Anda di halaman 1dari 12

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PAI

Oleh: Cepi Maulana

cepimaulana1810@gmail.com

2013

Belajar dan Pembelajaran PAI II 1


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena
pengalaman.,Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu,
yakni mengalami, hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan
perubahan kelakuan, kegiatan belajar dapat dihayati (dialami ) oleh orang yang
sedang belajar dan juga dapat diamati oleh orang lain.
Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses
belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun
sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar
siswa.
Untuk menciptakan dan menghasilkan kegiatan belajar dan pembelajaran
yang berprestatif dan menyenangkan, perlu diketahui berbagai landasan yakni
prinsip-prinsip maupun teori belajar.
Prinsip belajar adalah landasan berpikir,landasan berpijak, dan sumber
motivasi agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik antara pendidik
dengan peserta didik. Prinsip ini dijadikan sebagai dasar dalam upaya
pembelajaran, baik bagi siswa maupaun bagi guru dalam upaya mencapai hasil
yang diinginkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan prinsip-prinsip belajar dan
pembelajaran PAI?
2. Apa saja Prinsip Belajar yang Terkait dengan Proses Pembelajaran
PAI?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian prinsip-prinsip belajar dan
pembelajaran PAI
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip belajar yang terkait dengan
proses pembelajaran PAI

Belajar dan Pembelajaran PAI II 2


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran PAI

Perencanaan dan pengembangan pembelajaran yang hendak memilih,


menetapkana, mengembangkan metode pembelajaran perlu memahami prinsip-
prinsip pembelajaran yang mengacu pada teori belajar dan pembelajaran. Menurut
(Badudu&Zein, 2001:1089) Prinsip adalah Sesuatu yang dipegang sebagai
panutan yang utama. Belajar adalah proses mencari, memahami, menganalisis
suatu keadaan sehingga terjadi perubahan perilaku, dan perubahan tersebut tidak
dapat dikatakan sebagai hasil belajar jika disebabkan oleh karena pertumbuhan
atau keadaan sementara. (Syaifuddin Iskandar : 2008 : 1), Dismaping itu Moh.
Surya (1997) mengatakan belajar diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan
oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan,
sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalamberinteraksi dengan
lingkungannya.

Sedangkan pembelajaran/ instruksional adalah usaha mengorganisasikan


lingkungan belajar sehingga memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar
untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan berbagai media dan
sumber belajar tertentu yang akan mendukung pembelajaran itu nantinya.

Jadi dari beberapa pernyataan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa


Prinsip Belajar dan pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah landasan
berpikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar Proses Belajar dan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat berjalan dengan baik antara
pendidik dengan peserta didik.

Belajar dan Pembelajaran PAI II 3


B. Prinsip-prinsip Belajar yang Terkait dengan Proses
Pembelajaran PAI

Konsep belajar dan pembelajaran dapat diidentifikasi prinsip-prinsip


belajar dalam pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:

1. Prinsip Kesiapan (Readiness)


Kesiapan belajar adalah kondisi fisik-psikis (jasmani-mental) individu yang
memungkinkan subjek dapat melakukan belajar. Biasanya kalau beberapa taraf
prinsip belajar telah dilalui peserta didik maka ia siap untuk melaksanakan suatu
tugas khusus. Peserta didik yang belum siap melaksanakan suatu tugas dalam
belajar akan mengalami kesulitan atau malah putus asa tidak mau belajar. Yang
termasuk kesiapan ini ialah kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi latar
belakang pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan faktor-
faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar.
Berdasarkan dengan prinsip kesiapan ini dapat dikemukakan hal-hal yang
terkait dengan pembelajaran antara lain; (1) Seorang individu akan dapat belajar
dengan sebaik-baiknya bila tugas-tugas yang diberikan kepadanya erat
hubungannya dengan kemampuan, minat dan latar belakangnya; (2) Kesiapan
untuk belajar harus dikaji bahkan diduga. Hal ini mengandung arti bila seseorang
guru ingin mendapat gambaran kesiapan muridnya untuk mempelajari sesuatu, ia
harus melakukan pengetesan kesiapan; (3) Jika seseorang individu kurang
memiliki kesiapan untuk sesuatu tugas, kemudian tugas itu seyogianya ditunda
sampai dapat dikembangkannya kesiapan itu atau guru sengaja menata tugas itu
sesuai dengan kesiapan siswa; (4) Kesiapan untuk belajar mencerminkan jenis dan
taraf kesiapan, misalnya dua orang siswa yang memiliki kecerdasan yang sama
mungkin amat berbeda dalam pola kemampuan mentalnya; (5) Bahan-bahan,
kegiatan dan tugas seyogianya divariasikan sesuai dengan faktor kesiapan
kognitif, afektif dan psikomotor dari berbagai individu.

Belajar dan Pembelajaran PAI II 4


2. Prinsip Motivasi (Motivation)

Motivasi dapat diartikan sebagai tenaga pendorong atau penarik yang


menyebabkan adanya tingkah laku kearah suatu tujuan tertentu (Morgan: 1986).
Berdasarkan sumbernya motivasi dapat dibagi dua yaitu: (1) Motivasi Intrinsik,
yakni motivasi yang datang dari dalam diri peserta didik; (2) motivasi ekstrinsik
yakni motivasi yang datang dari lingkungan di luar diri peserta didik.
Dalam pengembangan pembelajaran pendidikan agama Islam perlu
diupayakan bagaimana agar dapat mempengaruhi dan menimbulkan motivasi
intrinsik melalui penataan metode belajar yang dapat mendorong tumbuhnya
motivasi beajar dalam diri peserta didik. Sedangkan untuk menumbuhkan
motivasi ekstrinstik dapat diciptakan dengan suasana lingkungan yang religius
sehingga tumbuh untuk mencapai tujuan PAI sebagaimana yang ditetapkan.

Berkenan dengan prinsip motivasi ada beberapa hal yang perlu


diperhatikan dala mengembangkan kegiatan pembelajaran pendidikan agama
yaitu: (1) Memberikan dorongan; (2) memberikan insentif; (3) motivasi
berprestasi; (4) motivasi kompetensi; (5) motivasi kebutuhan menurut Maslow
(Aktualisasi diri, harga diri dan prestasi, dicintai dan diakui kelompoknya,
keamanan, fisiologis).

3. Prinsip Perhatian

Dalam proses pembelajaran, perhatian merupakan faktor yang besar


pengaruhnya. Kalau peserta didik mempunyai perhatian yang besar mengenai apa
yang disajikan atau dipelajari, peserta didik dapat menerima dan memilih stimuli
yang relavan untuk diproses lebih lanjut diantara sekian yang banyak stimuli yang
datang dari luar.

Belajar dan Pembelajaran PAI II 5


Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat
aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya
saja tanpa mengadakan transformasi. Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif,
konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu untuk mencari,
menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Dalam proses
belajar mengajar anak mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari
dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan.

Thorndike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum


Law of exercise-nya yang menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya
latihan-latihan. Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan.
Keaktifan itu beraneka ragam, mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati
sampai pada kegiatan psikis yang susah untuk kita amati. Kegiatan fisik dapat
berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan
sebagainya. Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah
pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan maslaah yang dihadapi,
membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan,
dan kegiatan psikis yang lain.

4. Prinsip Persepsi

Semua proses belajar selalu dimulai dengan persepsi, yaitu setelah peserta
didik menerima stimulus atau suatu pola stimulus dari lingkungannya. Seseorang
cenderung untuk percaya sesuai dengan bagaimana ia memahami situasi.
Persepsi adalah interpretasi tentang situasi yang hidup. Setiap individu melihat
dunia dengan caranya sendiri yang berbeda dari yang lain. Persepsi ini
mempengaruhi perilaku individu. Seseorang guru akan dapat memahami murid-
muridnya lebih baik bila ia peka terhadap bagaimana cara seseorang melihat suatu
situasi tertentu.

5. Prinsip Retensi

Belajar dan Pembelajaran PAI II 6


Retensi adalah apa yang tertinggal dan dapaat diingat kembali setelah
seseorang mempelajari sesuatu. Dengan retasi membuat apa yang dipelajari dapat
bertahan atau tertinggal lebih lama dalam struktur kognitif dan dapat diingat
kembali jika diperlukan. Karena itu, retasi sanagat menentukan hasil yang
dieroleh peserta didik dalam proses pebelajaran.

Dalam pembelajaran perlu diperhatikan prinsip-prinsip untuk meningkatkan


retensi belajar seperti yamg diungkapkan dari hasil temuan (1984) yang
menunjukan bahwa : (1) isi pembelajaran yang bermakna akan lebih mudah
diingat dibandingkan dengan isi pembelajaran yang tidak bermakna; (2) benda
yang jelas dan kongkret akan lebih mudah diingat dibandingkan denga benda
yang bersifat abstrak; (3) retensi akan lebih baik untuk isi pembelajaran yang
bersifat kontekstual atau serangkaian kata-kata yang mempunyai kekuatan
asosiatif dibandingkan dengan kata-kata yang tidak memiliki kesamaan internal;
dan (4) tidak ada perbedaan antara retensi dengan apa yang dipelajari peserta
didik yang mempunyai berbagai tingkatan IQ.
Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi retasi belajar, yaitu: (1) apa yang
dipelajari pada permulaan (original learning); (2) belajar melebihi penguasaan
(over learning); (3) pengulangan dengan interval waktu (sapced review).

6. Prinsip Transfer

Apa pun yang dipelajari dalam suatu situasi pada akhirnya akan digunakan
dalam situasi yang lain. Transfer merupakan suatu proses dimana sesuatu yang
pernah dipelajari dapat mempengaruhi suatu proses dalam mempelajari sesuatu
yang baru. Dengan demikian, transfer berarti pengaitan pengetahuan yang sudah
dipelajari dengan pengetahuan baru dipelajari. Transfer belajar atau transfer
latihan berarti aplikasi atau pemindahan pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan,
sikap, atau respon-respon lain dari suatu situasi kedalam situasi yang lain.

Ada beberapa bentuk transfer , yaitu : (1) transfer positif terjadi apabila
pengalaman sebelumnya dapat membantu atau mempermudah pembentukan unjuk
kerja peserta didik dalam tugas-tugas selanjutnya; (2) transfer negatif, terjadi

Belajar dan Pembelajaran PAI II 7


apabila pengalam yang diperoleh sebelumnya menghambat atau mempersulit
unjuk kerja dalam tugas-tugas baru; dan (3) transfer nol, terjadi apabila
pengalaman yang diperoleh sebelumnya tidak mempengaruhi untuk kerja dalam
tugas-tugasnya.

7. Prinsip Tujuan

Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh para pelajar
pada saat proses belajar terjadi. Tujuan ialah sasaran khusus yang hendak dicapai
oleh seseorang dan mengenai tujuan ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
(1) Tujuan seyogianya mewadahi kemampuan yang harus dicapai; (2) Dalam
menetapkan tujuan seyogianya mempertimbangkan kebutuhan individu dan
masyarakat; (3) Pelajar akan dapat menerima tujuan yang dirasakan akan dapat
memenuhi kebutuhannya; (4) Tujuan guru dan murid seyogianya sesuai; (5)
Aturan-aturan atau ukuran-ukuran yang ditetapkan oleh masyarakat dan
pemerintah biasanya akan mempengaruhi perilaku; (6) Tingkat keterlibatan
pelajar secara aktif mempengaruhi tujuan yang dicanangkannya dan yang dapat ia
capai; (7) Perasaan pelajar mengenai manfaat dan kemampuannya dapat
mempengaruhi perilaku. Jika ia gagal mencapai tujuan ia akan merasa rendah diri
atau prestasinya menurun; (8) Tujuan harus ditetapkan dalam rangka memenuhi
tujuan yang nampak untuk para pelajar. Karena guru harus dapat merumuskan
tujuan dengan jelas dan dapat diterima para pelajar.

8. Prinsip Perbedaan Individual

Proses belajar bercorak ragam bagi setiap orang Proses pengajaran


seyogianya memperhatikan perbedaan indiviadual dalam kelas sehingga dapat
memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar yang setinggi-tingginya.
Pengajaran yang hanya memperhatikan satu tingkatan sasaran akan gagal
memenuhi kebutuhan seluruh siswa. Karena itu seorang guru perlu
memperhatikan latar belakang, emosi, dorongan dan kemampuan individu dan

Belajar dan Pembelajaran PAI II 8


menyesuaikan materi pelajaran dan tugas-tugas belajar kepada aspek-aspek
tersebut.

Berkenaan dengan perbedaan individual ada beberapa hal yang perlu


diingat: (1) Para pelajar harus dapat dibantu dalam memahami kekuatan dan
kelemahan dirinya dan selanjutnya mendapat perlakuan dan pelayanan kegiatan,
tugas belajar dan pemenuhan kebutuhan yang berbeda-beda; (2) Para pelajar perlu
mengenal potensinya dan seyogianya dibantu untuk merenncanakan dan
melaksanakan kegiatannya sendiri; (3) Para pelajar membutuhkan variasi tugas,
bahan dan metode yang sesuai dengan tujuan , minat dan latarbelakangnya; (4)
Pelajar cenderung memilih pengalaman belajar yang sesuai dengan
pengalamannya masa lampau yang ia rasakan bermakna untuknya; (5)
Kesempatan-kesempatan yang tersedia untuk belajar lebih diperkuat bila individu
tidak merasa terancam lingkungannya, sehingga ia merasa merdeka untuk turut
ambil bagian secara aktif dalam kegiatan belajar; (6) Pelajar yang didorong untuk
mengembangkan kekuatannya akan mau belajar lebih giat dan sungguh-sungguh.
Tetapi sebaliknya bila kelemahannya yang lebih ditekankan maka ia akan
menunjukkan ketidakpuasannya terhadap belajar.

9. Prinsip Belajar Kognitif

Belajar kognitif melibatkan proses pengenalan dan atau penemuan. Belajar


kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan masalah,
dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk perilaku
baru, berpikir, menalar, menilai dan berimajinasi merupakan aktivitas mental yang
berkaitan dengan proses belajar kognitif. Proses belajar itu dapat terjadi pada
berbagai tingkat kesukaran dan menuntut berbagai aktivitas mental.

10. Prinsip Belajar Afektif

Proses belajar afektif seseorang menentukn bagaimana ia menghubungkan


dirinya dengan pengalaman baru. Belajar afektif mencakup nilai emosi, dorongan,
minat dan sikap. Dalam banyak hal pelajar mungkin tidak menyadari belajar

Belajar dan Pembelajaran PAI II 9


afektif. Sesungguhnya proses belajar afektif meliputi dasar yang asli untuk dan
merupakan bentuk dari sikap, emosi dorongan, minat dan sikap individu.

11. Prinsip Belajar Psikomotor

Proses belajar psikomotor individu menentukan bagaimana ia mampu


mengendalikan aktivitas ragawinya.Belajar psikomotor mengandung aspek mental
dan fisik.

12. Prinsip Evaluasi

Jenis cakupan dan validitas evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat
ini dan selanjutnya. Pelaksanaan latihan evaluasi memungkinkan bagi individu
untuk menguji kemajuan dalam pencapaian tujuan. Penilaian individu terhadap
proses belajarnya dipengaruhi oleh kebebasan untuk menilai. Evaluasi mencakup
kesadaran individu mengenai penampilan, motivasi belajar dan kesiapan untuk
belajar. Individu yang berinteraksi dengan yang lain pada dasarnya ia mengkaji
pengalaman belajarnya dan hal ini pada gilirannya akan dapat meningkatkan
kemampuannya untuk menilai pengalamannya.

Belajar dan Pembelajaran PAI II 10


BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Prinsip Belajar dan pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah


landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar Proses Belajar dan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat berjalan dengan baik antara
pendidik dengan peserta didik.

Adapun konsep belajar dan pembelajaran dapat diidentifikasi prinsip-prinsip


belajar dalam pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:

1. Prinsip Kesiapan (Readiness)


2. Prinsip Motivasi
3. Prinsip Perhatian
4. Prinsip persepsi
5. Prinsip Retensi
6. Prinsip Transfer
7. Prinsip Tujuan
8. Prinsip Perbedaan Individual
9. Prinsip Kognitif
10. Prinsip Afektif
11. Prinsip Psikomotor
12. Prinsip Evaluasi
B. Saran

Dalam melaksanakan Proses Belajar dan Mengajar di kelas, sebaiknya sebagai


calon pendidik, kita harus bisa menjelaskan prinsip belajar, menerapkannya dalam
upaya meningkatkan kualitas kita sebagai calon pendidik dan juga menciptakan
suasana yang akan menjadikan siswa lebih nyaman dalam menerima bahan ajar
yang akan kita berikan nantinya.

Belajar dan Pembelajaran PAI II 11


DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Muhaimin. 2001. Paradigma Pendidikan Islam.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Paulina Panen. 2003. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : UT

Syaifuddin Iskandar, DR, M.Pd, Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran.
2008 Universitas Samawa

http://jeperis.wordpress.com/2009/01/21/prinsip-prinsip-belajar-dan
pembelajaran/

Rothwell, A.B., Learning Principles, dalam Clark L.H. Strategies and Tactics in
secondary School Teaching: A Book of Readings, Toronto: the Mac Millan, Co.,
1968.

Belajar dan Pembelajaran PAI II 12

Anda mungkin juga menyukai