Anda di halaman 1dari 17

RUANG LINGKUP BUDAYA

”TARI SERABI KALIBELUK”


(Study Deskriptif Tentang Kronologi Dan Persepsi Terkait Tarian
Serabi Kalibeluk Di Desa Kalibeluk Kecamatan Warungasem Kabupaten
Batang Jawa Tengah)

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas


Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

Disusun oleh Kelompok 4


1. Yayan Arifianto
2. Devara Anindya Ulya
3. Faril Maulana Rifa’i
4. Bayu Santosa

KELAS X

SMA ISLAM AHMAD YANI BATANG


TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah .. segala puji bagi allah tuhan seru sekalian alam kami ucapkan,
karna dengan segala limpahan rahmat, karunia, dan hidayahnya kami masih diberi
ilham untuk menyelesaikan Karya Tulis ini dengan kemampuan berfikir yang
diberikan olehnya.
Yakni suatu karya tulis ilmiyah tentang kebudayaan yang kemudian dapat kami
ambil kesimpulan dengan judul “RUANG LINGKUP BUDAYA ”TARIAN
SERABI KALIBELUK (Study Deskriptif Tentang Kronologi Dan Persepsi
Terkait Tarian Serabi Kalibeluk Di Desa Kalibeluk Kecamatan Warungasem
Kabupaten Batang Jawa Tengah)”
Ucapan Teima kasih yang kami tujukan terutama kepada pihak-pihak terkait yang
sangat berperan penting dalam penyelesaian karya tulis ini, yaitu kepada:
1. Bapak Ibu Guru SMA Islam Ahmad Yani Batang, Selaku pembimbing
kami yang senantiasa memberi arahan- arahan yang tidak hanya membantu
menyelesaikan karya tulis ini, namun memberikan motivasi agar kami
lebih giat dalam bekerja.
2. Kedua Orang tua beserta deretan kerabat dan sahabat yang senantiasa
memberi dukungan dan do’a.
3. Para narasumber, yang berada di desa kemiren. Dan sebagian kecil dari
pihak terkait yang berada di perpustakaan sekolah yang menyediakan
buku-buku refrensi untuk menunjang penguatan kevalidan Pernyataan
pustaka.
Semoga karya tulis yang telah kami susun sedemikian rupa ini dapat menjadi
tumpuan, sekaligus bahan refrerensi maupun motivasi untuk dapat berkarya. Dan
apabila telah banyak di jadikan tumpuan bagi pelajar indonesia pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya, besar harapa kami juga agar karya tulis ini dapat
di ambil kalimat-kalimat positif dan memperbaiki kesalahan dalam penempatan
kalimat maupun EYD.
Terima kasih,

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................3
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................4
1.4. Manfaat Penelitian..............................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................5
2.1. Tarian Serabi Kalibeluk......................................................................5
2.2. Persepsi Masyarakat...........................................................................6
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................9
BAB V PENUTUP...........................................................................................11
5.1. Simpulan.............................................................................................11
5.2. Saran...................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Indonesia merupakan Negara kepulauan yang mempunyai ± 17.504
pulau (data departemen dalam negeri RI tahun 2004). Sebanyak ± 7.870 di
antaranya telah mempunyai nama sedangkan ± 9.634 lainya belum. Setiap
pulau di Indonesia memiliki sejarah perkembangan budaya yang tidak
seragam. Daerah yang berada dalam satu wilayah pulau pun kadang
mengalami perbedaan perkembangan kebudayaan. Penyebab dari adanya
perbedaan tersebut adalah (1) Perbedaan intensitas budaya asing yang
masuk ke masing-masing daerah, (2) Perbedaan periode (lama waktu)
intervensi budaya luar terhadap budaya lokal daerah. Dua faktor utama
tersebut yang turut berperan dalam membentuk budaya daerah di Indonesia,
sehingga setiap budaya daerah memiliki keunikan tersendiri.
Unsur yang ikut mewarnai perkembangan budaya di Indonesia
adalah unsur religi yang melahirkan pandangan hidup dan keyakinan dalam
masyarakat serta selalu hadir dalam bentuk apapun di setiap kebudayaan
etnik di dunia, tak terkecuali etnik di Nusantara. Bentuk religi dalam
wujudnya yang paling pertama adalah menghormati kekuatan yang mengisi
ruang alam. Kekuatan tersebut mencakup kekuatan negatif maupun positif.
Tak bisa disangkal bahwa kedua kekuatan tersebut hadir dalam kehidupan
manusia. Kekuatan tersebut tidak berbentuk dan dapat menghuni berbagai
ruang seperti bebatuan, sungai, pepohonan atau lembah (dinamisme).
Saat peradaban mulai berkembang, religi menyesuaikan bentuknya
dengan pemikiran manusia. Pemimpin kelompok dipilih oleh anggotanya
berdasarkan konsep Primus Interpares (yaitu orang yang paling unggul di
antara para unggulan). Selama menjadi pemimpin kelompok, seseorang
harus dapat menunjukkan jasanya bagi masyarakat. Sehingga dia akan
dikenang dengan pendirian sebuah monumen. Monumen tersebut biasanya
berbentuk punden berundak, dengan menhir yang menjulang tegak di
atasnya.
Jika meninggal, roh pemimpin kelompok akan mendiami puncak-
puncak gunung bersama roh leluhur. Roh pemimpin kelompok dapat
dipanggil sewaktu-waktu rakyatnya memerlukan pertolongan dengan

1
memasuki menhir yang menjadi simbolitas. Dengan demikian lahirlah religi
pemujaan terhadap arwah leluhur/ Ancestor Worship di nusantara
(Animisme).
Agama besar dunia datang ke kehidupan penduduk di kepulauan
Nusantara pada awal Masehi, yaitu ketika pedagang-pedagang asing dan
penjajah masuk ke Nusantara, pada kisaran abad ke 15 yang saat itu sudah
didatangi oleh pedagang- pedagang muslim yang kemungkinan berasal dari
Malaka, Jawa, dan Sumatra.
Pada abad ke-16 di daerah Goa sebuah kerajaan terkenal telah
terdapat masyarakat muslimnya. Pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra
dan Jawa sering disinggahi pedagang asing, seperti Lamuri (Aceh), Barus
dan Palembang di Sumatra serta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Gresik di
Jawa. Dalam bidang religi, nenek moyang kita sudah mempunyai dasar
yang baik, yaitu sudah bisa mengidentifikasikan kekuatan supranatural.
Mereka sudah mampu mengatur warganya sesuai dengan pandangan hidup
terhadap kekuatan supranatural.
Mereka juga mampu menciptakan kesenian yang ditujukan untuk
kekuatan ghaib, dan masih banyak lagi bentuk apresiasi lainnya bagi
keyakinan ghaib. Agama Hindu dan Buddha yang diterima secara luas di
Jawa, Sumatera, Bali, dan sebagian Kalimantan sebenarnya merupakan
pembungkus dari ritual pemujaan terhadap arwah leluhur. Agama Islam,
Kristen, Katholik yang datang menyusul mendapatkan sambutan yang baik
dan berkembang dengan subur di beberapa wilayah berbeda di Nusantara.
Perbedaan pendalaman agama-agama besar itu terjadi karena akulturasi
(campuran/perpaduan) dengan nilai-nilai kebudayaan yang sudah ada
sebelumnya. Hingga saat ini kehidupan religi di Indonesia berjalan dengan
baik, rasa toleransi cukup tinggi dan melanjutkan tradisi tetap hidup damai
di antara etnik-etnik besar maupun kecil.
Hubungan antara religi dan kebudayaan sangatlah erat, karena
keduanya memiliki peran masing-masing yang saling berhubungan. Dalam
suatu suku bangsa terdapat beberapa tradisi/ kebudayaan yang dalam
penyelenggaraan, manfaat, dan tujuanya merupakan satu kesatuan dalam
makna keseharian dalam bidang spiritual (keagamaan). Terjadi akulturasi
antara nilai-nilai tradisi kebudayaan dan nilai-nilai spiritual keagamaan.
Kebudayaan Indonesia merupakan kebudayaan majemuk yang
sangat unik, Kebudayaan daerah yang menjadi unsur kebudayaan Indonesia
sangat dihormati dan dijunjung tinggi oleh masyarakatnya, bahkan oleh

2
bangsa asing, Banyak orang asing yang sengaja tinggal dan menetap di
Indonesia hanya untuk mempelajari kebudayaannya. Fakta tersebut
menimbulkan dampak posistif dan negatif bagi budaya Indonesia sendiri.
Jika hal itu terus berlangsung maka bisa saja tradisi maupun kebudayaan
kita akan mengalami kepunahan dan banyak di akui oleh bangsa asing
sebagai kebudayaan mereka, karena pada era globalisasi ini perang yang
kita hadapi yaitu melalui pola fikir (Ideologi).
Budaya asing menyebar di Indonesia dengan cepat diserap oleh
masyarakat, karena menurut mereka itu merupakan budaya yang maju dan
modern. Semakin menyebarluasnya budaya asing ke Indonesia dapat
merusak moral, etika dan kesadaran bangsa Indonesia akan budayanya
sendiri. Rasa memiliki dan melestarikan budaya bangsa sudah semakin
menipis bahkan hilang karena pengaruh budaya asing.
Dewasa ini banyak masyarakat yang telah mengabaikan nilai-nilai
tradisi dan budaya bangsa. Banyak kaum muda yang kurang paham, tidak
mengerti bahkan mengabaikan budaya masyarakatnya/ kelompoknya.
Hanya beberapa persen saja yang masih mau mempelajari dan
mengembangkan budayanya secara berkesinambungan hingga saat ini.
Disisi lain, ada juga tokoh golongan tua yang masih peduli dan bertekad
untuk melestarikan budaya bangsa yang mereka hormati, prinsip patriotisme
tak ingin dilepaskan. Tekad mengabdi terhadap Negeri demi kelestarian
budaya bangsa sudah melekat di dalam hati hingga akhir hayat.
Selain memiliki kudapan khasnya, yaitu Serabi Kalibeluk, Desa
Kalibeluk,Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang, Jawa Tengah juga
memiliki sebuah kesenian khasnya. Yaitu berupa seni tari yang dinamai Tari
Serabi Kalibeluk khas Batang. Tari Kalibeluk merupakan tari kreasi baru
yang menggunakan gerakan, iringan musik, serta properti berupa tampah
dan alat tumbuk yang dikemas dengan sentuhan kreativitas gerak dan
pengembangan unsur-unsur pendukung dalam tari.
Bahas lebih tanya tari kalibeluknya

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana kronologi/asal muasal terselenggaranya tarian serabi
Kalibeluk Didesa Kalibeluk Kecamatan Warungasem Kabupaten
Batang Jawa Tengah?

3
2. Apa makna dan simbolisme di balik Gerakan-gerakan tari Serabi
Kalibeluk?
3. Apa peran tari Serabi Kalibeluk dalam mempertahankan warisan budaya
Jawa Tengah?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis dapat memaparkan
tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui asal muasal/ kronologi terjadinya tarian Serabi
Kalibeluk
2. Untuk mengetahui makna dan simbolisme di balik Gerakan-gerakan tari
Serabi Kalibeluk.
3. Untuk mengetahui peran tari Serabi Kalibeluk dalam mempertahankan
warisan budaya Jawa Tengah.

1.4. Manfaat penelitian


1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan referensi dan sumber pendukung
dalam pembuatan penelitian sejenis tentang kebudayaan yg mungkin
belum tercakup pada pembahasan penelitian ini.
2. Kegunaan praktis
a. Bagi penulis
Penulis dapat menambah wawasan dan mendapat banyak
pengalaman dalam melaksanakan penelitian, juga dapat
memberikan penambahan rasa cinta terhadap budaya di negeri
sendiri.
b. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat menyalurkan pengetahuan yang di dapatnya
melalui sanggar- sanggar budaya atau seminar kebudayaan yang
munkin dapat di lakukan di lembaga- lembaga pendidikan ataupun
instansi lain yang terdapat perkumpulan remaja, sehngga nantinya
remaja tersebut dapat menyalurkan kepada penerus bangsa
selanjutnya untuk mengatasi kepunahan kebudayaan tersebut.
c. Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan pembaca mengenai kebudayaan/tradisi
tersembunyi di desa kemiren. Serta pembaca dapat pula
mengadopsi beberapa kalimat yg tersedia di dalam karya tulis ini

4
dalam pembuatan tugas-tugas sekolah (bagi pelajar SD, SMP,
SMA) dan refrensi sekripsi bagi pelajar yg akan menyelesaikan S1
dan seterusnya di dalam bidang terkait.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Tarian Serabi Kalibeluk


Tari Kalibeluk merupakan tari kreasi baru yang menggunakan
gerakan, iringan musik, serta properti berupa tampah dan alat tumbuk yang
dikemas dengan sentuhan kreativitas gerak dan pengembangan unsur-unsur
pendukung dalam tari.
Kisah Nyai Randinem

Nyai Randinem mendapat wejangan dari Ki Ageng Cempaluk


bahwa dengan keahlian membuat serabi, dirinya akan hidup penuh berkah
dan berkecukupan. Perkataan Ki Ageng Cempaluk membuahkan hasil di
mana keturunan Nyai Randimen berhasil memasarkan kue Serabi Kalibeluk
Batang hingga sekarang. Bahkan ada mitos bahwa kue serabi buatan
keturunan Nyai Randinem memiliki cita rasa yang khas. Rahasia cita rasa
yang khas dan menarik ini hanya diketahui oleh garis keturunan Nyai
Randinem.
Berdasarkan cerita yang ada, Nyai Randinem adalah wanita asal
Desa Kalibeluk adalah penjual kue serabi yang ditemukan oleh
Tumenggung Bahurekso saat berada di Kadipaten Batang. Saat itu, dia
diajak bersengkongkol untuk membohongi Sultan Agung Hanyakrakusuma
dengan mengaku sebagai wanita asal Desa Kalisalak.
Persengkongkolan ini berawal dari persyaratan Tumenggung
Bahurekso untuk memperistri Rantansari, wanita asal Desa Kalisalak,
Kadipaten Batang. Dalam persyaratan itu, dia harus mencari gadis yang
cantiknya sepadan dengan Rantansari. Saat menghadap sang Sultan, Nyai
Randinem merasa sangat gugup hingga dia tidak bisa berkata bohong. Nyai
Randinem berkata kalau dia bukan dari Desa Kalisalak, melainkan dari
Kalibeluk dan dia juga mengaku bahwa dia hanyalah penjual kue serabi
batang. Singkat cerita, Sultan Agung tidak marah karena telah dibohongi
oleh Nyai Radinem, justru dia memberikan modal kepada Nyai Randinem
untuk berjualan kue serabi hingga sekarang diteruskan oleh keturunan-
keturunannya.
Gerak dalam tari Serabi Kalibeluk beberapa menggunakan gerak-
gerak maknawi tentang proses pembuatan serabi dengan menggunakan
tampahm dan alat tumbuk.

6
2.2. Makna dan Simbolisme Tari Kalibeluk

2.3. Tarian Serabi Kalibeluk Sebagai Warisan Budaya

Persepsi (Perception) dalam arti sempit ialah pengeliatan, bagaiman


cara orang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ianlah pandangan.
Pengertian persepsi yaitu: bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI: 2007)
persepsi adalah tanggapan atau penerimaan langsung terhadap sesuatu.
Persepsi masyarakat adalah tanggapan langsung dari masyarakat terhadap
suatu objek tertentu di sertai argumen dari analisa tangkapan panca
inderanya. Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau
informasi kedalam otak manusia, melalui persepsi manusia terus menerus
mengadakan hubungan dengan lingkungannya, Hubungan ini dilakukan
lewat inderanya, yaitu indera pengelihat, pendengar, peraba, perasa, dan
pencium, (Menurut Slameto (2010:102). Persepsi merupakan kesan yang
diperoleh oleh individu melalui panca indera kemudian di Analisa 17
(diorganisir), diintepretasi dan kemudian dievaluasi, sehingga individu
tersebut memperoleh makna, (Menurut Robbins (2003:97).
Persepsi adalah tanggapan langsung dari suatu serapan atau proses
seseorang mengetahui beberapa hal melalui pengindraan, (Menurut
Purwodarminto (1990: 759). Persepsi diartikan sebagai suatu proses
pengamatan seseorang terhadap lingkungan dengan menggunakan indra-
indra yang dimiliki sehingga dia menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
dilingkungannya, (Kamus besar psikologi). Persepsi adalah proses di mana
kita mengorganisasi dan menafsirkan pola stimulus ini dalam lingkungan.
Persepsi adalah proses bagaimana seseorang menjadi sadar adanya benda,
sifat atau hubungan melalui alat indera. walaupun isi sensorik selalu ada
dalam persepsi, apa yang di hayati akan terpengaruh oleh pengalaman yang
telah terbentuk dan pengetahuan masa lalu, sehingga persepsi tidak hanya
sekedar perekaman pasif dari stimulus yang mengenai alat indera,
(diorganisir), diintepretasi dan kemudian dievaluasi, sehingga individu
tersebut memperoleh makna, (Menurut Robbins (2003:97).
Persepsi adalah tanggapan langsung dari suatu serapan atau proses
seseorang mengetahui beberapa hal melalui pengindraan, (Menurut

7
Purwodarminto (1990: 759)). Persepsi diartikan sebagai suatu proses
pengamatan seseorang terhadap lingkungan dengan menggunakan indra-
indra yang dimiliki sehingga ia menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
dilingkungannya, (Kamus besar psikologi). Persepsi adalah proses di mana
kita mengorganisasi dan menafsirkan pola stimulus ini dalam lingkungan.
Persepsi adalah proses bagaimana seseorang menjadi sadar adanya benda,
sifat atau hubungan melalui alat indera walaupun isi sensorik selalu ada
dalam persepsi, apa yang di hayati akan terpengaruh oleh pengalaman yang
telah terbentuk dan pengetahuan masa lalu, sehingga persepsi tidak hanya
sekedar perekaman pasif dari stimulus yang mengenai alat indera.
1. Kurangnya Pemahaman banyak orang di Jawa Tengah mungkin
memiliki pemahaman yang terbatas atau bahkan tidak tahu sama sekali
tentang tradisi tari Serabi Kalibeluk.
2. Minat terhadap Keanekaragaman Budaya: Meskipun demikian,
masyarakat di Jawa Tengah, seperti di banyak bagian Indonesia,
memiliki rasa kebanggaan dan minat terhadap keanekaragaman budaya
dalam negeri. Ketika mereka diajarkan atau mendengar tentang tradisi
tari Serabi Kalibeluk.
3. Toleransi dan Penghargaan: Indonesia adalah negara yang sangat
beragam budayanya, dan rasa toleransi terhadap keberagaman budaya
sangat dihargai. Banyak orang di Jawa Tengah mungkin memiliki sikap
positif terhadap tari Serabi Kalibeluk dan menghargainya sebagai
bagian dari kekayaan budaya nasional.
4. Kurangnya Paparan Media: Pengenalan terhadap tradisi dari wilayah
lain di Indonesia sering kali tergantung pada sejauh mana media dan
informasi tersebut dipromosikan dan disebarkan. Jika tradisi tari Serabi
Kalibeluk tidak sering muncul di media atau dalam pembelajaran,
masyarakat di Jawa Tengah mungkin tidak memiliki banyak informasi
tentangnya.
Dalam era globalisasi dan akses yang lebih mudah ke informasi,
banyak orang memiliki kesempatan untuk lebih memahami dan menghargai
berbagai tradisi budaya di Indonesia. Dalam Tari Serabi Kalibeluk,
peningkatan kesadaran akan kekayaan budaya Papua dan upaya untuk
mempromosikan pemahaman yang lebih baik tentangnya di seluruh negeri
dapat membantu masyarakat di Jawa Tengah dan di seluruh Indonesia untuk
menghargai tradisi ini sebagai bagian dari identitas nasional yang kaya.

8
9
BAB III
METODE PENELITIAN

Peneliti melakukan studi pustaka melalui internet media Google dan


Youtube. Menurut M. Nazir Dalam bukunya Metode Penelitian (1988:111) bahwa
yang di maksud dengan study kepustakaan adalah teknik pengumulan data dengan
mengadakan study penelaahan terhadap buku-buku terkait, catatan, literature, dan
laporan yang ada hubunganya dengan msalah terkait.
Sumber lainnya juga diperoleh melalui dokumen-dokumen sejarah.
Menurut Sugiyono (2013 : 240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan
harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-
lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa
gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Terkait dengan Tujuan penelitian yang berusaha untuk mengetahui
gambaran tentang Kronologi, motivasi, dan persepsi warga kemiren tarian Serabi
Kalibeluk Jawa Tengah bisa melibat beberapa aspek, anatara lain :
1. pelestarian budaya Kalibeluk
2. pemahaman makna budaya
3. pendidikan dan penyuluhan

10
BAB IV
HASIL PENELITIAN

Bahas Sejarahnya, apa masih terjadi sampai saat ini


Bahas makna dan simbolisme di balik Gerakan-gerakan tari Serabi Kalibeluk
Bahas peran tari Serabi Kalibeluk dalam mempertahankan warisan budaya Jawa
Tengah

Penelitian mengenai tradisi tari Serabi Kalibeluk di Jawa Tengah dapat


memberikan kontribusi yang berharga terhadap pemahaman kita tentang warisan
budaya dan seni tradisional di Indonesia. Beberapa topik penelitiaan yang dapat
dijelajahi meliputi
1. Proses Pembelajaran dan Pengajaran
Mengkaji metode pembelajaran tradisional tari Serabi Kelibeluk dari murid ke
guru serta efektivitasnya dalam menjaga autentisitas geerakan dan pesan
tarian.
2. Peran Dalam Masyarakat
Mempelajari peran tari Serabi Kalibeluk dalam Masyarakat lokal, termasuk
dalam upacara adat, ritual, dan acara social.
3. Pelsetarian dan Tantangan
Menilai Upaya pelstarian tari Serabi Kalibeluk, mengidentifikasi tantangan
yang dihadapi dalam pelestarian warisan ini, dan Menyusun strategi untuk
menjaga kelestariannya
4. Pengaruh Teknologi dan Globalisasi
Menyelidiki dampak teknologi dan globalisasi terhadap tari Serabi Kalibeluk,
termasuk perubahan dalam cara tarian ini diajarkan dan dipertunjukkan
5. Pengembangan Seni Pariwisata
Meneliti potensi tari Serabi Kalibeluk dalam pengembangan seni hiburan dan
sejauh mana tarian ini dapat menjadi daya Tarik pariwisata lokal
Untuk mendalami aspek-aspek ini, penelitian tentang tari Serabi Kalibeluk
dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang kekayaan budaya Jawa
Trngah dan menginformasikan Langkah-langkah yang dapat diambil untuk
melestarikan dan mempromosikan tradisi ini ke generasi mendatang. Berikut
adalah dampak dan upaya mengatasi pemudaran kebudayaan daerah. Dampak
memudarnya tradisi daerah Upaya mengatasi pudarnya tradisi daerah Indonesia
memiliki beranekaragam kebudayaan daerah yang merupakan ciri khas bangsa
tersebut. Apabila kebudayaan daerahnya memudar maka akan berkurang ciri khas

11
yang membentuk bangsa Indonesia dan jika dibiarkan terus menerus, lama
kelamaan ciri khas tersebut akan hilang. Selain itu, memudarnya tradisi daerah
juga berdampak bagi generasi penerus karena jika tradisi daerah telah memudar,
dan dibiarkan terus menerus maka kebudayaan tersebut akan hilang. Sehingga
tidak ada yang dapat dibanggakan oleh generasi penerus bangsa Indonesia dan
banyak lagi dampak yang ditimbulkan apabila kesenian daerah telah pudar.
1. Menumbuhkan rasa bangga terhadap adanya tradisi wilayah sendiri
2. Sosialisasi macam – macam hasil tradisi daerah
3. Sosialisasikan kepada masyarakat untuk tetap menjaga dan melestarikan
tradisi daerah.
4. Mengadakan hari baku di mana tradisi itu akan tetap terlaksana tiap tahunnya
agar masyarakat lebih mengenal tradisi daerah di indonesia.
5. harus adanya pelajaran ilmu budaya dasar di tiap sekolah agar penerus bangsa
tahu akan penting-nya tradisi daerah .
Begitulah beberapa anjuran akan dampak positif dan negative akan
pudarnya atau terkikisnya tradisi oleh pengaruh budaya asing pada era globalisasi,
Semoga kita sebagai remaja Indonesia tidak lupa akan perjuangan sesepuh kita
yang telah berusaha keras melestarikan kebudayaan serta tradisi-tradisi lokal yang
nyatanya kini telah memudar termakan zaman.

12
BAB V
PENUTUP

5.1. Simpulan
Sejarah, simbolisasi, perannya sbg warisan budaya
Seperti yang kita ketahui sekarang ini generasi muda yang biasa kita sebut
dengan istilah “Kids Zaman Now” sedang menggandrungi segala hal yang
berbau modern. Seperti teknologi, fashion, dan juga budayanya pun sudah
mulai mengikuti budaya modern. Tidak dapat dipungkiri bahwa budaya
modern tersebut telah menggerus sedikit demi sedikit budaya tradisional
atau budaya asli Indonesia itu sendiri.
. Sebagai wadah pelestarian seni tari tradisional untuk warga sekitar, dan
juga perusahaan yang mengadakan event kompetisi tari sehingga
membangkitkan minat generasi muda untuk mempelajari tari tradisional.

5.2. Saran
Agar dapat menyerap dan menjalankan tradisi/budaya setempat scara
berkesinambungan, menjaga keaslian dari nila-nilai moral budaya tersebut.
Dan tidak serta merta meneruskan tradisi yang tak masuk akal
manusia/dalam islam agar tidak mengikuti tradisi yang banyak mengarah
pada hal-hal musyrik serta membawa banyak kurugian bagi yang
menjalankan. Teruskan dan jalankan tradisi secara baik dan
berkesinambungan agar tetap terjaga keaslian dan keberadaanya.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://gramedia.com
https://smkssyaum.sch.id
https://www.cabcender.id
https://jateng.solopos.com
https://radarpekalongan.disway.id
https://kumparan.com
https://reporsitory.uin.com

14

Anda mungkin juga menyukai