cepimaulana1810@gmail.com
2013
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
3. Prinsip Perhatian
4. Prinsip Persepsi
Semua proses belajar selalu dimulai dengan persepsi, yaitu setelah peserta
didik menerima stimulus atau suatu pola stimulus dari lingkungannya. Seseorang
cenderung untuk percaya sesuai dengan bagaimana ia memahami situasi.
Persepsi adalah interpretasi tentang situasi yang hidup. Setiap individu melihat
dunia dengan caranya sendiri yang berbeda dari yang lain. Persepsi ini
mempengaruhi perilaku individu. Seseorang guru akan dapat memahami murid-
muridnya lebih baik bila ia peka terhadap bagaimana cara seseorang melihat suatu
situasi tertentu.
5. Prinsip Retensi
6. Prinsip Transfer
Apa pun yang dipelajari dalam suatu situasi pada akhirnya akan digunakan
dalam situasi yang lain. Transfer merupakan suatu proses dimana sesuatu yang
pernah dipelajari dapat mempengaruhi suatu proses dalam mempelajari sesuatu
yang baru. Dengan demikian, transfer berarti pengaitan pengetahuan yang sudah
dipelajari dengan pengetahuan baru dipelajari. Transfer belajar atau transfer
latihan berarti aplikasi atau pemindahan pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan,
sikap, atau respon-respon lain dari suatu situasi kedalam situasi yang lain.
Ada beberapa bentuk transfer , yaitu : (1) transfer positif terjadi apabila
pengalaman sebelumnya dapat membantu atau mempermudah pembentukan unjuk
kerja peserta didik dalam tugas-tugas selanjutnya; (2) transfer negatif, terjadi
7. Prinsip Tujuan
Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh para pelajar
pada saat proses belajar terjadi. Tujuan ialah sasaran khusus yang hendak dicapai
oleh seseorang dan mengenai tujuan ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
(1) Tujuan seyogianya mewadahi kemampuan yang harus dicapai; (2) Dalam
menetapkan tujuan seyogianya mempertimbangkan kebutuhan individu dan
masyarakat; (3) Pelajar akan dapat menerima tujuan yang dirasakan akan dapat
memenuhi kebutuhannya; (4) Tujuan guru dan murid seyogianya sesuai; (5)
Aturan-aturan atau ukuran-ukuran yang ditetapkan oleh masyarakat dan
pemerintah biasanya akan mempengaruhi perilaku; (6) Tingkat keterlibatan
pelajar secara aktif mempengaruhi tujuan yang dicanangkannya dan yang dapat ia
capai; (7) Perasaan pelajar mengenai manfaat dan kemampuannya dapat
mempengaruhi perilaku. Jika ia gagal mencapai tujuan ia akan merasa rendah diri
atau prestasinya menurun; (8) Tujuan harus ditetapkan dalam rangka memenuhi
tujuan yang nampak untuk para pelajar. Karena guru harus dapat merumuskan
tujuan dengan jelas dan dapat diterima para pelajar.
Jenis cakupan dan validitas evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat
ini dan selanjutnya. Pelaksanaan latihan evaluasi memungkinkan bagi individu
untuk menguji kemajuan dalam pencapaian tujuan. Penilaian individu terhadap
proses belajarnya dipengaruhi oleh kebebasan untuk menilai. Evaluasi mencakup
kesadaran individu mengenai penampilan, motivasi belajar dan kesiapan untuk
belajar. Individu yang berinteraksi dengan yang lain pada dasarnya ia mengkaji
pengalaman belajarnya dan hal ini pada gilirannya akan dapat meningkatkan
kemampuannya untuk menilai pengalamannya.
PENUTUP
A. Simpulan
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Syaifuddin Iskandar, DR, M.Pd, Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran.
2008 Universitas Samawa
http://jeperis.wordpress.com/2009/01/21/prinsip-prinsip-belajar-dan
pembelajaran/
Rothwell, A.B., Learning Principles, dalam Clark L.H. Strategies and Tactics in
secondary School Teaching: A Book of Readings, Toronto: the Mac Millan, Co.,
1968.