“Teknologi Pendidikan”
Disusun oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
TAHUN 2022
DAFTAR ISI
BAB I PEMBAHASAN.............................................................................................2
1. Teknologi Intruksional..................................................................................12
2. Definisi Teknologi Intruksional.....................................................................14
3. Pergeseran Istilah Educational Technology Ke Arah Intructional
Technology...................................................................................................15
BAB II PENUTUP....................................................................................................23
Kesimpulan.............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................24
1
BAB I
PEMBAHASAN
2
tercapai.Definisi itu menjanjikan terjadinya solusi dalam memecahkan masalah
pembelajaran melalui lima konsep dasar tadi. Sehingga muncullah Teknologi
Pendidikan ini sebagai sang Revolusioner untuk mengubah taraf pendidikan
itu sendiri kearah yang lebih baik.
2
Valentino Reykliv Mokalu and others, ‘Hubungan Teori Belajar Dan Teknologi Pendidikan’, Edukatif :
Jurnal Ilmu Pendidikan, 4.1 (2022), 1475–86 <https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i1.2192>.
3
karakteristik individual. Usia subjek sasaran, mencakup intervensi anak
usia dini, anak usia sekolah, anak usia remaja, dan anak usia pasca
remaja.
Dari segi subjek garapan bidang PLB menangani intervensi kepada
semua individual with special needs. Subjek garapan ini mencakup visual
impairment, speech and language disorders, communication disordes,
hearing impairment, developmental disabilities, motor impairment, health
disorders, emotional disabilities, autism and multiple impairment.
Bidang PLB mengkaji secara konseptual dan praktis pendidikan bagi
individu with special needs pada seluruh jenjang dan jenis pendidikan.
Wilayah layanan pembelajaran, mencakup layanan pembelajaran di
lembaga sekolah, serta layanan pada masyarakat, dan lembaga kerja
untuk anak.
Bentuk layanan PLB tidak terbatas pada lembaga pendidikan formal,
tetapi juga lembaga layanan non-formal. Lembaga PLB menangani
pendidikan inklusi, inovasi PLB, layanan masyarakat tentang anak,
layanan orangtua dari anak, pengembangan pendekatan pembelajaran
sesuai ragam kekhususan dan pendidikan vokasional.
Materi intervensi mencakup pembelajaran vokasional, pembelajaran
bidang studi (untuk ABK dengan kecerdasan normal), pembelajaran
program khusus, serta ketrampilan domestik dan kompetensi adaptif.
Sumber/alat pembelajaran mencakup pemanfaatan peralatan
pembelajaran khusus, adaptasi peralatan pembelajaran anak normal,
serta pemanfaatan sumber belajar lingkungan nyata sesuai ragam
kekhususan, dan pemanfaatan bengkel kerja anak. 3
3
Syafaruddin, Inovasi Pendidikan Suatu Analisis Terhadap Kebijakan Baru Pendidikan, Psychology
Applied to Work: An Introduction to Industrial and Organizational Psychology, Tenth Edition Paul,
2012.
4
Davies merumuskan bahwa teknologi pendidikan sesuai dengan gejala
pendidikan yang di amati. Pembahasan davies juga dirangkum dari
kumpulan tulisan klasik yang di sunting oleh Ely dan plomp.
Davies merumuskan tiga pendekatan sehubungan dengan bidang
garapan atau kawasan teknologi pendidikan. Rumusan davies berikut
meliputi pendekatan perangkat keras (hardware), pendekatan perangkat
lunak (software), dan perpaduan pendekatan perangkat keras dan perangkat
lunak. Berikut uraiannya.
Pendekatan perangkat keras (hardware)
Pendekatan ini mengusahakan kegiatan guru yaitu mengajar dengan
memanfaatkan penggunaan perangkat keras. Penggunaan perangkat
keras di maksudkan agar terjadi otomatisasi atau proses mekanistik
dalam kegiatan belajar mengajar. Perangkat keras digunakan untuk
menyampaikan dan menyebarkan materi belajar memproduksi materi dan
seterusnya. Selain itu, adanya pemanfaatan perangkat keras, dalam hal
ini, menggunakan berbagai bentuk media massa seperti TV atau kaset
audio, ditargetkan untuk menampung siswa dalam jumlah yang lebih
besar dari biasa, dengan tidak mengurangi efisiensi proses belajar.
Semua upaya harus tetap mengacu pada efektifitas pembiayaan,
terutama pembiayaan yang berasal dari siswa.
Pendekatan Perangkat Lunak (Software)
Pada tahap ini teknologi pendidikan “meminjam” teori dari ilmu prilaku
yang ditetapkan untuk mengatasi kesulitan belajar. Teori lain yang di
tetapkan adalah teori instruksional. Teori ini membahas cara-cara
memperbaiki, memperbaharui, atau merancang situasi yang betul-betul di
butuhkan oleh siswa.Penggunaan perangkat keras mesin-mesin, atau
yang bersifat mekanistik sangat terbatas, berfungsi hanya sebagai bagian
dari penyajian materi oleh guru.
Pendekatan Perpaduan Perangkat Keras Dan Perangkat Lunak
Pendekatan ini menolak model terapan pengembangan sistematik
sebagai satu-satunya penyelesaian masalah secara
sistematik.Pendekatan perpaduan menerapkan sistem analisis dalam
pendidikan dan kegiatan instruksional. Penerapan sistem analisis
5
dianggap mampu mengurangi bias terhadap individu siswa sehingga
siswa dapat berperan dalam kelompoknya dengan dinamis. Selain alasan
tadi pendekatan perpaduan di anggap lebih manusiawi serta integratif
(terpadu) dengan kondisi belajar mengajar sehari-hari.
6
2008 sudah lebih spesifik karena menekankan pada studi dan etika
praktek. Berikut definisi teknologi pendidikan menurut AECT 2008
“educational technology is the study and ethical practice of facilitating
lerning and improving performance by creating, using, and managing
appropriate technological process and resource” bahwa teknologi
pembelajaran adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi
pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan,
dan pengaturan proses serta sumber daya teknologi. Kawasannya terdiri
dari : Study, Praktik etis, Memfasilitasi, Pembelajaran, Improving,
Performance (meningkatkan), Appropriate (yang layak), Teknologi,
Proses, Sumber.
c. Makna dan Fungsi Kawasan Teknologi Pendidikan
a Makna Kawasan Teknologi Pendidikan
Secara etimologis, domain atau kawasan berarti wilayah daerah
kekuasaan atau bidang kajian, kegiatan, garapan yang lebih kecil,
terperinci dan spesifik dari lahan lapangan cakupan suatu ilmu.Adapun
Teknologi pendidikan sebagai teori dan praktik secara faktual yang telah
menjadi bagian integral dari upaya pengembangan sumber daya manusia
khususnya pada sistem pendidikan dan pelatihan.Idealnya setiap
teknologi pendidikan, pembelajaran terutama yang memperoleh
pendidikan akademik perlu menguasai beberapa kawasan teknologi
pendidikan.
Teknologi pendidikan sebagai suatu proses kompleks yang terintegrasi
meliputi manusia, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk
menganalisa masalah yang menyangkut semua aspek belajar, serta
merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah
itu.5
b Fungsi Kawasan Teknologi Pendidikan
Mengetengahkan sifat taksonomi dari struktur kawasan.Tujuan utama
dalam membuat suatu taksonomi adalah untuk mempermudah
komunikasi. (Bloom, 1956 : 10-11). Pesatnya perubahan dan
penyesuaian teknologi menuntut terjadinya alih pengetahuan dari
5
Yohanes Payong, ‘Jurnal Inovasi’, Jurnal Inovasi Kebijakan, 4.1 (2019), 1–19
<http://www.jurnalinovkebijakan.com/>.
7
teknologi yang satu kepada yang lain. Tanpa “kemungkinan dapat
ditransfer” ini landasan penelitian harus diciptakan kembali untuk setiap
teknologi yang baru. Dengan mengidentifikasi lingkup taksonomi, kaum
akademisi dan para praktisi dapat memecahkan permasalahan
penelitian, dan para praktisi bersama dengan para teoritisi dapat
mengidentifikasi kelemahan teori dalam menunjang dan meramalkan
aplikasi Teknologi Pembelajaran.
d. Peran Domain atau kawasan teknologi pendidikan
Assosiation for Educational Communication and Technology (AECT)
mendefinisikan 5 domain Teknologi pendidikan yaitu design, development,
utilization, management and evaluation. Pada tiap domain juga terdiri atas
beberapa sub domain. Kawasan teknologi pendidikan membagi banyak
kesamaan dalam mendefinisikanya dan memperkuat landasannya,
sebagaimana keilmuan lainya dan aplikasi keilmuan sosial (Luppicini, 2005).
Definisi yang di kutip Luppicini (2005) tentang konsep kawasan
teknologi pendidikan adalah suatu tujuan yang berorientasi pada
pendekatan sistem pemecahan masalah memanfaatkan peralatan, teknik,
teori dan metode dari berbagai banyak bidang pengetahuan, untuk :
1) Merancang, mengembangkan dan menilai, efektifitas dan efisiensi
sumber manusia dan mesin dalam memfasilitasi dan mempengaruhi
semua aspek pembelajaran.
2) Pedoman agen perubahan perubahan sistem dan praktek dalam hal
untuk membagi dalam mempengaruhi perubahan dalam sosial.
8
Untuk belajar.
e. Kawasan Teknologi Pendidikan
Kawasan menurut AECT 1994 antar lain yaitu :
1) Kawasan Desain
Kawasan desain berasal dari psikologi pendidikan.Bagi Reiser dan
Dempsey, dkk, desain dengan teknologi pembelajaran ibarat satu koin,
yang tidak dapat dipisahkan antara ekor dan kepala. Intinya, desain
adalah proses untuk menentukan kondisi belajar dengan tujuan untuk
menciptakan strategi dan produk. 6
9
c Strategi pembelajaran
Yaitu spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar
atau kegiatan pembelajaran dalam suatu mata pelajaran.
d Karakteristik peserta didik
Yaitu aspek latar belakang pengalaman peserta didik yang
memengaruhi terhadap efektifitas proses belajarnya, mencakup keadaan
sosio-psiko-fisik peserta didik.
2) Kawasan Pengembangan
Proses penerjemahan spesifikasi desain kedalam bentuk fisik.
Mencakup banyak variasi teknologi. Kawasan pengembangan meliputi :
a. Teknologi cetak
Cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan seperti
buku-buku dan bahan visual yang statis, terutama melalui proses
pencetakan mekanis atau fotografi.
b. Teknologi audiovisual
Teknologi audiovisual merupakan cara memproduksi dan
menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan mekanis dan
elektronis untuk menyajikan pesan audio dan visual. Teknologi AV
dinilai lebih aktif karena sifatnya memerlukan indra pendengaran
dan penglihatan peserta didik.
c. Teknologi berbasis komputer
Tekonologi berbasis komputer merupakan cara-cara
memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan
perangkat yang bersumber mikroprosesor.
d. Teknologi terpadu
Merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan
bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan
oleh komputer.
3) Kawasan Pemanfaatan
Aktifitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Meliputi
pemanfaatan media, difusi, inovasi, implementasi, dan institusionalisasi,
kebijakan dan regulisasi. Kawasan pemanfaatan mencangkup :
a. Pemanfaatan media
10
Dengan batasan “penggunaan yang sistematis dari sumber untuk
belajar.
b. Difusi inovasi
Proses berkomunikasi melalui strategi pembelajaran dalam
keadaan yang sesungguhnya. Adapun pelembagaan salah
penggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran
dalam suatu struktur atau budaya organisasi.
c. Kebijakan dan regulasi
d. Sebagai aturan dan tindakan nyata dari pengguna atau dari
pembuat keputusan untuk menerima inovasi(dalam teknologi
pembelajaran)7
4) Kawasan Pengelolaan
Meliputi pengelolaan TP melalui perencanaan, pengorganisasian,
pengoordinasian,dan supervisi. Pengelolaan adalah bagian integral dan
sering di hadapi oleh para teknolog pembelajaran.
Pengelolaan meliputi: (1) pengelolaan proyek,yaitu mempin pekerjaan
yang harus selesai dalam kurun waktu tertentu. Sebagai contoh, proyek
pengembangan suatu produk pembelajaran tertentu (2) pengelolaan
sumber, yaitu mengatur bagaimana memanfaatkan dengan optimal
sumber yang ada (3) pengelolaan sumber penyampaian, agar suatu
medium sampai, atau dapat dijangkau oleh pengguna sekaligus
menyediakan perangkat keras dan perangkat lunak, termasuk cara
menggunakanya dan (4) pengelolaan informasi, yaitu bagaimana
informasi dapat diterima, dan dapat menghasilkan perubahan atas
kurikulum dan desain pembelajaran.
5) Kawasan Penilaian
Proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar.
Penilaian adalah kegiatan untuk mengkaji serta memperbaiki suatu
produk atau program.Kawasan penilaian beranjak dari (1) analisis
masalah (2) pengukuran acuan patokan (criteria-refenced test) (3)
evaluasi formatif yang bermanfaat untuk pengembangan program dan
produk pembelajaran serta (4) evaluasi sumatif.
7
M. Danuri, ‘Perkembangan Dan Transformasi Teknologi Digital’, Infokam, pp. No.2,.December 2020
(2019).
11
6) Kawasan Perlengkapan
Kawasan ini mungkin merupakan hal yang paling pelik dan berliku-liku
dibandingkan domain lain dalam Teknologi Pembelajaran. Dalam domain
inilah digeluti segala hal tentang pendaya gunaan media instruksional
yang baik untuk mencapai tujuan pengajaran, termasuk urusan
pelembagaan serta kebijakan dan peraturan yang dapat mendukung atau
sebaliknya menghambat. Domain perlengkapan merupakan bagian usaha
mendayagunakan proses dan sumber belajar untuk mencapai tujuan
pengajaran.
7) Kawasan Evaluasi
Evaluasi merupakan proses menentukan kesesuaian antara materi
pelajaran dan proses belajar. Evaluasi dimulai dengan analisis problem
yang merupakan langkah awal penting dalam pengembangan dan
evaluasi isi pelajaran karena tujuan dan kendalanya diklarifikasi selama
langkah ini dilaksanakan.8
8
Nasruddin Hasibuan, ‘IMPLEMENTASI TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Oleh : Drs. Nasruddin Hasibuan, M.Pd 1’, Nasruddin Hasibuan, III.02 (2015), 100–115.
12
Menurut AECT (1994) ”Teknologi instruksional adalah teori dan praktek
dalam mendesain, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola dan menilai
proses-proses maupun sumber-sumber belajar.9
Perbedaan definisi tahun 1977 dan 1994.: Dengan memperhatikan format
rumusan ini, terlihat perbedaan menyolok antara kedua rumusan sebelumnya
dengan rumusan terbaru. Perbedaan tersebut menyangkut struktur definisi
terbaru lebih sederhana dan luwes serta tidak ada pemisahan antara konsep
teknologi pendidikan dan teknologi instruksional. Beberapa alasan yang
dikemukakan diantaranya :
Proses evolusi teknologi pendidikan/instruksional dari suatu pergerakan
(usaha organisasi tertentu) menjadi bidang garapan dan profesi, dimana
definisi 1977 menekankan peran para praktisi, lalu definisi 1994
menekankan bidang teknologi instruksional sebagai suatu bidang garapan
sekaligus terapan.
Pengembangan bidang garapan dilakukan melalui kajian teori serta
penelitian.
Menurut definisi ini, baik proses maupun produk sama pentingnya bagi
bidang garapan.
Definisi ini erat kaitannya dengan keefektifan dan keefisiensian.
a. Robert M Gagne
Teknologi instruksional menyangkut teknik praktis dari
penyampaian instruksional yang melibatkan penggunaan media.
Tujuan utama bidang teknologi instruksional adalah meningkatkan dan
mengenalkan penerapan pengetahuan dan memvalidasi prosedur
dalam rancangan dan penyampaian instruksional.
b. Garry J Anglin
9
Nurdyansyah, ‘Sumber Daya Dalam Teknologi Pendidikan’, Sumber Daya Dalam Teknologi
Pendidikan, 2017, 1–22 <http://eprints.umsida.ac.id/1625/1/Sumber Daya dalam Teknologi
Pendidikan.pdf>.
13
Teknologi instruksional adalah penerapan sistemik dan
sistematis dari strategi-strategi dan teknik-teknik yang berasal dari
ilmu perilaku serta ilmu untuk mengatasi masalah instruksional.
14
dalam pemanfaatan, serta dikombinasikan sehingga menjadi system
instruksional yang lengkap.
3. Pergeseran Istilah Educational Technology ke arah Instructional Technology
Konsep definisi teknologi pendidikan mendapatkan kajian secara terus
menerus dan selalu dikritisi para ahli terutama yang tergabung dalam AECT,
hal ini sesuai dengan perkembangan pendidikan termasuk pembelajaran dan
yang lebih khusus kondisi dan karakteristik peserta didik serta komponen
pembelajaran lainnya. AECT merumuskan definisi teknologi pendidikan versi
bulan juni 2004 yang termasuk masih prematur dan dilemparkan kepada
seluruh masyarakat yang terkait dengan pendidikan melalui media internet.
Pernyataan yang disampaikan bahwa definisi ini merupakan pre-publication
dari bab awal buku yang akan dipublikasikan AECT. Isi informasinya hanya
untuk mahasiswa, studi dan reviu, dan tidak diperkenankan untuk diproduksi
terlebih dahulu.10
Konsep definisi versi 2004 adalah sebagai berikut: Teknologi pendidikan
adalah studi dan praktek yang etis dalam memberi kemudahan belajar dan
perbaikan kinerja melalui kreasi, penggunaan, dan pengelolaan proses dan
sumber teknologi yang tepat. Kalau dianalisis, di dalam definisi tersebut
terkandung beberapa elemen berikut
a. studi
b. praktek yang etis
c. kemudahan belajar
d. perbaikan kinerja
e. perbaikan kinerja
f. kreasi, penggunaan, dan pengelolaan
g. teknologi yang tepat
h. proses dan sumber.
10
Universitas Ahmad Dahlan, ‘Definisi Dan Domain’, 2016.
15
pembelajaran dan pemanfaatan sumber belajar untuk kepentingan belajarnya
peserta didik.
11
Lelyna Harahap, ‘Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNIMED
PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN’, 2019, 375–81.
12
Jurnal Penelitian and others, ‘Jurnal Teknologi Pendidikan : Strategi Peningkatan Mutu Melalui
Kurikulum Merdeka Di Perguruan Tinggi Swasta Jurnal Teknologi Pendidikan :, 7.2 (2022), 168–75.
16
penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan
pembelajaran, dan merancang “perlakuan” berbasis-media untuk membantu
terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar
yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa,
dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas. Hasil dari
pembelajaran ini dapat diamati secara.
2. Desain sistem teknologi pembelajaran
Desain sistem teknologi pembelajaran yaitu, prosedur yang terorganisasi
dan sistematis untuk:
a. Penganalisaan (proses perumusan apa yang akan dipelajari)
b. Perencanaan (penjabaran bagaimana cara mempelajarinya)
c. Pengembangan (proses penulisan dan pembuatan atau produksi bahan-
bahan belajar)
d. Pelaksaan atau aplikasi (pemanfaatan bahan dan strategi)
e. Penilaian (proses penentuan ketepatan pembelajaran)
17
prosedural adalah model Dick and Carrey, sementara contoh model melingkar
adalah model Kemp.
Model Dick and Carey bagi perancang pemula sangat cocok sebagai
dasar untuk mempelajari model desain yang lain. Kesepuluh langkah pada
model Dick and Carey menunjukan hubungan yang sangat jelas, dan tidak
terputus antaralangkah yang satu dengan yang lainya. Langkah awal pada
model Dick and Carey adalah mengidentifikasi tujuan
pembelajaran.Langkah ini sangat sesuai dengan kurikulum perguruan
tinggi maupun sekolah menengah dan sekolah dasar, khususnya dalam
18
mata pelajaran tertentu di mana tujuan pembelajaran pada kurikulum agar
dapat melahirkan suatu rancangan pembangunan. 14
19
Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka
menyelesaikan pembelajaran serta melihat kesalahan-kesalahan
dan peninjauan kembali beberapa fase dari perencanaan yang
membutuhkan perbaikan yang terus menerus, evaluasi yang
dilakukan berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
c. Model ASSURE
Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah
formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model
berorientasi kelas. Menurut Heinich et al model ini terdiri atas enam
langkah kegiatan yaitu:
1) Analyze Learners (analisis pelajar)
Menurut Heinich et.al jika sebuah media pembelajaran akan
digunakan secara baik dan disesuaikan dengan cirri-ciri belajar, isi
dari pelajaran yang akan dibuatkan medianya, media dan bahan
pelajaran itu sendiri. Lebih lanjut Heinich, 2005 menyatakan sukar
untuk menganalisis semua cirri pelajar yang ada, namun ada tiga hal
penting dapat dilakuan untuk mengenal pelajar sesuai .berdasarkan
cirri-ciri umum, keterampilan awal khusus dan gaya belajar.
2) States Objectives (menyatakan tujuan)
Menyatakan tujuan adalah tahapan ketika menentukan tujuan
pembeljaran baik berdasarkan buku atau kurikulum. Tujuan
pembelajaran akan menginformasikan apakah yang sudah dipelajari
anak dari pengajaran yang dijalankan. Menyatakan tujuan harus
difokuskan kepada pengetahuan, kemahiran, dan sikap yang baru
untuk dipelajari.
3) Select Methods, Media, and Material (pemilihan metode, media dan
bahan)
Heinich menyatakan ada tiga hal penting dalam pemilihan
metode, bahan dan media yaitu menentukan metode yang sesuai
dengan tugas pembelajaran, dilanjutkan dengan memilih media
yang sesuai untuk melaksanakan media yang dipilih, dan langkah
terakhir adalah memilih dan atau mendesain media yang telah
ditentukan.
4) Utilize Media and materials (penggunaan media dan bahan)
20
Menurut Heinich terdapat lima langkah bagi penggunaan media
yang baik yaitu, preview bahan, sediakan bahan, sedikan
persekitaran, pelajar dan pengalaman pembelajaran.
5) Require Learner Participation (partisipasi pelajar di dalam kelas)
Sebelum pelajar dinilai secara formal, pelajar perlu dilibatkan
dalam aktivitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, simulasi,
kuis atau presentasi.
6) Evaluate and Revise
Sebuah media pembelajaran yang telah siap perlu dinilai untuk
menguji keberkesanan dan impak pembelajaran.Penilaian yang
dimaksud melibatkan beberaoa aspek diantaranya menilai
pencapaian pelajar, pembelajaran yang dihasilkan, memilih metode
dan media, kualitas media, penggunaan guru dan penggunaan
pelajar.
d. Model ADDIE
Ada satu model desain pembelajaran yang lebih sifatnya lebih
generik yaitu model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-
Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh
Reiser dan Mollenda.Salah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman
dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang
efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
Model ini menggunakan 6 tahap pengembangan yakni :
1) Analysis (analisa)
2) Design (desain / perancangan)
3) Development (pengembangan)
4) Implementation (implementasi/eksekusi)
5) Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
6) Model Hanafin and Peck
21
pengulangan perlu dijalankan dalam setiap fase. Model ini adalah model
desain pembelajaran berorientasi produk. 15
15
Pada Seminar, Nasional Teknologi, and Universitas Tanjungpura, ‘Program Studi Teknologi
Pendidikan Pps Universitas Tanjungpura ( Untan ) Pontianak , 2012’, 2012, 0–13.
22
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
1. Teknologi Pendidikan adalah suatu disiplin ilmu yang memfokuskan diri dalam
upaya memfasilitasi belajar pada manusia demi mencapai tujuan pendidikan.
2. Domain atau wilayah teknologi pendidikan secara etimologis, domain berarti
wilayah/ daerah kekuasaan atau bidang kajian/ kegiatan/ garapan yang lebih
kecil, terinci dan spesifik dari lahan/ lapangan/ cakupan suatu ilmu.
3. Teknologi instruksional sebagai bagian teknologi pendidikan merupakan cara
yang sistematik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi
keseluruhan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan khusus yang
didasarkan, pada penelitian terhadap belajar dan komunikasi pada manusia,
serta dengan menggunakan kombinasi, sumber belajar insani dan non-insani,
agar menghasilkan pembelajaran yang efektif
4. Desain teknologi pembelajaran adalah praktek penyusunan media teknologi
komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan
secara efektif antara guru dan peserta didik. Desain sistem teknologi
pembelajaran biasanya merupakan prosedur linear dan interaktif yang
menuntut kecermatan dan kemantapan. Agar dapat berfungsi sebagai alat
untuk saling mengontrol, semua langkah-langkah tersebut harus tuntas.
Dalam sistem teknologi pembelajaran, terdapat beberapa model sistem
seperti, model Dick and Carrey, model Kemp, model Assure, dan model
Addie.Desain pesan yaitu perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari
pesan agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima, dengan
memperhatikan prinsip-prinsip perhatian, persepsi dan daya tangkap.
Terdapat beberapa teori belajar yang melandasi penggunaan
teknologi/komputer dalam pembelajaran yaitu teori behaviorisme, kognitifisme
dan konstruktivisme.
23
DAFTAR PUSTAKA
Mokalu, Valentino Reykliv, Johanes Kornelius Panjaitan, Noh Ibrahim Boiliu, and
Djoys Anneke Rantung, ‘Hubungan Teori Belajar Dan Teknologi Pendidikan’,
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 4.1 (2022), 1475–86
<https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i1.2192>
24
Payong, Yohanes, ‘Jurnal Inovasi’, Jurnal Inovasi Kebijakan, 4.1 (2019), 1–19
<http://www.jurnalinovkebijakan.com/>
25