Anda di halaman 1dari 26

EFECTIVE TEACHING

UNTUK MEMENUHI TUGAS KULIAH


Landasan Pendidikan dan Pembelajaran
Yang diampu oleh Bapak I Nengah Parta, Dr., M.Si

Disusun Oleh:
Hijratullisa 190311867251
Yohanes Wilfridus Edwaldus 190311867249

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MIPA S2 PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2019

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan secara sadar dan terus
menerus melalui bermacam-macam aktivitas dan pengalaman guna memperoleh
pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku yang lebih baik.
Perubahan tersebut bisa ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan
dalam hal pemahaman, pengetahuan, perubahan sikap, tingkah laku dan daya
penerimaan. Landasan utama dalam mencapai keberhasilan belajar adalah
kesiapan mental.
Tanpa kesiapan mental, maka tidak akan dapat bertahan terhadap berbagai
kesukaran (kesulitan) yang dihadapi selama belajar.Setiap peserta didik
hendaknya mempunyai minat yang besar terhadap semua mata diklat yang
diterima di sekolah. Suka atau tidak suka semua mata diklat harus ditempuh.Sikap
membenci mata diklat tidak ada manfaatnya, yang terbaik adalah mengambil
sikap positif dengan berusaha menyukai semua mata diklat yangdiajarkan.Karena
suka tidak suka mata diklat tersebut harus ditempuh pada jenjang pendidikan yang
mereka ikuti.
Tidak banyak orang yang menyadari pentingnya proses belajar. Tidak
jarang pula seseorang tidak menyadari dengan proses belajar yang dialaminya.
Seseorang yang ketika masih kecil belum dapat berjalan lantas bisa berjalan, itu
merupakan proses belajar yang telah dijalaninya. Seseorang yang tadinya belum
dapat berpikir tentang apa-apa lantas dapat berpikir dan bisa melihat, menilai, dan
berperilaku terhadap lingkungan sekitar, maka orang itu telah menjalani proses
belajar dalam hidup ini. Proses belajar itu cakupannya sangatlah luas. Proses
belajar bisa melalui cara makan, minum, berjalan, mengendarai kendaraan,
menulis, menggambar dan masih banyak lagi.Tetapi semua itu sangat
disayangkan ketika orang yang melakukan proses belajar justru tidak menyadari
proses belajar itu.

2
Ketidaksadaran itu disebabkan kebanyakan orang tidak tahu makna
sebenarnya tentang belajar dan mengajar. Proses belajar mengajar adalah suatu
proses dua arah yang melibatkan pendidik dan para siswa di institusi pendidikan
yang melibatkan aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Pendidik disini bisa
siapa saja, bisa guru, dosen, praktisi pendidikan, ataupun konselor.
Ketidaksadaran seseorang tentang proses belajar yang telah dijalaninya dan
ketidaktahuan seseorang makna pentingnya proses belajar bisa jadi disebabkan
kesalahan dalam proses belajar dan mengajar itu sendiri.
Rowntree (1974), Kesuksesan dalam proses belajar mengajar adalah
tanggung jawab antara pendidik dan para siswa. Metode yang diberikan oleh
pendidik memang sudah seharusnya dapat diterima oleh para siswa.Cara
menyampaikan materi yang selama ini menjadi kendala bagi sebagian tenaga
pendidik, perlahan-lahan mulai diatasi dengan baik. Perkembangan teknologi
sangat membantu dalam proses menyusun metode pembelajaran dan
penyampaian materi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Definisi Belajar
2. Cara belajar Efektif
3. Manfaat Strategi Belajar yang Efektif
4. Macam-macam Strategi Belajar yang Efektif
5. Hakekat strategi pembelajaran
6. Strategi Pembelajaran yang efektif
7. Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Efektif
8. Kendala penggunaan SPE
9. Macam-macam strategi pembelajaran Efektif
10. Urgensi SPE untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
1.3 Tujuan
1. Dapat menjelaskan Definisi Belajar
2. Dapat menjelaskan Cara belajar efektif
3. Dapat menjelaskan Manfaat Strategi Belajar yang Efektif

3
4. Dapat menjelaskan Macam-macam Strategi Belajar yang Efektif
5. Dapat menjelaskan Hakekat strategi pembelajaran
6. Dapat menjelaskan Strategi Pembelajaran yang efektif
7. Dapat menjelaskan Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Efektif
8. Dapat menjelaskan Kendala penggunaan SPE
9. Dapat menjelaskan Macam-macam strategi pembelajaran Efektif
10. Dapat menjelaskan Urgensi SPE untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui Definisi Belajar
2. Dapat menjelaskan Cara belajar efektif
3. Dapat mengetahui Manfaat Strategi Belajar yang Efektif
4. Dapat mengetahui Macam-macam Strategi Belajar yang Efektif
5. Dapat mengetahui Hakekat strategi pembelajaran
6. Dapat mengetahui Strategi Pembelajaran yang efektif
7. Dapat mengetahui Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Efektif
8. Dapat mengetahui Kendala penggunaan SPE
9. Dapat mengetahui Macam-macam strategi pembelajaran Efektif
10. Dapat mengetahui Urgensi SPE untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Belajar Menurut Para Ahli


Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan
penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih
Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan
individu berlangsung melalui kegiatan belajar.
Para ahli mendefinisikan belajar berbeda-beda, sesuai dengan sudut pandanganya
masing-masing :
1. Moh. Surya (1997) : “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang
dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya”.
2. Witherington (1952) : “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang
dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk
keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
3. Crow & Crow dan (1958) :“belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan,
pengetahuan dan sikap baru”.
4. Hilgard (1962) : “belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul
perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu
situasi”
5. Di Vesta dan Thompson (1970) : “belajar adalah perubahan perilaku yang
relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman”.
6. Gage & Berliner : “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang yang
muncul karena pengalaman”
7. Menurut Toeti Soekamto,dkk (1992) mengutip pendapat Margon dan kawan-
kawan, belajar dapat didefinisikan sebagai setiap perubahan tingkah laku
yang relative tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Dalam

5
definisi tersebut menampakkan tiga aspek penting dalam sebuah proses
pengajaran,
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
belajar adalah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan aneka
ragam kemampuan (kompetencies),keterampilan(skills), dan sikap(attitude).
Kemampuan,keterampilan, maupun sikap tersebut diperoleh secara bertahap,
memerlukan proses yang sangat panjang, dan berkelanjutan. Oleh karena itulah
dari proses pembelajaran yang bertahap dan memerlukan waktu yg cukup lama,
itu yang nantinya kita mampu menjadi seseorang yang terampil, pandai, dan
bahkan menjadi seseorang yang bisa berguna bagi lapisan masyarakat.
2.2 Cara Belajar yang Efekif
The Liang Gie, 1988 : 57 – 65 menyatakan ada 10 cara belajar yang efektif yang
dapat diterapkan yaitu :
1) Pilih Waktu Belajar yang Tepat
Waktu belajar yang paling pas adalah pada saat badan kita masih segar.
Memang tidak semua orang punya waktu belajar yang sama. Tapi biasanya,
pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat
ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk
mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah.
2) Bangun Suasana Belajar Yang Nyaman
Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa pilih
lagu yang sesuai dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan.
Kalau sedang bosan di kamar bisa di teras atau di perpustakaan. Kuncinya
jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu dan terganggu oleh pihak
lain.
3) Kembangkan Materi Yang Sudah di Pelajari
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan
langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah
beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong
guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku

6
referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke
depan dan kritis
4) Mencatat Pokok-Pokok Pelajaran
Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan
dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang
nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.
5) Membaca Adalah Kunci Belajar
Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari,
yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh guru. Karena otak
sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal
tersimpan cukup lama di otak kita.
6) Belajar Itu Memahami Bukan Sekedar Menghapal
Ya, fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru.
Kita boleh hapal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah
apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi
sebelum menghapal, selalu usahakan untuk memahami dulu garis besar
materi pelajaran.
7) Hapalkan Kata-Kata Kunci
Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan
banyak. Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap
hapalan, supaya mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata
kunci untuk nama-nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya
merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.
8) Kembangkan Materi Yang Sudah di Pelajari
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan
langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah
beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong
guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku
referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke
depan dan kritis.

7
9) Latih Sendiri Kemampuan Kita
Sebenarnya kita bisa melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap akhir
bab pelajaran, biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa perlu
menunggu instruksi dari guru, coba jawab semua pertanyaan tersebut dan
periksa sejauh mana kemampuan kita. Kalau materi jawaban tidak ada di
buku, cobalah tanya ke guru.
10) Sediakan Waktu Untuk Istirahat
Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas, setiap
jeda pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 30-45
menit waktu belajar kita di rumah selalu selingi dengan istirahat. Kalau
pikiran sudah suntuk, percuma saja memaksakan diri. Setelah istirahat, badan
menjadi segar dan otak pun siap menerima materi baru. Satu lagi, tujuan dari
ulangan dan ujian adalah mengukur sejauh mana kemampuan kita untuk
memahami materi pelajaran di sekolah. Selain menjawab soal-soal latihan,
ada cara lain untuk mengetes apakah kita sudah paham suatu materi atau
belum. Coba kita jelaskan dengan kata-kata sendiri setiap materi yang sudah
dipelajari. Kalau kita bisa menerangkan dengan jelas dan teratur, tak perlu
detail, berarti kita sudah paham.
2.3 Manfaat Strategi Belajar yang Efektif
Newman dan Logan dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003) menyatakan
adapun kegunaan ataupun tujuan dari belajar dapat disimpulkan bahwa dengan
strategi belajar maka diharapkan akan ada hasil berupa :
1) Berkembangnya kemampuan intelektual siswa : Kemampuan yang
memperlihatkan tingkat intelektualitas siswa di mata pihak lain
2) Berkembangnya kemampuan kognitif siswa : Kemampuan tentang mengatur
‘cara belajar dan berpikir’ seseorang.
3) Bertambahnya kemampuan informasi verbal : Kemampuan menyerap
pengetahuan dan arti informasi
4) Meningkatnya keterampilan motorik : Kemampuan yang erat kaitannya
dengan ketrampilan fisik.

8
5) Berkembangnya sikap dan nilai ke arah yang lebih baik : Kemampuan yang
erat kaitannya dengan arah dan intensitas emosional yang dimiliki seseorang.
Tanpa adanya proses yang namanya belajar, apa yang menjadi tujuan dan
kegunaan dari hasil belajar itu tidak dapat berjalan secara efisien dan efektif, atau
bahkan belajar tidak menghasilkan perkembangan atau peningkatan apapun pada
siswa. Bahkan bila seorang pendidik salah menyusun strategi belajar, maka bukan
tidak mungkin dapat menurunkan kemampuan yang telah dimiliki sebelumnya.
2.4 Macam-macam Strategi Belajar yang Efektif
Pengajaran yang baik adalah pengajaran yang meliputi mengajar siswa
tentang bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berfikir dan
bagaimana memotivasi diri mereka sendiri (Nur,2000:30). Pembelajaran strategi
lebih menekankan pada kognitif, sehingga pembelajaran ini dapat disebut dengan
strategi kognitif. Strategi belajar dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
a. Strategi Mengulang (Rehearsal)
Strategi mengulang terdiri dari strategi mengulang sederhana (rote rehearsal)
dengan cara mengulang-ulang dan strategi mengulang kompleks dengan cara
menggaris bawahi ide-ide utama (under lining) dan membuat catatan pinggir
(marginal note).
b. Strategi Elaborasi
Elaborasi adalah proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan
menjadi lebih bermakna, oleh karena itu membuat pengkodean lebih mudah
dan lebih memberi kepastian.(Nur,2000:30). Strategi ini dapat dibedakan
menjadi :
1) Notetaking (pembuatan catatan); pembuatan catatan membantu siswa
dalam mempelajari informasi secara ringkas dan padat untuk menghafal
atau pengulangan. Metode ini digunakan pada bahan ajar kompleks, bahan
ajar konseptual dimana tugas yang penting adalah mengidentifikasi ide-
ide utama.Membuat catatan memerlukan proses mental maka lebih efektif
daripada hanya sekedar menyalin apa yang dibaca

9
2) Analogi yaitu perbandingan-perbandingan yang dibuat untuk
menunjukkan kesamaan antara cirri-ciri pokok sesuatu benda atau ide-ide,
selain itu seluruh cirinya berbeda, seperti sistem kerja otak dengan
komputer
3) Metode PQ4R adalah preview,question, read, reflect, recite dan review.
Prosedur PQ4R memusatkan siswa pada pengorganisasian informasi
bermakna dan melibatkan siswa pada strategi-strategi yang efektif.
c. Strategi Organisasi
Strategi Organisasi bertujuan membantu siswa meningkatkan kebermaknaan
materi baru, terutama dilakukan dengan mengenakan struktur-struktur peng-
organisasian baru pada materi-materi tersebut. Strategi organisasi
mengidentifikasi ide-ide atau fakta-fakta kunci dari sekumpulan informasi
yang lebih besar. Strategi ini meliputi :
1) Pembuatan Kerangka (Outlining); dalam pembuatan kerangka garis besar,
siswa belajar menghubungkan berbagai macam topik atau ide dengan
beberapa ide utama
2) Pemetaan (mapping) biasa disebut pemetaan konsep di dalam
pembuatannya dilakukan dengan membuat suatu sajian visual atau suatu
diagram tentang bagaimana ide-ide penting atas suatu topik tertentu
dihubungkan satu sama lain
3) Mnemonics; berhubungan dengan teknik-teknik atau strategi-strategi
untuk membantu ingatan dengan membantu membentuk assosiasi yang
secara alamiah tidak ada. Suatu mnemonics membantu untuk
mengorganisasikan informasi yang mencapai memori kerja dalam pola
yang dikenal sedemikian rupa sehingga informasi tersebut lebih mudah
dicocokkan dengan pola skema di memori jangka panjang. Contoh
mnemonics yaitu : a). Chunking (pemotongan) b). Akronim (singkatan),
c). Kata berkait (Link-work) : suatu mnemonics untuk belajar kosa kata
bahasa asing.
d. Strategi Metakognitif

10
Metakognitif adalah pengetahuan seseorang tentang pembelajaran diri sendiri
atau berfikir tentang kemampuannya untuk menggunakan strategi-strategi
belajar tertentu dengan benar.(Arends, 1997:260). Metakognitif mempunyai
dua komponen yaitu (1) pengetahuan tentang kognitif yang terdiri dari
informasi dan pemahaman yang dimiliki seorang pebelajar tentang proses
berfikirnya sendiri dan pengetahuan tentang berbagai strategi belajar untuk
digunakan dalam suatu situasi pembelajaran tertentu, (2) mekanisme
pengendalian diri seperti pengendalian dan monitoring kognitif.
2.5 Hakekat strategi pembelajaran
Dalam dunia pendidikan,strategi di artikan sebagai a plan,method, or series
of activities designed to achieves a particular educational goal (J.R.David,1976).
Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat di artikan sebagai perencanaan
yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Hakikat strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan,
yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat
dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Glueck dan Jauch, p.9,
1989).
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif
dan efisien. Kemp (1995). Dilain pihak Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa
strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang
digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
Kozma dalam Gafur (1989) Secara umum menjelaskan bahwa strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang
dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya
tujuan pembelajaran tertentu.
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan

11
tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran.
Pada mulanya istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang
diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenang-kan
suatu peperangan. Sekarang, istilah strategi banyak digunakan dalam ber-bagai
bidang kegiatan yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam
mencapai tujuan. Misalnya seorang manajer atau pimpinan perusahaan yang
menginginkan keuntungan dan kesuksesan yang besar akan menerapkan suatu
strategi dalam mencapai tujuannya itu, seorang pelatih akan tim basket akan
menentukan strategi yang dianggap tepat untuk dapat memenangkan suatu
pertandingan. Begitu juga seorang guru yang mengharapkan hasil baik dalam
proses pembelajaran juga akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar
siswanya mendapat prestasi yang terbaik.
2.6 Strategi pembelajaran yang efektif
Sebelum mempelajari Strategi pembelajaran efekif, terlebih dahulu kita
pelajari pengertian dari efektif. Efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu kata
”effective” yang dapat diartikan mempunyai efek (akibat, pengaruh, kesan) atau
dapat pula diartikan membawa hasil, berhasil guna. Selain itu efektif tidak hanya
diorientasikan pada hasil tetapi juga proses yang ada dalam mencapai tujuan.
Sehingga dapat disimpulkan Strategi pembelajaran efektif adalah
pembelajaran yang berorientasi pada program pembelajaran berkenaan dengan
usaha mempengaruhi, memberi efek, yang dapat membawa hasil sesuai dengan
tujuan maupun proses yang ada di dalam pembelajaran itu sendiri.
Pembelajaran dikatakan efektif apabila dalam proses pembelajaran setiap
elemen, berfungsi secara keseluruhan, peserta merasa tenang, puas dengan hasil
pembelajaran, membawa kesan, sarana dan prasarana yang memadai serta materi,
metode dan media yang sesuai serta guru yang professional.

12
Juga keberhasilan proses pembelajaran banyak tertumpu pada sikap dan cara
belajar siswa, baik perorangan maupun kelompok, selain itu, tersedianya sumber
belajar dengan memanfaatkan media pembelajaran dengan tepat merupakan factor
pendorong dan pemeliharaan kegiatan belajar siswa yang produktif, efektif dan
efisien.
Strategi Pembelajaran efektif mencakup 4 dimensi:
1. Konteks
Merupakan situasi/latar belakang yang mempengaruhi tujuan dan strategi yang
dikembangkan.misalnya berupa kebijakan departemen, sasaraan yang ingin
dicapai oleh unit kerja dsb.
2. Masukan (input)
Mencakup bahan, peralatan dan fasilitas yang disiapkan untuk keperluan
program. Misalnya dokumen, kurikulum, staf pengajar, media pembelajaran
dsb.
3. Proses
Merupakan pelaksanaan yang nyata dari program pendidikan di kelas /
lapangan.
4. Hasil/product
Merupakan hasil keseluruhan yang dicapai oleh program. Tujuan utamanya
adalah untuk meningkatkan kompetensi siswa. Gerlach dan Ely (1980:244)
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan tentang pengertian dari
pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang berorientasi pada program
pembelajaran berkenaan dengan usaha mempengaruhi, memberi efek yang
dapat membawa hasil sesuai dengan tujuan maupun proses yang ada di dalam
pembelajaran itu sendiri.

2.7 Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Efektif


Dikatakan pembelajaran efektif, jika dapat mencapai tujuan pembelajaran
yang diinginkan sesuai dengan indikator pencapaian. Pembelajaran dikatakan
efektif apabila dalam proses pembelajaran setiap elemen, berfungsi secara

13
keseluruhan, peserta merasa tenang, puas dengan hasil pembelajaran, membawa
kesan, sarana dan prasarana yang memadai serta materi, metode dan media yang
sesuai serta guru yang professional.
Mulyasa (2006) Strategi Pembelajaran yang efektif dapat diketahui dengan ciri:
1. Belajar secara efektif baik mental maupun fisik. Aktif secara mental
ditunjukkan dengan mengembangkan kemampuan intelektualnya, kemampuan
berfikir kritis. Dan secara fisik, misalnya menyusun intisari pelajaran,
membuat peta, dan lain-lain.
2. Metode yang bervariasi, sehingga mudah menarik perhatian siswa dan kelas
menjadi hidup.
3. Motivasi guru terhadap pembelajaran di kelas. Semakin tinggi motivasi guru
akan mendorong siswa untuk giat dalam belajar.
4. Suasana demokratis di sekolah, yakni dengan menciptakan lingkungan yang
saling menghormati, dapat mengerti kebutuhan siswa, tenggang rasa,
memberikan kesempatan kepada siswa unyuk belajar mandiri, menghargai
pendapat orang lain.
5. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata.
6. Interaksi belajar yang kondusif, dengan memberikan kebebasan untuk mencari,
sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar pada pekerjaannya
dan lebih percaya diri sehingga anak tidak menggantungkan pada diri orang
lain.
7. Pemberian remedial dan diagnosa pada kesulitan belajar yang muncul, mencari
faktor penyebab dan memberikan pengajaran remedial sebagai perbaikan, jika
diperlukan.

2.8 Kendala penggunaan Strategi Pembelajaran Efektif


A. Kendala Strategi pengorganisian pembelajaran.
Made Pidarta(2005) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi
perwujudan Pengorganisasian kelas yaitu:

14
1. Kurikulum
Kurikulum haruslah di rancang sebagai jumlah pengalaman edukatif yang
menjadi tanggung jawab sekolah dalam membantu anak-anak mencapai
tujuan pendidikannya, yang diselenggarakan secara berencana dan terarah
serta terorganisir, karena kegiatan kelas bukan sekedar dipusatkan pada
penyampaian sejumlah materi pelajaran atau pengetahuan yang bersifat
intelektualistik, akan tetapi juga memperhatikan aspek pembentukan
pribadi, baik sebagai makhluk individual dan makhluk social maupun
sebagai makhluk yang bermoral
2. Gedung dan Sarana Kelas / Sekolah
Perencanaan dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah sekolah
berkenaan dengan jumlah dan luas setiap ruangan, letak dan dekorasinya
yang harus disesuaikan dengan kurikulum yang dipergunakan. Akan tetapi
karena kurikulum selalu dapat beruabh. Sedang ruangan atau gedung
bersifat permanen, maka diperlukan kreativitas dalam mengatur
pendayagunaan ruang / gedung yang bersedia berdasarkan kurikulum yang
dipergunakan. Dalam konteks ini kepandaian guru dalam
Pengorganisasian kelas sangat dibutuhkan.
3. Guru
Guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran
yang bertanggung jawab dalam memebnatu anak dalam mencapai
kedewasaan masing-masing. Guru dalam pengertian tersebut bukan
sekedar berdiri didepan kelas untuk menyampaikan materi atau
pengetahuan tertentu, akan tetapi dalam keanggotaan masyarakat yang
harus aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan
perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota masyarakat sebagai
orang dewasa.
4. Murid
Murid sebagai unsur kelas memiliki perasaan kebersamaan (Sense Of
kolektive) merupakan kondisi yang sangat penting artinya bagi terciptanya

15
kelas yang dinamis. Oleh karena , setiap murid harus memiliki perasaan
diterima (Sense of membershif) terhadap kelasnya agar mampu ikut serta
dalam kegiatan kelas. Perasaan inilah yang akan menumbuhkan rasa
tanggung jawab (Sense of respsibility) terhadap kelasnya. Sikap ini akan
tumbuh dengan baik apabila dilakukan tindakan-tindakan
Pengorganisasian kelas sebagai berikut :
a. Setiap murid dilibatkan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan kelas, guru hanya sekedar memberi petunjuk dan bimbingan
agar program atau kegiatannya sejalan dengan kurikulum.
b. Murid diberi kesempatan dalam pembagian tugas-tugas untuk
kepentingan kelas.
c. Bila guru atau wali kelas berhalangan, bagi dan serahkanlah
kepercayaan berupa tanggung jawab mengatur rumah tangga dan
disiplin kelas diantara murid.
d. Motivasi agar setiap murid selalu bersedia mengatur kelasnya melalui
kegiatan rutin, misalnya membersihkan kelas,papan tulis dan lain-lain.
e. Kembangkanlah kesediaan bekerjasama dalam setiap kegiatan.
f. Susunlah bersama murid tata tertib dan disiplin kelas serta bentuklah
pengurus kelas yang bekerja selama 1 tahun ajaran.
g. Doronglah agar murid secara terus menerus ikut memikirkan kegiatan
kelas dan berani mengusulkannya untuk dilaksanakan bersama didalam
atau diluar kelas.
5. Diamika kelas
Kelas adalah kelompok sosial yang dinamis yang harus dipergunakan oleh
setiap wali atau guru kelas untuk kepentingan murid dalam proses
kependidikannya. Dinamika kelas pada dasarnya berarti kondisi kelas
yang diliputi dorongan untuk aktif secara terarah yang dikembangkan
melalui kretifitas dan inisiatif murid sebagai suatu kelompok, untuk itu
setiap wali atau guru kelas harus berusaha menyalurkan berbagai saran,

16
pendapat, gagasan, keterampilan, potensi dan energi yang dimiliki murid
menjadi kegiatan-kegiatan yang berguna.
B. Keanekaragaman masalah perilaku siswa yang menimbulkan beberapa
masalah pengelolaan pembelajaran adalah :
1. Kurang kesatuan dengan adanya kelompok-kelompok dan pertentangan
jenis kelamin.
2. Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok.
3. Reaksi negative terhadap anggota kelompok.
4. Reaksi mentoleransi kekeliruan-kekeliruan.
5. Mudah mereaksi perilaku negative / terganggu.
6. Moral rendah, permusuhan, dan agresif.
7. Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah.

Kategori masalah pengelolaan kelas terungkap dalam lima bentuk :


1. Berdimensi banyak ( Multidimensionality ), guru dituntut melaksanakan
tugas edukatif ( menyusun persiapan mengajar lengkap dengan alat serta
sumber, menyampaikan pelajaran dan mengevaluasi ) dan tugas
administrative ( mengabsen, mencatat data siswa, menyusun jadwal,
mencatat hasil-hasil pengajaran, dan sebagainya ).
2. Serentak ( Simultaneity ), berbagai hal dapat terjadi pada waktu yang sama
di kelas.
3. Segera ( Immediacy ), interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa
terjadi timbale-balik begitu cepat, sehingga menuntut guru agar dapat
segera bertindak melalui proses berpikir, menerima rangsangan dari luar,
berpikir, memutuskan dan melaksanakan tindakan.
4. Iklim kelas yang tidak dapat diramalkan terlebih dahulu.
5. Sejarah ( History ), peristiwa yang terjadi di kelas akan memiliki dampak
yang akan dirasakan dalam waktu yang jauh sesudahnya.
C. Kendala penyampaian pembelajaran.

17
Doyle ( 1986 ) Strategi penyampaian isi pembelajaran merupakan komponen
variabel metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Sekurang-
kurangnya ada 2 fungsi dari strategi ini, yaitu: (1) menyampaikan isi
pembelajaran kepada mahasiswa, dan (2) menyediakan informasi atau bahan-
bahan yang diperlukan siswa untuk menampilkan unjuk kerja (seperti latihan
dan tes). Paling tidak ada 5 cara dalam mengklasifikasi media untuk
mempreskripsikan strategi penyampaian:
1. Tingkat kecermatannya dalam menggambarkan sesuatu
2. Tingkat interaksi yang mampu ditimbulkannya
3. Tingkat kemampuan khusus yang dimilikinya
4. Tingkat motivasi yang dapat ditimbulkannya, dan
5. Tingkat biaya yang diperlukan.
2.9 Macam-macam Strategi pembelajaran yang efektif
Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang berbeda untuk mencapai
hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda pula (Reigeluth,
1983; Degeng, 1989).Variabel strategi pembelajaran diklasifikasikan menjadi
tiga, yaitu :
A. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
Strategi pengorganisasian adalah cara untuk membuat urutan
(sequencing) dan mensintesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur, dan
prinsip yang berkaitan, suatu isi pembelajaran. Sequencing terkait dengan cara
pembuatan urutan penyajian isi suatu bidang studi, dan synthesizing terkait
dengan cara untuk menunjukkan kepada siswa hubungan / keterkaitan antara
fakta, konsep, prosedur, atau prinsip suatu isi pembelajaran.
Synthesizing bertujuan untuk membuat topik-topik dalam suatu bidang
studi menjadi lebih bermakna bagi siswa. Hal ini dilakukan dengan
menunjukkan keterkaitan topik-topik itu terkait dengan keseluruhan isi bidang
studi. Adanya kebermaknaan tersebut akan menyebabkan siswa memiliki
retensi yang lebih baik dan lebih lama terhadap topik-topik yang dipelajari
(Degeng, 1989). Penataan urutan sangat penting artinya, karena amat

18
diperlukan dalam pembuatan sintesis. Sintesis yang efektif hanya dapat dibuat
apabila isi telah ditata dengan cara tertentu, dan yang lebih penting, karena pada
hakikatnya semua isi bidang studi memiliki prasyarat belajar (Degeng, 1989).
Strategi pengorganisasian dapat dipilah menjadi dua, yaitu strategi mikro
dan strategi makro (Reigeluth, 1983). Strategi pengorganisasian makro adalah
strategi untuk menata urutan keseluruhan isi bidang studi, sedangkan strategi
pengorganisasian mikro adalah strategi untuk menata urutan sajian untuk suatu
ide tunggal.
Sejumlah teori yang berurusan dengan strategi mikro antara lain adalah
teori penataan urutan berdasarkan prasyarat belajar dari Gagne, model
pembentukan konsep dari Taba, dan penguasaan konsep dari Brunner. Untuk
strategi makro, pengintegrasian sejumlah teori, seperti hierarki belajar dari
Gagne, teori skema dari Mayer, urutan subsumatif dari Ausubel, webteaching
dari Norman, dan teori elaborasi oleh Reigeluth.
B. Strategi Penyampaian Pembelajaran
Uraian mengenai strategi penyampaian pembelajaran menekankan pada
media apa yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran, kegiatan apa yang
dilakukan siswa, dan struktur belajar mengajar bagaimana yang digunakan.
Strategi penyampaian adalah cara-cara yang dipakai untuk menyampaikan
pembelajaran kepada siswa, dan sekaligus untuk menerima serta merespon
masukan-masukan dari siswa. Dengan demikian, strategi ini juga dapat disebut
sebagai strategi untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Gagne dan Briggs (1979) menyebut strategi ini dengan delivery system,
yang didefinisikan sebagai “the total of all components necessary to make an
instructional system operate as intended”. Pada dasarnya strategi penyampaian
mencakup lingkungan fisik, guru, bahan pembelajaran, dan kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan pembelajaran. Dalam hal ini media pembelajaran
merupakan satu komponen penting dari strategi penyampaian pembelajaran.
Itulah sebabnya, media pembelajaran merupakan bidang kajian utama strategi
ini (Degeng, 1989).

19
Menurut Degeng (1989) secara lengkap ada komponen yang perlu
diperhatikan dalam mempreskripsikan strategi penyampaian, yaitu sebagai
berikut :
1. Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat
dimuati pesan yang akan disampaikan kepada siswa, baik berupa orang,
alat, atau pun bahan.
2. Interaksi siswa dengan media komponen strategi penyampaian
pembelajaran yang mengacu kepada kegiatan apa yang dilakukan oleh
siswa dan bagaimana peranan media dalam merangsang kegiatan daerah.
3. Struktur belajar mengajar adalah komponen strategi penyampaian
pembelajaran yang mengacu kepada apakah siswa belajar dalam
kelompok besar, kelompok kecil, peseorangan, ataukah belajar sendiri.
C. Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Strategi pengelolaan pembelajaran sangat penting dalam sistem strategi
pembelajaran secara keseluruhan. Bagaimanapun baiknya perencanaan strategi
pengorganisasian dan strategi penyampaian pembelajaran, namun jika strategi
pengelolaan tidak diperhatikan maka efektivitas pembelajaran tidak bisa
maksimal. Pada dasarnya strategi pengelolaan pembelajaran terkait
denganusaha penataan interaksi antarsiswa dengan komponen strategi
pembelajaran yang terkait, baik berupa strategi pengorganisasian maupun
strategi penyampaian pembelajaran.
Strategi pengelolaan berkaitan dengan penetapan kapan suatu strategi
atau komponen strategi tepat dipakai dalam suatu situasi pembelajaran
(Degeng, 1989). Menurut Degeng (1989) paling tidak ada empat hal yang
menjadi urusan strategi pengelolaan, yaitu :
1. Penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran
Dalam setiap pembelajaran, guru harus mampu meramu berbagai strategi
pembalajaran sehingga menjadi satu kesatuan yang tepat untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu guru dituntut untuk
mampu merancang tentang kapan, apa, berapa kali suatu strategi

20
pembelajaran digunakan dalam suatu pembelajaran. Untuk menentukan
strategi apa, kapan, dan berapa kali suatu strategi digunakan tentu sangat
berhubungan dengan kondisi pembelajaran yang ada.
2. Pembuatan catatan kemajuan belajar siswa
Catatan kemajuan belajr siswa sangat penting bagi guru, karena untuk
melihat efektivitas dan efisiensi pembelajaran yang dilakukan. Dari hasil
analisis terhadap efektivitas dan efisiensi pembelajaran, guru akan dapat
menentukan langkah-langkah selanjutnya, seprti (1) apakah strategi
pembelajaran yang digunakan telah sesuai / belum, (2) apakah rendahnya
hasil belajar siswa disebabkan oleh faktor guru/siswa, (3) apakah
penjadwalan strategi pembelajaran sudah sesuai/belum, dan lain
sebagainya.
3. Pengelolaan motivasional
Menurut Degeng (1989) peranan strategi penyampaian untuk meningkatkan
motivasi belajar jauh lebih nyata dari strategi pengorganisasian. Mengingat
hal tersebut, seorang guru harus mampu mengembangkan kiat-kiat khusu
dalam melakukan penjadwalan penggunaan strategi penyampaian.
4. Kontrol belajar
Kontrol belajar terkait dengan kebebasan siswa untuk melakukan pilihan
pada bagian isi yang dipelajari,vkecepatan belajar, komponen strategi
pembelajaran yang dipakai dan strategi kognitif yang digunakan
(Degeng,1989). Agar siswa dalam kegiatan pembelajaran siswa dapat
melakukan piliahan-pilihan tersebut, maka seorang guru harus mampu
merancang kegiatan pembelajaran yang mampu memberikan berbagai
alternatif pilihan belajar bagi siswa.
2.10 Urgensi Strategi Pembelajaran Efektif Untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran
Ada empat masalah pokok yang sangat penting yang dapat dan harus
dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar supaya sesuai
dengan yang diharapkan.

21
Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang diinginkan
sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan. Dengan kata lain apa yang harus
dijadikan sasaran dari kegiatan belajar mengajar tersebut. Sasaran ini harus
dirumuskan secara jelas dan konkrit sehingga mudah dipahami oleh peserta didik.
Perubahan perilaku dan kepribadian yang kita inginkan terjadi setelah siswa
mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar itu harus jelas, misalnya dari tidak bisa
membaca berubah menjadi dapat membaca. Suatu kegiatan belajar mengajar
tanpa sasaran yang jelas, berarti kegiatan tersebut dilakukan tanpa arah atau tujuan
yang pasti. Lebih jauh suatu usaha atau kegiatan yang tidak punya arah atau tujuan
pasti, dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dan tidak
tercapainya hasil yang diharapkan.
Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat
dan efektif untuk mencapai sasaran. Bagaimana cara kita memandang suatu
persoalan, konsep, pengertian dan teori apa yang kita gunakan dalam
memecahkan suatu kasus akan mempengaruhi hasilnya. Suatu masalah yang
dipelajari oleh dua orang dengan pendekatan berbeda, akan menghasilkan
kesimpulan-kesimpulan yang tidak sama. Norma-norma sosial seperti baik, benar,
adil, dan sebagainya akan melahirkan kesimpulan yang berbeda bahkan mungkin
bertentangan kalau dalam cara pendekatannya menggunakan berbagai disiplin
ilmu. Pengertian-pengertian, konsep, dan teori ekonomi tentang baik, benar, atau
adil, tidak sama dengan baik, benar atau adil menurut pengertian konsep dan teori
antropologi. Juga akan tidak sama apa yang dikatakan baik, benar atau adil kalau
kita menggunakan pendekatan agama karena pengertian, konsep, dan teori agama
mengenai baik, benar atau adil itu jelas berbeda dengan konsep ekonomi maupun
antropologi. Begitu juga halnya dengan cara pendekatan terhadap kegiatan belajar
mengajar dalam pembelajaran.
Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar
mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik penyajian
untuk memotivasi siswa agar mampu menerapkan pengetahuan dan
pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda dengan cara atau supaya

22
murid-murid terdorong dan mampu berfikir bebas dan cukup keberanian untuk
mengemukakan pendapatnya sendiri. Perlu dipahami bahwa suatu metode
mungkin hanya cocok dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi dengan
sasaran yang berbeda hendaknya jangan menggunakan teknik penyajian yang
sama.
Keempat, menetapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru
mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh
mana keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya. Suatu program baru bisa
diketahui keberhasilannya setelah dilakukan evaluasi. Sistem penilaian dalam
kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu strategi yang tidak bisa
dipisahkan dengan strategi dasar lain. Apa yang harus dinilai dan bagaimana
penilaian itu harus dilakukan termasuk kemampuan yang harus dimiliki oleh guru.
Seorang siswa dapat dikategorikan sebagai murid yang berhasil bisa dilihat dari
berbagai segi. Bisa dilihat dari segi kerajinannya mengikuti tatap muka dengan
guru, perilaku sehari-hari di sekolah, hasil ulangan, hubungan sosial,
kepemimpinan, prestasi olah raga, keterampilan dan sebagainya atau dilihat dan
berbagai aspek.
Keempat dasar strategi tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh antara
dasar yang satu dengan dasar yang lain saling menopang dan tidak bisa
dipisahkan.Reigeluth, Bunderson dan Meril(1983)

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)

23
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu.
Strategi pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang berorientasi pada
program pembelajaran berkenaan dengan usaha mempengaruhi, memberi efek,
yang dapat membawa hasil sesuai dengan tujuan maupun proses yang ada di
dalam pembelajaran itu sendiri.
Strategi Pembelajaran yang efektif dapat diketahui dengan ciri:
1. Belajar secara efektif baik mental maupun fisik. Aktif secara mental
ditunjukkan dengan mengembangkan kemampuan intelektualnya,
kemampuan berfikir kritis. Dan secara fisik, misalnya menyusun intisari
pelajaran, membuat peta, dan lain-lain.
2. Metode yang bervariasi, sehingga mudah menarik perhatian siswa dan kelas
menjadi hidup.
3. Motivasi guru terhadap pembelajaran di kelas. Semakin tinggi motivasi guru
akan mendorong siswa untuk giat dalam belajar.
4. Suasana demokratis di sekolah, yakni dengan menciptakan lingkungan yang
saling menghormati, dapat mengerti kebutuhan siswa, tenggang rasa,
memberikan kesempatan kepada siswa unyuk belajar mandiri, menghargai
pendapat orang lain.
5. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata.
6. Interaksi belajar yang kondusif, dengan memberikan kebebasan untuk
mencari, sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar pada
pekerjaannya dan lebih percaya diri sehingga anak tidak menggantungkan
pada diri orang lain.
7. Pemberian remedial dan diagnosa pada kesulitan belajar yang muncul,
mencari faktor penyebab dan memberikan pengajaran remedial sebagai
perbaikan, jika diperlukan.
Berdasarkan kegiatan yang ditimbulkannya, strategi pembelajaran dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu :
a. Strategi Pembelajaran yang Berpusat pada Peserta Didik

24
b. Strategi Pembelajaran yang Berpusat pada Pendidik
Macam-macam Strategi pembelajaran yang efektif diantaranya adalah :
a. Strateegi Pegorganisasian.
b. Strategi penyampaian.
c. Strategi pengelolaan.
Ada empat masalah pokok yang sangat penting yang dapat dan harus dijadikan
pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar supaya sesuai dengan
yang diharapkan.
Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang diinginkan
sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan. Kedua, memilih cara pendekatan
belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran.
Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar
yang dianggap paling tepat dan efektif.Keempat, menetapkan norma-norma atau
kriteria keberhasilan sehingga guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan
ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah
dilakukannya.
3.2 Saran
Jika anda ingin belajar secara efisien dan optimal maka seharusnya anda
melakukan belajar itu setiap hari secara dan secara rutin,dan pada diri anda sendiri
semestinya mempunyai semangat dan tanggung jawab untuk memperoleh nilai
yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

 Sanjaya, wina. Strategi Pembelajaran. 2006. Jakarta.


 The Liang Gie, 1988 : 57 – 65,Cara Belajar yang Efisien
 Saydasyrifa,2013.Pengorganisasian Kelas dalam proses pembelajaran

25
http://saydasyarifa.wordpress.com/2013/01/06/pengorganisasian-kelas-
dalam-proses-pembelajaran/ (Serial on Line) 18 Oktober 2013
 Mujahidin albanjari,2012.Pengelolaan Kelas
http://mujahidinalbanjari.wordpress.com/2012/12/04/makalah-
pengelolaan-kelas/ (Serial on Line ) 19 Oktober 2013
 Exbenkexord,2012.Pengelolaan Pembelajaran
http://exbenkexord.wordpress.com/2012/10/17/makalah-pengelolaan-
pembelajaran/ ( Serial On Line) 20 Oktober 2013
 http://gora.edublogs.org/2007/04/09/kompetisi-nasional-guru-inovatif-
2007/ (Serial On Line) 22 Oktober 2013

26

Anda mungkin juga menyukai