Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KARAKTERISTIK BUDAYA JAWA


Disusun Untuk memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Islam dan Budaya Lokal

Dosen Pengampu : Zaenal Arifin M.S.I

Disusun Oleh :

Kelompok 4 PAI B-REG

1. Nisrinatul Mufidah (2210110047)

2. Siti Mutiara Maharani (2210110062)

3. Masfuatul Khoiriyah (2210110065)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji atas kehadirat-Nya , yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah Karakteristik Budaya Jawa.

Kami membuat makalah ini untuk memberikan sedikit informasi mengenai


Karakteristik Budaya Jawa kepada para pembaca agar dapat memperluas pengetahuan
kita dalam hal tersebut.

Makalah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan
pertolongan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang sudah ikut
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah
sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.

Akhir kata semoga makalah tentang Karakteristik Budaya Jawa ini bisa
memberi manfaat maupun inspirasi kepada para pembaca.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kudus, 12 September 2022

2
Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................i

KATA PENGANTAR
............................................................................................................ii

DAFTAR ISI
...............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................4

B. Rumusan Masalah....................................................................................5

C. Tujuan Penulisan......................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Budaya Jawa..........................................................................6

B. Karakteristik Budaya Jawa.......................................................................7

C. Kebiasaan dan Karakter Orang Jawa…………………………………..10

D. Wewaler Budaya Jawa………………………………………………....10

BAB lll PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................12

3
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebudayaan yang ada di Indonesia beranekaragam, salah satunya yaitu
kebudayaan Jawa. Dengan keanekaragamannya, kebudayaan Jawa banyak
menginspirasi masyarakat dalam tindakan maupun perilaku. Masyarakat Jawa
memiliki karakteristik tersendiri. Dalam berbagai tindakannya biasanya mengikuti
tradisi atau kebiasaan yang dianut oleh para nenek moyangnya. Karakteristiknya itu
dapat dilihat mulai dari kepercayaan masyarakat, bahasa, kesenian dan tradisinya.
Keragaman tradisi dan budaya bangsa Indonesia terutama tradisi dan budaya Jawa
jika ditelusuri dari perkembangan sejarah yang ada merupakan sumber inspirasi yang
tak ternilai harganya karena memuat nilai-nilai filosofi yang tinggi serta berisi pranata
sosial bermasyarakat. Oleh karena itu tradisi dan kebudayaan yang diwariskan oleh
nenek moyang patut dipelihara dan dilestarikan di tengah-tengah arus budaya modern
dari barat serta budaya asing lainnya.
Namun demikian bukan berarti tanpa ada tantangan. Keanekaragaman atau
pluralitas masyarakat yang sedemikian kompleks dapat menimbulkan problem krusial
seperti isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan) ketika tidak disikapi
dengan nilai-nilai kearifan. Berbagai fakta membuktikan bahwasannya minimnya
muatan kearifan lokal (local wisdom) yang pada akhirnya hanya menimbulkan
konflik yang berujung pada perpecahan. Keharmonisan sosial dalam masyarakat Jawa
tercapai karena kearifan lokal masih diakui dan dijunjung tinggi di masyarakat. Selain
itu, masyarakat Jawa juga menjunjung unggah- ungguh atau tata krama.
Dengan keanekaragaman dan pluralitas masyarakat Jawa yang sedemikian rupa,
pengaruh animisme, dinamisme, Hinduisme, Budhaisme dan Islam masih melekat
dalam kehidupannya.

5
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian budaya Jawa?
2. Bagaimana Karakteristik Budaya Jawa?
3. Bagaimana Kebiasaan dan Karakter Orang Jawa?
4. Apa Wewaler Budaya Jawa?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahu pengertian budaya Jawa
2. Untuk mengetahui karakteristik budaya Jawa
3. Untuk mengetahui kebiasaan dan karakter orang Jawa
4. Untuk mengetahui Wewaler budaya Jawa

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Budaya Jawa


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata budaya mempunyai arti sesuatu
kebiasaan yang sukar untuk diubah. Sedangkan Budaya Jawa adalah budaya yang
berasal dari Jawa dan dianut oleh masyarakat jawa. Selanjutnya H. Karkono
Kamajaya Partokusumo mengemukakan budaya Jawa adalah pancaran atau
perwujudan dari pikiran manusia Jawa yang meliputi kehendak, cita-cita, gagasan dan
semangat dalam mencapai kemakmuran, keselamatan,dan kebahagiaan dalam hidup
dan lahiriah.Budaya Jawa sudah ada sejak zaman prasejarah. Kedatangan bangsa
Hindu dengan budayanya di pulau Jawa melahirkan budaya Hindu- Jawa. Serta
masuknya Islam dengan budayanya, budaya Jawa menjadi sinkretis yang
menimbulkan unsur pra-Hindu, Hindu Jawa, dan Islam. Dalam segala
perkembangannya, kebudayaan Jawa masih tetap pada dasar hakikinya, yang menurut
berbagai kitab-kitab Jawa klasik dirumuskan sebagai berikut:
1. Orang Jawa percaya dan berlindung kepada Sang Pencipta.
2. Orang Jawa yakin bahwa manusia adalah bagian dari kodrat alam yang saling
memengaruhi. Namun manusia harus sanggup melawan kodrat untuk
mewujudkan kehendaknya, cita-cita, ataupun fantasinya. Maka terjalinlah
‘gotong royong’, dengan rasa saling menghormati, tenggang rasa (tepa slira),
budi luhur, rukun, damai, hingga mawas diri.
3. Rukun damai berarti tertib pada lahirnya dan damai pada batinnya, sekaligus
membangkitkan sifat luhur dan perikemanusiaan. Orang Jawa menjunjung
tinggi amanat yang berupa semboyan Memayu hayuning bawana (Memelihara
kesejahteraan dunia).1

1
Kebudayaan jawa, perpaduannya dengan islam ( 166-167)

7
B. Karakteristik Budaya Jawa
Menurut Simuh (1996:110), masyarakat jawa mempunyai 3 karakteristik yang
khas terkait kehidupan beragamanya, yaitu :
1. Kebudayaan Jawa Pra Hindu-Buddha
Masyarakat Indonesia khususnya Jawa, sebelum datang pengaruh
agama Hindu-Budha merupakan masyarakat yang susunannya teratur sebagai
masyarakat yang masih sederhana, wajar bila tampak dalam sistem religi
animisme dan dinamisme merupakan inti dari kebudayaan yang mewarnai
Seluruh aktivitas kehidupan masyarakat..2
Kepercayaan animisme adalah suatu kepercayaan adanya roh atau jiwa
pada benda-benda, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia itu sendiri. Semua
yang bergerak dianggap hidup serta memiliki kekuatan gaib dan roh. Selain
animisme, masyarakat Jawa Pra Hindu-Buddha juga memiliki kepercayaan
dinamisme yaitu suatu kepercayaan bahwa benda hidup atau benda mati ada
kekuatan gaib yang dapat memberikan kemampuan baik maupun buruk.
Kepercayaan-kepercayaan itulah yang menjadi agama masyarakat
jawa yang pertama sebelum datang berbagai agama ke Indonesia. Mereka
mempunyai anggapan bahwa semua yang bergerak adalah hidup dan
mempunyai kekuatan gaib atau memiliki roh yang berwatak baik maupun
buruk, sehingga mereka memandang roh-roh dan tenaga tenaga gaib tersebut
sebagai tuhan-tuhan yang maha kuasa yang dapat mencelakakan serta
sebaliknya dapat menolong kehidupan manusia.
2. Kebudayaan Jawa pada Masa Hindu-Buddha
Pengaruh kebudayaan India (Hindu-Buddha) bersifat ekspansif,
sedangkan kebudayaan Jawa yang bersifat menerima pengaruh unsur-unsur
Hinduisme-Budhisme, prosesnya bukan hanya bersifat akulturasi saja, akan
tetapi kebangkitan kebudayaan Jawa dengan memanfaatkan unsur-unsur
agama dan kebudayaan India.
2
Islam kejawen (39)

8
Kebudayaan Jawa mempunyai prinsip yang kuat dan asli. Meskipun
begitu Kebudayaan Jawa selalu terbuka terhadap kebudayaan lain yang bisa
memperkaya kebudayaan Jawa itu sendiri. Karena proses penyebaran unsur-
unsur Hinduisme di Jawa dilakukan oleh golongan cendekiawan Jawa dan
bukan oleh pendeta-pendeta maka warna Jawanisasi lebih kental melekat
sehingga wajar apabila agama serta kebudayaan Hinduisme dan Budhisme
tidak diterima secara lengkap dan utuh.
Ciri yang paling menonjol dalam kebudayaan Jawa pada masa ini
yaitu sangat bersifat teokratis. Masuknya pengaruh Hindu-Buddha lebih
mempersubur kepercayaan animisme dan dinamisme (serba magis) yang
sudah lama mengakar dengan cerita mengenai orang-orang sakti setengah
dewa dan jasa mantra-mantra (berupa rumusan kata-kata) yang dipandang
magis.
3. Kebudayaan Jawa Masa Islam
Islam datang ke Indonesia dan pulau Jawa mendatangkan perubahan
besar dalam pandangan manusia terhadap hidupnya. Islam memperkenalkan
dasar-dasar pemikiran modern dan juga Makkah sebagai pusat ruang yang
mendorong berkembangnya kebudayaan pesisiran serta membudayakan peta
geografis.
Untuk beberapa abad, penyebaran Islam tidak dapat menembus
benteng kerajaan Hindu kejawen , baru pada abad ke-16 dakwah Islam mulai
dapat menembus benteng-benteng istana, dimana unsur-unsur Islam mulai
meresap dan mewarnai sastra budaya istana, yaitu berdirinya budaya Islam
Demak yang mendapat dukungan dari para wali tanah Jawa.3
Masuknya unsur-unsur budaya dalam bahasa dan sastra Jawa
menyebabkan bahasa mulai terpecah menjadi dua, yaitu bahasa Jawa kuno
dan bahasa Jawa baru. Bahasa Jawa kuno merupakan bahasa sebelum zaman
Islam Demak yang kemudian Tersisih dari jawa, namun tetap bertahan di
3
Kebudayaan jawa, perpaduannya dengan islam

9
Pulau Bali Kesultanan Demak sebagai kerajaan Jawa Islam merupakan titik
mula pertemuan antara lingkungan budaya istana yang bersifat kejawen
dengan lingkungan budaya pesantren.

Sementara itu Suyanto berpendapat bahwa karakteristik budaya Jawa adalah ;

a. religius, Religius yaitu orang Jawa mengedepankan sikap keagamaannya dalam


beraktivitas untuk menuju keselarasan dan kesempurnaan hidup.

b. non-doktriner, Non- doktriner artinya orang Jawa tidak begitu taat dalam menganut
sistem ajaran agama yang dianutnya.

c. Toleran, Dalam kebudayaan Jawa masyarakatnya terkenal dengan sikap toleran


Dan menganggap bahwa keharmonisan dalam berbagai perbedaan adalah sesuatu
keharusan dan yang utama dalam kehidupan titik pada kebudayaan Jawa terdapat
ungkapan Tapo slira dan nguwongke Wong. Dari Ungkapan tersebut dapat
digambarkan bahwa masyarakat Jawa punya pandangan yang ideal dalam menjalin
hubungan antar sesama di lingkungan sosialnya.

d. akomodatif. Akomodatif yaitu bersifat dapat menyesuaikan diri atau berusaha


beradaptasi.

Dari karakteristik diatas melahirkan corak, sifat, dan kecenderungan yang khas bagi
masyarakat Jawa seperti berikut :

1) Percaya kepada Tuhan yang Maha Esa sebagai Sangkan Paraning Dumadi, dengan
segala sifat dan kebesaran-Nya;

2) Bercorak idealistis, percaya kepada sesuatu yang bersifat immaterial (bukan


kebendaan) dan hal-hal yang bersifat adikodrati (supernatural) serta cenderung ke
arah mistik;

3) lebih mengutamakan hakikat daripada segi-segi formal dan ritual.

10
4) percaya pada takdir dan bersikap pasrah

5)cenderung pada gotong royong, guyu, rukun dan damai.

C. Kebiasaan dan Karakter orang jawa

1. Sopan, segan, menyembunyikan perasaan alias tidak suka langsung-langsung.


2. Gotong royong atau saling membantu.
3. Nrimo ing pandum.
4. Menjaga etika bicara
5. Orang Jawa dikenal banyak aturan dan larangan dalam bentuk mitos.

D. Budaya wewaler jawa

Dalam masyarakat Jawa, sering terdengar adanya pepali atau larangan. Wewaler
merupakan istilah dalam bahasa jawa untuk menyatakan sebuah nasihat yang dikemas
dalam bentuk larangan. Larangan disini bertujuan agar kita dapat menghindari
perbuatan tercela. Orang jawa mempercayai mitos yang terjadi pada saat peristiwa
tertentu.

Dibawah ini beberapa contoh wewaler yang masih dipercaya sampai sekarang :

1. Jangan menggunakan baju berwarna hijau saat ke pantai.

Larangan memakai baju hijau dikaitkan dengan Ratu Pantai Selatan. Terdapat
mitos mereka yang memakai pakaian hijau bisa hanyut ditelan ombak karena
diculik Ratu Pantai Selatan.

Namun, ternyata ada alasan logisnya kenapa memakai pakaian hijau tidak bagus
saat di tepi lautan. Jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti terseret
ombak, tim penyelamat (SAR) akan kesulitan menemukannya karena baju yang
dipakai warnanya akan menyatu dengan air laut.

2. Jangan duduk diatas bantal, nanti bisulan.

11
Banyak orang berpendapat bahwa ungkapan itu hanyalah sebuah mitos yang
baik. Karena duduk diatas bantal dianggap sebagai hal pamali, tidak pantas
dilakukan. Karena bantal untuk alas kepala bukan alas pantat.

3. Bersiul di malam hari dapat memanggil setan.


Terkadang seseorang bersiul ketika sedang waktu luang, tapi ada
yang percaya bahwa bersiul malam hari dapat memanggil setan.
Mitos ini ditujukan agar mencegah orang bersiul malam hari yang
bisa menganggu ketenangan masyarakat sekitar.

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
1. Budaya Jawa memiliki arti budaya yang berasal dari Jawa dan dianut oleh
masyarakat Jawa.

12
2. Menurut Suyanto, Karakteristik budaya Jawa adalah religius, non-
doktriner, toleran, akomodatif
3. Kebiasaan dan karakter orang Jawa, diantaranya :
a. Sopan, segan, menyembunyikan perasaan alias tidak suka
langsung-langsung.
b. Gotong royong atau saling membantu.
c. Nrimo ing pandum.
d. Menjaga etika bicara
e. Orang Jawa dikenal banyak aturan dan larangan dalam bentuk
mitos.
4. Wewaler Jawa adalah istilah dalam bahasa Jawa untuk menyatakan sebuah
nasihat baik yang dikemas dalam sebuah larangan.

DAFTAR PUSTAKA

Partokusumo, Karkono Kamajaya. 1995. Kebudayaan Jawa, Perpaduannya dengan Islam.


Yogyakarta: IKAPI.
Hadisutrisno, Budiono. 2009. Islam Kejawen. Yogyakarta : Eule Book 2009.
Marzuki. 2006. Tradisi dan Budaya Masyarakat Jawa dalam Perspektif Islam. Kajian Masalah
Pendidikan dan Ilmu Sosial "INFORMASI", 32 (1). ISSN 0126-1650.

13

Anda mungkin juga menyukai