Abstract : Learning is a process towards the achievement of educational goals. In this case,
the learning process is very important because determines where the students want to be
taken. A wide range of learning model was implemented to achieve the ideal goal. Because
the learning process is an integral part of education. In context with the principles of teaching
and learning are integrated into Islamic education, some of the principles of teaching and
learning that is offered to be able to apply the principles of preparation, principles of
motivation, perception and active principle, the principle of purpose and order direct,
individual differences principle, the principle teransfer , retention and challenges, the
principles of cognitive learning, affective learning principles, principles of psychomotor
learning, principles of repetition, feedback, reinforcement and evaluation.
Keywords: achievement of educational, implemented
Pembelajaran merupakan sebuah proses menuju tercapainya tujuan pendidikan. Dalam hal
ini, proses pembelajaran sangatlah menentukan hendak kemana peserta didik itu akan
dibawa. Berbagai macam model pembelajaran pun dilaksanakan untuk meraih tujuan yang
ideal. Karena proses pembelajaran merupakan bagian yang integral dari pendidikan. Dalam
konteksnya dengan prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran yang diintegrasikan kedalam
pendidikan Islam, beberapa prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran ditawarkan untuk bisa
diterapkan yaitu prinsip persiapan, prinsip motivasi, prinsip persepsi dan keaktifan, prinsip
tujuan dan ketertiban langsung, prinsip perbedaan individual, prinsip teransfer, retensi dan
tantangan, prinsip belajar kognitif, prinsip belajar afektif, prinsip belajar psikomotor, Prinsip
Pengulangan, Balikan, Penguatan dan
Evaluasi. harapan, dan menghasilkan output dengan
mutu yang tidak baik pula, maka dibutuhkan
PENDAHULUAN perinsip belajar dan pembelajaran agar
Pendidikan merupakan faktor utama senantiasa menjadi pedoman bagi guru
dalam pem-bentukkan pribadi Pendidikan Agama Islam dalam mendesain
manusia. Pendidikan merupakan kegiatan proses pembelajaran yang efektif.
universal yang ada dalam kehidupan manusia, Prinsip ini membuat suatu gambaran
di manapun di dunia terdapat masyarakat, di dari miniature problematika ke-hidupan yang
sanalah terdapat pendidikan. akan dihadapi oleh peserta didik dan guru
Salah satu aspek penting dalam sebagai pengajar. Berangkat dari sebuah
pendidikan adalah proses pembelajaran. pengalaman yang dimainkan dan dilakukan
Aspek ini seringkali memang menjadi fokus oleh para ahli belajar dan pembelajaran.
penting dalam pendidikan. Namun demikian, Akan menjadi sebuah kesulitan bagi
pembelajaran yang selama ini sudah dan guru apabila kurang memahami prinsip
sedang dilakukan, belum menyentuh substansi pembelajaran proses pem-belajaran yang
serta harapan yang ingin dicapai. dilakukan tidak sesuai dengan harapan.
Pembelajaran yang di-lakukan hanya Disinilah sejatinya peran seorang pendidik
merupakan pembelajaran asal-asalan yang untuk memilih peran-peran penting yang
tidak mempunyai dasar pijakan yang kuat, sekiranya akan ketika mengajar didepan
sehingga pembelajaran tidak memenuhi peserta didik.
29
ISTIQRA’ Volume I Nomor 1 September 2013
Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran
30
Volume I Nomor 1 September 2013 ISTIQRA’
Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran
hal: (a) mengetahui apa yang akan dipelajari, disebabkan usaha dari guru yang membuat
(b) memahami mengapa hal tersebut patut pelajaran begitu menarik, maka perhatian
dipelajari. Kedua hal ini sebagai unsur seperti ini tidak memerlukan motivasi,
motivasi yang menjadi dasar permulaan yang walaupun dikatakan bahwa motivasi dan
baik untuk belajar. Sebab tanpa kedua unsur perhatian harus sejalan. Berbeda halnya kalau
tersebut kegiatan pembelajaran sulit untuk perhatian yang disengaja atau se-kehendak,
berhasil.5 hal ini diperlukan motivasi.
Seseorang yang mempunyai motivasi 3. Prinsip Persepsi dan keaktifan
yang cukup besar sudah dapat berbuat tanpa “Seseorang cenderung untuk percaya
motivasi dari luar dirinya, itulah yang disebut sesuai dengan bagaimana ia memahami
motivasi intrinsik, atau tenaga pendorong situasi”. Persepsi adalah interpretasi tentang
yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. situasi yang hidup. Setiap individu melihat
Sebaliknya, bila motivasi intrinsiknya kecil, dunia dengan caranya sendiri yang berbeda
maka dia perlu motivasi dari luar yang dalam dari yang lain. Persepsi ini mem-pengaruhi
hal ini disebut ekstrinsik, atau tenaga perilaku individu. Seseorang guru akan dapat
pendorong yang ada di luar. Motivasi memahami peserta didiknya lebih baik bila ia
ekstrinsik ini berasal dari guru, orang tua, peka terhadap bagaimana cara se-seorang
teman, buku-buku dan sebagainya.6 Kedua melihat suatu situasi tertentu.
motivasi dibutuhkan untuk keberhasilan Menurut Thomas M. Riskdalam
proses pembelajaran, namun yang memegang Zakiah Daradjat, “teaching is theguidance of
peranan penting adalah peserta didik itu learning experiences.” Mengajar adalah
sendiri yang dapat memotivasi dirinya yang proses membimbing pengalaman belajar.9
didukung oleh kepiawaian seorang guru Pengalaman tersebut diperoleh apabila peserta
dalam merancang pembelajaran yang dapat didik mempunyai keaktifan untuk bereaksi
merangsang minat sehingga motivasi peserta terhadap lingkungannya. Apabila seorang
didik dapat dibangkitkan. anak ingin memecahkan suatu per-soalan dia
Motivasi dapat merupakan tujuan dan harus dapat berpikir sistematis atau menurut
alat pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi langkahlangkah tertentu, termasuk ketika dia
merupakan salah satu tujuan dalam mengajar, menginginkan suatu keterampilan tentunya
sebagai alat, motivasi merupakan salah satu harus pula dapat meng-gerakkan otot-ototnya
faktor seperti halnya intelegensia dan hasil untuk mencapainya.
belajar sebelumnya yang dapat menentukan Termasuk dalam pem-belajaran,
keberhasilan belajar peserta didik dari segi peserta didik harus selalu aktif. Mulai dari
kognitif, afektif dan psikomotor.7 Motivasi kegiatan fisik yang mudah diamati sampai
adalah unsur utama dalam pembelajaran dan pada kegiatan psikis yang susah diamati.10
pem-belajaran tidak dapat berlangsung tanpa Dengan demikian belajar yang berhasil harus
adanya perhatian. Jadi, sesuatu hal dikatakan melalui banyak aktivitas baik fisik maupun
menarik perhatian anak, apabila anak psikis. Bukan hanya sekedar menghafal
memperhatikannya secara spontan tanpa sejumlah rumus-rumus atau informasi tetapi
memerlukan usaha (perhatian tidak se- belajar harus berbuat, seperti membaca, men-
kehendak, perhatian tidak disengaja).8 Bila dengar, menulis, berlatih keterampilan-
terjadi perhatian spontan yang bukan keterampilan, dan sebagainya.
5 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi
Balajar Mengajar, Edisi I (Cet. IX; Jakarta: PT. 8 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,
RajaGrafindo Persada, 2001), h. 38. Edisi V (Cet. XII; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
6 Lihat Syaiful Sagalah. 152., Dimyati dan 2004), h. 14.
Mudjiono, op. cit., h. 43., Oemar Hamalik, Kurikulum 9 Zakiah Daradjat, et al, Metodik Khusus
dan Pembelajaran, Edisi I (Cet. VI; Jakarta: Bumi Pengajaran Agama Islam, Edisi II (Cet. II; Jakarta:
Aksara, 2007), h. 112-113. PT. Bumi Aksara, 2001), h. 137.
7 Dimyati dan Mudjiono, Ibid. 10 Dimyati dan Mudjiono, op. cit.,h. 45.
31
ISTIQRA’ Volume I Nomor 1 September 2013
Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran
30
Volume I Nomor 1 September 2013 ISTIQRA’
Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran
31
ISTIQRA’ Volume I Nomor 1 September 2013
Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran
Hal ini sejalan dengan prinsip belajar dikemukakan oleh teori psikologi daya.
dan pembelajaran dengan salah satu prinsip Menurut teori ini bahwa belajar adalah
konsep contextual teaching and learning melatih daya-daya yang ada pada manusia
yaitu inkuiri. Di mana dijelaskan bahwa yang terdiri dari daya mengamat, menangkap,
inkuiri merupakan proses pembelajaran yang mengingat, menghayal, merasakan, berpikir
ber-dasarkan pada pencarian dan penemuan dan sebagainya. Dengan mengadakan
melalui proses berpikir secara sistematis. 18 pengulangan maka daya-daya tersebut akan
Jadi, peserta didik akan bersungguh-sungguh berkembang.19
dalam menemukan masalahnya terlebih Teori lain yang menekankan prinsip
dahulu kemudian menemukan sendiri jalan pengulangan adalah teori koneksionisme.
keluarnya. Tokohnya yang terkenal adalah Thorndike
7. Prinsip Belajar Kognitif dengan teorinya yang terkenal pula yaitu
“Belajar kognitif melibatkan proses “law of exercise” bahwa belajar ialah
pengenalan dan atau penemuan”.Belajar pembentukan hubungan antara stimulus dan
kognitif mencakup asosiasi antar unsur, respon, dan pengulangan terhadap
pembentukan konsep, penemuan masalah, dan pengalaman-pengalaman itu memperbesar
keterampilan memecahkan masalah yang timbulnya respon benar. Selanjutnya teori dari
selanjutnya membentuk perilaku baru, phychology psikologi conditioning respons
berpikir, menalar, menilai dan berimajinasi sebagai perkembangan lebih lanjut dari teori
me-rupakan aktivitas mental yang berkaitan koneksionisme yang dimotori oleh Pavlov
dengan proses belajar kognitif. Proses belajar yang mengemukakan bahwa perilaku individu
itu dapat terjadi pada berbagai tingkat dapat dikondisikan dan belajar merupakan
kesukaran dan menuntut berbagai aktivitas upaya untuk mengkondisikan suatu perilaku
mental. atau respons terhadap sesuatu. Begitu pula
8. Prinsip Belajar Afektif mengajar membentuk kebiasaan, mengulang-
“Proses belajar afektif seseorang ulang sesuatu perbuatan sehingga menjadi
menentukn bagaimana ia meng-hubungkan suatu kebiasaan dan pembiasaan tidak perlu
dirinya dengan pengalaman baru”.Belajar selalu oleh stimulus yang sesungguhnya,
afektif mencakup nilai emosi, dorongan, tetapi dapat juga oleh stimulus penyerta.20
minat dan sikap. Dalam banyak hal pelajar Ketiga teori di atas menekankan
mungkin tidak menyadari belajar afektif. pentingnya prinsip pengulangan dalam
Sesungguhnya proses belajar afektif meliputi pembelajaran walaupun dengan tujuan yang
dasar yang asli untuk dan merupakan bentuk berbeda. Teori yang pertama menekankan
dari sikap, emosi dorongan, minat dan sikap pengulangan untuk melatih daya-daya jiwa,
individu. sedang-kan teori yang kedua dan ketiga
9. Proses Belajar Psikomotor menekankan pengulangan untuk mem-bentuk
Proses belajar psikomotor individu respons yang benar dan membentuk
menentukan bagaimana ia mampu kebiasaan.
mengendalikan aktivitas ragawinya. Belajar Meskipun ketiga teori ini tidak dapat
psikomotor mengandung aspek mental dan dipakai untuk menerangkan semua bentuk
fisik. belajar, tetapi masih dapat di-gunakan karena
10. Prinsip Pengulangan, Balikan, peng-ulangan masih relevan sebagai dasar
Penguatan dan Evaluasi. pembelajaran. Sebab, dalam pembelajaran
Prinsip pembelajaran yang masih sangat dibutuhkan pengulangan-
menekankan penting-nya pengulangan yang pengulangan atau latihan-latihan. Hubungan
barangkali paling tua seperti yang stimulus dan respons akan bertambah erat
30
Volume I Nomor 1 September 2013 ISTIQRA’
Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran
kalau sering dipakai dan akan berkurang nilaian individu terhadap proses belajarnya di-
bahkan hilang sama sekali jika jarang atau pengaruhi oleh kebebasan untuk menilai.
tidak pernah digunakan. Oleh karena itu, perlu Evaluasi mencakup kesadaran individu
banyak latihan, pengulangan, dan mengenai penampilan, motivasi belajar dan
pembiasaan. kesiapan untuk belajar. Individu yang
Prinsip belajar dan pembelajaran yang berinteraksi dengan yang lain pada dasarnya
berkaitan dengan balikan dan penguatan, ia mengkaji pengalaman belajarnya dan hal
ditekankan oleh teori operant conditioning, ini pada gilirannya akan dapat meningkatkan
yaitu law of effect. Bahwa peserta didik akan ke-mampuannya untuk menilai
belajar bersemangat apabila mengetahui dan pengalamannya.
mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik Bagaimana anda menerapkan
akan merupakan balikan yang menyenangkan prinsipprinsip: a. Kesiapan, b. Motivasi, c.
dan berpengaruh baik bagi hasil usaha belajar Persepsi, d. Tujuan, e. Perbedaan Individual,
selanjutnya. Namun dorongan belajar tidak f. Transfer dan Retensi, g. Belajar Kognitif, h.
saja oleh penguatan yang menyenangkan atau Belajar Afektif, i. Belajar Psikomoto, j.
penguatan positif, penguatan negatif pun Evaluasi
dapat berpengaruh pada hasil belajar Untuk memeriksa lebih jauh hasil anda
selanjutnya.21 bagian ini tidak disediakan kunci jawaban.
Apabila peserta didik memperoleh Oleh karena itu hasil latihan Anda sebaiknya
nilai yang baik dalam ulangan tentu dia akan Anda bandingkan dengan hasil latihan anda.
belajar bersungguh-sungguh untuk Diskusikanlah dengan kelompok untuk hal-
memperoleh nilai yang lebih baik untuk hal berbeda dalam hasil latihan itu. Dengan
selanjutnya. Karena nilai yang baik itu mengkaji hasil latihan itu, anda seyogianya
merupakan penguatan positif. Sebaliknya, bila selalu melihat rincian prinsip-prinsip belajar
peserta didik memperoleh nilai yang kurang dan pengajaran yang diuraikan sebelumnya.
baik tentu dia merasa takut tidak naik kelas, Jika terdapat hal-hal yang tidak dapat diatasi
karena takut tidak naik kelas, dia terdorong dalam kelompok, bawalah persoalan tersebut
pula untuk belajar lebih giat. Inilah yang ke dalam pertemuan tutorial. Yakinlah dalam
disebut penguatan negatif yang berarti bahwa pertemuan tersebut anda akan dapat
peserta didik mencoba menghindar dari memecahkan persoalan tersebut.22
peristiwa yang tidak menyenangkan.23 I. Implikasi
Format sajian berupa tanya jawab, 1. Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar Bagi
eksprimen, diskusi, metode penemuan dan Peserta didik
sebagainya merupakan cara pem-belajaran Melihat prinsip-prinsip belajar dan
yang me-mungkinkan terjadinya balikan dan pembelajaran di atas, peserta didik sebagai
penguatan. Balikan yang diperoleh peserta subyek pem-belajaran tidak boleh
didik setelah belajar dengan meng-gunakan mengabaikannya begitu saja. Karena peserta
metodemetode yang menarik akan membuat didik sebagai motor utama “primus motor”
peserta didik terdorong untuk belajar lebih dalam kegiatan pembelajaran sehingga akan
bersemangat. berhasil jika menyadari implikasi prinsip-
Jenis cakupan dan validitas evaluasi dapat prinsip belajar terhadap dirinya.
mempengaruhi proses belajar saat ini dan a. Perhatian dan Motivasi
selanjutnya. Dalam rangka pen-capaian tujuan
Pelaksanaan latihan evaluasi pembelajaran peserta didik dituntut
memungkinkan bagi individu untuk menguji untuk memberikan perhatian terhadap
kemajuan dalam pencapaian tujuan. Pe- semua
31
ISTIQRA’ Volume I Nomor 1 September 2013
Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran
30
Volume I Nomor 1 September 2013 ISTIQRA’
Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran
31
ISTIQRA’ Volume I Nomor 1 September 2013
Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran
secara kelompok, dan guru menghubungkan tetapi juga sebagai manajer/ pengelola
bahan pelajaran dengan bidang kegiatan kegiatan yang mampu mengarahkan,
tertentu dalam kehidupan membimbing dan memotivasi peserta didik ke
sehari-hari.29 arah tujuan pembelajaran yang telah
Selain guru itu juga dapat ditetapkan.
menggunakan metode yang bervariasi, d. Pengulangan
menggunakan media sesuai dengan tujuan Jika guru mampu memilihkan bahan
belajar dan materi, guru dapat menggunakan yang membutuhkan peng-ulangan dan yang
gaya bahasa yang tidak monoton serta dapat tidak membutuhkan peng-ulangan maka guru
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang telah melakukan implikasi dari prinsip
membimbing.30 Bila diperhatikan secara pengulangan. Karena tidak semua bahan
seksama implikasi prinsip perhatian bagi pembelajaran itu membutuhkan peng-ulangan.
guru ini, ini sesuai dengan prinsip Pengulangan terutama dibutuhkan oleh
pembelajaran contextual teaching and bahanbahan pembelajaran yang harus
learning, seperti inkuiri dan masyarakat dihafalkan tanpa ada kesalahan sedikit pun,
belajar. termasuk bahan yang membutuhkan latihan-
Perilaku yang merupakan latihan.
implikasi prinsip perhatian dan motivasi bagi e. Perbedaan Individual
guru dapat dilihat lebih dari satu perilaku dari Guru menghadapi peserta didik secara
suatu kegiatan pembelajaran. klasikal dalam kelas tentunya harus
b. Keaktifan mempertimbangkan latar belakang atau
Guru memberikan kesempatan belajar karakteristik masing-masing peserta didik.
kepada peserta didik, memberikan peluang Jadi, guru harus dapat melayani peserta
dilaksanakannya implikasi prinsip keaktifan didik-nya sesuai karakteristik mereka
bagi guru secara optimal. Peran guru orang per orang.
mengorganisasikan kesempatan belajar bagi f. Tantangan
masing-masing peserta didik berarti Tantangan sebagai salah satu prinsip
mengubah peran guru, yaitu menjamin bahwa pembelajaran yang dapat mengantar peserta
setiap peserta didik memperoleh pengetahu-an didik mencapai tujuannya. Sehingga guru
dan keterampilan di dalam kondisi yang ada. harus merancang kegiatan pembelajaran
Hal ini berarti pula bahwa kesempatan yang dalam bentuk kegiatan, bahan dan media yang
diberikan oleh guru akan menuntut peserta dapat memberi tantangan kepada peserta didik
didik selalu aktif mencari, memperoleh dan untuk lebih bersemangat dengan tantangan
mengolah bahan belajarnya. itu.
c. Keterlibatan Langsung g. Balikan dan Penguatan
Sudah dijelaskan di awal bahwa Pemberian balikan dan penguatan
keterlibatan langsung peserta didik bukan dapat dengan lisan dan tulisan. Guru harus
hanya secara fisik karena itu tidak menjamin dapat menentukan momen dan cara yang tepat
keaktifan belajar. Guru harus pandai-pandai keduanya dapat diberikan dengan tepat
me-rancang pembelajaran sedemikian rupa sasaran.
sehingga peserta didik dapat terlibat langsung PENUTUP
bukan saja secara fisik tetapi juga mental Prinsip-prinsip belajar dan
emosional serta intelektual peserta didik. pembelajaran secara umum terdiri atas
Selain itu, implikasi dari adanya perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan
prinsip ini bagi guru adalah kemampuan guru langsung, pengulangan, perbedaan individual,
untuk bertindak bukan saja sebagai fasilitator, tantangan, balikan dan penguatan.
Implikasi dari prinsip-prinsip belajar
29 Ahmad Rohani, op. cit., h. 20-21. bagi peserta didik merupakan perilaku-
30 Dimyati dan Mudjiono, op. cit., h. 62. perilaku yang seharusnya dengan penuh
30
Volume I Nomor 1 September 2013 ISTIQRA’
Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran
31
ISTIQRA’ Volume I Nomor 1 September 2013