Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BUDAYA KEJAWEN TERHADAP PERILAKU DAN


ETIKA SPIRITUALITAS ISLAM
Disusun untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Islam Budaya Lokal

Dosen Pengampu : Manijo, S. Ag., M. Ag.

Disusun Oleh:
Nama : Zaidatur Rohmah
NIM : 2111010068
Kelas : B4KIR

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


PENDIDIKAN ISLAM

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Penulis panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Kebuudayaan Kejawen Terhadap Perilaku dan Etika
Spritualitas Islam”.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenui tugas mata kuliah islam
budaya lokal, makalah ini sudah penulis susun dengan maksimal terlepas dari
segala hal tersebut, penulis sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karenanya penulis dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata dari penulis
berharap semoga makalah dengan judul “ Kebuudayaan Kejawen Terhadap
Perilaku dan Etika Spritualitas Islam”. ini bisa memberikan manfaat maupun
inspirasi untuk pembaca.

Kudus, 20 Mei 2023

Penulis,

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... 1


KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2
DAFTAR ISI ................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 4
A. Latar Belakang................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 5
A. Pengertian Islam & Kebudayaan Jawa8 ...................................... 3
B. Akulturasi Budaya Jawa Islam Pengaruh Perilaku .................... 6
C. Nilai -Nilai Budaya Jawa Prespektif Islam
Masyarakat Jawa ............................................................................ 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 10
A. Kesimpulan...................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masayarakat jawa telah mengembangkan sebuah budaya literer dan
religius jauh sebelum islam. Islam tercatat, peradaban telah muncul untuk
pertama kalinya pada abad ke-14 peradaban yang lebih tua ini diilhami oleh
gagasan warisan berupa seni, arsitektur, literatur, dan pemikiran , yang
sampai saat ini masih membuat masyarakat jawa dan kalangan luar
terpesona.
Dari sekian banyak tradisi dan budaya masyarakat yang ada di
Indonesia. Ada sebagainya yang masih dijunjung tinggi dan dilestarikan
oleh masyarakat secara yang dilakukan oleh masyarakat secara turun
temurun dari generasi ke generasi. Terkadang di anatara tradisi dan
kebudayaan agama islam. Keyakinan masyarakat perihal agama nenek
moyang dan tradisi leluhur yang percaya akan hal-hal yang yang berbau
mistis dan mitos menjadi tanatangan besar bagi para penyiar agama Islam,
ditambah lagi dengan adanya akulturasi budaya. Keduanya masih menjadi
masalag dalam pandangan agama islam.
Perilaku spiritual masyarakat sangat berkaitan dengan rutinitas
harian mereka. Perilaku ini berupa ritual-ritual keagamaan yang masih di
anggap sacral, sehingga harus dilakukan secara terus-menerus. Selaian itu
perilaku spiritual yang dilakukan oleh masyarakat yang berhubungan
dengan kayakinan .
Pengaruh kebudayaan islam di jawa telah berakulturasi dan
berasimilasi menjadi suatu kebudayaan baru dalam kehidupan masyarakat
jawa. Banyak orang yang bigung untuk membedakan antara budaya dan
agama, karenanya perpaduan budaya islam dengan budaya jawa sangat
akrab dikalangan orang jawa. Dikalangan orang jawa sering memadukan
budaya local mereka ke dalam ajaran keislaman.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian islam dan kebudayaan islam ?
2. Apa akulturasi buadaya jawa dengan islam dan pengaruhnya terhadap
perilaku masyarakat?
3. Nilai -nilai budaya jawa dalam prespektif islam?
C. Tujuan Masalah
1. Dapat memahmi pengertian islam dan kebudayaan islam
2. Dapat memahami akulturasi budaya jawa dengan islam dan
pengaruhnya terhadap perilaku masyarakat
3. Dapat memahami nilai-nilai budaya jawa dalam prespektif islam

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Islam dan Kebudayaan Jawa
Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.
Sebagai nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh
manusia hingga akhir zaman.Pengertian islam merupakan mengandug
pesan bahwa kaum muslim hendaknya cinta damai, pasrah kepada
ketentuan Allah SWT. Bersih dan suci dari perbuatan nista, serta dijamin
selamat dunia-akhirat jika melaksanakan risalah islam.
Pertemuan anatara islam dan budaya jawa dipahami sebagai resepsi
tradisi jawa terhadap ajaran islam. Relasi antara islam dan budaya jawa
layakanya dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan.1 Pada satu sisi, Islam
hadir dan berkembang dipengaruhi oleh kultur atau budaya jawa. Di sisi
lain, budaya jawa dipengaruhi oleh khasanah islam yang begitu beragam.
Pertemuan keduanya menunjukkan karakter yang khas berbentuk budaya
yang sinkretis yaitu islam kejawen (agama islam yang bercorak kejawen).
Pertemuan ini inilah dapat ditemukan pola, bahwa islam dan budaya jawa
mempunyai keterkaitan yang saling menguntungkan satu nama lain.
Masuknya islam ke jawa tidak terlalu banyak mengalami kendala
karena islam telah dipeluk oleh keraton sebagai basis untuk negara
teokratik, sebagaimana yang dikemukakan oleh Hodgson dalam menjawab
pertayaan sejarah masuknya islam ke jawa.
Kebudayaan sebelum mendapat imbuhan (awalan ke dan akhir an)
berarti rutinitas yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
secara terus-menerus dalam suatu wilayah. Indonesia terkenal dengan
keberagamaan suku, bahasa, dan budayannya. Meskipun beragam budaya
berbeda beda setiap wilayahnya, namun semuanya melebur menjadi satu
Indonesia. Keberadaan budaya jawa belum diketahui secara kongkrit asal
muasalnya. Budaya jawa dalam perkembangannya dibagi menjadi 3 fase
yaitu; kebudayaan jawa pra Hindu Budha, kebudayaan jawa masa Hindu
Budha, dan kebudayaan jawa masa Islam.2
Kebudayaan jawa yang mewarnai seluruh aktivitas kehidupannya.
Cara berfikir masyarakat pada masa itu masih dikuasai oleh perasaan yang
sangat lekat pada kebudayaan dan agama. Kepercayaan kepada roh dan
mahkluk halus serta cerita mistis selalu meliputi seluruh aktivitas
kehidupannya. Oleh karena itu, pikiran dan perilaku keseharian masyarakat
jawa pada masa itu senantiasa tertuju pada suatu tujuan, yaitu bagaimana
mendapatkan bantuan dari roh-roh yang baik dan terhindar dari pengaruh
roh-roh jahat yang bersifat menganggu. Masyarakat jawa pada periode ini
1
Dhanu Priyo Prabowo, Pengaruh Islam Dalam Karya-karya R. Ng Ranggawarsita
(Yogyakarta : Narasi, 2003), hlm. 9
2
Ahmad Khalil, M. Fi’il, Islam Jawa Sufisme dalam Etika dan Tradisi Jawa (UIN Malang
Press,2008), h.130

5
sangatlah memegang teguh kebersamaan dan kekeluargaan antar
sesamanya bahkan mereka sudah mengenal penghormatan kepada yang
lebih tua.3
Budaya kejawen adalah kategori unik yang diberikan kepada
masyarakat jawa. Disebut unik karena kejawen misalnya (javanisme)
merupakan tardisi mistik yang berbeda dengan wilayah lain. Masing-
masing wilayah yang beragam6 kejawen memiliki pedoman khusus dalam
bermasyarakat. Hampir keseluruhan wilayah jawa identic dengan keyakinan
mistis dan mitos tersebut ada yang dijadikan kiblat hidup , ditaati, dan dipuja
oleh masyarakat jawa.
Melihat perkembangan kebudayaan jawa pada fase pra Hindu dan
Budha, tampak bahwa kepercayaan masyarakat pada sesuatu yang gaib,
yang bersifat misteri dan mitos hanya sebatas dugaan. Semua berawal dari
keterbatasan mereka yang memahami fenomena alam yang mengiringi
harapan mereka hidup. Begitu datang ajaran baru dengan landasan yang
kuat, juga karena berlandasakan oleh kitab suci, serta di topang dengan
pengalaman para penyerunya, secara otomotis masyarakat jawa akan lebih
percaya dan menyakininya sebagai sesuatu yang lebih benar.4
Sejak saat itu munculnya akult-urasi budaya lama dengan budaya
baru di jawa, yang sebelumnya kebudayaan jawa dan kebudayaan Hindhu
Budha, kini kebudayaan jawa, hindhu Budha dan islam. Coral kebudayaan
ini terletak di lingkungan istana seperti juga di masa kedatangan Hindu
Budha para penyebar agama islam pun mulai menyiarkan agama islam
melalui berbagai cara, dari melalui perdagangan, perkawinan , kesenian, dan
lain-lain.
B. Akulturasi Budaya Jawa Islam dan Pengaruh perilaku Masyarakat
Akulturasi menurut kamus Antropologi adalah pengembalian atau
penerimaan satu atau beberapa unsur kebudayaan yang saling berhubungan
atau salinng bertemu. Konsep ini terjadi dengan munculnya kebudayaan
asing yang dihadapkan pada satu kelompok manusia denngan kebudayaan
tertentu sehingga lambat laun kebudayaan asing tersebut diterima oleh suatu
kebudayaan satu kelompok.
Menurut Koenjaraningrat (1981) terdapat lima hal dalam proses
alkulturasi yaitu: Keadaaan masyarakat peneriman , sebelum proses
alkulturasi mulai berjalan, Individu-individu yang membawa unsur
kebudayaan asing, Saluran-saluran yang dipakai oleh unsur kebudayaan
asing untuk masuk ke kebudayaan asing , Reaksi dari individu yang terkena

3
Ibid , h.132-133
4
Ahmad Kholil, M. Fi’il. Islam Jawa Sufisme dalam Etika dan Tradisi Jawa, (UIN Malang
Press, 2008), h. 145

6
kebudayaan asing.5 Budaya jawa sudah ada jauh sebelum agama Hindu
Budha bahkan islam ada ranah jawa. Budaya jawa yang sudah berlangsung
secara turun temurun, berasal dari nenek moyang masyarakat jawa
terdahulu dan terus berlanjut sampai sekarang. Istilah budaya jawa dikenal
istilah kejawen. Budaya jawa tidak berasal dari ajaran Hindu Budha dan
Islam. Dalam ajaran islam, tetapi berasal jauh sebelum masuknya Hindu
Budha dan Islam. Dalam ajaran kejawen, kepercayaan tertuju pada suatu
yang bersifat mistis dan dunia ghoib, serta sebagai suatu bentuk keyakinan,
kepercayaan tersebut masih tetap utuh dan dipertahankan sampai saat ini.
Contoh tradisi budaya jawa yang sudah berakultrasi dengan agma
islam adalah tradisi Bertani. Karena mayoritas masyarakat memiliki mata
pencaharian sebagai petani, maka penyebaran islam disesuaikan dengan
adat istiadat dan tradisi masyarakat tersebut karena Bertani banyak sekali
ritual seperti Tradisi Ngalungi (kupatan), Tradisi wiwitan (Nggarap), Tradisi
Nyebar (Pembibitan), Tradisi wiwitan ( Nanem), Tradisi Ngalungi (pasca
Nanem), Tradisi Ngalemi ( Sajeni) dan Tradisu Nyuyuk( Panenan).
Ajaran Islam dapat di terima oleh masyarakat dengan mudah
padahal masyarakat sudah memegang teguh budaya yang ada. Caranya
dengnan mengakulturasi budaya yang ada dengan ajaran islam. Dengan
menyusupkan ajaran islam ke dalam budaya atau istiadat setempat secara
perlahan lahan. Pengislaman yang dilakukan oleh penyiar islam terdahulu
mereka menyiarkan islam melalui tradisi keseharian masyarakat yaitu
Bertani. Dalam tradisi pertanian tokoh ulama islam menyisipkan niat,
ketauhidan, keyakinan dan Aqidah ajaran islam dalam pelaksanaanya.
Hasilnya pengislaman bisa dilakukan dengan mudah tanpa harus merusak
budaya atau tradisi yang sudah ada.
Dalam hal ini , masyarakat masih tetap menjalankan budya dan
tradisi yang ada, tetapi niat dan keyakinannya sudah dalam pengaruh ajaran
islam dan pelaksanaannya menggunakan syariat dan pronsip-prinsip agama
islam.6
Akulturasi budaya dan agama Islam menjadi masalah tersendiri bagi
masyarakat Dusun Ngudi Kebanyakan dari mereka kebingungan dalam
mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu kegiatan Dalam budaya
yang ada, mereka dituntut untuk melakukan sesuatu hal seperti ritual- ritual
adat, dan dalam agama Islam hal tersebut dilarang untuk dilakukan.
Disinilah muncul ketergantungan masyarakat pada keputusan tokoh
masyarakat yang ada, karena mayoritas masyarakat kesulitan dalam
menentukan segala sesuatu yang harus mereka lakukan.

5
Mundzirin Yusuf, dkk, Islam dan Budaya Lokal ( Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Suka,
2005, h. 16
6
Mardiyah S. Sy S.Pd pegawai Negeri Sipil Di Dapertemen Agama Blora, wawancara
pribadi, di Dusun Ngudi,

7
Problema pun muncul saat beberapa tokoh masyarakat berbeda
pemikiran dan pendapat dalam memutuskan sesuatu hal Sebagian tokoh
beranggapan bahwa, meskipun agama Islam sudah masuk dan dianut oleh
mayoritas masyarakat, tradisi dan kebiasaan masyarakat yang sifatnya
sakral jangan dihilangkan. Bahkan menurut Kiai Bakri, tradisi Jawa dalam
sejarah sangatlah menarik, sehingga harus dipertahankan, ketika agama
baru sudah masuk dan dipercaya oleh masyarakat, seharusnya adat istiadat
yang ada tidak perlu dihilangkan, bahkan seharusnya dipertahankan dan
dilestarikan, karena setiap daerah pasti memiliki adat dan istiadatnya
masing-masing. Jika itu dihilangkan, tradisi di suatu daerah yang dijalankan
masyarakat secara umum dari waktu ke waktu secara terus menerus dari
satu generasi ke generasi, akan sangat sulit untuk dihilangkan, karena
keyakinan dan kebiasaan tersebut sudah melekat kuat dalam diri
masyarakat."
Selain itu, terdapat salah satu terhadap masyarakat desa Sukodono
dan Senenan, Jepara, menunjukkan adanya satu tindakan ritual (Islam dan
Tradisi Jawa) yang dikaitkan dengan aktifitas ekonomi seperti yang juga
nampak dalam upacara Slametan, yang disebut Rasulan.7
Untuk memulai usaha baru, masyarakat di sana lebih dulu mencari
petung hari, tanggal, dan pasaran secara tepat, menziarahi makam orang tua,
wali, dan leluhur desa. Kemudian melakukan selamatan membuka usaha
atau selamatan Rasulan.
Islam bukanlah produk budaya, tetapi ajaran islam mampu
mewarnai berbagai aspek kebudayaan. Dalam implementasi ajarannya,
islam memerlukan media untuk menilai-nilai keragamaan budaya islam,
yang disebabkan adanya perbedaan penafsiran dan pembumian ajaran islam
sesungguhnya merupakan hasil perpaduan antara ajaran islam yang
dipahami masyarakat dengan kebudayaannya.
C. Nilai-Nilai Budaya Jawa Dalam Islam
Pandangan masyarakat Jawa terhadap nilai kereligiusan masih
sangat kaya pengaruhnya dengan budaya agama Hindu. Ada kecenderungan
nilai religius budaya Jawa dengan tujuannya mencari makna terdalam segala
hal ikhwal, namun sekaligus suatu kebimbangan terhadap kekuasaan para
dewa. Nilai religius budaya Jawa mempunyai implikasi terhadap cara
pandang masyarakatnya mengenai Tuhan.
Masyarakat adalah sebagai perwujudan dari kumpulan keluarga
yang besar sehingga setiap anggota berhak mempunyai penghayatannya
akan alam sebagai satu berkah dari Tuhan. Kosmos termasuk kehidupan
benda dan peristiwa di dunia dan menjadi satu kesatuan yang eksistensial
baik material maupun spiritual.

7
Mudzirin Yusuf, dkk, Islam dan Budaya Lokal ( Yogyakarta : Pokja Akademik UIN SUKA,
2005), H. 18

8
Kepercayaan- kepercayaan lokal itu, sekarang sudah di ganti dengan
hanya beriman kepada allah yang maha esa, sehingga upacara- upacara itu
telah digantikan dalam bentuk peribadatan menurut ajaran islam. Proses
hilangnya kepercayan- kepercayaan asli tersebut melalui proses panjan,
dengan interaksi yang intensif antara islam dan kebudayaan jawa. Proses
tersebut bahkan sampai sekarang masih terus berlangsung setelah berjalan
enam abad lebih. Upacar sesaji dan slametan sudah jarang dilakukan,
diganti dengan sholat sunat dan ibadah-ibadah lain menurut ajaran Islam.8
Sesuai dengan kodratnya, budaya jawa, seperti halnya budaya-
budaya lain, pasti akan selalu mengalami proses perubahan atau
perkembangan dalam arti yang luas. Dalam arti sempit perkembangan itu
kita batasi pada perubahan kearah kwalitas yang tinggi. Sedang sebaliknya,
perubahan kearah kwalitas yang rendah, biasanya kita sebut sebagai
kemerosotan atau degradasi. Jadi pengembangan budaya jawa adalah upaya
secara sadar untuk secara terus menerus meningkatkan kwalitas budaya
jawa.
Dalam akulturasi budaya Jawa dan Islam, tidak luput dengan tradisi
masyarakat yang memiliki nillai spiritual dan etika. Tradisi adalah sesuatu
yang terjadi berulang- ulang dengan disengaja, dan bukan terjadi secara
kebetulan.9 Hukum melanggar tradisi masyarakat adalah tidak baik selama
tradisi tersebut tidak diharamkan dalam Islam.
Dalam hal ini, penulis sedikit memberikan contoh tradisi-tradisi
budaya jawa yang mempunyai nilai-nilai keislaman, antaralain: 6Tradisi
Ngapati, Mitoni dan Tingkepan (Melet kandung)
Ngapati atau Ngupati adalah menginjak pada usia 4 bulan
.Sedangkan upacara Mitoni atau upacara selamatan ketika kehamilan
Tingkepan (melet kandung) adalah upacara selametan ketika kandungan
berusia 7 bulan.upacara selametan agar janinyang ada dalam kandungan
nantinya lahir dalam keadaan sehat, wal afiyat serta menjadi anak yang
soleh.
Al-Quran al-Karim menganjurkan kita agar selalu mendo'akan anak
cucu kita, kendatipun mereka belum tentang kisah Nabi Ibrahim yang
mendo'akan anak cucunya yang masih belum lahir.10

8
Pokja Akademik, Islam Dan Budaya Lokal ( Yogyakarta Pokja Akademik UIN Sunan
Kalijaga ; 2005), hlm. 19-20
9
Muhammad Idrus Ramli, Membedah Bid’ah dan Tradisi dalam prespektif Ahli Hadis
dan Ulama Salafi ,( Surabaya; Khalista; 2010), hlm.41
10
Ibid, hlm. 41

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa
agama Islam dan budaya Kejawen mempunyai pengaruh yang
sangat besar terhadap perilaku spiritual masyarakat Dusun Ngudi,
Desa Kalangan, Blora, Jawa Tengah selayaknya dapat dibuktikan
dengan: Baik budaya maupun agama, keduanya memiliki peran
masing masing dalam membentuk suatu tatanan hidup serta pola
pikir masyarakat. Dapat diartikan keduanya bisa membentuk suatu
karakter dalam komunitas masyarakat disuatu wilayah, Akulturasi
budaya Jawa dan agama Islam menghasilkan suatu pembaharuan
dalam masyarakat.
Dari segi keyakinan, ajaran sampai perilaku masyarakat.
Percampuran keduanya memberikan pengaruh terhadap pola pikir
masyarakat Karakteristik dan perilaku spiritual masyarakat, bukan
hanya terbentuk dari agama dan budaya yang ada saja, melainkan
berasal dari tokoh-tokoh masyarakat Keputusan yang diambil oleh
tokoh tersebut dalam menentukan suatu hal akan memberikan
dampak yang signifikan kepada pola pikir dan perilaku masyarakat.
Agama Islam yang mengajarkan sikap toleransi terhadap
sesama agama menjadikan Islam yang berkembang di budaya.
Kelestarian budaya yang yang mengandung ajaran Islam sampai
sekarang, tradis tersebut tetap lestari agar Islam pada saat itu.
B. Saran
Kebudayaan tersebut harus dilestarikan dan terus dilakukan
dikarenakan tradisi tersebut sudah lama dilakukan oleh masyarakat
jawa dan agar tidak hilang sering perkembangan zaman yang
semakin modern.

10
DAFTAR PUSTAKA
Akademik Pokja, Islam Dan Budaya Lokal ( Yogyakarta Pokja Akademik UIN
Sunan Kalijaga; 2005)
Khalil, Fi’il, Ahmad, Islam Jawa Sufisme dalam Etika dan Tradisi Jawa, (UIN
Malang press, 2008)
Prabowo Dhanu Priyo, Pengaruh Islam Dalam Karya-karya r. Ng Ranggawarsita (
Yogyakarta; Narasi, 2003)
Ramli Muhammad Idrus Membedah Bid’ah dan Tradisi dalam Prespektif Ahli
Hadist dan Ulama’ Salafi, (Surabaya; Khalista, 2010)
Yusuf Mundzirin, dkk, Islam dan Budaya Lokal ( Yogyakarta; Pokja Akademik
UIN Suka Press, 2005)

11

Anda mungkin juga menyukai