Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH WORKSHOP DAN DESAIN PEMBELAJARAN

MENGENAI

TEKNOLOGI PENDIDIKAN, TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DAN DESAIN


PEMBELAJARAN

Dosen Pengampuh :
Drs. Jeffri Oldi Raturandang, MPd

Dr. Mariana Rengkuan, SPd, MPd

Di susun Oleh kel 3:


Juliana Heldy Poli (18 507 001)

Librina Kezia Palaapi (18 507 004)

Jhosua Mamondol ( 18 507 122)

Yubelian Yoru (18 507 045)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

2020

1|Page
KATA PENGANTAR
Kelompok mengucapkan puji syukur kepada Tuhan yang maha Esa atas limpahan berkat san tuntuan-
Nya kepada kita, sehingga kelompok dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Tujuan
penulisan makalh ini untuk memenuhi tugas tambahan yag diberikan kepasa kelompok oleh dosen
mata kuliah “Workshop dan Desain Pembelajaran”

Kelompok berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, dalam menambah
wawasan khususnya bagi penulis. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kelompok selaku
penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan
datang.

Senduk, 28 September 2020

Penulis, kel 8

2|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

A. TEKNOLOGI PENDIDIKAN
1. Pengertian teknologi Pendidikan
2. Perkembangan dan pengembangan Teknologi Pendidikan
B. TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
1. Pengertian teknologi pendidikan
2. Penerapan teknologi pembelajaran dalam pendidikan
3. Fungsi media dalam pembelajaran
4. Manfaat media dalam pembelajaran
5. Teknologi pembelajaran dan media
C. DESAIN PEMBELAJARAN
1. Komponen utama Desain Pembelajaran

2. Teori- teori pembelajaran dalam desain pembelajaran

3. Model-model desain pembelajaran

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

3|Page
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa, suatu bangsa bisa dikatakan
maju apabila pendidikan dalam bangsa tersebut maju. Seiring perkembangan globalisasi dan IPTEK,
pendidikan terus berjalan sesuai perkembangan zaman. Di era baru dalam dunia pendidikan ini telah
diperkenalkan reformasi pendidikan yang berkaitan erat dengan teknologi-teknologi yang sangat
dibutuhkan dalam perkembangan dunia pendidikan. Teknologi mempunyai hubungan yang sangat
erat dengan pendidikan. Teknologi bisa digunakan oleh semua kalangan di dunia pendidikan.
Pendidikan dan Teknologi merupakan suatu unsur yang sangat penting dan saling berkaitan dalam
perkembangannya. Diperlukan suatu pembahasan khusus mengenai pendidikan dan teknologi. Oleh
sebab itu, dalam pembahasan ini, kami mengambil tema mengenai pendidikan dalam perspektif
teknologi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian dari teknologi pendidikan dan segala aspek yang terkandung?
2. Apa pengertian dari teknologi pembelajaran dan pembahasannya ?
3. Bagaimana mengetahui pengertian dari desain pembelajaran ?

1.3 Tujuan

1. Mengetaui pengertian dari teknologi pendidikan


2. Mengetahui pengertian teknologi pembelajaran
3. Mengetahui pengertian desain pembelajaran

4|Page
BAB II

PEMBAHASAN

A. TEKNOLOGI PENDIDIKAN
1. Pengertian Teknologi Pendidikan

Tumbuh dan berkembangnya suatu konsep tidak akan terlepas dari konteks dimana konsep itu
akan tumbuh. Setiap konsep tentu memerlukan ’istilah’ atau ’nama’ yang diciptakan sebagai lambang
untuk mengidentifikasikan konsep yang dimaksud dan untuk mengkomunikasikan gagasan yang ada
didalamnya. Teknolgi pendidikan merupakan konsep yang kompleks. Ia dapat dikaji dari berbagai
segi dan kepentingan. Teknologi pendidikan sebagai suatu bidang kajian ilmiah senantiansa
berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang mendukung dan
mempengaruhinya. Hakekat teknologi pendidikan dapat dijelaskan melalui beberapa definisnya.

Teknologi pendidikan adalah kajian dan praktik untuk membantu proses belajar dan meningkatkan
kinerja dengan membuat, menggunakan, dan mengelola proses dan sumber teknologi yang memadai,
istilah teknologi pendidikan sering dihubungkan dengan teori belajar dan pembelajaran, seperti:

Menurut pendapat Cutchal 1999, (dalam Abdul Katar Al-Ghazali : 2) definisi teknologi pendidikan
atau pembelajaran merupakan penelitian dan aplikasi ilmu prilaku dan teori belajar dengan
menggunakan pendekatan sistem untuk melakukan analisis, desain, pengembangan, implementasi,
evaluasi dan pengelolaan penggunaan teknologi untuk membantu memecahkan masalah belajar dan
kinerja. Tujuan utamanya adalah pemanfaatan teknologi (soft-technology maupun hard-technology)
untuk membantu memecahkan masalah belajar dan kinerja manusia.

Sementara menurut Comission on Instructional Technology, 1970: adalah: Suatu cara yang sistematis
dalam mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi proses keseluruhan dari belajar dan pembelajaran
dalam bentuk tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan penelitian dalam teori belajar dan
komunikasi pada manusia dan menggunakan kombinasi sumber-sumber belajar dari manusia maupun
non-manusia untuk membuat pembelajaran lebih efektif.

Sedangkan AECT (1972), berpendapat bahwa : Teknologi pendidikan adalah satu bidang/disiplin
ilmu dalam memfasilitasi belajar manusia melalui identifikasi, pengembangan, pengeorgnasiasian dan
pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar dan melalui pengelolaan proses kesemuanya
itu.

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Teknologi Pendidikan adalah suatu disiplin
ilmu yang memfokuskan diri dalam upaya memfasilitasi belajar pada manusia. Jadi obyek formal
teknologi pendidikan menurut pengertian ini adalah bagaimana memfasilitasi belajar dengan cara
melalui identifikasi, pengembangan, pengeorgnasiasian dan pemanfaatan secara sistematis seluruh
sumber belajar. Disamping itu, melalui pengelolaan yang baik dan tepat terhadap proses secara

5|Page
sistematis pada seluruh sumber belajar. Teknologi Pendidikan dikenal sebagai cara-cara yang
sistemik dan sistematik dalam memecahkan masalah pembelajaran secara efektif dan efisien, di
dalam definisi ini ada beberapa pengertian:

a. Teknologi Pendidikan menawarkan berbagai cara, bukan satu cara.

b. Teknologi Pendidikan menawarkan cara yang sistemik (bersistem) bukan parsial, tetapi
menyeluruh dan integratif dengan melibatkan semua komponen pembelajaran. Seperti uraian
Suparman (2004) “bahwa suatu sistem lebih sekedar gabungan dari bagian-bagian; ia harus
mempunyaitujuan tertentu yang tidak dapat dicapai oleh fungsi dari satu atau beberapa bagian
darinya.”

c. Teknologi Pendidikan menawarkan cara yang runtut atau sistematik, tidak acak-acakan.

d. Teknologi Pendidikan menawarkan cara yang terbukti efektif dan efisien, melalui uji coba dalam
skala terbatas sebelum digunakan dalam skala nasional.

e. Cara-cara itu terfokus pada rangkaian interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar dalam
skala luas, termasuk pengajar dan berbagai media sehingga tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan sebelumnya tercapai. Definisi itu menjanjikan terjadinya solusi dalam memecahkan
masalah pembelajaran melalui lima konsep dasar tadi. Sehingga muncullah Teknologi Pendidikan ini
sebagai sang Revolusioner untuk mengubah taraf pendidikan itu sendiri kearah yang lebih baik.

Definisi itu menjanjikan terjadinya solusi dalam memecahkan masalah pembelajaran melalui lima
konsep dasar yang sangat indah. Sehingga munculah Teknologi Pendidikan ini sebagai sang
Revolusioner untuk mengubah taraf pendidikan itu sendiri kearah yang lebih baik.

2. Perkembangan dan Pengembangan Teknologi Pendidikan/Pembelajaran

Teknologi merupakan sistem yang diciptakan oleh manusia untuk suatu tujuan tertentu.
Teknologi dapat kita pakai untuk menambah kemapuan kita menyajikan pesan. Teknologi karena
sifatnya, mencamputi urusan manusia dengan lingkungannya. Keberhasilan atau kegagalan orang
dalam dunia yang digelutinya dapat disebabkan oleh teknologi yang dipakainya. Teknologi
pendidikan sebagai suatu disipin ilmu, pada awalnya berkembang sebagai bidang kajian di Amerika
serikat. Meskipun demikian menurut beberapa penulis Amerika Serikat diakui bahwa para pendahulu
atau nenek moyang teknologi pendidikan kebanyakan berasal dari luar Amerika Serikat. Dilihat dari
konsep teknologi sebagai cara, maka awal perkembangan teknologi pendidikan dapat dikatakan telah
ada sejak zaman peradaban. Zaman dimasa orangtua mendidik anaknya dengan cara memberikan
pengalaman langsung serta dengan memanfaatkan lingkungan. Gerakan untuk mengembangkan

6|Page
teknologi pendidikan sebagai bidang kajian di Amerika Serikat dimotori oleh James D. Finn (1915-
1969), seorang guru besar tetap dalam bidang pendidikan di University of shouternCalifornia (USC).
Finn dianggap sebagai “Bapak” teknologi pendidikan. Berbagai inovasi dalam pendidikan dan
pelatihan yang memanfaatkan teknologi telah dirintis dan dikembangkan serta sebagian lagi telah
disebarluaskan dalam skala nasional. Kita sepatutnya bangga dengan apa yang telah kita lakukan
selama ini karena semua itu telah memberikan konstribusi pada pembangunan sumber daya manusia
kita. Teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dengan segala apl;ikasinya sudah pada
tempatnya kita manfaatkan untuk membantu pembangunan di Negara Indonesia yang begitu luas,
berpulau-pulau dan memiliki berbagai ragam suku, budaya dan bahasa yang tak ada duanya. Kita
harus bisa memaksimalkan dan sebaik m,ungkin mendayagunakan teknologi tersebut untuk
pembangunan sumber daya manusia.
Ditinjau dari beberapa pendekatan pendidikan , lebih dahulu harus dibedakan dua pengertian
yang sering kali dirancukan, yaitu “teknologi dalam pendidikan” dan “teknologi pendidikan”.
Teknologi dalam pendidikan adalah penggunaan teknologi sebagai produk untuk membantu
penyelenggaraan kegiatan dalam pendidikan, misalnya penggunaan pengeras suara, penggunaan
mobil dan perangkat keras lain untuk keperluan terselenggaranaya kegiatan pendidikan. Sedangkan
teknologi pendidikan adalah suatu proses yang bersistem dalam usaha mendidik secara kompleks dan
terpadu yang melibatkan orang, prosedur, gagasan dan peralatan untuk memecahkan serta
menganalisis masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia. (Association for Educational
Communication and Technology/ AECT,1986).
Penerapan teknologi dalam proses pembelajaran merupakan ruang lingkup teknologi
pendidikan. Sejalan dengan berkembangnya inovasi bidang teknologi, pembelajaran melalui
komputer dapat terakses ke internet. Pembelajaran seperti ini disebut pembelajaran berbasis web atau
biasa dikenal dengan istilah e-learning. Pemanfaatan teknologi tersebut selain sebagai upaya
mengatasi permasalahan teknis pembelajaran, juga sebagai upaya menjawab masalah substansial
pembelajaran yang dituntut dalam perubahan paradigma pembelajaran. Salah satu media e-learning
yaitu Blog dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai media pembelajaran agar dapat
mengembangan diri peserta didik secara mandiri serta tuntutan kreativitas dan dinamika ilmu
pengetahuan.
Perkembangan teknologi dan informasi telah membawa perubahan dalam setiap bidang
kehidupan, termasuk didalamnya adalah bidang pendidikan. Untuk mengimbangi perubahan yang

7|Page
diakibatkan oleh arus teknologi dan informasi, maka perlu adanya upaya peningkatan mutu dan
kualitas pendidikan. Kualitas dan mutu pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu
diantaranya adalah media pembelajaran. Pengembangan media sebagai produk teknologi perlu
dilakukan untuk menunjang mutu dan kualitas pembelajaran di madrasah, termasuk pengembangan
media pembelajaran berbasis TI. Sampai saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi makin berkembang,
bahkan semakin pesat. Terutama yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi yang
ditunjang dengan teknologi elektronika. Pengaruhnya meluas ke berbagai bidang kehidupan,
termasuk bidang pendidikan. Teknologi informasi ini akan memberikan nilai tambah dalam proses
pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan semakin tingginya kebutuhan informasi ilmu pengetahuan
dan teknologi yang tidak semuanya diperoleh dalam lingkungan sekolah. Demikian pula pada saat
melakukan pertukaran informasi dan data antar sekolah, sekolah dengan masyarakat, sekolah dengan
pemerintah daerah dan pusat, dan lain-lain. Semuanya akan lebih efektif dan efisien jika
memanfaatkan teknologi informasi.
Pembelajaran dengan menfaatkan komputer dan Internet dalam perkembangannya disebut
pembelajaran dengan metode electronic learning atau polulernya disebut E-Learning. Definisi Istilah
E-Learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan
tentang definisi E-Learning dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi yang cukup dapat
diterima banyak pihak misalnya dari Darin E. Hartley yang menyatakan E-Learning merupakan suatu
jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan
menggunakan media Internet.
Pendapat diatas memberikan pengertian bahwa sistem atau konsep pendidikan yang
memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar dapat disebut sebagai suatu E-
Learning. Bermula dari tujuan utama pembelajaran jarak jauh (E-Learning) yaitu memberikan
layanan bagi masyarakat di daerah yang belum mempunyai program pendidikan tertentu sehingga
masyarakat dapat berhemat, khususnya biaya akomodasi selama mengikuti pendidikan.38
Belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan antara
mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa secara online, melihat jadwal kuliah,
mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan sebagainya. Sistem pendidikan terbuka
merupakan bagian integral sistem pendidikan nasional. Dengan berkembangnya dan tumbuhnya
teknologi tersebut, sudah jelas bahwa di Indonesia telah mengembangkan Teknologi Pendidikan.

8|Page
Teknologi pendidikan merupakan suatu bidang terapan yang relatif baru pada awalnya timbul
dengan memadukan teori dan konsep dari berbagai disiplin ilmu ke dalam suatu usaha terpadu untuk
memecahkan masalah belajar yang tidak terpecahkan dengan pendekatan yang telah ada sebelumnya,
seperti belajar jarak jauh. Teknologi pendidikan sangat diperlukan untuk mencari solusi masalah
belajar anak didik sehingga diperlukannya penelitian di bidang teknologi pendidikan dengan berbagai
obyek penelitian TP, menggunakan model dan pendekatan penelitian teknologi pendidikan serta
topik-topik penelitian teknologi pendidikan. Sehingga akan diperoleh hasil penelitian dalam teknologi
pendidikan yang dapat diaplikasikan dalam proses yang kompleks dan terpadu untuk menganalisis
dan memecahkan masalah-masalah belajar manusia.

B. TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
1. Pengertian Teknologi Pembelajaran
Seiring dengan kemajuan teknologi yang mengglobal telah berpengaruh dalam segala aspek
kehidupan baik di bidang ekonomi, politik, kebudayaan seni dan pendidikan bahkan di dunia. Dunia
pendidikan harus mau mengadakan inovasi yang positif untuk kemajuan pendidikan dan sekolah.
Tidak hnaya inovasi dibidang kurikulum, sarana prasarana, namun inovasi yang menyeluruh dengan
menggunakan teknologi informasi dalam dunia pendidikan.Teknologi pendidikan sering kali
diasumsikan dalam persepsi yang mengarah elektronika padahal konsep teknologi mengandung
pengertian yang luas. Berdasarkan definisi 1994, Teknologi pemeblajaran adalah teori dan praktek
dalam desain. pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber untuk
belajar. Komponen definisinya adalah teori dan praktek , desain, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber untuk keperluan belajar.
2. Penerapan teknologi pembelajaran dalam pendidikan

Penerapan teknologi pembelajaran baru tersebut akan membawa perubahan besar yangberpengaruh
terhadap administrasi dan fasilitas sekolah, metode pembelajaran, serta perananguru dan siswa.Agar
teknologi pembelajaran yang baru tersebut dapat dimanfaatkan secara optimaldiperlukan suatu profesi
baru yang berperan dalam pengelolaan dan penyusunan desain,implementasi dan evaluasi program
pendidikan secara penuh.Teknologi merupakan bagian integral dalam setiap budaya. Makin maju
suatu budaya,makin banyak dan makin canggih teknologi yang digunakan. Meskipun demikian
masihbanyak di antara kita yang tidak menyadari akan hal itu. Teknologi diterapkan di semuabidang

9|Page
kehidupan,di antaranya bidang pendidikan. Teknologi pendidikan ini karenanyaberoperasi dalam
seluruh bidang pendidikan secara integratif, yaitu secara rasionalberkembang dan terjalin dalam
berbagai bidang pendidikan.

3. Fungsi Media Dalam Pembelajaran


 Memberikan pengetahuan tentang tujuan belajar.Pada permulaan pembelajaran, siswa perlu di
beritahu tentang pengetahuan yangakan di perolehnya atau keterampilan yang akan
dipelajarinya. Kepada siswa harusdipertunjukan apa yang akan di harapkan darinya, apa yang
harus dapat dilakukan untukmenunjukkan bahawa ia telah menguasai bahan pelajaran dan
tingkat kemahiran yang diharapkan. untuk pemebelajaran dalam kawasan perilaku kognitif
atau psikomotor mediavisual khususnya yang menampilkan gerak dapat mempertunjukkan
kinerja yang harus dipelajari siswa. Dengan demikian dapat menjadi model perilaku yang
diharapkan dapat dipertunjukkannya pada akhir pembelajaran.
 Memotivasi siswaSalah satu peran yang umum dari media komunikasi adalah memotivasi
siswa.Usaha untuk memotivasi siswa sering kali di lakukan dengan menggambarkan
sejelasmungkin keadaan di masa depan, di mana siswa perlu menggunakanhan pengetahuan
yang telah diperoleh
 Menyajikan informasiDalam sistem pembelajaran yang terdiri dari beberapa kelompok
dengan kurikullumyang sama, media seperti film dan televisi dapat di gunakan untuk
menyajikan informasi.Guru kelas bebas dari tugas mempersiapkan dan menyajikan pelajaran,
ia dapatmenggunakan energinya kepada fungsi-fungsi yang lain seperti merencanakan
kegiatansiswa, mendiagnosa masalah siswa, memberikan konseling secara individual.
4. Manfaat Media Dalam Pembelajaran

Manakalah kita melihat manfaat media pembelajaran tidak lain adalah memperlancarproses interaksi
antara guru dan siswa, dalam hal ini membantu siswa belajar optimal. Tetapidi samping itu ada
beberapa manfaat lain yang lebih baik khusus. Kemp dan Dayton (1985),mengidentifikasi tidak
kurang dari delapan manfaat media dalam kegiatan, yaitu ;

1. Penyampaian materi dapat di seragamkanGuru mungkin mempunyai penafsiran yang beraneka


ragam tentang sesuatu hal.Melalui media, penafsiran yang beragam ini dapat di redukasi dan di
sampaikan kepadasiswa secara seragam. Setiap siswa yang melihat atau mendengar uraian tentang

10 | P a g e
suatuilmu melalui media yang sama akan menerima informasi yang persis sama seperti yangdi terima
teman –temannya

2. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik.Media dapat menyampaikan informasi yang tepat
didengar (audio) dan dapat dilihat (visual), sehingga dapat mendeskripsikan suatu masalah, suatu
konsep, suatu prosesatau prosedur yang bersifat abstrak dan tidak lengkap menjadi lebih jelas dan
lengkap.Media dapat membangkitkan keingin tahuan siswa, merangsang mereka untuk
beraksiterhadap penjelasan guru. Dengan demikian media dapat membantu guru
menghidupkansuasana kelasnya dan menghindari suasana mononton dan membosankan

3.Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif.Media harus di rancang dengan benar, media dapat
membantu guru dan siswamelakukan komunikasi dua arah secarah aktif. Tanpa media , guru mungkin
akan cenderung berbicara “satu arah” kepada siswa saja. Namun dengan media, para guru dapat
mengatur kelas mereka sehingga bukan hanya kelas dominasi guru atau guru yangaktif, tetapi juga
siswa yang lebih banyak berperan

4.Jumlah waktu belajar – mengajar dapat di kurangiSering kali para guru menghabiskan wakutu yang
cukup banyak untuk menjelaskansuatu materi. Pada hal waktu yang dihabiskan tidak perlu sebanyak
itu jika merekamemanfaatkan media pendidikan dengan baik

5. Kualitas belajar siswa dapat ditinggalkanPenggunaan media tidak hanya membuat proses belajar-
mengajar lebih efisien,tetapi juga membantu siswa menyerap materi pelajaran secara lebih mendalam
dan utuh.Dengan mendengar gurunya saja, siswa sudah memahami permasalahannya dengan
baik,tetapi, bila pemahaman itu diperkaya dengan kegiatan melihat media, pemahaman mediamereka
terhadap isi pelajaran pasti akan lebih baik lagi.

6. Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.Media pembelajaran dapat dirancang
sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajardi mana saja dan kapan saja mereka mau, tanpa
bergantung.

11 | P a g e
5. Teknologi Pembelajaran Dan Media

Alat-alat teknologi pendidikan dapat mengubah peranan guru. Di samping gurutimbul


sumber sumber pelajaran lainnya. Namun peranan guru tidak akan dapat ditiadakan dan akan selalu di
perlukan. Pengalaman dengan alat teknologi pendidikanmembuktikan bahwa dalam proses belajar –
mengajar guru tetap memegang perananyang penting. Banyaknya alat instriksional di negara –
Negara maju dapat jugamembingungkan guru. Sukar bagi guru untuk memilih media yang paling
baik di antarabegitu banyak alat yang tersedia. Walaupun banyak penelitian tentang efektifitas
berbagaimedia, tidak ada penelitian yang menjelaskan apabila suatu media dapat atau tidak dapatdi
gunakan dalam situasi belajar tertentu

C. DESAIN PEMBELAJARAN

Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai
disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran
membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembangan pembelajaran
dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan
spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan
fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada
berbagai tingkatan kompleksitas. Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan
sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan
mutu belajar.

Sementara itu desain pembelajaran sebagai proses menurut Syaiful Sagala (2005:136) adalah
pengembangan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori pembelajaran
unuk menjamin kualitas pembelajaran. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa penyusunan
perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut
dalam kurikulum yang digunakan.

Dengan demikian dapat disimpulkan desain pembelajaran adalah praktek penyusunan


media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara
efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta
didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang "perlakuan" berbasis-media untuk membantu
terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji

12 | P a g e
secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis
komunitas.

1. Komponen Utama Desain Pembelajaran

Komponen utama dari desain pembelajaran adalah:


 Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus) Adalah penjabaran kompetensi yang akan dikuasai
oleh pembelajaran
 Pembelajar (pihak yang menjadi fokus) yang perlu diketahui meliputi, karakteristik mereka,
kemampuan awal dan pra syarat.
 Analisis Pembelajaran, merupakan proses menganalisis topik atau materi yang akan dipelajari
 Strategi Pembelajaran, dapat dilakukan secara makro dalam kurun satu tahun atau mikro
dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar. Bahan Ajar, adalah format materi yang akan
diberikan kepada pembelajar
 Penilaian Belajar, tentang pengukuran kemampuan atau kompetensi yang sudah dikuasai atau
belum.

2. Teori-teori Pembelajaran dalam Desain Pembelajaran


Penelitian terkini mengatakan bahwa lingkungan pembelajaran yang bermedia teknologi dapat
meningkatkan nilai para pelajar, sikap mereka terhadap belajar, dan evaluasi dari pengalaman belajar
mereka. Teknologi juga dapat membantu untuk meningkatkan interaksi antar pengajar dan pelajar,
dan membuat proses belajar yang berpusat pada pelajar (student oriented). Dengan kata lain,
penggunaan media menggunakan audio visual atau komputer media dapat membantu siswa itu
memperoleh pelajaran bermanfaat. Guru sebagai pengembang media pembelajaran harus mengetahui
perbedaan pendekatan-pendekatan dalam belajar agar dapat memilih strategi pembelajaran yang
tepat. Strategi pembelajaran harus dipilih untuk memotivasi para pembelajar, memfasilitasi proses
belajar, membentuk manusia seutuhnya, melayani perbedaan individu, mengangkat belajar bermakna,
mendorong terjadinya interaksi, dan memfasilitasi belajar kontekstual, Terdapat beberapa teori belajar
yang melandasi penggunaan teknologi/komputer dalam pembelajaran yaitu teori behaviorisme,
kognitifisme dan konstruktivisme.

13 | P a g e
1. Teori Behaviorisme
Behaviorisme memandang fikiran sebagai „kotak hitam” dalam merespon rangsangan yang
dapat diobsevasi secara kuantitatif, sepenuhnya mengabaikan proses berfikir yang terjadi dalam otak.
Kelompok ini memandang tingkah laku yang dapat diobservasi dan diukur sebagai indikator belajar.
Implementasi prinsip ini dalam mendesain suatu media pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Siswa harus diberitahu secara eksplisit outcome belajar sehingga mereka dapat mensetting harapan-
harapan mereka dan menentukan apakah dirinya telah mencapai outcome dari pembelajaran online
atau tidak.
b. Pembelajar harus diuji apakah mereka telah mencapai outcome pembelajaran atau tidak. Tes
dilakukan untuk mencek tingkat pencapaian pembelajar dan untuk memberi umpan balik yang tepat.
c. Materi belajar harus diurutkan dengan tepat untuk meningkatkan belajar. Urutan dapat dimulai dari
bentuk yang sederhana ke yang kompleks, dari yang diketahui sampai yang tidak diketahui dan dari
pengetahuan sampai penerapan.
d. Pembelajar harus diberi umpan balik sehingga mereka dapat mengetahui bagaimana melakukan
tindakan koreksi jika diperlukan.
2. Teori Kognitivisme
Kognitivisme membagi tipe-tipe pembelajar, yaitu: 1) Pembelajar tipe pengalaman-konkret
lebih menyukai contoh khusus dimana mereka bisa terlibat dan mereka berhubungan dengan teman-
temannya, dan bukan dengan orang-orang dalam otoritas itu; 2) Pembelajar tipe observasi reflektif
suka mengobservasi dengan teliti sebelum melakukan tindakan; 3) Pembelajar tipe konsepsualisasi
abstrak lebih suka bekerja dengan sesuatu dan symbol-simbol dari pada dengan manusia. Mereka
suka bekerja dengan teori dan melakukan analisis sistematis. 4) Pembelajar tipe eksperimentasi aktif
lebih suka belajar dengan melakukan paktek proyek dan melalui kelompok diskusi. Mereka menyukai
metode belajar aktif dan berinteraksi dengan teman untuk memperoleh umpan balik dan informasi.
Implementasi prinsip ini dalam mendesain suatu media pembelajaran adalah sebagai berikut:

 Materi pembelajaran harus memasukan aktivitas gaya belajar yang berbeda, sehingga siswa
dapat memilih aktivitas yang tepat berdasarkan kecenderungan gaya berlajarnya.
 Sebagai tambahan aktivitas, dukungan secukupnya harus diberikan kepada siswa dengan
perbedaan gaya belajar. Siswa dengan perbedaan gaya belajar memiliki perbedaan pilihan

14 | P a g e
terhadap dukungan, sebagai contoh, assimilator lebih suka kehadiran instruktur yang tinggi.
Sementara akomodator lebih suka kehadiran instruktur yang rendah.
 Informasi harus disajikan dalam cara yang berbeda untuk mengakomodasi berbedaan
individu dalam proses dan memfasilitasi transfer ke long-term memory.
 Pembelajar harus dimotivasi untuk belajar, tanpa memperdulikan sebagaimana efektif materi,
jika pembelajar tidak dimotivasi mereka tidak akan belajar.
 Pada saat belajar, pembelajar harus diberi kesempatan untuk merefleksi apa yang mereka
pelajari. Bekerja sama dengan pembelajar lain, dan mengecek kemajuan mereka.
 Psikologi kognitif menyarankan bahwa pembelajar menerima dan memproses informasi
untuk ditransfer ke long term memory untuk disimpan.

3. Teori Konstruktivisme
Penekanan pokok pada konstruktivis adalah situasi belajar, yang memandang belajar sebagai
yang kontekstual. Aktivitas belajar yang memungkinkan pembelajar mengkontekstualisasi informasi
harus digunakan dalam mendesain sebuah media pembelajaran. Jika informasi harus diterapkan
dalam banyak konteks, maka strategi belajar yang mengangkat belajar multi-kontekstual harus
digunakan untuk meyakinkan bahwa pembelajar pasti dapat menerapkan informasi tersebut secara
luas. Belajar adalah bergerak menjauh dari pembelajaran satu-cara ke konstruksi dan penemuan
pengetahuan. Implementasi pada online learning adalah sebagai berikut:
 Belajar harus menjadi suatu proses aktif. Menjaga pembelajar tetap aktif melakukan aktivitas
yang bermakna menghasilkan proses tingkat tinggi, yang memfasilitasi penciptaan makna
personal.
 Pembelajar mengkonstruksi pengetahuan sendiri bukan hanya menerima apa yang diberi oleh
instruktur. Konstruksi pengetahuan difasilitasi oleh pembelajaran interaktif yang bagus,
karena siswa harus mengambil inisiatif untuk berinteraksi dengan pembelajar lain dan dengan
instruktur, dan karena agenda belajar dikontrol oleh pembelajar sendiri.
 Bekerja dengan pembelajar lain memberi pembelajar pengalaman kehidupan nyata melalui
kerja kelompok, dan memungkinkan mereka menggunakan keterampilan metakognitif
mereka.
 Pembelajar harus diberi control proses belajar.

15 | P a g e
 Pembelajar harus diberi waktu dan kesempatan untuk refleksi. Pada saat belajar online siswa
perlu merefleksi dan menginternalisasi informasi.
 Belajar harus dibuat bermakna bagi siswa. Materi belajar harusmemasukan contoh-contoh
yang berhubungan dengan pembelajar sehingga mereka dapat menerima informasi yang
diberikan.
 Belajar harus interaktif dan mengangkat belajar tingkat yang lebih tinggi dan kehadiran sosial,
dan membantu mengembangkan makna personal. Pembelajar menerima materi pelajaran
melalui teknologi, memproses informasi, dan kemudian mempersonalisasi dan
mengkontekstualisasi informasi tersebut.

4. Model-model Desain Pembelajaran


Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli. Secara
umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas, model
berorientasi sistem, model berorientasi produk, model prosedural dan model melingkar. Model
berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya
dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya adalah model ASSURE. Model berorientasi
produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkann suatu produk, biasanya media
pembelajaran, misalnya video pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul. Contoh
modelnya adalah model hannafin and peck.
Satu lagi adalah model beroreintasi sistem yaitu model desain pembelajaran untuk
menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang cakupannya luas, seperti desain sistem suatu pelatihan,
kurikulum sekolah, dll. contohnya adalah model ADDIE. Selain itu ada pula yang biasa kita sebut
sebagai model prosedural dan model melingkar. Contoh dari model prosedural adalah model Dick
and Carrey sementara contoh model melingkar adalah model Kemp.
Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya juga dapat menguntungkan kita, beberapa
keuntungan itu antara lain adalah kita dapat memilih dan menerapkan salah satu model desain
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang kita hadapi di lapangan, selain itu juga, kita
dapat mengembangkan dan membuat model turunan dari model-model yang telah ada, ataupun kita
juga dapat meneliti dan mengembangkan desain yang telah ada untuk dicobakan dan diperbaiki.
Beberapa contoh dari model-model diatas akan diuraikan secara lebih jelas berikut ini:

16 | P a g e
1. Model Dick and Carrey
Salah satu model desain pembelajaran adalah model Dick and Carey (1985). Model ini
termasuk ke dalam model prosedural. Langkah–langkah Desain Pembelajaran menurut Dick and
Carey adalah:
a. Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.
b. Melaksanakan analisi pembelajaran
c. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
d. Merumuskan tujuan performansi
e. Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan
f. Mengembangkan strategi pembelajaran
g. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
h. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
i. Merevisi bahan pembelajaran
j. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.
2. Model Kemp
Model Kemp termasuk ke dalam contoh model melingkar jika ditunjukkan dalam sebuah diagram.
Secara singkat, menurut model ini terdapat beberapa langkah dalam penyusunan sebuah bahan ajar,
yaitu:
a. Menentukan tujuan dan daftar topik,menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran tiap
topiknya;
b. Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain;
c. Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat
dijadikan tolak ukur perilaku pelajar;
d. Menentukan isi materi pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan
e. Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang pelajar dan
pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik;
f. Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau
menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa siswa akan mudah menyelesaikan tujuan
yang diharapkan;
g. Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi personalia,
fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran.

17 | P a g e
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Teknologi pembelajaran ialah cara mendesain yang sistematis, melaksanakan dan
mengevaluasi keseluruhan proses belajar dan mengajar berkenaan dengan tujuan-tujuan yang telah
dikhususkan dan didasarkan pada prinsip-prinsip belajar dan komunikasi yang terjadi pada manusia
(bukan didasarkan pada prinsip-prinsip yang bersumber dari hasil-hasil percobaan pada hewan), dan
pemanfaatan sumber-sumber tersebut dengan maksud agar pengajaran itu lebih efektif. Teknologi
pendidikan dapat pula dirumuskan sebagai suatu bidang, sebagai suatu bidang deskripsi unsur-
unsurnya adalah sebagai berikut:
1. Suatu bidang yang berkepentingan dengan kegiatan belajar siswa;
2. Kegiatan itu dilaksanakan secara sistematis;
3. Cara sistematis itu meliputi identifikasi pengembangan, pengorganisasian dan penggunaan
segala macam sumber belajar.
Pengembangan teknologi pendidikan beroperasi dalam konteks masyarakat yang lebih luas,
membantu profesi yang berkenaan dengan penggunaan penerapan teknologi. Teknologi pendidikan
bergerak dalam keseluruhan bidang pendidikan, teknologi pendidikan mengusahakan terciptanya
keseimbangan dan hubungan kerjasama yang selaras. Teknologi pendidikan juga berusaha
mengimplementasikan suatu teori profesi yang teroganisir rapi. Pengembangan teknologi
pembelajaran perlu dilakukan untuk menunjang mutu dan kualitas pembelajaran sekolah.
.Teknologi pembelajaran adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis
ilmupengetahuan. Penerapan teknologi pembelajaran yang baru tersebut dapat dimanfaatkan secara
optimaldiperlukan suatu profesi baru yang berperan dalam pengelolaan dan penyusunan
desain,implementasi dan evaluasi program pendidikan secara penuh.
Fungsi media pembelajaran antara lain : memberikan pengetahuan tentang tujuan
belajar,menyajikan informasi, merangsang diskusi, mengarahkan kegiatan siswa,
melaksanakanlatihan dan ulangan, menguatkan belajar, memberikan pengalaman simulasi.Manfaat
media dalam pembelajaran antara lain:Penyampaian materi dapat di seragamkan,proses pembelajaran
bisa lebih menarik, proses pembelajaran lebih interaktif, jumlahwaktu belajar mengajar dapat di
kurangi. Pemanfaatan media komunikasi telah berkembang cukup lama di Negara– Negara maju,yang
di maksudkan dengan pemanfaatan media ini ialah media elektronika dan fotografi .Jadi radio, film.

18 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Chodijah, Siti. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika 1,, http://ejournal.unp.ac.id., diakses pada 23
Desember 2013 pukul 20.16 WIB.
Miarso,Yusufhadi, dkk. 1984. Teknologi Komunikasi Pendidikan (Jakarta; CV.RAJAWALI). Miarso,
Yusufhadi. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (Jakarta; Kencana Prenanda Media Group).
Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (Bandung; CV Alvabeta).
Muhammad, M., & Nurdyansyah, N. (2015). Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo: Nizamia
learning center.
Yamin, Martinis. 2008. Desain Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada PressPrawirdilga, Dewi Salma.
2008. Mozaik Teknologi Pembelajaran, Jakarta: PrenadaMedia GroupWijaya,Cece. 2005. Upaya
pembaharuan Dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung:Remaja Rosdakarya.

19 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai