Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 149

PRINSIP-PRINSIP DAN MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


AGAMA ISLAM

Abd. Rahman Bahtiar


Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Unismuh Makassar

ABSTRAK
Prinsip-prinsip belajar dapat digunakan untuk mengungkapkan batas-batas kemungkinan
dalam pembelajaran, sehingga guru dapat melakukan tindakan yang tepat. Selain itu
dengan teori dan prinsip-prinsip pembelajaran, guru juga dapat memiliki dan
mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar peserta
didik. Berbagai bentuk model pembelajaran yang ada, memungkinkan guru PAI dapat
berinovasi menciptakan sendiri model pembelajaran yang akan digunakan. Pemanfaatan
model pembelajaran sebenarnya dimaksudkan untuk membantu agar kegiatan
pembelajaran lebih efektif mencapai tujuan dan efisien. Sayangnya, masih ada yang
beranggapan bahwa penggunaan berbagai model pembelajaran hanya menambah
pekerjaan guru yang waktunya telah habis untuk mengejar target kurikulum. Anggapan
demikian sebenarnya tak perlu terjadi.

Kata Kunci: Prinsip, Model Pembelajaran

ABSTRACT
Learning principles can be used to reveal the limits of possibility in learning, so teachers
can take appropriate action. In addition to the theory and principles of learning, teachers
can also have and develop the attitude necessary to support the promotion of learners.
Various forms of existing learning model allow teachers PAI can innovate to create its
own model of learning that will be used. Utilization learning model is meant to help make
learning activities more effectively and efficiently achieve the objectives. Unfortunately,
there are those who believe that the use of different learning models only add jobs
teachers that time is running out to meet the curriculum targets. The presumption thus did
not need to happen.

Keywords: Principles, Learning Model

PENDAHULUAN pengamalan peserta didik tentang


agama Islam, sehingga menjadi
Pendidikan Agama Islam (PAI) manusia muslim yang beriman dan
dalam konteks kebijakan pendidikan bertakwa kepada Allah SWT. serta
nasional merupakan nama mata berakhlak mulia dalam kehidupan
pelajaran agama Islam yang pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan
diselenggarakan pada pendidikan bernegara. Walaupun tujuannya begitu
formal di semua jenjang pendidikan ideal, namun selama ini pembelajaran
mulai pendidikan anak usia dini, dasar, PAI sekaligus guru PAI di sekolah
menengah, dan pendidikan tinggi. sering dianggap kurang berhasil (untuk
Pembelajaran PAI bertujuan tidak mengatakan gagal) dalam
untuk meningkatkan pemahaman, mengembangkan sikap dan perilaku
keimanan, penghayatan, dan keberagamaan peserta didik. Dengan
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 150

kata lain PAI masih belum berhasil Prinsip Pembelajaran Pendidikan


dalam membangun karakter bangsa. Agama Islam
Beberapa perilaku remaja dapat Prinsip (dari kata principia)
dijadikan indikator bahwa PAI kurang berarti permulaan, titik awal yang
berhasil, yaitu: (1) lalai salat dan tidak darinya lahir hal-hal tertentu. Prinsip
gemar membaca alquran, (2) dapat juga diartikan asas atau
membudayakan sikap tidak jujur dan kebenaran yang menjadi pokok dasar
rasa tidak hormat anak kepada orang berpikir dan bertindak. Sedangkan
tua dan guru, (3) pacaran dan seks di pembelajaran pada hakikatnya
luar nikah, (4) tindakan kekerasan merupakan proses transaksi komunikasi
seperti tawuran antar pelajar, (5) yang bersifat timbal balik, baik antara
mengonsumsi narkoba, rokok, dan guru dengan peserta didik, peserta didik
minuman alkohol, (6) semangat belajar, dengan peserta didik untuk mencapai
etos kerja, rasa tanggung jawab, dan tujuan yang telah ditetapkan. Transaksi
kedisiplinan pun menurun, berganti komunikasi menunjukkan adanya
dengan kecenderungan hidup hedonis perolehan, penguasaan, hasil, proses
tanpa kerja keras. atau fungsi belajar bagi peserta didik.
Pendidikan Agama Islam Jadi, berbicara tentang prinsip
kurang diminati, salah satu pembelajaran Pendidikan Agama Islam
penyebabnya ialah selama ini PAI (PAI) berarti berbicara tentang asas
diajarkan menggunakan strategi yang mendasari pelaksanaan
pembelajaran yang kurang sesuai pembelajaran PAI.
dengan tujuan yang hendak dicapai. Al-Nahlawi menyebutkan,
Belum lagi materi pembelajaran PAI ajaran Islam mempunyai prinsip dasar
yang lebih banyak bersifat teori, yang dapat dijadikan landasan dalam
terpisah-pisah, terisolasi atau kurang aktivitas pembelajaran, yaitu bahwa
terkait dengan mata pelajaran lain. Oleh manusia adalah makhluk Allah. Oleh
karena itu, makalah ini membahas karena itu, seluruh aktivitas hidup
prinsip-prinsip dan model pembelajaran manusia, termasuk kegiatan
PAI, dengan harapan bahwa memahami pembelajaran, diletakkan dalam
prinsip dan model pembelajaran yang konteks merealisasikan fungsi hidup
tepat untuk PAI memungkinkan di manusia sebagai makhluk Allah
masa depan untuk dapat tersebut, yaitu abdullah dan khalifah
memformulasikan sistem pembelajaran Allah. Lebih lanjut al-Nahlawi
PAI agar lebih fungsional. mengutip tiga ayat alquran (QS. al-
Masalah pokok yang dibahas Zariyat/51: 56, al-Hujurat/49: 13, dan
dalam makalah ini adalah bagaimana al-Nahl/16: 125) sebagai landasan
prinsip dan model pembelajaran prinsipiil yang harus menjiwai
Pendidikan Agama Islam? Adapun sub pendidikan Islam.
masalahnya adalah, bagaimana prinsip
Beberapa ahli pendidikan Islam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(misalnya Ahmad Tafsir dan Abuddin
dan model pembelajaran Pendidikan
Nata) ketika mengulas prinsip
Agama Islam?
pembelajaran PAI, tampak bahwa ia
mengadopsi prinsip pembelajaran dari
HASIL DAN PEMBAHASAN
teori pendidikan umum (Barat).
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 151

Adapun prinsip-prinsip pembelajaran mempunyai dorongan untuk berbuat


yang relatif berlaku umum yaitu: sesuatu, mempunyai kemauan dan
prinsip perhatian dan motivasi, aspirasi sendiri. Belajar tidak bisa
keaktifan, keterlibatan langsung atau dipaksakan oleh orang lain dan juga
berpengalaman, pengulangan, tidak bisa dilimpahkan pada orang lain.
tantangan, balikan dan penguatan, serta Belajar hanya mungkin terjadi apabila
perbedaan individual. anak aktif mengalaminya sendiri. John
Dewey sebagaimana dikutip Abuddin
1. Perhatian dan motivasi Nata mengemukakan, belajar adalah
Perhatian mempunyai peranan menyangkut apa yang harus dikerjakan
penting dalam kegiatan belajar. Tanpa peserta didik untuk dirinya sendiri,
adanya perhatian, proses belajar tidak maka inisiatif harus datang sendiri.
mungkin terjadi. Perhatian akan timbul Guru sekadar menjadi pembimbing dan
pada peserta didik apabila bahan pengarah.
pembelajaran dirasakan sebagai: Jean Piaget yang dikutip Ahmad
sesuatu yang dibutuhkan; diperlukan Rohani mengemukakan, seorang anak
untuk belajar lebih lanjut; atau akan berpikir sepanjang Ia berbuat,
diperlukan dalam kehidupan sehari- tanpa berbuat anak tak berpikir. Agar Ia
hari. Thorndike sebagaimana dikutip berpikir sendiri (aktif) Ia harus diberi
Muhammad kesempatan untuk berbuat sendiri.
Thobrani dan Arif Mustofa Lebih lanjut Piaget menjelaskan, bahwa
menjelaskan jika anak tertarik dan belajar menunjukkan adanya jiwa yang
merasa senang pada suatu kegiatan, sangat aktif, jiwa yang mengolah
maka akan menghasilkan prestasi informasi, jiwa yang tidak sekadar
memuaskan. menyimpan informasi, tetapi
Adapun motivasi dalam konteks mengadakan transformasi.
pembelajaran adalah usaha sadar oleh Keaktifan dapat berupa kegiatan
guru untuk menimbulkan motif-motif fisik dan kegiatan psikis. Kegiatan fisik
pada peserta didik yang menunjang bisa berupa membaca, mendengar,
pencapaian tujuan pembelajaran. menulis, berlatih keterampilan, dan
Motivasi erat kaitannya dengan minat. sebagainya. Sedangkan kegiatan psikis,
Peserta didik yang memiliki minat misalnya, menggunakan khazanah
terhadap suatu bidang studi tertentu pengetahuan yang dimiliki dalam
cenderung tertarik perhatiannya dan memecahkan masalah yang dihadapi,
dengan demikian timbul motivasinya membandingkan satu konsep dengan
untuk mempelajari bidang studi yang lain, menyimpulkan hasil
tersebut. Motivasi juga dipengaruhi percobaan, dan sebagainya.
oleh nilai-nilai yang dianggap penting
dalam kehidupan. Nilai-nilai tersebut 3. Keterlibatan langsung atau
mengubah tingkah laku dan pengalaman
motivasinya. Pembelajaran akan lebih
bermakna jika peserta didik
2. Keaktifan “mengalami sendiri apa yang
Menurut pandangan psikologi, dipelajarinya” bukan “mengetahui” dari
anak adalah makhluk yang aktif. Anak informasi yang disampaikan guru,
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 152

Pentingnya keterlibatan langsung teori ini belajar adalah melatih daya-


dalam belajar dikemukakan oleh John daya yang ada pada manusia yang
Dewey dengan “learning by doing”- terdiri atas mengamat, menanggap,
nya. Belajar sebaiknya dialami melalui mengingat, mengkhayal, merasakan,
perbuatan langsung dan harus berpikir, dan sebagainya. Dengan
dilakukan oleh peserta didik secara mengadakan pengulangan, maka daya-
aktif. Prinsip ini didasarkan pada daya tersebut akan berkembang, seperti
asumsi bahwa para peserta didik dapat pisau yang selalu diasah akan menjadi
memperoleh lebih banyak pengalaman tajam.
dengan cara keterlibatan secara aktif Teori lain yang menekankan
dan proporsional, dibandingkan dengan prinsip pengulangan adalah teori
bila mereka hanya melihat materi atau koneksionisme Thorndike. Berangkat
konsep. dari salah satu hukum belajarnya “law
Modus Pengalaman belajar of exercise”, Thorndike mengemukakan
adalah sebagai berikut: seseorang bahwa belajar ialah pembentukan
belajar 10% dari apa yang dibaca, 20% hubungan antara stimulus dan respons,
dari apa yang didengar, 30% dari apa dan pengulangan terhadap pengamatan-
yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat pengamatan itu memperbesar peluang
dan didengar, 70% dari apa yang timbulnya respons benar.
dikatakan, dan 90% dari apa yang Pada teori psikologi
dikatakan dan dilakukan. Hal ini conditioning Pavlov, respons akan
menunjukkan bahwa jika guru timbul bukan karena stimulus saja,
mengajar dengan banyak ceramah, tetapi oleh stimulus yang dikondisikan,
maka peserta didik akan mengingat misalnya peserta didik berbaris masuk
hanya 20% karena mereka hanya ke kelas, mobil berhenti pada saat
mendengarkan. Sebaliknya, jika guru lampu merah. Ketiga teori tersebut
meminta peserta didik untuk menekankan pentingnya prinsip
melakukan sesuatu dan melaporkannya, pengulangan dalam belajar, walaupun
maka mereka akan mengingat sebanyak dengan tujuan yang berbeda.
90%.
Hal ini ada kaitannya dengan 5. Tantangan
pendapat yang dikemukakan oleh Teori medan (field theory) dari
seorang filosof Cina yaitu Confocius, Kurt Lewin mengemukakan bahwa
bahwa: apa yang saya dengar, saya peserta didik dalam situasi belajar
lupa; apa yang saya lihat, saya ingat; berada dalam suatu medan atau
dan apa yang saya lakukan saya paham. lapangan psikologis. Dalam belajar,
Dari kata-kata bijak ini seseorang dapat peserta didik menghadapi suatu tujuan
mengetahui betapa pentingnya yang ingin dicapai, tetapi selalu
keterlibatan langsung dalam terdapat hambatan yaitu menguasai
pembelajaran. bahan belajar, maka timbullah motif
untuk mengatasi hambatan itu, yaitu
4. Pengulangan dengan mempelajari bahan belajar
Prinsip belajar yang tersebut.
menekankan perlunya pengulangan Tantangan yang dihadapi dalam
adalah teori psikologi daya. Menurut bahan belajar membuat peserta didik
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 153

bergairah untuk mengatasinya. Bahan pembelajaran yang memungkinkan


belajar yang baru, yang banyak terjadinya balikan dan penguatan.
mengandung masalah yang perlu
dipecahkan, membuat peserta didik 7. Perbedaan individu
tertantang untuk mempelajarinya. Setiap peserta didik merupakan
Penggunaan metode eksperimen, individu yang unik, artinya tidak ada
inquiry, dan discovery juga dua orang yang sama persis. Tiap
memberikan tantangan bagi peserta peserta didik memiliki perbedaan satu
didik untuk belajar secara lebih giat dengan yang lainnya. Perbedaan belajar
dan sungguh-sungguh. Penguatan ini berpengaruh pada cara dan hasil
positif maupun negatif juga akan belajar peserta didik. Sistem
menantang peserta didik dan pendidikan klasikal yang dilakukan di
menimbulkan motif untuk memperoleh sekolah tampak kurang memperhatikan
ganjaran atau terhindar dari hukum masalah perbedaan individual,
yang tidak menyenangkan. umumnya pelaksanaan pembelajaran di
kelas dengan melihat peserta didik
6. Balikan dan penguatan sebagai individu dengan kemampuan
Prinsip belajar yang berkaitan rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih
dengan balikan dan penguatan terutama sama, demikian pula dengan
ditekankan oleh teori belajar operant pengetahuannya.
conditioning dari B.F. Skinner. Kalau Pembelajaran klasikal yang
pada teori conditioning yang diberi mengabaikan perbedaan individual
kondisi adalah stimulusnya, maka pada dapat diperbaiki dengan beberapa cara,
operant conditioning yang diperkuat misalnya: penggunaan metode atau
adalah responnya. Kunci dari teori strategi pembelajaran yang bervariasi,
belajar ini adalah law of effect versi penggunaan metode instruksional,
Thorndike. memberikan tambahan pelajaran atau
Peserta didik belajar sungguh- pengayaan pelajaran bagi peserta didik
sungguh dan mendapatkan nilai yang yang pandai dan memberikan
baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu bimbingan belajar bagi yang kurang.
mendorong anak untuk belajar lebih Dalam memberikan tugas, hendaknya
giat lagi. Nilai yang baik dapat menjadi disesuaikan dengan minat dan
operant conditioning atau penguatan kemampuan peserta didik.
positif. Sebaliknya, anak yang
mendapat nilai yang jelek pada waktu Model Pembelajaran Pendidikan
ulangan akan merasa takut tidak naik Agama Islam
kelas. Hal ini juga bisa mendorong
anak untuk belajar lebih giat. Inilah Model pembelajaran diartikan
yang disebut penguatan negatif atau sebagai prosedur sistematis dalam
escape conditioning. mengorganisasikan pengalaman belajar
Format sajian berupa untuk mencapai tujuan belajar.
tanya jawab, diskusi, Sebenarnya model pembelajaran
eksperimen, metode penemuan, dan berkaitan erat dengan pendekatan,
sebagainya merupakan cara strategi, atau metode pembelajaran.
Saat ini telah banyak dikembangkan
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 154

berbagai macam model pembelajaran, panjang lebar, dan bermasalah dengan


dari yang sederhana sampai model pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan
yang agak kompleks dan rumit karena visualisasi; (3) tipe kinestesik: orang-
memerlukan banyak alat bantu dalam orang kinestesik lebih mampu belajar
penerapannya. dengan praktik, banyak menggunakan
Melvin Silbermen melengkapi isyarat tubuh, berkeinginan untuk
pernyataan Confucius mengenai tiga melakukan segala sesuatu, menyukai
macam cara belajar (belajar dengan permainan yang menyibukkan,
mendengar, belajar dengan melihat, berorientasi pada fisik dan banyak
dan belajar dengan melakukan) yaitu bergerak, dan tidak dapat duduk diam
dengan menyatakan: What I hear, I untuk waktu yang lama.
forget (apa yang saya dengar, saya Tipologi di atas tidak berarti
lupa). What I hear, see, and ask setiap orang hanya memiliki satu gaya
questions about or discuss with belajar, akan tetapi dia
someone else, I begin to understand memiliki kecenderungan untuk
(apa yang saya dengar, lihat, lebih mampu belajar dan
pertanyakan atau diskusikan dengan menguasai suatu pengetahuan atau
orang lain, saya mulai memahami). keterampilan dengan metode belajar
What I hear, see, discuss and do, I yang sesuai dengan tipe dirinya. Karena
ackquire knowledge and skill (apa yang itulah guru sedapat mungkin
saya dengar, lihat, diskusikan, dan saya menerapkan metode-metode belajar
lakukan, saya mendapatkan yang dapat memfasilitasi keberagaman
pengetahuan dan ketrampilan). What I tipe belajar dan membuat peserta didik
teach to another, I master (apa yang menjadi aktif.
saya ajarkan kepada orang lain, saya Beberapa model pembelajaran
menguasainya). yang dapat meningkatkan kualitas
Berkaitan dengan itu Bobbi proses dan hasil pembelajaran
DePorter dan Mike Hernacki Pendidikan Agama Islam, di antaranya
menyebutkan tiga tipe orang dengan adalah: model classroom meeting,
gaya belajar yang berbeda yaitu: (1) cooperative learning, integrated
tipe visual: orang tipe visual lebih learning, constructive learning, inquiry
mengingat apa yang dilihat dari pada learning, dan quantum learning.
apa yang didengar, pembaca cepat dan Berkaitan dengan model
tekun, tidak begitu terganggu oleh pembelajaran PAI, sebetulnya berbagai
kebisingan, akan tetapi dia mempunyai model pembelajaran dapat saja
masalah untuk mengingat instruksi diterapkan, tetapi yang terpenting
verbal kecuali jika ditulis; (2) tipe adalah guru dapat mengondisikan
auditorial: tipe ini lebih mampu belajar lingkungan agar menunjang terjadinya
dengan mendengarkan dan mengingat perubahan perilaku bagi peserta didik.
apa yang didiskusikan dari pada yang Untuk keperluan ini, maka model
dilihat atau dibaca, senang membaca pembelajaran yang monoton yang
dengan suara keras dan mendengarkan, selama ini berlangsung di kelas sudah
sulit untuk menulis tetapi hebat dalam saatnya diganti dengan model
bercerita, suka berbicara, berdiskusi pembelajaran yang memungkinkan
dan menjelaskan sesuatu secara
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 155

peserta didik aktif, inovatif, kreatif, pelaksanaan dan evaluasi


efektif, dan menyenangkan. pembelajaran.
Model pembelajaran yang
ditawarkan para ahli untuk Dari sekian model di atas,
mewujudkan kegiatan belajar aktif masih banyak model pembelajaran
dimaksud di antaranya: lainnya yang dapat dipilih dan
1. Inquiry-discovery approach digunakan oleh guru, guna mendesain
(belajar mencari dan menemukan pengalaman belajar yang bermanfaat
sendiri) bagi peserta didik, baik bagi
2. Expository teaching (menyajikan perkembangan ranah kognitif, afektif
bahan dalam bentuk yang telah maupun psikomotoriknya. Dengan satu
dipersiapkan secara rapi, sistematik catatan, tidak ada satu model
dan lengkap sehingga siswa tinggal pembelajaran yang paling efektif untuk
menyimak dan mencernanya satu mata pelajaran, yang ada adalah
secara teratur dan tertib) satu atau beberapa model pembelajaran
3. Mastery learning (belajar tuntas) yang efektif untuk mata pelajaran
4. Humanistic education yaitu menitik tertentu, tetapi belum tentu untuk
beratkan pada upaya membantu materi lainnya. Oleh karena itu, guru
siswa mencapai perwujudan dirinya harus cerdas dalam menentukan model
sesuai dengan kemampuan dasar pembelajaran yang sesuai untuk suatu
dan keunikan yang dimilikinya). kegiatan pembelajaran guna
Syaiful Sagala tercapainya indikator-indikator yang
menawarkan konsep tentang model sudah ditetapkan sebelumnya.
pembelajaran yang efektif bagi Setiap cara mengajar memiliki
terbentuknya kompetensi peserta didik kelebihan dan kelemahannya masing-
di antaranya: masing. Hal yang kurang baik adalah
1. Contectual Teaching and Learning apabila guru sering menggunakan satu
yaitu model pembelajaran yang cara pembelajaran yang terus menerus
menekankan pada keterkaitan dengan slogan dikotomis, yakni bila
materi pembelajaran dengan dunia guru aktif maka siswa diam, bila siswa
kehidupan peserta didik secara aktif maka guru pasif.
nyata Dengan menghindari
2. Role playing yaitu model penggunaan metode monoton
pembelajaran yang menekankan maka pencapaian tujuan PAI terjadi
pada problem solving (pemecahan secara maksimal. Di dalam alquran
masalah) banyak sekali ayat yang berhubungan
3. Modular Instruction yaitu dengan pembelajaran. Misalnya,
pembelajaran dengan menggunakan QS al-Alaq/96: 1-5:
sistem modul atau paket belajar
mandiri yang disusun secara َ ۚ َ‫اس ِم َرب َِّك الَّ ِذ ۡى َخل‬
‌‫ق‬ ۡ ِ‫اِ ۡق َر ۡا ب‬
sistematis, operasional dan terarah
4. Pembelajaran partisipatif yaitu ‌ٍۚ َ‫ان ِم ۡن َعل‬
‫ق‬ َ ‫ق ااۡل ِ ۡن َس‬َ َ‫َخل‬
pembelajaran yang melibatkan
peserta didik dalam perencanaan, ‫اِ ۡق َر ۡا َو َرب َُّك ااۡل َ ۡك َر ۙ ُم‬
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 156

‫الَّ ِذ ۡى َعلَّ َم بِ ۡالقَلَ ۙ ِم‬ dan dialah yang lebih


mengetahui siapa yang mendapat
ؕ ۡ‫ان َما لَمۡ يَ ۡعلَم‬ َ ‫َعلَّ َم ااۡل ِ ۡن َس‬ petunjuk. (Depertemen Agama)

Terjemahnya: Ayat diatas berbicara tentang


beberapa metode pembelajaran. Di sini
1. Bacalah dengan (menyebut)
ada tiga contoh metode, yaitu hikmah
nama Tuhanmu yang
(logis-rasional), mau‘izah al-hasanah
menciptakan,
(nasihat yang baik), dan mujadalah
2. Dia telah menciptakan manusia
(dialog dan debat).
dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang KESIMPULAN
Mahamulia.
5. Yang mengajar (manusia) 1. Dari pembahasan prinsip-prinsip
dengan pena. belajar dapat ditemukan bahwa
6. Dia mengajar manusia apa yang terdapat banyak prinsip. Dalam
tidak diketahuinya. (Depertemen kegiatan pembelajaran PAI,
Agama) seorang guru harus menggunakan
teori-teori dan prinsip-prinsip
Lima ayat tersebut berbicara belajar tertentu agar dapat
tentang perintah kepada semua manusia membimbing aktivitas guru dalam
untuk membaca, belajar, dan observasi merencanakan dan melaksanakan
ilmiah. Pada QS al-Nahl/16: 125 Allah kegiatan pembelajaran. Prinsip-
berfirman: prinsip belajar dapat digunakan
untuk mengungkapkan batas-batas

َ ‫ع اِ ٰلى‬
kemungkinan dalam pembelajaran,
‫ ِة‬3‫سبِ ْي ِل َربِّ َك بِا ْل ِح ْك َم‬ ُ ‫اُ ْد‬ sehingga guru dapat melakukan
‫الَّتِ ْي‬33ِ‫سنَ ِة َو َجا ِد ْل ُه ْم ب‬ َ ‫َوا ْل َم ْو ِعظَ ِة ا ْل َح‬ tindakan yang tepat. Selain itu

َ ‫ ۗنُ اِنَّ َربَّكَ ه‬33‫س‬


dengan teori dan prinsip-prinsip
ْ‫و اَ ْعلَ ُم بِ َمن‬33ُ َ ‫ِه َي اَ ْح‬ pembelajaran, guru juga dapat
‫و اَ ْعلَ ُم‬33333ُ
َ ‫بِ ْيلِ ٖه َوه‬33333‫س‬ َ ْ‫ َّل عَن‬33333‫ض‬ َ memiliki dan mengembangkan
sikap yang diperlukan untuk
‫بِا ْل ُم ْهتَ ِد ْي َن‬ menunjang peningkatan belajar
peserta didik.
2. Berbagai bentuk model
pembelajaran yang ada,
Terjemahnya: memungkinkan guru PAI dapat
Serulah (manusia) kepada jalan berinovasi menciptakan sendiri
Tuhanmu dengan hikmah dan model pembelajaran yang akan
pengajaran yang baik dan digunakan. Sebab, guru adalah
berdebatlah dengan mereka orang yang paling memahami
dengan cara yang baik. karakteristik dan kebutuhan
Sesungguhnya Tuhanmu, dialah peserta didiknya. Melalui berbagai
yang lebih mengetahui tentang variasi metode dan model
siapa yang sesat dari jalan-Nya pembelajaran, peserta didik akan
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 157

dapat banyak berinteraksi secara Hamalik, Oemar.Perencanaan


aktif dengan memanfaatkan segala Pengajaran Berdasarkan
potensi yang mereka miliki. Untuk Pendekatan Sistem. Cet. VIII;
konteks ini yang direnungkan Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
kembali ungkapan populer yang
Majid, Abdul dan Dian
mengatakan: “saya mendengar
Andayani. Pendidikan
saya lupa, saya melihat saya ingat,
Agama Islam
saya berbuat maka saya bisa”.
Berbasis Kompetensi. Cet. II;
Pemanfaatan model pembelajaran
Bandung: Remaja Rosdakarya,
sebenarnya dimaksudkan untuk
2005.
membantu agar kegiatan
pembelajaran lebih efektif Muhaimin. Pemikiran dan Aktualisasi
mencapai tujuan dan efisien. Pengembangan Pendidikan
Sayangnya, masih ada yang Islam . Cet. I; Jakarta: Rajawali
beranggapan bahwa penggunaan Pers, 2011.
berbagai model pembelajaran
Nata, Abuddin. Pemikiran Pendidikan
hanya menambah pekerjaan guru
Islam dan Barat. Cet. II;
yang waktunya telah habis untuk
Jakarta: PT. RajaGrafindo
mengejar target kurikulum.
Persada, 2013.
Anggapan demikian sebenarnya
tak perlu terjadi. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam.
DAFTAR PUSTAKA Cet. III; (Jakarta: Kalam Mulia,
2002.
al-Nahlawi, Abdurrahman, Rohani, Ahmad.
PrinsipPrinsip dan Metode Pengelolaan Pengajaran. Cet.
Pendidikan Islam dalam II; Jakarta:
Keluarga, di Sekolah, dan Rineke Cipta, 2004.
di Masyarakat. Bandung: CV. Sagala, Syaiful. Konsep dan
Diponegoro, 1992. Makna Pembelajaran.
Cet. VIII;
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Bandung: Alfabeta, 2010.
Terjemah. Bandung: PT. Sygma
Examedia Arkanleema, 2009. Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar.
Jakarta: PT. RajaGrafindo
Departemen Pendidikan Nasional, Persada, 2006.
Kamus Besar Bahasa
Indonesia, edisi keempat. Cet. I; Syahidin, Menelusuri Metode
Jakarta: Gramedia, 2008. Pendidikan dalam Al-
Qur’an.
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan
Cet. I; Bandung: Alfabeta, 2009.
Pembelajaran. Cet. III; Jakarta:
Rineka Cipta, 2006. Tafsir, Ahmad. Metodologi
Pengajaran Agama Islam. Cet.
V; Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2000.
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 158

Thobrani, Muhammad dan Arif


Mustofa. Belajar dan
Pembelajaran. Cet. I;
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2011.
Uno, Hamzah B. Model Pembelajaran:
Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif
dan Efektif. Cet. III; Jakarta:
Bumi Aksara, 2008.
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 159

TUGAS PERTEMUAN 6 B1AIR


MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
Elok Wahyu Febriani (2210110071)
Amelia Muyassaroh (2210110044)
Kamis, 13 Oktober 2022

1. Analisis Ragam Ilmiah dalam Jurnal Tarbawi “Prinsip-Prinsip dan Model


Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”

Menurut analisis kami, penggunaan kata maupun kalimat pada jurnal ini
telah memenuhi kriteria maupun ciri-ciri ragam ilmiah, yaitu berupa
istilah sesuai bidang keilmuan. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan
jurnal di bawah ini:

“Prinsip (dari kata principia) berarti permulaan, titik awal yang darinya
lahir hal-hal tertentu. Prinsip dapat juga diartikan asas atau kebenaran yang
menjadi pokok dasar berpikir dan bertindak. Sedangkan pembelajaran pada
hakikatnya merupakan proses komunikasi transaksional yang bersifat
timbal balik, baik antara guru dengan peserta didik, peserta didik dengan
peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi
transaksional menunjukkan adanya perolehan, penguasaan, hasil, proses
atau fungsi belajar bagi peserta didik. Jadi, berbicara tentang prinsip
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) berarti berbicara tentang asas
yang mendasari pelaksanaan pembelajaran PAI”. (Hal.150 -151)

Namun kami juga menemukan bahwa dalam jurnal ini terdapat kata tidak
baku atau ejaan yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan Bahasa
Indonesia yang benar. Seperti dalam kutipan berikut.

“Beberapa perilaku remaja dapat dijadikan indikator bahwa PAI kurang


berhasil, yaitu: (1) lalai salat dan tidak gemar membaca al-Qur’an; (2)
membudaya ketidakjujuran dan rasa tidak hormat anak kepada orang tua
dan guru; (3) pacaran dan seks di luar nikah; (4) tindakan kekerasan seperti
tawuran antarpelajar; (5) mengonsumsi narkoba, rokok, dan minuman
alkohol; (6) semangat belajar, etos kerja, rasa tanggung jawab, dan
kedisiplinan pun menurun, berganti dengan kecenderungan hidup hedonis
tanpa kerja keras”. (Hal.150)
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 160

Berikut adalah analisis kami terhadap kesalahan-kesalahan yang telah


disebutkan.
a. Kata al-Qur’an seharusnya ditulis alquran
b. Kalimat membudaya ketidakjujuran seharusnya ditulis
membudayakan sikap tidak jujur
c. Kata antarpelajar seharusnya ditulis antar pelajar
d. Tanda titik koma seharusnya diganti tanda koma, karena
merupakan sebuah perincian

2. Analisis Penggunaan Huruf dan Ejaan dalam Jurnal Tarbawi “Prinsip-


Prinsip dan Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”

Menurut analisis kami, masih terdapat penggunaan huruf serta ejaan yang
tidak tepat dalam jurnal ini. Diantaranya adalah.

a. “Pembelajaran PAI bertujuan untuk meningkatkan pemahaman,


keimanan, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang
agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan
bertakwa kepada Allah swt. Serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”. (Hal. 150)
Pembenahan:
1) Kata swt seharusnya ditulis SWT. karena merupakan
singkatan

b. “Beberapa perilaku remaja dapat dijadikan indikator bahwa PAI


kurang berhasil, yaitu: (1) lalai salat dan tidak gemar membaca al-
Qur’an; (2) membudaya ketidakjujuran dan rasa tidak hormat anak
kepada orang tua dan guru; (3) pacaran dan seks di luar nikah; (4)
tindakan kekerasan seperti tawuran antarpelajar; (5) mengonsumsi
narkoba, rokok, dan minuman alkohol; (6) semangat belajar, etos
kerja, rasa tanggung jawab, dan kedisiplinan pun menurun, berganti
dengan kecenderungan hidup hedonis tanpa kerja keras”. (Hal. 150)
“Di dalam al-Qur’an banyak sekali ayat yang berhubungan dengan
pembelajaran”. (Hal. 156)
Pembenahan:
1) Kata al-Qur’an seharusnya ditulis alquran.
2) Kalimat membudaya ketidakjujuran seharusnya ditulis
membudayakan sikap tidak jujur.
3) Kata antarpelajar seharusnya ditulis antar pelajar.

c. “Oleh karena itu, makalah ini membahas prinsip-prinsip dan model


pembelajaran PAI, dengan harapan bahwa memahami prinsip dan
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 161

model pembelajaran yang tepat untuk PAI memungkinkan di masa


depan untuk dapat mereformulasi sistem pembelajaran PAI agar
lebih fungsional”. (Hal. 150)
Pembenahan:
1) Kata mereformulasi seharusnya ditulis memformulasikan.

d. “Sedangkan pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses


komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara
guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. (Hal. 150)
Pembenahan:
1) Kata transaksional tidak ditemukan dalam KBBI.
Seharusnya kalimat komunikasi transaksional diganti
dengan kalimat transaksi komunikasi.

e. “Pembelajaran akan lebih bermakna jika peserta didik “mengalami


sendiri apa yang dipelajarinya” bukan “mengetahui” dari informasi
yang disampaikan guru, Pentingnya keterlibatan langsung …” (Hal.
152)
Pembenahan:
1) Huruf p pada kata pentingnya seharusnya ditulis dengan
huruf kecil.

f. “Adapun submasalahnya adalah: Bagaimana prinsip pembelajaran


Pendidikan Agama Islam? Dan Bagaimana model pembelajaran
Pendidikan Agama Islam?”. (Hal. 150)
Pembenahan:
1) Kata submasalahnya seharusnya ditulis sub masalahnya.

g. “(QS. Al-Zariyat/51: 56, al-Hujurat/49: 13, dan al-Nahl/16: 125)


sebagai landasan prinsipil yang harus menjiwai pendidikan Islam”.
(Hal. 151)
Pembenahan:
1) Kata prinsipil seharusnya ditulis prinsipiil.

h. “Peserta didik belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai


yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak
untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan
operant conditioning atau penguatan positif”. (Hal. 154)
Pembenahan:
1) Kata merupakan seharusnya diganti dengan kata menjadi.
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 162

i. “Jean Piaget yang dikutip Ahmad Rohani mengemukakan, seorang


anak akan berpikir sepanjang ia berbuat, tanpa berbuat anak tak
berpikir. Agar ia berpikir sendiri (aktif) ia harus diberi kesempatan
untuk berbuat sendiri”. (Hal. 151)
Pembenahan:
1) Huruf depan kata ganti ia seharusnya ditulis kapital yaitu
Ia.

j. “Keaktivan dapat berupa kegiatan fisik dan kegiatan psikis”. (Hal.


152)
“Sedangkan kegiatan psikis, misalnya, menggunakan khasanah
pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang
dihadapi, ...”. (Hal. 152)
“Belajar sebaiknya dialami melalui perbutan langsung dan harus
dilakukan oleh peserta didik secara aktif”. (Hal. 152)
“Hal ini ada kaiatannya dengan pendapat yang dikemukakan oleh
seorang filosof Cina yaitu Confocius, ...”. (Hal.152)
“Penggunaan metode eksperimen, inkuiri, discovery juga
memberikan tantangan bagi peserta didik untuk belajar secara lebih
giat dan sungguh-sungguh”. (Hal. 153)
“ ...tetapi yang terpenting adala guru dapat mengondisikan
lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi
peserta didik”. (Hal. 155)
Pembenahan:
1) Kata keaktivan seharusnya ditulis keaktifan.
2) Kata khasanah seharusnya ditulis khazanah.
3) Kata perbutan seharusnya ditulis perbuatan.
4) Kata kaiatannya seharusnya ditulis kaitannya.
5) Kata inkuiri seharusnya ditulis inquiry (dalam KBBI
tidak ditemukan kata baku inkuiri, yang merupakan
serapan dari kata bahasa Inggris Inquiry)
6) Kata adala seharusnya ditulis adalah.

k. “Sebenarnya model pembelajaran berkaitan erat dengan


pendekatan, strategi, atau metode pembelajaran. Saat ini telah
banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari
yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit
karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya”. (Hal.
154)
Pembenahan:
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 163

1) Kalimat bercetak miring seharusnya tidak dicetak


miring karena bukan suatu penegasan.

l. “Modular Instruction yaitu pembelajaran dengan menggunakan


system modul/paket belajar mandiri yang disusun secara
sistematis, ...”. (Hal. 155)
“Untuk kontek ini yang direnungkan kembali ungkapan populer
yang mengatakan”. (Hal. 157)
Pembenahan:
1) Kata system seharusnya ditulis sistem.
2) Kata kontek seharusnya ditulis konteks.

m. “Guru sekadar pembimbing dan pengarah”. (Hal. 151)


Pembenahan:
1) Sebelum kata pembimbing seharusnya ditambah kata
menjadi.

n. “Penggunaan metode eksperimen, inkuiri, discovery juga


memberikan tantangan bagi peserta didik untuk belajar secara lebih
giat dan sungguh-sungguh”. (Hal. 153)
Pembenahan:
1) Sebelum kata discovery seharusnya diberi kata
penghubung dan.

o. “Pendidikan Agama Islam kurang diminati, salah satu penyebabnya


ialah selama ini PAI diajarkan dengan menggunakan strategi
pembelajaran yang kurang sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai”. (Hal. 150)
“Bagaimana prinsip pembelajaran Pendidikan Agama Islam? dan
Bagaimana model pembelajaran Pendidikan Agama Islam?”
Pembenahan:
1) Agar menjadi kalimat yang efektif, maka kata dengan
harus dihilangkan
2) Huruf depan kata dan seharusnya ditulis kapital, karena
terletak setelah tanda tanya. Atau, akan lebih efektif jika
kedua pertanyaan itu digabungkan menjadi satu
menjadi “...bagaimana prinsip pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dan model pembelajaran Pendidikan
Agama Islam?”
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 164

3. Analisis Penggunaan Angka dan Tanda Baca dalam Jurnal Tarbawi


“Prinsip-prinsip dan Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”

Menurut analisis kami, penggunaan angka dan tanda baca dalam jurnal ini
sudah tepat. Seperti dalam kutipan berikut.

a. “(QS. Al-Zariyat/51: 56, al-Hujurat/49: 13, dan al-Nahl/16: 125)”.


(Hal. 151)
Pembahasan: sudah tepat, karena menunjukkan nama, urutan, dan ayat
suatu surah dalam alquran.

b. “Modus Pengalaman belajar adalah sebagai berikut: seseorang belajar


10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa
yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa
yang dikatakan, dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan”.
(Hal. 152)
Pembahasan: sudah tepat, karena menunjukkan persentase pengalaman
belajar.

c. “...bahwa: apa yang saya dengar, saya lupa; apa yang saya lihat, saya
ingat; dan apa yang saya lakukan saya paham”. (Hal. 152)
Pembahasan: sudah tepat, karena tanda titik koma tersebut memisahkan
dua kalimat yang masih dalam tingkatan yang setara.

Kemudian kami menemukan beberapa kesalahan dalam penulisan tanda baca


dalam jurnal ini. Diantaranya adalah.
a. “Abd. Rahman Bahtiar1"
Pembenahan: angka 1 setelah nama Bahtiar seharusnya dihilangkan
karena bukan bentuk footnote

b. “Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam| Unismuh Makassar”.


(Hal. 149)
Pembenahan: garis tegak sebelum nama universitas seharusnya
dihilangkan.

c. “Walaupun tujuannya begitu ideal, namun selama ini pembelajaran


PAI, sekaligus guru PAI, di sekolah sering dianggap kurang
berhasil...”. (Hal. 150)
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 165

“... merupakan nama mata pelajaran agama Islam yang diselenggarakan


pada pendidikan formal di semua jenjang pendidikan, mulai pendidikan
anak usia dini, dasar, menengah, dan pendidikan tinggi”. (Hal. 150)
Pembenahan: tanda koma yang terletak sebelum kata sekaligus, mulai,
dan di sekolah seharusnya dihilangkan.

d. “...kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan


bernegara.Walaupun tujuannya begitu ideal, ...”. (Hal. 150)
Pembenahan: setelah tanda titik seharusnya diberi spasi sebelum kata
walaupun.

e. “Format sajian berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode


penemuan dan sebagainya merupakan cara pembelajaran yang
memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan”. (Hal. 153)
Pembenahan: seharusnya ditambah tanda koma sebelum kata dan.

f. “...yaitu: (1) lalai salat dan tidak gemar membaca al-Qur’an; (2)
membudaya ketidakjujuran dan rasa tidak hormat anak kepada orang
tua dan guru; (3) pacaran dan seks di luar nikah; (4) tindakan kekerasan
seperti tawuran antarpelajar; (5) mengonsumsi narkoba, rokok, dan
minuman alkohol; (6) semangat belajar, etos kerja...”. (Hal. 150)
Pembenahan: tanda titik koma setelah penyebutan perincian (yang
sebelumnya ada tanda titik dua) seharusnya diganti dengan tanda
koma.

g. “Adapun submasalahnya adalah: Bagaimana prinsip pembelajaran


Pendidikan Agama Islam?”. (Hal. 150)
Pembenahan: tanda titik dua seharusnya diganti dengan tanda koma.

h. “Keterlibatan langsung/pengalaman”. (Hal. 151 dan 152)


“...dibandingkan dengan bila mereka hanya melihat materi/konsep”.
(Hal. 152)
“Modular Instruction yaitu pembelajaran dengan menggunakan system
modul/paket belajar mandiri yang disusun secara sistematis, ...”. (Hal.
155)
Pembenahan: garis miring yang tertulis seharusnya diganti dengan kata
atau.

Anda mungkin juga menyukai