaran agama Islam. Dalam penampilannya, Tari Simo Gringsing
diiringi dengan gamelan, rebana, jidor, terompet serta tata rias dan busana agar
sajian lebih menarik.
Menurut Ratna Kencana Wati, SH. Kasie Pembinaan dan Pengembangan
Kesenian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang, (Wawancara : 4
Oktober 2019) Tari Simo Gringsing merupakan tari garapan Yoyok Bambang
Priambodo dari hasil observasi kekayaan lokal daerah Kabupaten Batang terutama
di daerah Kecamatan Gringsing yang menggambarkan legenda Ki Ageng
Gringsing yang bisa merubah dirinya menjadi simo atau harimau dan merupakan
kekayaan lokal daerah baru yang telah ditetapkan sebagai Seni Pertunjukan
Kabupaten Batang yang menjadi warisan luhur budaya daerah
Berdasarkan SK Bupati Batang Nomor 476/15/2019 Tari Simo Gringsing
adalah karya atau garapan baru yang menggunakan idiom gerak/sekaran tari
tradisi gaya Surakarta dan Yogyakarta serta wilayah pesisir baik putri maupun
putra. Gending dalam Tari Simo Gringsing juga menggunakan dasar-dasar
gending gaya Surakarta dan Yogyakarta serta wilayah pesisir. Tari Simo
Gringsing ini merupakan tari yang bersumber dari beberapa unsur gerak dan
iringan tradisi dari beberapa wilayah di Jawa Tengah dan telah dikembangkan
sesuai dengan tematik dan kebutuhan artistik yang mendukungnya yang
terinspirasi cerita rakyat/legenda tentang sosok Ki Ageng Gringsing yang
memiliki kesaktian seperti dapat berubah menjadi Simo atau harimau dan ilmu
kanuragan.
Tari Batik belum dijelaskan
Daya Tarik untuk wisatawan belum ada

9
BAB V
PENUTUP

5.1. Simpulan
1. Tari Simo Gringsing adalah sebuah tari garapan baru yang bersumber
pada gerak tradisi kerakyatan yang ada di Kabupaten Batang Provinsi
Jawa Tengah. Tarian ini berlatar cerita legenda tentang sosok Ki
Ageng Gringsing yang memiliki kesaktian seperti dapat berubah
menjadi Simo atau Harimau dan ilmu kanuragan utuk menyadarkan
pada garong, rampok, begal serta mengajarkan budi pekerti dalam
ajaran agama Islam
2. Tari Batik Gringsing adalah sajian tari yang terilhami dari keberadaan
motif Batik Gringsing yang merupakan salah satu produk khas
Kabupaten Batang. Makna filosofisnya Tari Batik Gringsing bahwa
perempuan di Kabupaten Batang haruslah mempunyai tata krama,
unggah-ungguh, lemah lembut yang intinya selalu bersikap baik dan
mulia tetapi mempunyai kepercayaan diri untuk dapat membangun
Kabupaten Batang menjadi lebih berkembang. Pengembangan lebih
lanjut untuk menjadikan Tari Simo Gringsing dan Batik Gringsing
sebagai atraksi budaya atau icon wisata budaya memerlukan support
langsung dari Pemerintah Kabupaten Batang selaku stake holder yang
paling berwenang untuk membuat keputusan terkait.
3. Daya Tarik wisatawan jelaskan

5.2. Saran
Sebagai sebuah tarian tradisional yang bersumber dari kekayaan
lokal daerah sudah selayaknyalah masyarakat dan pemerintah Kabupaten
Batang serta didukung oleh pihak-pihak terkait lainnya untuk bersama-sama
berusaha melestarikan, mengenalkan dan mengembangkannya

10
DAFTAR PUSTAKA

Ach. Nadlif dan M. Fadlun. 2001. Tradisi Keislaman. Al-Miftah Surabaya I Gde
Pitana., & Putu G, Gayatri. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : CV
Andi Offset.
Nazir, M. 1988. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia: Jakarta.
SK Bupati Batang Nomor 476/15/2019 tentang Penetapan Tari Barik Gringsing,
Tari Simo Gringsing dan Tari Prajurit Ki Ageng Gringsing sebagai Seni
Pertunjukan Kabupaten Batang.
Sugiyono. 2007. MetodePenelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Yoyok B. Priambodo. 2018. Tari Batik Gringsing. Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Batang.
Yoyok Bambang Priambodo. Wawancara : Hari Kamis tanggal 17 Oktober 2019
Ratna Kencana Wati, SH. Kasie Pembinaan dan Pengembangan Kesenian
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang. Wawancara : Hari
Jum’at tanggal 4 Oktober 2019 Suprayitno, S.Kar., M.Si, Sekretaris Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Batang. Wawancara : Hari Jum’at
tanggal 4 Oktober 2019. Ahmad Zaenal Abidin S.Pd. Tokoh Masyarakat
Gringsing. Wawancara : hari Rabu tanggal 16 Oktober 2019 Maya. Perajin
Batik Gringsing Merk Sumber Agung Batang. Wawancara : Hari selasa 6
November 2019.

11

Anda mungkin juga menyukai