Anda di halaman 1dari 11

Andi Abd.

Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


(Principles of Teaching and Learning)

Andi Abdul Muis


andiabdmuis@umpar.ac.id
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Parepare

Abstract : Learning is a process towards the achievement of educational goals. In this case,
the learning process is very important because determines where the students want to be
taken. A wide range of learning model was implemented to achieve the ideal goal. Because
the learning process is an integral part of education. In context with the principles of teaching
and learning are integrated into Islamic education, some of the principles of teaching and
learning that is offered to be able to apply the principles of preparation, principles of
motivation, perception and active principle, the principle of purpose and order direct,
individual differences principle, the principle teransfer , retention and challenges, the
principles of cognitive learning, affective learning principles, principles of psychomotor
learning, principles of repetition, feedback, reinforcement and evaluation.
Keywords: achievement of educational, implemented
Pembelajaran merupakan sebuah proses menuju tercapainya tujuan pendidikan. Dalam hal
ini, proses pembelajaran sangatlah menentukan hendak kemana peserta didik itu akan
dibawa. Berbagai macam model pembelajaran pun dilaksanakan untuk meraih tujuan yang
ideal. Karena proses pembelajaran merupakan bagian yang integral dari pendidikan. Dalam
konteksnya dengan prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran yang diintegrasikan kedalam
pendidikan Islam, beberapa prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran ditawarkan untuk bisa
diterapkan yaitu prinsip persiapan, prinsip motivasi, prinsip persepsi dan keaktifan, prinsip
tujuan dan ketertiban langsung, prinsip perbedaan individual, prinsip teransfer, retensi dan
tantangan, prinsip belajar kognitif, prinsip belajar afektif, prinsip belajar psikomotor, Prinsip
Pengulangan, Balikan, Penguatan dan
Evaluasi. harapan, dan menghasilkan output dengan
mutu yang tidak baik pula, maka dibutuhkan
PENDAHULUAN perinsip belajar dan pembelajaran agar
Pendidikan merupakan faktor utama senantiasa menjadi pedoman bagi guru
dalam pem-bentukkan pribadi Pendidikan Agama Islam dalam mendesain
manusia. Pendidikan merupakan kegiatan proses pembelajaran yang efektif.
universal yang ada dalam kehidupan manusia, Prinsip ini membuat suatu gambaran
di manapun di dunia terdapat masyarakat, di dari miniature problematika ke-hidupan yang
sanalah terdapat pendidikan. akan dihadapi oleh peserta didik dan guru
Salah satu aspek penting dalam sebagai pengajar. Berangkat dari sebuah
pendidikan adalah proses pembelajaran. pengalaman yang dimainkan dan dilakukan
Aspek ini seringkali memang menjadi fokus oleh para ahli belajar dan pembelajaran.
penting dalam pendidikan. Namun demikian, Akan menjadi sebuah kesulitan bagi
pembelajaran yang selama ini sudah dan guru apabila kurang memahami prinsip
sedang dilakukan, belum menyentuh substansi pembelajaran proses pem-belajaran yang
serta harapan yang ingin dicapai. dilakukan tidak sesuai dengan harapan.
Pembelajaran yang di-lakukan hanya Disinilah sejatinya peran seorang pendidik
merupakan pembelajaran asal-asalan yang untuk memilih peran-peran penting yang
tidak mempunyai dasar pijakan yang kuat, sekiranya akan ketika mengajar didepan
sehingga pembelajaran tidak memenuhi peserta didik.

29
ISTIQRA’ Volume I Nomor 1 September 2013
Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Secara umum kita bisa memahami faktor-faktor lain yang memungkinkan


prinsip-prinsip apa yang akan kita gunakan seseorang dapat belajar.
apabila sebagai guru yang mengajarkan 2. Prinsip Motivasi (Motivation)
tentang Pen-didikan Agama Islam untuk Tujuan dalam belajar diperlukan untuk
menerapkan prinsip tersebut, Maka dalam suatu proses yang terarah. Motivasi adalah
makalah ini akan dibahas tentang berbagai suatu kondisi dari pelajar untuk memprakarsai
prinsip belajar dan pem-belajaran. kegiatan, mengatur arah kegiatan itu dan
PEMBAHASAN memelihara ke-sungguhan.1 Secara alami
Salah satu tugas guru adalah mengajar. anakanak selalu ingin tahu dan melakukan
Dalam kegiatan mengajar ini tentu saja tidak kegiatan penjajagan dalam lingkungannya.
dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus Rasa ingin tahu ini seyogianya didorong dan
menggunakan prinsip-prinsip belajar bukan di-hambat dengan mem-berikan aturan
dan pembelajaran tertentu agar bisa bertindak yang sama untuk semua anak.
secara tepat. Oleh karenanya, Anda sebagai Perhatian dalam belajar dan
guru perlu mempelajari prinsip-prinsip belajar pembelajaran memegang peranan yang sangat
dan pembelajaran yang dapat membimbing penting. Kenyataan menunjukkan bahwa
aktivitas merencanakan dan melaksanakan tanpa perhatian tidak mungkin terjadi
kegiatan belajar mengajar. Prinsip belajar dan pembelajaran baik dari pihak guru sebagai
pembelajaran diharapkan menentukan pengajar maupun dari pihak peserta didik
langkah demi langkah pro bisa memberi arah yang belajar. Perhatian peserta didik akan
prioritasprioritas dalam tindakan guru. timbul apabila bahan pelajaran yang
Dalam perencanaan pembelajaran, dihadapinya sesuai dengan kebutuhannya,
prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap apabila bahan pelajaran itu sebagai sesuatu
batasbatas kemungkinan dalam pembelajaran yang dibutuhkan tentu perhatian untuk
dalam melaksanakan pengajaran, pengetahuan mempelajarinya semakin kuat.2
dan prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran Secara psikologis, apabila sudah
dapat membantu guru dalam memilih berkonsentrasi (memusatkan perhatian) pada
tindakan yang tepat. Selain itu dengan sesuatu maka segala stimulus yang lainnya
prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran ia tidak diperlukan. Akibat dari keadaan ini
memiliki dan mengembangkan sikap yang kegiatan yang dilakukan tentu akan sangat
diperlukan untuk menunjang peningkatan cermat dan berjalan baik. Bahkan akan lebih
belajar peserta didik secara efektif dan mudah masuk ke dalam ingatan, tanggapan
efesien. yang terang, kokoh dan lebih mudah untuk
a. Prinsip-Prinsip Belajar dan diproduksikan.3
Pembelajaran 1. Prinsip Kesiapan Motivasi juga mem-punyai peranan
(Readiness) penting dalam kegiatan pem-belajaran.4
Proses belajar di-pengaruhi kesiapan Seseorang akan berhasil dalam belajar kalau
peserta didik, yang dimaksud dengan ke- keinginan untuk belajar itu timbul dari
siapan atau readiness ialah kondisi individu dirinya. Motivasi dalam hal ini meliputi dua
yang memungkinkan ia dapat belajar.
Berkenaan dengan hal itu terdapat berbagai 1 Rothwell, A.B.,Learning Principles, dalam
macam taraf kesiapan belajar untuk suatu Clark L.H. Strategies and Tactics in secondary School
Teaching: A Book of Readings,(Toronto: the Mac
tugas khusus. Seseorang peserta didik yang Millan, Co., 1968), h. 10.
belum siap untuk melaksanakan suatu tugas 2 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan
dalam belajar akan mengalami kesulitan atau Pembelajaran (Cet. IV; Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.
malah putus asa. Yang termasuk kesiapan ini 42.
ialah kematangan dan pertumbuhan fisik, 3 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran,
Edisi Revisi (Cet. II; Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h.
intelegensi latar belakang pengalaman, hasil 20.
belajar yang baku, motivasi, persepsi dan 4 Rothwell, A.B.,op., cit.

30
Volume I Nomor 1 September 2013 ISTIQRA’
Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

hal: (a) mengetahui apa yang akan dipelajari, disebabkan usaha dari guru yang membuat
(b) memahami mengapa hal tersebut patut pelajaran begitu menarik, maka perhatian
dipelajari. Kedua hal ini sebagai unsur seperti ini tidak memerlukan motivasi,
motivasi yang menjadi dasar permulaan yang walaupun dikatakan bahwa motivasi dan
baik untuk belajar. Sebab tanpa kedua unsur perhatian harus sejalan. Berbeda halnya kalau
tersebut kegiatan pembelajaran sulit untuk perhatian yang disengaja atau se-kehendak,
berhasil.5 hal ini diperlukan motivasi.
Seseorang yang mempunyai motivasi 3. Prinsip Persepsi dan keaktifan
yang cukup besar sudah dapat berbuat tanpa “Seseorang cenderung untuk percaya
motivasi dari luar dirinya, itulah yang disebut sesuai dengan bagaimana ia memahami
motivasi intrinsik, atau tenaga pendorong situasi”. Persepsi adalah interpretasi tentang
yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. situasi yang hidup. Setiap individu melihat
Sebaliknya, bila motivasi intrinsiknya kecil, dunia dengan caranya sendiri yang berbeda
maka dia perlu motivasi dari luar yang dalam dari yang lain. Persepsi ini mem-pengaruhi
hal ini disebut ekstrinsik, atau tenaga perilaku individu. Seseorang guru akan dapat
pendorong yang ada di luar. Motivasi memahami peserta didiknya lebih baik bila ia
ekstrinsik ini berasal dari guru, orang tua, peka terhadap bagaimana cara se-seorang
teman, buku-buku dan sebagainya.6 Kedua melihat suatu situasi tertentu.
motivasi dibutuhkan untuk keberhasilan Menurut Thomas M. Riskdalam
proses pembelajaran, namun yang memegang Zakiah Daradjat, “teaching is theguidance of
peranan penting adalah peserta didik itu learning experiences.” Mengajar adalah
sendiri yang dapat memotivasi dirinya yang proses membimbing pengalaman belajar.9
didukung oleh kepiawaian seorang guru Pengalaman tersebut diperoleh apabila peserta
dalam merancang pembelajaran yang dapat didik mempunyai keaktifan untuk bereaksi
merangsang minat sehingga motivasi peserta terhadap lingkungannya. Apabila seorang
didik dapat dibangkitkan. anak ingin memecahkan suatu per-soalan dia
Motivasi dapat merupakan tujuan dan harus dapat berpikir sistematis atau menurut
alat pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi langkahlangkah tertentu, termasuk ketika dia
merupakan salah satu tujuan dalam mengajar, menginginkan suatu keterampilan tentunya
sebagai alat, motivasi merupakan salah satu harus pula dapat meng-gerakkan otot-ototnya
faktor seperti halnya intelegensia dan hasil untuk mencapainya.
belajar sebelumnya yang dapat menentukan Termasuk dalam pem-belajaran,
keberhasilan belajar peserta didik dari segi peserta didik harus selalu aktif. Mulai dari
kognitif, afektif dan psikomotor.7 Motivasi kegiatan fisik yang mudah diamati sampai
adalah unsur utama dalam pembelajaran dan pada kegiatan psikis yang susah diamati.10
pem-belajaran tidak dapat berlangsung tanpa Dengan demikian belajar yang berhasil harus
adanya perhatian. Jadi, sesuatu hal dikatakan melalui banyak aktivitas baik fisik maupun
menarik perhatian anak, apabila anak psikis. Bukan hanya sekedar menghafal
memperhatikannya secara spontan tanpa sejumlah rumus-rumus atau informasi tetapi
memerlukan usaha (perhatian tidak se- belajar harus berbuat, seperti membaca, men-
kehendak, perhatian tidak disengaja).8 Bila dengar, menulis, berlatih keterampilan-
terjadi perhatian spontan yang bukan keterampilan, dan sebagainya.
5 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi
Balajar Mengajar, Edisi I (Cet. IX; Jakarta: PT. 8 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,
RajaGrafindo Persada, 2001), h. 38. Edisi V (Cet. XII; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
6 Lihat Syaiful Sagalah. 152., Dimyati dan 2004), h. 14.
Mudjiono, op. cit., h. 43., Oemar Hamalik, Kurikulum 9 Zakiah Daradjat, et al, Metodik Khusus
dan Pembelajaran, Edisi I (Cet. VI; Jakarta: Bumi Pengajaran Agama Islam, Edisi II (Cet. II; Jakarta:
Aksara, 2007), h. 112-113. PT. Bumi Aksara, 2001), h. 137.
7 Dimyati dan Mudjiono, Ibid. 10 Dimyati dan Mudjiono, op. cit.,h. 45.

31
ISTIQRA’ Volume I Nomor 1 September 2013
Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Prinsip aktivitas di atas menurut METODE


pandangan psikologis bahwa segala CERAMAH
GURU
pengetahuan harus di-peroleh melalui peng-
amatan dan pengalaman sendiri. Jiwa
10% Materi
memiliki energi sendiri dan dapat menjadi
Peserta
aktif karena didorong oleh kebutuhan- Didik
kebutuhan.11 Jadi, dalam pembelajaran yang Aktif
meng-olah dan mencerna adalah peserta didik BERBUAT Umpan
YANG Balik
sesuai dengan kemauan, kemampuan, bakat LEBIH
dan latar belakang masingmasing, guru hanya
merangsang keaktifan peserta didik dengan 90%
menyajikan bahan pelajaran.
4. Prinsip Tujuan dan
keterlibatan langsung Gambar 01.Bagan Pengalaman Belajar13
“Tujuan harus ter-gambar jelas dalam Apa makna diagram tersebut dalam
pikiran dan diterima oleh para pelajar pada belajar? Jika dalam pembelajaran di kelas
saat proses belajar terjadi”. Tujuan ialah guru hanya mengajar dalam bentuk ceramah,
sasaran khusus yang hendak dicapai oleh yang berarti peserta didik hanya
seseorang. Prinsip keterlibatan langsung mendengarkan, maka peserta didik dapat
merupakan hal yang penting dalam menangkap dari pelajaran tersebut 10% dari
pembelajaran. Pem-belajaran sebagai aktivitas apa yang didengarnya. Akan tetapi, jika
mengajar dan belajar, maka guru harus seorang guru menyajikan materi dengan
terlibat langsung begitu juga peserta didik. melibatkan peserta didik secara langsung
Prinsip keterlibatan langsung ini mencakup dalam arti peserta didik yang aktif
keterlibatan langsung secara fisik maupun non mengerjakan tugas kelompok dan melaporkan
fisik. Prinsip ini diarahkan agar peserta didik hasilnya maka peserta didik akan mampu
merasa dirinya penting dan berharga dalam mengingat sampai 90% dari apa yang
kelas sehingga dia bisa menikmati jalannya dikerjakan. Jadi, jelaslah bahwa keterlibatan
pembelajaran. langsung dalam proses pem-belajaran sangat
Edgar Dale dalam Dimyati besar pengaruhnya bagi ke-berhasilan atau
mengatakan bahwa: “belajar yang baik adalah peningkatan hasil pem-belajaran. Walaupun
belajar melalui pengalaman langsung”.12 demikian perlu dijelaskan bahwa keterlibatan
Pembelajaran dengan pengalaman langsung itu bukan dalam bentuk fisik semata, bahkan
ini bukan sekedar duduk dalam kelas ketika lebih dari itu keterlibatan secara emosional
guru sedang menjelaskan pelajaran, tetapi dengan kegiatan kognitif dalam perolehan
bagaimana peserta didik terlibat langsung pengetahuan, penghayatan dalam pem-
dalam proses pembelajaran tersebut. bentukan afektif dan pada saat latihan dalam
Kegiatan pem-belajaran yang diterapkan guru pembentukan nilai psikomotor.14
berarti pengalaman belajar bagi peserta didik. 5. Prinsip Perbedaan Individual
Sehubungan dengan itu guru harus “Proses belajar bercorak ragam bagi
memahami pola pengalaman belajar peserta setiap orang”. Proses pengajaran seyogianya
didik seperti dalam kerucut pengalaman memperhatikan perbedaan indiviadual dalam
belajar berikut: kelas sehingga dapat memberi kemudahan
pencapaian tujuan belajar yang

13 Masnur Muslich, KTSP;Pembelajaran


Berbasis Kompetensi dan Kontekstual; Panduan bagi
Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah, Edisi I
11 Ahmad Rohani, loc. cit. (Cet. V; Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), h. 75-76.
12 Dimyati dan Mudjiono, loc. cit. 14 Dimyati dan Mudjiono, op. cit., h. 46.

30
Volume I Nomor 1 September 2013 ISTIQRA’
Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

setinggitingginya. Peng-ajaran yang hanya tambahan, peserta didik yang pandai


memperhatikan satu tingkatan sasaran akan mendapat tugas tambahan, di luar tugas
gagal memenuhi ke-butuhan seluruh peserta umum bagi seluruh kelas sehingga hubungan
didik. Karena itu seorang guru perlu kelas selalu terpelihara. 3) Pengajaran proyek,
memperhatikan latar belakang, emosi, peserta didik me-ngerjakan sesuatu yang
dorongan dan kemampuan individu dan sesuai dengan minat serta kesanggupannya. 4)
menyesuaikan materi pelajaran dan tugas- Pengelompokan menurut kesanggupan, kelas
tugas belajar kepada aspek-aspek tersebut. dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri
Proses pembelajaran yang berlangsung atas peserta didik yang mempunyai
di sekolah-sekolah pada saat ini masih kesanggupan yang sama.
cenderung berlangsung secara klasikal yang Perbedaan individual harus menjadi
artinya seorang guru menghadapi 30-40 orang perhatian bagi para guru dalam
peserta didik dalam satu kelas. Guru masih mempersiapkan pembelajaran dalam
juga menggunakan metode yang sama kepada kelasnya. Karena perbedaan individual
seluruh peserta didik dalam kelas itu.15 merupakan suatu prinsip dalam pembelajaran
Bahkan mereka memperlakukan peserta didik yang tidak boleh dikesampingkan demi
secara merata tanpa mem-perhatikan latar keberhasilan dalam proses pem-belajaran.
belakang sosial budaya, ke-mampuan, atau 6. Prinsip Transfer, Retensi
segala perbedaan individual peserta didik. dan tantangan
Padahal tiap peserta didik memiliki ciri-ciri “Belajar dianggap bermanfaat bila
dan pembawaan yang berbeda. Ada peserta seseorang dapat menyimpan dan menerapkan
didik yang memiliki bentuk badan tinggi hasil belajar dalam situasi baru”. Apa pun
kurus, gemuk pendek, ada yang cekatan, yang dipelajari dalam suatu situasi pada
lincah, periang, ada pula yang lamban, akhirnya akan digunakan dalam situasi yang
pemurung, mudah tersinggung dan beberapa lain. Prosesa tersebut dikenal dengan proses
sifat-sifat individu yang berbeda. transfer, kemampuan seseorang untuk
Untuk dapat mem-berikan bantuan menggunakan lagi hasil belajar disebut
agar peserta didik dapat mengikuti retensi. Bahan-bahan yang dipelajari dan
pembelajaran yang disajikan oleh guru, maka diserap dapat digunakan oleh para pelajar
guru harus benarbenar dapat memahami ciri- dalam situasi baru.
ciri para peserta didik tersebut.16 Begitu pula Kuantzu dalam Azhar Arsyad
guru harus mampu mengatur kegiatan pem- mengatakan: “if you give a man fish, he will
belajaran, mulai dari perencanaan, proses have a single meal. If you teach him how to
pelaksanaan sampai pada tahap terakhir yaitu fish he will eat all his life”.17 Pernyataan
penilaian atau evaluasi, sehingga peserta didik Kuantzu ini senada dengan prinsip belajar dan
secara total dapat mengikuti proses pem- pembelajaran yang berupa tantangan, karena
belajaran dengan baik tanpa perbedaan yang peserta didik tidak merasa tertantang bila
berarti walaupun dari latar belakang dan hanya sekedar disuapi sehingga dirinya
kemampuan yang berbeda-beda. tinggal menelan apa yang diberikan oleh guru.
S. Nasution dalam Ahmad Rohani Sebab, tanpa tantangan peserta didik merasa
menyarankan empat cara untuk menyesuaikan masa bodoh dan kurang kreatif sehingga tidak
pelajaran dengan kesanggupan individual:16 1) berkesan materi yang diterimanya. Agar pada
Pengajaran individual, peserta didik diri peserta didik timbul motif yang kuat
menerima tugas yang di-selesaikannya untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka
menurut kecepatan masing-masing. 4) Tugas materi pembelajaran juga harus menantang
sehingga peserta didik bergairah untuk
15 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar
di Sekolah (Cet. I; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), h.
mengatasinya.
83. 16Syaiful Sagala, op. cit., h, 151. 17 Azhar Arsyad, Your Basic Vocabulary (Cet.
16 Ahmad Rohani, op.cit., h. 17-18. I; Ujung Pandang: AMA Press, 1987), h. 1.

31
ISTIQRA’ Volume I Nomor 1 September 2013
Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Hal ini sejalan dengan prinsip belajar dikemukakan oleh teori psikologi daya.
dan pembelajaran dengan salah satu prinsip Menurut teori ini bahwa belajar adalah
konsep contextual teaching and learning melatih daya-daya yang ada pada manusia
yaitu inkuiri. Di mana dijelaskan bahwa yang terdiri dari daya mengamat, menangkap,
inkuiri merupakan proses pembelajaran yang mengingat, menghayal, merasakan, berpikir
ber-dasarkan pada pencarian dan penemuan dan sebagainya. Dengan mengadakan
melalui proses berpikir secara sistematis. 18 pengulangan maka daya-daya tersebut akan
Jadi, peserta didik akan bersungguh-sungguh berkembang.19
dalam menemukan masalahnya terlebih Teori lain yang menekankan prinsip
dahulu kemudian menemukan sendiri jalan pengulangan adalah teori koneksionisme.
keluarnya. Tokohnya yang terkenal adalah Thorndike
7. Prinsip Belajar Kognitif dengan teorinya yang terkenal pula yaitu
“Belajar kognitif melibatkan proses “law of exercise” bahwa belajar ialah
pengenalan dan atau penemuan”.Belajar pembentukan hubungan antara stimulus dan
kognitif mencakup asosiasi antar unsur, respon, dan pengulangan terhadap
pembentukan konsep, penemuan masalah, dan pengalaman-pengalaman itu memperbesar
keterampilan memecahkan masalah yang timbulnya respon benar. Selanjutnya teori dari
selanjutnya membentuk perilaku baru, phychology psikologi conditioning respons
berpikir, menalar, menilai dan berimajinasi sebagai perkembangan lebih lanjut dari teori
me-rupakan aktivitas mental yang berkaitan koneksionisme yang dimotori oleh Pavlov
dengan proses belajar kognitif. Proses belajar yang mengemukakan bahwa perilaku individu
itu dapat terjadi pada berbagai tingkat dapat dikondisikan dan belajar merupakan
kesukaran dan menuntut berbagai aktivitas upaya untuk mengkondisikan suatu perilaku
mental. atau respons terhadap sesuatu. Begitu pula
8. Prinsip Belajar Afektif mengajar membentuk kebiasaan, mengulang-
“Proses belajar afektif seseorang ulang sesuatu perbuatan sehingga menjadi
menentukn bagaimana ia meng-hubungkan suatu kebiasaan dan pembiasaan tidak perlu
dirinya dengan pengalaman baru”.Belajar selalu oleh stimulus yang sesungguhnya,
afektif mencakup nilai emosi, dorongan, tetapi dapat juga oleh stimulus penyerta.20
minat dan sikap. Dalam banyak hal pelajar Ketiga teori di atas menekankan
mungkin tidak menyadari belajar afektif. pentingnya prinsip pengulangan dalam
Sesungguhnya proses belajar afektif meliputi pembelajaran walaupun dengan tujuan yang
dasar yang asli untuk dan merupakan bentuk berbeda. Teori yang pertama menekankan
dari sikap, emosi dorongan, minat dan sikap pengulangan untuk melatih daya-daya jiwa,
individu. sedang-kan teori yang kedua dan ketiga
9. Proses Belajar Psikomotor menekankan pengulangan untuk mem-bentuk
Proses belajar psikomotor individu respons yang benar dan membentuk
menentukan bagaimana ia mampu kebiasaan.
mengendalikan aktivitas ragawinya. Belajar Meskipun ketiga teori ini tidak dapat
psikomotor mengandung aspek mental dan dipakai untuk menerangkan semua bentuk
fisik. belajar, tetapi masih dapat di-gunakan karena
10. Prinsip Pengulangan, Balikan, peng-ulangan masih relevan sebagai dasar
Penguatan dan Evaluasi. pembelajaran. Sebab, dalam pembelajaran
Prinsip pembelajaran yang masih sangat dibutuhkan pengulangan-
menekankan penting-nya pengulangan yang pengulangan atau latihan-latihan. Hubungan
barangkali paling tua seperti yang stimulus dan respons akan bertambah erat

18 Udin Saefudin Sa’ud, Inovasi Pendidikan 19 Ibid.


(Cet. I; Bandung: Alfabeta, 2008), h. 169. 20 Ibid., h. 47.

30
Volume I Nomor 1 September 2013 ISTIQRA’
Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

kalau sering dipakai dan akan berkurang nilaian individu terhadap proses belajarnya di-
bahkan hilang sama sekali jika jarang atau pengaruhi oleh kebebasan untuk menilai.
tidak pernah digunakan. Oleh karena itu, perlu Evaluasi mencakup kesadaran individu
banyak latihan, pengulangan, dan mengenai penampilan, motivasi belajar dan
pembiasaan. kesiapan untuk belajar. Individu yang
Prinsip belajar dan pembelajaran yang berinteraksi dengan yang lain pada dasarnya
berkaitan dengan balikan dan penguatan, ia mengkaji pengalaman belajarnya dan hal
ditekankan oleh teori operant conditioning, ini pada gilirannya akan dapat meningkatkan
yaitu law of effect. Bahwa peserta didik akan ke-mampuannya untuk menilai
belajar bersemangat apabila mengetahui dan pengalamannya.
mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik Bagaimana anda menerapkan
akan merupakan balikan yang menyenangkan prinsipprinsip: a. Kesiapan, b. Motivasi, c.
dan berpengaruh baik bagi hasil usaha belajar Persepsi, d. Tujuan, e. Perbedaan Individual,
selanjutnya. Namun dorongan belajar tidak f. Transfer dan Retensi, g. Belajar Kognitif, h.
saja oleh penguatan yang menyenangkan atau Belajar Afektif, i. Belajar Psikomoto, j.
penguatan positif, penguatan negatif pun Evaluasi
dapat berpengaruh pada hasil belajar Untuk memeriksa lebih jauh hasil anda
selanjutnya.21 bagian ini tidak disediakan kunci jawaban.
Apabila peserta didik memperoleh Oleh karena itu hasil latihan Anda sebaiknya
nilai yang baik dalam ulangan tentu dia akan Anda bandingkan dengan hasil latihan anda.
belajar bersungguh-sungguh untuk Diskusikanlah dengan kelompok untuk hal-
memperoleh nilai yang lebih baik untuk hal berbeda dalam hasil latihan itu. Dengan
selanjutnya. Karena nilai yang baik itu mengkaji hasil latihan itu, anda seyogianya
merupakan penguatan positif. Sebaliknya, bila selalu melihat rincian prinsip-prinsip belajar
peserta didik memperoleh nilai yang kurang dan pengajaran yang diuraikan sebelumnya.
baik tentu dia merasa takut tidak naik kelas, Jika terdapat hal-hal yang tidak dapat diatasi
karena takut tidak naik kelas, dia terdorong dalam kelompok, bawalah persoalan tersebut
pula untuk belajar lebih giat. Inilah yang ke dalam pertemuan tutorial. Yakinlah dalam
disebut penguatan negatif yang berarti bahwa pertemuan tersebut anda akan dapat
peserta didik mencoba menghindar dari memecahkan persoalan tersebut.22
peristiwa yang tidak menyenangkan.23 I. Implikasi
Format sajian berupa tanya jawab, 1. Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar Bagi
eksprimen, diskusi, metode penemuan dan Peserta didik
sebagainya merupakan cara pem-belajaran Melihat prinsip-prinsip belajar dan
yang me-mungkinkan terjadinya balikan dan pembelajaran di atas, peserta didik sebagai
penguatan. Balikan yang diperoleh peserta subyek pem-belajaran tidak boleh
didik setelah belajar dengan meng-gunakan mengabaikannya begitu saja. Karena peserta
metodemetode yang menarik akan membuat didik sebagai motor utama “primus motor”
peserta didik terdorong untuk belajar lebih dalam kegiatan pembelajaran sehingga akan
bersemangat. berhasil jika menyadari implikasi prinsip-
Jenis cakupan dan validitas evaluasi dapat prinsip belajar terhadap dirinya.
mempengaruhi proses belajar saat ini dan a. Perhatian dan Motivasi
selanjutnya. Dalam rangka pen-capaian tujuan
Pelaksanaan latihan evaluasi pembelajaran peserta didik dituntut
memungkinkan bagi individu untuk menguji untuk memberikan perhatian terhadap
kemajuan dalam pencapaian tujuan. Pe- semua

21 Dimyati dan Mudjiono, op. 22 Rothwell, A.B.,


cit., h. 48. 23Ibid., h. 49. Op., Cit. 25Ibid., h. 50.

31
ISTIQRA’ Volume I Nomor 1 September 2013
Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

rangsangan. Adanya tuntutan tersebut butuhkan, menganalisis hasil percobaan, ingin


seyogyanya mendorong peserta didik me-ngetahui segala percobaan yang di-
memiliki perhatian terhadap segala pesan lakukan di laboratorium, membuat tugas-
yang terimanya. Pesanpesan yang diterima tugas yang diberikan oleh guru dan
dalam pembelajaran adalah yang dapat sebagainya. Proses selanjutnya terjalin
merangsang indranya. Dengan demikian, keterlibatan langsung peserta didik dalam
peserta didik diharapkan selalu melatih pembelajaran.23
indranya dan belajar untuk memperhatikan c. Keterlibatan Langsung
rangsang-an yang muncul dalam proses Tempat seorang peserta didik dalam
pembelajaran. Karena peningkatan minat kelas tidak dapat tergantikan oleh orang lain.
merupakan salah satu faktor yang Oleh karena itu, keterlibatan langsung peserta
mempengaruhi motivasi. Sebagai contoh
25
didik dalam proses pem-belajaran mutlak
dalam proses pem-belajaran peserta didik adanya.
harus betulbetul dapat berkonsentrasi dalam Sebagai implikasinya peserta didik
mendengarkan ceramah guru, dituntut untuk mengerjakan sendiri tugas
membandingkan konsep-konsep yang belajar yang diberikan oleh gurunya. Dengan
diterimanya, mengamati secara cermat keterlibatan ini mereka akan mendapat
gerakan yang dilakukan oleh guru dan pengalaman. Bentuk-bentuk perilaku yang
sebagainya. Itu semua untuk membangkitkan merupakan implikasi prinsip keterlibatan
motivasi belajarnya, karena tanpa perhatian langsung adalah segala kegiatan yang
seperti itu peserta didik tidak dapat menerima dilakukan di sekolah apakah itu berbentuk
pelajaran secara maksimal. intrakurikuler ataukah ekstrakurikuler.
Sedangkan implikasi prinsip motivasi Meskipun kegiatan tersebut tidak menjamin
bagi peserta didik adalah disadarinya oleh terwujudnya prinsip keaktifan pada diri
peserta didik bahwa motivasi belajar yang ada peserta didik, namun dengan keterlibatan ini
pada dirinya harus dibangkitkan diharapkan dapat mewujudkan keaktifan
dan dikembangkan secara terus-menerus. Hal peserta didik dalam proses
ini dapat dicapai dengan mengetahui tujuan pembelajaran.24
belajar yang hendak dicapai, termasuk
menanggapi secara positif pujian atau d. Pengulangan
dorongan dari orang lain, harus mempunyai Istilah yang masih dapat dipertahankan
rencana tentang tujuan dia belajar dan kapan dalam proses pem-belajaran adalah tujuh kali
harus menyelesaikan jenjang pendidikan yang satu (7x1) lebih baik daripada satu kali tujuh
sedang dijalaninya dan lain sebagainya. (1x7). Pernyataan ini masih sangat di-
b. Keaktifan butuhkan walaupun dalam era teknologi yang
Peserta didik sebagai sentral dalam serba canggih.
belajar, maka sebagai konsekuensinya Sebagai implikasi dari prinsip
aktivitas peserta didik merupakan syarat pengulangan bagi peserta didik adalah
berlangsungnya proses pembelajaran. kesadaran peserta didik untuk bersedia
Aktivitas peserta didik dalam hal ini baik melakukan sesuatu secara berulang-ulang.
secara fisik maupun intelektual dan emosional Diharapkan dengan kesadaran ini peserta
harus aktif. Jadi, tidak ada gunanya guru didik merasa tidak pernah bosan dalam
melakukan pem-belajaran jika peserta mengerjakan sesuatu walaupun telah di-
didiknya pasif saja. Sebab para peserta lakukan secara berulang-ulang. Adapun
didiklah yang belajar, maka merekalah yang kegiatan yang merupakan implikasi dari
harus melakukannya. prinsip pe-ngulangan seperti menghafal surah
Sebagai implikasi prinsip keaktifan pendek dalam al-qur’an, menghafal perkalian,
bagi peserta didik terbentuk perilaku-perilaku 23 Ibid., h. 51.
untuk mencari sumber informasi yang di- 24 Ibid., h. 52.

30
Volume I Nomor 1 September 2013 ISTIQRA’
Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

rumusrumus, menghafal nama-nama latin timbul kesadaran untuk memperoleh balikan27


tumbuhan sekaligus penguatan dari apa yang
ataupun tahun-tahun masehi dan hijrih.25 dilakukannya.
e. Perbedaan Individual Sebagai implikasi dari prinsip balikan dan
Setiap peserta didik mempunyai penguatan ini adalah peserta didik segera
karakteristik yang berbeda-beda. Adanya mencocokan jawaban dengan kunci jawaban,
perbedaan ini seharusnya membuat setiap menerima kenyataan terhadap nilai yang
peserta didik menyadari bahwa dirinya diperoleh atau me-nerima teguran dari orang
berbeda dengan teman-nya, hal ini akan tua atau guru dari hasil yang kurang baik.28
membantu diri peserta didik dalam Jika peserta didik tidak mendapatkan segera
menentukan cara belajarnya sendiri. Sebagai nilai perolehan dalam ulangan maka tidak ada
implikasi dari prinsip perbedaan individual balikan dan penguatan dari pekerjaannya,
bagi peserta didik adalah me-nentukan tempat yang akhirnya dia merasa sia-sia apa yang
duduk di kelas, menyusun jadwal belajar dan telah dilakukannya.
sebagainya.26 2. Implikasi Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Bagi Guru
f. Tantangan
Guru seperti halnya peserta didik tidak
Sesuatu yang menantang kadang
terlepas dari implikasi prinsip-prinsip belajar
mengasyikkan, seperti halnya peserta didik
dan pembelajaran, karena guru yang
apabila diberikan tugas untuk mencari sendiri
merencanakan selanjutnya melaksanakan
tentu akan lebih termotivasi untuk belajar.
pembelajaran tersebut.
Peserta didik merasa tertantang dengan
Implikasi prinsip-prinsip pembelajaran
pencarian tersebut. Kegiatan ini diharapkan
bagi guru terwujud dalam perilaku fisik dan
bisa mem-buat peserta didik lebih giat belajar
psikis mereka. Jadi dengan adanya kesadaran
dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
guru pada prinsip-prinsip tersebut diharapkan
Sebagai implikasi dari prinsip
adanya peningkatan kualitas pembelajaran
tantangan bagi peserta didik adalah tuntutan
yang diselenggarakan.
untuk memiliki kesadaran pada diri peserta
a. Perhatian dan Motivasi
didik bahwa akan adanya kebutuhan untuk
memperoleh, mem-proses dan mengolah Dalam merencana-kan kegiatan
pesan.30 Peserta didik juga harus memiliki pembelajarannya, guru sudah memikirkan
keingintahuan yang besar terhadap sesuatu perilakunya terhadap peserta didik sehingga
yang dihadapinya. Adapun bentuk perilaku dia dapat menarik perhatian dan motivasi
yang merupakan implikasi prinsip tantangan peserta didik dan tidak berhenti pada rencana
ini adalah melakukan eksprimen, pembelajaranya tetapi sampai selesai
melaksanakan tugas terbimbing ataupun menyajikan materinya.
mandiri atau mencari pemecahan suatu Sebagai implikasi prinsip perhatian
masalah. bagi guru tampak pada perilaku-perilaku
g. Balikan dan Penguatan berikut: “hendaknya guru membuat setiap
bahan pelajaran agar mengandung suatu
Setiap orang selalu membutuhkan
masalah yang menarik perhatian peserta didik
suatu kepastian dalam setiap aktivitas yang
dan merangsang untuk berusaha menyelidiki
dilakukannya. Seperti halnya peserta didik
serta memecahkan, guru menghubungkan
setiap selesai ulangan tentu ingin mengetahui
bahan pelajaran dengan masalah dan tugas
hasil ulangannya. Karena dari sini akan
kongkret yang dapat dikerjakan peserta didik
27 http://blog.unsri.ac.id/yunifitriyah/belajar-
25 Ibid. danpembelajaran/prinsip-prinsip-belajar-dan-asas-
26 pembelajaran/mrdetail/15206/ (diakses pada tanggal
Ibid., h. 53. 13-09-2012).
30
Ibid. 28 Ibid.

31
ISTIQRA’ Volume I Nomor 1 September 2013
Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

secara kelompok, dan guru menghubungkan tetapi juga sebagai manajer/ pengelola
bahan pelajaran dengan bidang kegiatan kegiatan yang mampu mengarahkan,
tertentu dalam kehidupan membimbing dan memotivasi peserta didik ke
sehari-hari.29 arah tujuan pembelajaran yang telah
Selain guru itu juga dapat ditetapkan.
menggunakan metode yang bervariasi, d. Pengulangan
menggunakan media sesuai dengan tujuan Jika guru mampu memilihkan bahan
belajar dan materi, guru dapat menggunakan yang membutuhkan peng-ulangan dan yang
gaya bahasa yang tidak monoton serta dapat tidak membutuhkan peng-ulangan maka guru
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang telah melakukan implikasi dari prinsip
membimbing.30 Bila diperhatikan secara pengulangan. Karena tidak semua bahan
seksama implikasi prinsip perhatian bagi pembelajaran itu membutuhkan peng-ulangan.
guru ini, ini sesuai dengan prinsip Pengulangan terutama dibutuhkan oleh
pembelajaran contextual teaching and bahanbahan pembelajaran yang harus
learning, seperti inkuiri dan masyarakat dihafalkan tanpa ada kesalahan sedikit pun,
belajar. termasuk bahan yang membutuhkan latihan-
Perilaku yang merupakan latihan.
implikasi prinsip perhatian dan motivasi bagi e. Perbedaan Individual
guru dapat dilihat lebih dari satu perilaku dari Guru menghadapi peserta didik secara
suatu kegiatan pembelajaran. klasikal dalam kelas tentunya harus
b. Keaktifan mempertimbangkan latar belakang atau
Guru memberikan kesempatan belajar karakteristik masing-masing peserta didik.
kepada peserta didik, memberikan peluang Jadi, guru harus dapat melayani peserta
dilaksanakannya implikasi prinsip keaktifan didik-nya sesuai karakteristik mereka
bagi guru secara optimal. Peran guru orang per orang.
mengorganisasikan kesempatan belajar bagi f. Tantangan
masing-masing peserta didik berarti Tantangan sebagai salah satu prinsip
mengubah peran guru, yaitu menjamin bahwa pembelajaran yang dapat mengantar peserta
setiap peserta didik memperoleh pengetahu-an didik mencapai tujuannya. Sehingga guru
dan keterampilan di dalam kondisi yang ada. harus merancang kegiatan pembelajaran
Hal ini berarti pula bahwa kesempatan yang dalam bentuk kegiatan, bahan dan media yang
diberikan oleh guru akan menuntut peserta dapat memberi tantangan kepada peserta didik
didik selalu aktif mencari, memperoleh dan untuk lebih bersemangat dengan tantangan
mengolah bahan belajarnya. itu.
c. Keterlibatan Langsung g. Balikan dan Penguatan
Sudah dijelaskan di awal bahwa Pemberian balikan dan penguatan
keterlibatan langsung peserta didik bukan dapat dengan lisan dan tulisan. Guru harus
hanya secara fisik karena itu tidak menjamin dapat menentukan momen dan cara yang tepat
keaktifan belajar. Guru harus pandai-pandai keduanya dapat diberikan dengan tepat
me-rancang pembelajaran sedemikian rupa sasaran.
sehingga peserta didik dapat terlibat langsung PENUTUP
bukan saja secara fisik tetapi juga mental Prinsip-prinsip belajar dan
emosional serta intelektual peserta didik. pembelajaran secara umum terdiri atas
Selain itu, implikasi dari adanya perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan
prinsip ini bagi guru adalah kemampuan guru langsung, pengulangan, perbedaan individual,
untuk bertindak bukan saja sebagai fasilitator, tantangan, balikan dan penguatan.
Implikasi dari prinsip-prinsip belajar
29 Ahmad Rohani, op. cit., h. 20-21. bagi peserta didik merupakan perilaku-
30 Dimyati dan Mudjiono, op. cit., h. 62. perilaku yang seharusnya dengan penuh

30
Volume I Nomor 1 September 2013 ISTIQRA’
Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

kesadaran dilakukan oleh peserta didik dalam TingkatSatuan Pendidikan (KTSP).


kegiatan belajar agar proses pembelajaran Jakarta: Kencana, 2008.
benar-benar dapat membuahkan hasil yang Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan.
diharapkan. Edisi V, Cet. XII; Jakarta: PT. Raja
Implikasi dari prinsip-prinsip Grafindo Persada, 2004.
pembelajaran bagi guru adalah http://www.sanancity.co.cc/2009/05/prinsippr
perlakuanperlakuan yang dilakukan oleh guru insip-belajar-dan pembelajaran .html
dalam proses pembelajaran yang merupakan diakses pada tanggal 17 september 2012.
aksi yang diharapkan mendapat reaksi dari http://blog.unsri.ac.id/yunifitriyah/belajar-
peserta didik sehingga pembelajaran danpembelajaran/prinsip-prinsip-belajar-
berlangsung sebagaimana mestinya. dan-
DAFTAR PUSTAKA asaspembelajaran/mrdetail/15206.diakses
Daradjat, Zakiah. et al, Metodik Khusus pada tanggal 13 september 2012.
Pengajaran Agama Islam. Edisi II,
Cet. II; Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2001.
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan
Pembelajaran. Cet. IV; Jakarta:
Rineka Cipta, 2009
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan
Pemblajaran. Edisi I, Cet. VI; Jakarta:
Bumi Aksara, 2007.
Muslich, Masnur. KTSP; Pembelajaran
Berbasis Kompetensi dan Kontekstual;
Panduan bagi Guru, Kepala Sekolah
dan Pengawas Sekolah. Edisi I, Cet. V;
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.
Republik Indonesia. Undang-undang RI
Nomor 20 Tahun 2003tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Cet. I;
Jakarta: BP. Panca Usaha, 2003.
Riyanto, H. Yatim. Paradigma Baru
Pembelajaran; SebagaiReferensi
bagi Pendidik dalam
Implementasi Pembelajaran yang
Efektif dan Berkualitas. Edisi I, Cet. I;
Jakarta: Kencana Prenada Group,
2009.
Saefudin Udin Sa’ud. Inovasi Pendidikan.
Cet. I; Bandung: Alfabeta, 2008.
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna
Pembelajaran; Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar
dan Mengajar. Cet. VII; Bandung:
Alfabeta, 2009.
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran;
Teori dan Praktik
Pengembangan Kurikulum

31
ISTIQRA’ Volume I Nomor 1 September 2013

Anda mungkin juga menyukai