Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

“Teknologi Pendidikan”

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Ilmu Komputer

Dosen Pengampu : Rona Putra, M.Kom

Disusun oleh :

Iis Hindarti / 22591086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAYAH

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP

TAHUN 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...........................................................................................................1

BAB I PEMBAHASAN.............................................................................................2

1.1 Pengertian Teknologi Pendidikan ....................................................................2

1.2 Wilayah Kajian Teknologi Pendidikan..............................................................3

1. Pengertiab Domain Atau Wilayah Teknologi Pendidikan ...........................3


2. Domain Atau Wilayah TP Menurut Para Ahli ..............................................4
a. Menurut Davies (1978)...........................................................................4
b. Menurut Assosiation For Educational Communication And
Technology.............................................................................................6
c. Makna Dan Fungsi Kawasan Teknologi Pendidikan..............................7
d. Peran Domain Atau Kawasan Teknologi Pendidikan.............................8
e. Kawasan Teknologi Pendidikan.............................................................9

1.3 Education Technology Ke Arah Intruksional Technology ................................12

1. Teknologi Intruksional..................................................................................12
2. Definisi Teknologi Intruksional.....................................................................14
3. Pergeseran Istilah Educational Technology Ke Arah Intructional
Technology...................................................................................................15

1.4 Desain Teknologi Pembelajaran ......................................................................16

1. Pengertian Desain Teknologi Pembelajaran...............................................16


2. Desain Sistem Teknologi Pembelajaran......................................................17
a. Model Dick And Carrey.....................................................................18
b. Model Kemp......................................................................................19
c. Model Assure....................................................................................20
d. Model Addie......................................................................................21

BAB II PENUTUP....................................................................................................23

Kesimpulan.............................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................24

1
BAB I

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Teknologi Pendidikan


Menurut ”Mackenzie, dkk” (1976) Teknologi Pendidikan yaitu suatu usaha
untuk mengembangkan alat untuk mencapai atau menemukan solusi permasalahan.
Jadi Teknologi Pendidikan adalah segala usaha untuk memecahkan masalah
pendidikan. Lebih detail dapat diuraikan bahwa:
1. Teknologi Pendidikan lebih dari perangkat keras. Ia terdiri dari desain dan
lingkungan yang melibatkan pelajar.
2. Teknologi dapat juga terdiri segala teknik atau metode yang dapat dipercaya
untuk melibatkan pelajaran; strategi belajar kognitif dan keterampilan berfikir
kritis.
3. Belajar teknologi dapat dilingkungan manapun yang melibatkan siswa belajar
secara aktif, konstruktif, autentik dan kooperatif seta bertujuan. 1

Teknologi Pendidikan dikenal sebagai cara-cara yang sistemik dan sistematik


dalam memecahkan masalah pembelajaran secara efektif dan efisien, di dalam
definisi ini ada beberapa pengertian:

1. Teknologi Pendidikan  menawarkan berbagai cara, bukan satu cara.


2. Teknologi Pendidikan menawarkan cara yang sistemik (bersistem) bukan
parsial, tetapi menyeluruh dan integratif dengan melibatkan semua komponen
pembelajaran. Seperti uraian Suparman (2004) “bahwa suatu sistem lebih
sekedar gabungan dari bagian-bagian; ia harus mempunyai tujuan tertentu
yang tidak dapat dicapai oleh fungsi dari satu atau beberapa bagian darinya.”
3. Teknologi Pendidikan menawarkan cara yang runtut atau sistematik, tidak
acak-acakan.
4. Teknologi Pendidikan menawarkan cara yang terbukti efektif dan efisien,
melalui uji coba dalam skala terbatas sebelum digunakan dalam skala
nasional.
5. Cara-cara itu terfokus pada rangkaian interaksi antara peserta didik dengan
sumber belajar dalam skala luas, termasuk pengajar dan berbagai media
sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya
1
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta), 2008, Hlm.23.

2
tercapai.Definisi itu menjanjikan terjadinya solusi dalam memecahkan masalah
pembelajaran melalui lima konsep dasar tadi. Sehingga muncullah Teknologi
Pendidikan  ini sebagai sang Revolusioner untuk mengubah taraf pendidikan
itu sendiri kearah yang lebih baik.

Definisi itu menjanjikan terjadinya solusi dalam memecahkan masalah


pembelajaran melalui lima konsep dasar yang sangat indah. Sehingga munculah
Teknologi Pendidikanini sebagai sang Revolusioner untuk mengubah taraf
pendidikan itu sendiri kearah yang lebih baik.

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Teknologi Pendidikan


adalah sebuah teknologi untuk mengubah taraf pendidikan itu sendiri kearah yang
lebih baik.2

1.2 Wilayah Kajian Teknologi Pendidikan


1. Pengertian Domain atau wilayah teknologi pendidikan
Secara etimologis, domain berarti wilayah atau daerah kekuasaan atau
bidang kajian atau kegiatan atau garapan yang lebih kecil, terinci dan spesifik
dari lahan atau atau lapangan atau cakupan suatu ilmu.Adapun Teknologi
pendidikan sebagai teori dan praktik secara faktual yang telah menjadi bagian
integral dari upaya pengembangan sumber daya manusia khususnya pada
sistem pendidikan dan pelatihan. Idealnya setiap teknologi
pendidikan,pembelajaran terutama yang memperoleh pendidikan akademik
perlu menguasai beberapa kawasan teknologi pendidikan.

Ada beberapa prinsip penerapan Teknologi Pendidikan yaitu:

 Penerapan kawasan pemanfaatan ini disebut pemanfaatan kontekstual.


Artinya pemecahan permasalahan belajar pada bidang PLB, ditelaah
dengan kerangka teoretik TEP
 Penerapan kawasan TEP pada bidang PLB terkait erat dengan konsep
PLB, istilah PLB diadopsi dari special education. Subjekmbelajar
mencakup individu dengan berbagai ragam kekhususan,yang memiliki

2
Valentino Reykliv Mokalu and others, ‘Hubungan Teori Belajar Dan Teknologi Pendidikan’, Edukatif :
Jurnal Ilmu Pendidikan, 4.1 (2022), 1475–86 <https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i1.2192>.

3
karakteristik individual. Usia subjek sasaran, mencakup intervensi anak
usia dini, anak  usia sekolah, anak usia remaja, dan anak usia pasca
remaja.
 Dari segi subjek garapan bidang PLB menangani intervensi kepada
semua individual with special needs. Subjek garapan ini mencakup visual
impairment, speech and language disorders, communication disordes,
hearing impairment, developmental disabilities, motor impairment, health
disorders, emotional disabilities, autism and multiple impairment.
 Bidang PLB mengkaji secara konseptual dan praktis pendidikan bagi
individu with special needs pada seluruh jenjang dan jenis pendidikan.
Wilayah layanan pembelajaran, mencakup layanan pembelajaran di
lembaga sekolah, serta layanan pada masyarakat, dan lembaga kerja
untuk anak.
 Bentuk layanan PLB tidak terbatas pada lembaga pendidikan formal,
tetapi juga lembaga layanan non-formal. Lembaga PLB menangani
pendidikan inklusi, inovasi PLB, layanan masyarakat tentang anak,
layanan orangtua dari anak, pengembangan pendekatan pembelajaran
sesuai ragam kekhususan dan pendidikan vokasional.
 Materi intervensi mencakup pembelajaran vokasional, pembelajaran
bidang studi (untuk ABK dengan kecerdasan normal), pembelajaran
program khusus, serta ketrampilan domestik dan kompetensi adaptif.
 Sumber/alat pembelajaran mencakup pemanfaatan peralatan
pembelajaran khusus, adaptasi peralatan pembelajaran anak normal,
serta pemanfaatan sumber belajar lingkungan nyata sesuai ragam
kekhususan, dan pemanfaatan bengkel kerja anak. 3

2. Domain atau wilayah teknologi pendidikan menurut para ahli :


a. Menurut Davies (1978)

3
Syafaruddin, Inovasi Pendidikan Suatu Analisis Terhadap Kebijakan Baru Pendidikan, Psychology
Applied to Work: An Introduction to Industrial and Organizational Psychology, Tenth Edition Paul,
2012.

4
Davies merumuskan bahwa teknologi pendidikan sesuai dengan gejala
pendidikan yang di amati. Pembahasan davies juga dirangkum dari
kumpulan tulisan klasik yang di sunting oleh Ely dan plomp.
Davies merumuskan tiga pendekatan sehubungan dengan bidang
garapan atau kawasan teknologi pendidikan. Rumusan davies berikut
meliputi pendekatan perangkat keras (hardware), pendekatan perangkat
lunak (software), dan perpaduan pendekatan perangkat keras dan perangkat
lunak. Berikut uraiannya.
 Pendekatan perangkat keras (hardware)
Pendekatan ini mengusahakan kegiatan guru yaitu mengajar dengan
memanfaatkan penggunaan perangkat keras. Penggunaan perangkat
keras di maksudkan agar terjadi otomatisasi atau proses mekanistik
dalam kegiatan belajar mengajar. Perangkat keras digunakan untuk
menyampaikan dan menyebarkan materi belajar memproduksi materi dan
seterusnya. Selain itu, adanya pemanfaatan perangkat keras, dalam hal
ini, menggunakan berbagai bentuk media massa seperti TV atau kaset
audio, ditargetkan untuk menampung siswa dalam jumlah yang lebih
besar dari biasa, dengan tidak mengurangi efisiensi proses belajar.
Semua upaya harus tetap mengacu pada efektifitas pembiayaan,
terutama pembiayaan yang berasal dari siswa.
 Pendekatan Perangkat Lunak (Software)
Pada tahap ini teknologi pendidikan “meminjam” teori dari ilmu prilaku
yang ditetapkan untuk mengatasi kesulitan belajar. Teori lain yang di
tetapkan adalah teori instruksional. Teori ini membahas cara-cara
memperbaiki, memperbaharui, atau merancang situasi yang betul-betul di
butuhkan oleh siswa.Penggunaan perangkat keras mesin-mesin, atau
yang bersifat mekanistik sangat terbatas, berfungsi hanya sebagai bagian
dari penyajian materi oleh guru.
 Pendekatan Perpaduan Perangkat Keras Dan Perangkat Lunak
Pendekatan ini menolak model terapan pengembangan sistematik
sebagai satu-satunya penyelesaian masalah secara
sistematik.Pendekatan perpaduan menerapkan sistem analisis dalam
pendidikan dan kegiatan instruksional. Penerapan sistem analisis

5
dianggap mampu mengurangi bias terhadap individu siswa sehingga
siswa dapat berperan dalam kelompoknya dengan dinamis. Selain alasan
tadi pendekatan perpaduan di anggap lebih manusiawi serta integratif
(terpadu) dengan kondisi  belajar mengajar sehari-hari.

Kerangka pendekatan berada pada lingkup sistem (system


boundary) dengan mencermati seluruh faktor yang mempengaruhi proses
belajar mengajar (PBM). Faktor tersebut diantaranya siswa (motivasi belajar
serta kemamapuan akademik), guru, lingkungan sekolah, materi atau
kurikulum serta tujuan belajar.4

b. Menurut Assosiation for Educational Communication and Technology


Skema kawasan yang diuraikan oleh AECT (1977 dan 1994) melekat
satu sama lain Visualisasi kawasan dan bidang garapan menjadi satu,
namun mencerminkan keduanya. Perbedaanya terletak pada cara pandang
konsep kawasan terpisan dari konsep bidang garapan. Dengan demikian
kawasan dibahas seiring dengan penjabaran bidang garapan.
1) Kawasan AECT 1997
Teknologi pendidikan, teknologi intruksional, sumber belajar,
komponen bidang garapan : rancangan, pengembangan, evaluasi,
sumber belajar, peserta didik.
Salah satu cirri khas dari bidang garapan yang di rumuskan Tim
khusus AECT tahun 1977 adalah penekanan model kawasan pada usaha
mengabsahkan pekerjaan yang menonjolkan “lahan” yang dapat di garap
oleh para praktisi teknologi pendidikan.sebagaimana biasanya, proses
belajar menjadi factor utama dalam proses belajar dan pendidikan. 
Seperti telah di sebutkan sebelumnya, teknologi pendidikan di rumuskan
sebagai cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan teknologi
intruksional. Rumusan ini mengacu pada konsep bahwa proses
intruksional menjadi bagian proses pendidikan.
2) Kawasan berdasarkan definisi teknologi pendidikan menurut AECT
Definisi terbaru tahun 2008 merupakan pengembangan dari kawasan
sebelumnya, dan tiap kawasan melanjutkan perkembangannya. Definisi
4
Nor Hasan, Noorlailie Soewarno, and Isnalita Isnalita, ‘Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap
Proses Pembelajaran Dan Prestasi Akademik Mahasiswa’, Jurnal Kajian Akuntansi, 3.1 (2019), 68
<https://doi.org/10.33603/jka.v3i1.2130>.

6
2008 sudah lebih spesifik karena menekankan pada studi dan etika
praktek. Berikut definisi teknologi pendidikan menurut AECT 2008
“educational technology is the study and ethical practice of facilitating
lerning and improving performance by creating, using, and managing
appropriate technological process and resource” bahwa teknologi
pembelajaran adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi
pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan,
dan pengaturan proses serta sumber daya teknologi. Kawasannya terdiri
dari : Study, Praktik etis, Memfasilitasi, Pembelajaran, Improving,
Performance (meningkatkan), Appropriate (yang layak), Teknologi,
Proses, Sumber.
c. Makna dan Fungsi Kawasan Teknologi Pendidikan
a Makna Kawasan Teknologi Pendidikan
Secara etimologis, domain atau kawasan berarti wilayah daerah
kekuasaan atau bidang kajian, kegiatan, garapan yang lebih kecil,
terperinci dan spesifik dari lahan lapangan cakupan suatu ilmu.Adapun
Teknologi pendidikan sebagai teori dan praktik secara faktual yang telah
menjadi bagian integral dari upaya pengembangan sumber daya manusia
khususnya pada sistem pendidikan dan pelatihan.Idealnya setiap
teknologi pendidikan, pembelajaran terutama yang memperoleh
pendidikan akademik perlu menguasai beberapa kawasan teknologi
pendidikan.
Teknologi pendidikan sebagai suatu proses kompleks yang terintegrasi
meliputi manusia, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk
menganalisa masalah yang menyangkut semua aspek belajar, serta
merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah
itu.5
b Fungsi Kawasan Teknologi Pendidikan
Mengetengahkan sifat taksonomi dari struktur kawasan.Tujuan utama
dalam membuat suatu taksonomi adalah untuk mempermudah
komunikasi. (Bloom, 1956 : 10-11). Pesatnya perubahan dan
penyesuaian teknologi menuntut terjadinya alih pengetahuan dari

5
Yohanes Payong, ‘Jurnal Inovasi’, Jurnal Inovasi Kebijakan, 4.1 (2019), 1–19
<http://www.jurnalinovkebijakan.com/>.

7
teknologi yang satu kepada yang lain. Tanpa “kemungkinan dapat
ditransfer” ini landasan penelitian harus diciptakan kembali untuk setiap
teknologi yang baru. Dengan mengidentifikasi lingkup taksonomi, kaum
akademisi dan para praktisi  dapat memecahkan permasalahan
penelitian, dan para praktisi bersama dengan para teoritisi dapat
mengidentifikasi kelemahan teori dalam menunjang dan meramalkan
aplikasi Teknologi Pembelajaran.
d. Peran Domain atau kawasan teknologi pendidikan
Assosiation for Educational Communication and Technology (AECT)
mendefinisikan 5 domain Teknologi pendidikan yaitu design, development,
utilization, management and evaluation. Pada tiap domain juga terdiri atas
beberapa sub domain. Kawasan teknologi pendidikan membagi banyak
kesamaan dalam mendefinisikanya dan memperkuat landasannya,
sebagaimana keilmuan lainya dan aplikasi keilmuan sosial (Luppicini, 2005).
Definisi yang di kutip Luppicini (2005) tentang konsep kawasan
teknologi pendidikan adalah suatu tujuan yang berorientasi pada
pendekatan sistem pemecahan masalah memanfaatkan peralatan, teknik,
teori dan metode dari berbagai banyak bidang pengetahuan, untuk :
1) Merancang, mengembangkan dan menilai, efektifitas dan efisiensi
sumber manusia dan mesin dalam memfasilitasi dan mempengaruhi
semua aspek pembelajaran.
2) Pedoman agen perubahan perubahan sistem dan praktek dalam hal
untuk membagi dalam mempengaruhi perubahan dalam sosial.

Dalam perkembangan terakhir, teknologi pendidikan yang di


definisikan sebagai teori dan praktik dalam desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian proses, sumber, dan
sistem untuk belajar. Definisi tersebut mengandung pengertian adanya
empat komponen dalam teknologi pembelajaran yaitu sebagai berikut :

 Teori dan praktik.


 Desain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan, Penilaian Dan
Penelitian.
 Proses Sumber dan sistem.

8
 Untuk belajar.
e. Kawasan Teknologi Pendidikan
Kawasan menurut AECT 1994 antar lain yaitu :
1) Kawasan Desain
Kawasan desain berasal dari psikologi pendidikan.Bagi Reiser dan
Dempsey, dkk, desain dengan teknologi pembelajaran ibarat satu koin,
yang tidak dapat dipisahkan antara ekor dan kepala. Intinya, desain
adalah proses untuk menentukan kondisi belajar dengan tujuan untuk
menciptakan strategi dan produk. 6

Kawasan desain terdiri atas :

a Desain sistem pembelajaran


Yaitu prosedur yang terorganisasi dan sistematis untuk penganalisisan
(proses perumusan yangakan dipelajari) perancangan (proses penjabaran
bagaimana cara mempelajarinya) pengembangan (proses penulisan atau
pembuatan produksi bahan-bahan belajar) pelaksanaan atau aplikasi
(pemanfaatan bahan dan strategi) dan penilaian (proses penentuan
ketepatan pembelajaran).
Kata Desain mempunyai dua makna yaitu tingkat makro dan tingkat
mikro  yang keduanya menunjukkan pendekatan sistem dan langkah
pada pendekatan sistem. Desain sistem pembelajaran secara umum
merupakan prosedur linier dan berulang-ulang dimana permintaan
seksama dan konsisten. Karakter proses pada semua langkah harus di
lengkapi dalam hal untuk melayani sebagai pemeriksaaan dan
keseimbangan satu sama lain. Pada desain sistem pembelajaran proses
sangat penting sama seperti produk karena kepercayaan produk
berlandasakan pada proses.
b Desain Pesan
Yaitu perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan agar
terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima pesan,dengan
memerhatikan prinsip-prinsip perhatian, persepsi, dan daya tangkap.
6
Kadek Surya Mahedy, ‘Peranan Teknologi Informasi Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan’,
Jurnal Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan, 6.2 (2009) <https://doi.org/10.23887/jptk-
undiksha.v6i2.169>.

9
c Strategi pembelajaran
Yaitu spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar
atau kegiatan pembelajaran dalam suatu mata pelajaran.
d Karakteristik peserta didik
Yaitu aspek latar belakang pengalaman peserta didik yang
memengaruhi terhadap efektifitas proses belajarnya, mencakup keadaan
sosio-psiko-fisik peserta didik.
2) Kawasan Pengembangan
Proses penerjemahan spesifikasi desain kedalam bentuk fisik.
Mencakup banyak variasi teknologi. Kawasan pengembangan meliputi :
a. Teknologi cetak
Cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan seperti
buku-buku dan bahan visual yang statis, terutama melalui proses
pencetakan mekanis atau fotografi.
b. Teknologi audiovisual
Teknologi audiovisual merupakan cara memproduksi dan
menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan mekanis dan
elektronis untuk menyajikan pesan audio dan visual. Teknologi AV
dinilai lebih aktif karena sifatnya memerlukan indra pendengaran
dan penglihatan peserta didik.
c. Teknologi berbasis komputer
Tekonologi berbasis komputer merupakan cara-cara
memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan
perangkat yang bersumber mikroprosesor.
d. Teknologi terpadu
Merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan
bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan
oleh komputer.
3) Kawasan Pemanfaatan
Aktifitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Meliputi
pemanfaatan media, difusi, inovasi, implementasi, dan institusionalisasi,
kebijakan dan regulisasi. Kawasan pemanfaatan mencangkup :
a. Pemanfaatan media

10
Dengan batasan “penggunaan yang sistematis dari sumber untuk
belajar.
b. Difusi inovasi
Proses berkomunikasi melalui strategi pembelajaran dalam
keadaan yang sesungguhnya. Adapun pelembagaan salah
penggunaan yang rutin dan pelestarian  dari inovasi pembelajaran
dalam suatu struktur atau budaya organisasi.
c. Kebijakan dan regulasi
d. Sebagai aturan dan tindakan nyata dari pengguna atau dari
pembuat keputusan untuk menerima inovasi(dalam teknologi
pembelajaran)7
4) Kawasan Pengelolaan
Meliputi pengelolaan TP melalui perencanaan, pengorganisasian,
pengoordinasian,dan supervisi. Pengelolaan adalah bagian integral dan
sering di hadapi oleh para teknolog pembelajaran.
 Pengelolaan meliputi: (1) pengelolaan proyek,yaitu mempin pekerjaan
yang harus selesai dalam kurun waktu tertentu. Sebagai contoh, proyek
pengembangan suatu produk pembelajaran tertentu (2) pengelolaan
sumber, yaitu mengatur bagaimana memanfaatkan dengan optimal
sumber yang ada (3) pengelolaan sumber penyampaian, agar suatu
medium sampai, atau dapat dijangkau oleh pengguna sekaligus
menyediakan perangkat keras dan perangkat lunak, termasuk cara
menggunakanya dan (4) pengelolaan informasi, yaitu bagaimana
informasi dapat diterima, dan dapat menghasilkan perubahan atas
kurikulum dan desain pembelajaran.
5) Kawasan Penilaian
Proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar.
Penilaian adalah kegiatan untuk mengkaji serta memperbaiki suatu
produk atau program.Kawasan penilaian beranjak dari (1) analisis
masalah (2) pengukuran acuan patokan (criteria-refenced test) (3)
evaluasi formatif yang bermanfaat untuk pengembangan program dan
produk pembelajaran serta (4) evaluasi sumatif.

7
M. Danuri, ‘Perkembangan Dan Transformasi Teknologi Digital’, Infokam, pp. No.2,.December 2020
(2019).

11
6) Kawasan Perlengkapan
Kawasan ini mungkin merupakan hal yang paling pelik dan berliku-liku
dibandingkan domain lain dalam Teknologi Pembelajaran. Dalam domain
inilah digeluti segala hal tentang pendaya gunaan media instruksional
yang baik untuk mencapai tujuan pengajaran, termasuk urusan
pelembagaan serta kebijakan dan peraturan yang dapat mendukung atau
sebaliknya menghambat. Domain perlengkapan merupakan bagian usaha
mendayagunakan proses dan sumber belajar untuk mencapai tujuan
pengajaran.
7) Kawasan Evaluasi
Evaluasi merupakan proses menentukan kesesuaian antara materi
pelajaran dan proses belajar. Evaluasi dimulai dengan analisis problem
yang merupakan langkah awal penting dalam pengembangan dan
evaluasi isi pelajaran karena tujuan dan kendalanya diklarifikasi selama
langkah ini dilaksanakan.8

1.3 Educational Technology ke Arah Instruktional Technology


1. Teknologi Instruksional
Teknologi instruksional ialah “satu bagian dari teknologi pendidikan
dengan asumsi sebagai akibat dari konsep instruksional sebagai bagian
pendidikan bersifat rumit dan terpadu, melibatkan orang, prosedur, gagasan,
peralatan, dan organisasi untuk menganalisis dan mengolah masalah,
kemudian menerapkan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah
pada situasi dimana proses belajar terarah dan terpantau”.Rumusan tersebut
mengandalkan teknologi pendidikan sebagai suatu proses kegiatan
berkesinambungan, dan merinci kegiatan yang harus dilaksanakan oleh para
praktisinya.
Menurut AECT (1977) ”Teknologi instruksional adalah satu bagian dari
teknologi pendidikan dengan asumsi sebagai akibat dari konsep insruksional
sebagai bagian pendidikan bersifat rumit dan terpadu”.

8
Nasruddin Hasibuan, ‘IMPLEMENTASI TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Oleh : Drs. Nasruddin Hasibuan, M.Pd 1’, Nasruddin Hasibuan, III.02 (2015), 100–115.

12
Menurut AECT (1994) ”Teknologi instruksional adalah teori dan praktek
dalam mendesain, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola dan menilai
proses-proses maupun sumber-sumber belajar.9
Perbedaan definisi tahun 1977 dan 1994.: Dengan memperhatikan format
rumusan ini, terlihat perbedaan menyolok antara kedua rumusan sebelumnya
dengan rumusan terbaru. Perbedaan tersebut menyangkut struktur definisi
terbaru lebih sederhana dan luwes serta tidak ada pemisahan antara konsep
teknologi pendidikan dan teknologi instruksional. Beberapa alasan yang
dikemukakan diantaranya :
 Proses evolusi teknologi pendidikan/instruksional dari suatu pergerakan
(usaha organisasi tertentu) menjadi bidang garapan dan profesi, dimana
definisi 1977 menekankan peran para praktisi, lalu definisi 1994
menekankan bidang teknologi instruksional sebagai suatu bidang garapan
sekaligus terapan.
 Pengembangan bidang garapan dilakukan melalui kajian teori serta
penelitian.
 Menurut definisi ini, baik proses maupun produk sama pentingnya bagi
bidang garapan.
 Definisi ini erat kaitannya dengan keefektifan dan keefisiensian.

Konsep dasar teknologi pendidikan dan teknologi instruksional dari


beberapa narasumber:

a. Robert M Gagne
Teknologi instruksional menyangkut teknik praktis dari
penyampaian instruksional yang melibatkan penggunaan media.
Tujuan utama bidang teknologi instruksional adalah meningkatkan dan
mengenalkan penerapan pengetahuan dan memvalidasi prosedur
dalam rancangan dan penyampaian instruksional.
b. Garry J Anglin

9
Nurdyansyah, ‘Sumber Daya Dalam Teknologi Pendidikan’, Sumber Daya Dalam Teknologi
Pendidikan, 2017, 1–22 <http://eprints.umsida.ac.id/1625/1/Sumber Daya dalam Teknologi
Pendidikan.pdf>.

13
Teknologi instruksional adalah penerapan sistemik dan
sistematis dari strategi-strategi dan teknik-teknik yang berasal dari
ilmu perilaku serta ilmu untuk mengatasi masalah instruksional.

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa:

Teknologi pembelajaran atau teknologi pendidikan adalah suatu disiplin/bidang (field


of study)

Istilah teknologi pembelajaran dipakai bergantian dengan istilah teknologi pendidikan

 Tujuan utama teknologi pembelajaran adalah (1) untuk memecahkan masalah


belajar atau memfasilitasi pembelajaran; dan (2) untuk meningkatkan kinerja
 Dalam mewujudkan tersebut menggunakan pendekatan sistemi (pendekatan
yag holistik/komprehensif, bukan pendekatan yang bersifat parsial)
 Kawasan teknologi pembelajaran dapat meliputi kegiatan yang berkaitan
dengan analisis, desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan,
implementasi dan evaluasi baik proses-proses maupun sumber-sumber
belajar.
 Teknologi pembelajaran tidak hanya bergerak di persekolahan tapi juga
dalam semua aktifitas manusia (seperti perusahaan, keluarga, organisasi
masyarakat, dll) sejauh berkaitan dengan upaya memcahkan masalah belajar
dan peningkatan kinerja.
 Yang dimaksud dengan teknologi disini adalah teknologi dalam arti yang luas,
bukan hanya teknologi fisik (hardtech), tapi juga teknologi lunak (softtech)
2. Definisi Teknologi Instruksional
Teknologi instruksional adalah bagian dari teknologi pendidikan berdasar
atas konsep bahwa pembelajaran (instruction adalah bagian dari pendidikan).
Teknologi instruksional adalah proses yang kompleks dan terpadu yang
melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis
masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan
mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi dimana kegiatan
belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol.
Dalam teknologi instruksional, pemecahan masalah itu berupa komponen
system instruksional yang telah disusun dalam fungsi disain atau seleksi, dan

14
dalam pemanfaatan, serta dikombinasikan sehingga menjadi system
instruksional yang lengkap.
3. Pergeseran Istilah Educational Technology ke arah Instructional Technology
Konsep definisi teknologi pendidikan mendapatkan kajian secara terus
menerus dan selalu dikritisi para ahli terutama yang tergabung dalam AECT,
hal ini sesuai dengan perkembangan pendidikan termasuk pembelajaran dan
yang lebih khusus kondisi dan karakteristik peserta didik serta komponen
pembelajaran lainnya. AECT merumuskan definisi teknologi pendidikan versi
bulan juni 2004 yang termasuk masih prematur dan dilemparkan kepada
seluruh masyarakat yang terkait dengan pendidikan melalui media internet.
Pernyataan yang disampaikan bahwa definisi ini merupakan pre-publication
dari bab awal buku yang akan dipublikasikan AECT. Isi informasinya hanya
untuk mahasiswa, studi dan reviu, dan tidak diperkenankan untuk diproduksi
terlebih dahulu.10
Konsep definisi versi 2004 adalah sebagai berikut: Teknologi pendidikan
adalah studi dan praktek yang etis dalam memberi kemudahan belajar dan
perbaikan kinerja melalui kreasi, penggunaan, dan pengelolaan proses dan
sumber teknologi yang tepat. Kalau dianalisis, di dalam definisi tersebut
terkandung beberapa elemen berikut
a. studi
b. praktek yang etis
c. kemudahan belajar
d. perbaikan kinerja
e. perbaikan kinerja
f. kreasi, penggunaan, dan pengelolaan
g. teknologi yang tepat
h. proses dan sumber.

Teknologi pendidikan memiliki praktek yang etis dalam memberikan


kemudahan belajar dan perbaikan kinerja belajar peserta didik. Maksud dari
praktek yang etis tersebut adalah adanya standar atau norma dalam
mengkreasi atau merancang, menggunakan, dan mengelola proses

10
Universitas Ahmad Dahlan, ‘Definisi Dan Domain’, 2016.

15
pembelajaran dan pemanfaatan sumber belajar untuk kepentingan belajarnya
peserta didik.

Dari definisi 2004 ini tergambar bahwa adanya pergeseran gerakan


teknologi pendidikan dari definisi sebelumnya yaitu bahwa teknologi pendidikan
atau teknologi pembelajaran sebagai teori dan praktek, bahkan bidang kajian,
menjadi studi dan praktek yang etis. Hal ini mengarahkan perlu adanya kajian-
kajian yang mendalam dan lebih tepat sehingga diperoleh konsep-konsep dan
praktek belajar sesuai dengan kepentingan belajar setiap individu. Namun
demikian, perubahan gerakan tersebut tidak menyurutkan tujuan dari teknologi
pendidikan yaitu memfasilitasi belajar dan perbaikan penampilan belajar
peserta didik dengan menggunakan berbagai macam sumber belajar. 11

1.4 Desain Teknologi Pembelajaran


1. Pengertian Desain Teknologi Pembelajaran
Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar dengan tujuan
untuk menciptakan strategi dan produk.  Teknologi adalah penerapan secara
sistematik dan sistematik konsep-konsep ilmu perilaku dan ilmu yang bersifat
fisik serta pengetahuan lain untuk keperluan pemecahan masalah.
Teknologi pembelajaran, adalah penerapan secara sistematik dan
sistematik strategi dan teknik yang diambil dari konsep ilmu perilaku dan ilmu
yang bersifat fisik serta pengetahuan lain untuk keperluan pemecahan masalah
pembelajaran.
Teknologi pembelajaran merupakan penggabungan antara teknologi
pembelajaran,teknologi belajar, teknologi perkembangan, teknologi
pengelolaan, dan teknologi lain seperti yang diterapkan untuk keperluan
pemecahan masalah pendidikan.12
Jadi, Desain teknologi pembelajaran adalah praktek penyusunan media
teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer
pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi

11
Lelyna Harahap, ‘Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNIMED
PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN’, 2019, 375–81.
12
Jurnal Penelitian and others, ‘Jurnal Teknologi Pendidikan : Strategi Peningkatan Mutu Melalui
Kurikulum Merdeka Di Perguruan Tinggi Swasta Jurnal Teknologi Pendidikan :, 7.2 (2022), 168–75.

16
penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan
pembelajaran, dan merancang “perlakuan” berbasis-media untuk membantu
terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar
yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa,
dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas. Hasil dari
pembelajaran ini dapat diamati secara.
2. Desain sistem teknologi pembelajaran
Desain sistem teknologi pembelajaran yaitu, prosedur yang terorganisasi
dan sistematis untuk:
a. Penganalisaan (proses perumusan apa yang akan dipelajari)
b. Perencanaan (penjabaran bagaimana cara mempelajarinya)
c. Pengembangan (proses penulisan dan pembuatan atau produksi bahan-
bahan belajar)
d. Pelaksaan atau aplikasi (pemanfaatan bahan dan strategi)
e. Penilaian (proses penentuan ketepatan pembelajaran)

Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan


oleh para ahli.Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan
ke dalam model berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model
berorientasi produk, model prosedural dan model melingkar.Model berorientasi
kelas biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas)
yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya adalah
model assure.13

Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk


menghasilkann suatu produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video
pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul. Contoh modelnya adalah
model hannafin and peck.

Satu lagi adalah model beroreintasi sistem yaitu model desain


pembelajaran untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang
cakupannya luas, seperti desain sistem suatu pelatihan, kurikulum seiolah, dan
lain-lain. contohnya adalah model addie. Selain itu ada pula yang biasa kita
sebut sebagai model prosedural dan model melingkar.  Contoh dari model
13
Atwi Suparman, ‘Konsep Dasar Teknologi Pendidikan’, Teknologi Pendidikan Dalam Pendidikan
Jarak Jauh, 2019, 1–34.

17
prosedural adalah model Dick and Carrey, sementara contoh model melingkar
adalah model Kemp.

Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya juga dapat


menguntungkan, beberapa keuntungan itu antara lain adalah dapat memilih
dan menerapkan salah satu model desain pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik yang dihadapi di lapangan, selain itu juga, dapat dikembangkan
dan dibuat model turunan dari model-model yang telah ada, ataupun  juga
dapat diteliti dan dikembangkan desain yang telah ada untuk dicobakan dan
diperbaiki. Beberapa contoh dari model-model diatas akan diuraikan secara
lebih jelas berikut ini:

a. Model Dick and Carrey


Salah satu model desain pembelajaran adalah model Dick and
Carey.Model ini termasuk ke dalam model prosedural. Langkah-langkah
Desain Pembelajaran menurut Dick and Carey adalah :
 Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.
 Melaksanakan analisi pembelajaran
 Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
 Merumuskan tujuan performansi
 Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan
 Mengembangkan strategi pembelajaran
 Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
 Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
 Merevisi bahan pembelajaran
 Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.

Model Dick and Carey bagi perancang pemula sangat cocok sebagai
dasar untuk mempelajari model desain yang lain. Kesepuluh langkah pada
model Dick and Carey menunjukan hubungan yang sangat jelas, dan tidak
terputus antaralangkah yang satu dengan yang lainya. Langkah awal pada
model Dick and Carey adalah mengidentifikasi tujuan
pembelajaran.Langkah ini sangat sesuai dengan kurikulum perguruan
tinggi maupun sekolah menengah dan sekolah dasar, khususnya dalam

18
mata pelajaran tertentu di mana tujuan pembelajaran pada kurikulum agar
dapat melahirkan suatu rancangan pembangunan. 14

Penggunaan model Dick and Carey dalam pengembangan suatu


mata pelajaran dimaksudkan agar:

a. Pada awal proses pembelajaran anak didik atau siswa dapat


mengetahui dan mampumelakukan hal–hal yang berkaitan dengan
materi pada akhir pembelajaran,
b. Adanya pertautan antara tiap kompone nkhususnya strategi
pembelajaran dan hasil pembelajaran yang dikehendaki,
c. Menerangkan langkah–langkah yang perlu dilakukan dalam
melakukan perencanaan desain pembelajaran.
b. Model Kemp
Model Kemp termasuk ke dalam contoh model melingkar. Secara
singkat, menurut model ini terdapat beberapa langkah dalam penyusunan
sebuah bahan ajar, yaitu:
 Menentukan tujuan dan daftar topik, menetapkan tujuan umum
untuk pembelajaran tiap topiknya;
 Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran
tersebut didesain;
 Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat
dampaknya dapat dijadikan tolak ukur perilaku pelajar;
 Menentukan isi materi pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan;
 Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar
belakang pelajar dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu
topik;
 Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang
menyenangkan atau menentukan strategi belajar-mengajar, jadi
siswa siswa akan mudah menyelesaikan tujuan yang diharapkan;
 Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang
meliputi personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal
untuk melaksanakan rencana pembelajaran;
14
Khairuddin Nasution, ‘Teknologi Pendidikan Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran’, Prosiding
Seminar Nasional Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNIMED, 2019, 387–94.

19
 Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka
menyelesaikan pembelajaran serta melihat kesalahan-kesalahan
dan peninjauan kembali beberapa fase dari perencanaan yang
membutuhkan perbaikan yang terus menerus, evaluasi yang
dilakukan berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
c. Model ASSURE
Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah
formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model
berorientasi kelas. Menurut Heinich et al model ini terdiri atas enam
langkah kegiatan yaitu:
1) Analyze Learners (analisis pelajar)
Menurut Heinich et.al jika sebuah media pembelajaran akan
digunakan secara baik dan disesuaikan dengan cirri-ciri belajar, isi
dari pelajaran yang akan dibuatkan medianya, media dan bahan
pelajaran itu sendiri. Lebih lanjut Heinich, 2005 menyatakan sukar
untuk menganalisis semua cirri pelajar yang ada, namun ada tiga hal
penting dapat dilakuan untuk mengenal pelajar sesuai .berdasarkan
cirri-ciri umum, keterampilan awal khusus dan gaya belajar.
2) States Objectives (menyatakan tujuan)
Menyatakan tujuan adalah tahapan ketika menentukan tujuan
pembeljaran baik berdasarkan buku atau kurikulum. Tujuan
pembelajaran akan menginformasikan apakah yang sudah dipelajari
anak dari pengajaran yang dijalankan. Menyatakan tujuan harus
difokuskan kepada pengetahuan, kemahiran, dan sikap yang baru
untuk dipelajari.
3) Select Methods, Media, and Material (pemilihan metode, media dan
bahan)
Heinich menyatakan ada tiga hal penting dalam pemilihan
metode, bahan dan media yaitu menentukan metode yang sesuai
dengan tugas pembelajaran, dilanjutkan dengan memilih media
yang sesuai untuk melaksanakan media yang dipilih, dan langkah
terakhir adalah memilih dan atau mendesain media yang telah
ditentukan.
4) Utilize Media and materials (penggunaan media dan bahan)
20
Menurut Heinich terdapat lima langkah bagi penggunaan media
yang baik yaitu, preview bahan, sediakan bahan, sedikan
persekitaran, pelajar dan pengalaman pembelajaran.
5) Require Learner Participation (partisipasi pelajar di dalam kelas)
Sebelum pelajar dinilai secara formal, pelajar perlu dilibatkan
dalam aktivitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, simulasi,
kuis atau presentasi.
6) Evaluate and Revise
Sebuah media pembelajaran yang telah siap perlu dinilai untuk
menguji keberkesanan dan impak pembelajaran.Penilaian yang
dimaksud melibatkan beberaoa aspek diantaranya menilai
pencapaian pelajar, pembelajaran yang dihasilkan, memilih metode
dan media, kualitas media, penggunaan guru dan penggunaan
pelajar.
d. Model ADDIE
Ada satu model desain pembelajaran yang lebih sifatnya lebih
generik yaitu model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-
Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh
Reiser dan Mollenda.Salah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman
dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang
efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
Model ini menggunakan 6 tahap pengembangan yakni :
1) Analysis (analisa)
2) Design (desain / perancangan)
3) Development (pengembangan)
4) Implementation (implementasi/eksekusi)
5) Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
6) Model Hanafin and Peck

Model Hannafin dan Peck ialah model desain pengajaran yang


terdiri daripada tiga fase yaitu fase Analisis keperluan, fase desain, dan
fase pengembangan dan implementasi Dalam model ini, penilaian dan

21
pengulangan perlu dijalankan dalam setiap fase. Model ini adalah model
desain pembelajaran berorientasi produk. 15

15
Pada Seminar, Nasional Teknologi, and Universitas Tanjungpura, ‘Program Studi Teknologi
Pendidikan Pps Universitas Tanjungpura ( Untan ) Pontianak , 2012’, 2012, 0–13.

22
BAB II

PENUTUP

Kesimpulan

1. Teknologi Pendidikan adalah suatu disiplin ilmu yang memfokuskan diri dalam
upaya memfasilitasi belajar pada manusia demi mencapai tujuan pendidikan.
2. Domain atau wilayah teknologi pendidikan secara etimologis, domain berarti
wilayah/ daerah kekuasaan atau bidang kajian/ kegiatan/ garapan yang lebih
kecil, terinci dan spesifik dari lahan/ lapangan/ cakupan suatu ilmu.
3. Teknologi instruksional sebagai bagian teknologi pendidikan merupakan cara
yang sistematik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi
keseluruhan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan khusus yang
didasarkan, pada penelitian terhadap belajar dan komunikasi pada manusia,
serta dengan menggunakan kombinasi, sumber belajar insani dan non-insani,
agar menghasilkan pembelajaran yang efektif
4. Desain teknologi pembelajaran adalah praktek penyusunan media teknologi
komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan
secara efektif antara guru dan peserta didik. Desain sistem teknologi
pembelajaran biasanya merupakan prosedur linear dan interaktif yang
menuntut kecermatan dan kemantapan. Agar dapat berfungsi sebagai alat
untuk saling mengontrol, semua langkah-langkah tersebut harus tuntas.
Dalam sistem teknologi pembelajaran, terdapat beberapa model sistem
seperti, model Dick and Carrey, model Kemp, model Assure, dan model
Addie.Desain pesan yaitu perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari
pesan agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima, dengan
memperhatikan prinsip-prinsip perhatian, persepsi dan daya tangkap.
Terdapat beberapa teori belajar yang melandasi penggunaan
teknologi/komputer dalam pembelajaran yaitu teori behaviorisme, kognitifisme
dan konstruktivisme.

23
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Warsita. Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta), 2008. Hajriana.


Landasan Teori dan Teknologi Manajemen

Dahlan, Universitas Ahmad, ‘Definisi Dan Domain’, 2016

Harahap, Lelyna, ‘Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pendidikan Pascasarjana


UNIMED PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM
PENDIDIKAN’, 2019, 375–81

Hasan, Nor, Noorlailie Soewarno, and Isnalita Isnalita, ‘Pengaruh Teknologi


Informasi Terhadap Proses Pembelajaran Dan Prestasi Akademik Mahasiswa’,
Jurnal Kajian Akuntansi, 3.1 (2019), 68 <https://doi.org/10.33603/jka.v3i1.2130>

Hasibuan, Nasruddin, ‘IMPLEMENTASI TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM


PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Drs. Nasruddin Hasibuan, M.Pd 1’, Nasruddin
Hasibuan, III.02 (2015), 100–115

M. Danuri, ‘Perkembangan Dan Transformasi Teknologi Digital’, Infokam, pp.


No.2,.December 2020 (2019)

Mahedy, Kadek Surya, ‘Peranan Teknologi Informasi Dalam Meningkatkan Kualitas


Pendidikan’, Jurnal Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan, 6.2 (2009)
<https://doi.org/10.23887/jptk-undiksha.v6i2.169>

Mokalu, Valentino Reykliv, Johanes Kornelius Panjaitan, Noh Ibrahim Boiliu, and
Djoys Anneke Rantung, ‘Hubungan Teori Belajar Dan Teknologi Pendidikan’,
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 4.1 (2022), 1475–86
<https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i1.2192>

Nasution, Khairuddin, ‘Teknologi Pendidikan Untuk Meningkatkan Kualitas


Pembelajaran’, Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pendidikan Pascasarjana
UNIMED, 2019, 387–94

Nurdyansyah, ‘Sumber Daya Dalam Teknologi Pendidikan’, Sumber Daya Dalam


Teknologi Pendidikan, 2017, 1–22 <http://eprints.umsida.ac.id/1625/1/Sumber
Daya dalam Teknologi Pendidikan.pdf>

24
Payong, Yohanes, ‘Jurnal Inovasi’, Jurnal Inovasi Kebijakan, 4.1 (2019), 1–19
<http://www.jurnalinovkebijakan.com/>

Penelitian, Jurnal, Descriptive Study, Manajemen Undikma, Agus Fahmi, Menik


Aryani, and Lu Najwa, ‘Jurnal Teknologi Pendidikan : Strategi Peningkatan Mutu
Melalui Kurikulum Merdeka Di Perguruan Tinggi Swasta Jurnal Teknologi
Pendidikan :.2 (2022), 168–75

Seminar, Pada, Nasional Teknologi, and Universitas Tanjungpura, ‘Program Studi


Teknologi Pendidikan Pps Universitas Tanjungpura ( Untan ) Pontianak , 2012’,
2012, 0–13

Suparman, Atwi, ‘Konsep Dasar Teknologi Pendidikan’, Teknologi Pendidikan Dalam


Pendidikan Jarak Jauh, 2019, 1–34

Syafaruddin, Inovasi Pendidikan Suatu Analisis Terhadap Kebijakan Baru


Pendidikan, Psychology Applied to Work: An Introduction to Industrial and
Organizational Psychology, Tenth Edition Paul, 2012

25

Anda mungkin juga menyukai