Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BIOTEKNOLOGI

MENGENAI

BIOTEKNOLOGI ENZIM

Dosen Pengampuh :
Dr. Helen J. Lawalata, S,Pi, M.Si

Danny Christian Posumah, S.Si, M.Si

Di susun oleh kelompok 8


Juliana Heldy Poli (18 507 001)

Heltiana (18 507 148)

Emmy E Masela (18 507 125)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat-Nya maka
kami kelompok 8 dapat menyelesaikan pembuatan makalah tentang “BIOTEKNOLOGI
ENZIM ”ini dapat selesai dengan baik.

Kami penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan atau belum sesuai
dengan apa yang di inginkan bersama. Untuk itu, dengan masih banyaknya kekurangan terhadap
isi makalah ini, kami dari penulis/penyusun makalah ini sangat mengahrapkan saran dan kritikan
yang bersifat memabangun untuk penyempurnaan makalah ini.

Penulis,Senduk 26 September 2020

Kelompok 8
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Prinsip Bioteknologi Enzim


B. Faktor- Faktor yang mempengaruhi Aktivitas Enzim

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan enzim di dalam bioteknologi semakin menuntut adanya enzim bersifat tahan
lingkungan yang mampu melakukan aktifitas pada kondisi ekstrim, salah satunya enzim
termostabil yang mampu bekerja pada temperatur tinggi. Salah satu faktor utama yang paling
merusak enzim adalah suhu, maka usaha pertama yang dilakukan adalah mencari mikroba
penghasil enzim-enzim termostabil dari berbagai sumber alam seperti sumber air panas, daerah
kawah gunung berapi dan daerah ekstrim lainnya. Hal ini berkaitan dengan keuntungan yang
akan diperoleh bila proses produksi dilakukan pada suhu tinggi, diantaranya mengurangi
kontaminasi, meningkatkan kecepatan transfer massa, dan menurunkan viskositas dari larutan
(Anna Rakhmawati dan Evy Yulianti, 2011: 1) Indonesia merupakan negara kepulauan beriklim
tropis sehingga memiliki banyak gunung berapi dengan aktivitas vulkanik yang tinggi. Kondisi
geografis ini mendukung dilakukannya eksplorasi bakteri penghasil enzim termostabil.
Banyaknya sumber air panas, daerah hidrotermal di dasar lautan, pengomposan limbah, sumur
pengeboran minyak bumi dan gas alam menggambarkan banyaknya potensi yang dapat
diberdayakan (Iche, 2008: 14). Enzim amilase merupakan kelompok enzim yang sangat
dibutuhkan dalam bidang industri, diantaranya industri tekstil, hidrolisis pati, bir, roti, sirup,
pemanis buatan, etanol, dan detergen.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pengertian bioteknologi enzim?
2. apa saja prinsip-prinsip yang terkandung dari bioteknologi enzim?
3. Mengapa harus ada faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim

1.3 Tujuan

1. Menegetahui pengertian bioteknologi enzim


2. Mengetahui beberapa prinsip yang terkandung dari bioteknologi enzim
3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keja enzim
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Prinsip Bioteknologi Enzim


Dalam memanfaatkan agen biologi, bioteknologi menggunakan peranan penting enzim,
sehingga enzim memegang peranan penting dalam industri. Enzim adalah protein tidak beracun
namun mampu mempercepat laju reaksi kimia dalam suhu dan derajat keasaman yang lembut.

Enzim merupakan molekul organic yang kompleks dan terdapat dalam sel hidup, yang
didalamnya enzim bekerja sebagai katalisator untuk menimbulkan perubahan kimia pada
berbagai macam subtansi. Dengan berkembangnya ilmu biokimia, pemahaman terhadap enzim
yang ada dalam sel sel hidup dan cara kerjanya akan semakin meningkat. Tanpa adanya enzim
tidak mungkin terjadinya kehidupan. Meskipun enzim hanya terbentuk dari sel sel hidup, banyak
diantaranya dapat dipisahkan dari sel dan bisa terus bekerja selama in vitro. Kemampuan enzim
yang unik dalam melaksanakan transportasinya yang khas ketika diisolasi ini telah meningkatkan
penggunaan enzim dalam bebrbagai proses industri, yang secara kolektif dinamakan teknologi
enzim. Teknologi enzim mencakup produksi, isolasi, pemurnian, serta penggunaan enzim dalam
bentuk dapat larut dan akhirnya imobilisasi serta pemakaian enzim dalam banyak reaktor.
Teknologi enzim jelas akan turut memecahkan sebagian diantara banyak permasalahan yang
paling mendesak dalam masyarakat modern saat ini. Teknologi ini berasal dari biokimia tapi
kemudian banyak dipengaruhi oleh mikrobiologi, ilmu teknik kimia dan rekayasa proses sebelum
mencapai status pengetahuan sekarang ini.

Bagi masa yang akan datang teknologi enzim dan rekayasa genetik akan menjadi bidang
pengetahuan yang berhubungan erat dan berkenaan dengan aplikasi, serta berbagai produknya.
Secara bersama-sama, kedua pengetahuan ini akan berupaya untuk memanfaatkan arus
penemuan yang terus menerus dihasilkan oleh para pakar genetika. Enzim adalah protein yang
berfungsi sebagai katalisator (protein katalitik) untuk reaksi-reaksi kimia di dalam sistem biologi.
Katalisator mempercepat reaksi kimia. Walaupun katalisator ikut serta dalam reaksi, ia kembali
ke keadaan semula bila reaksi telah selesai. Suatu katalis adalah suatu agen kimiawi yang
mengubah laju reaksi tanpa harus dipergunakan oleh reaksi tersebut. Aktivitas enzim dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya konsentrasi substrat, pH, suhu, dan inhibitor (penghambat).
(Campbell, 1987: 98). Berbeda dengan katalisator nonprotein (H + , OH - , atau ion-ion logam),
tiap-tiap enzim mengkatalisis sejumlah kecil reaksi, kerapkali hanya satu.

Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawa
intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah,
sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi
membutuhkan waktu lebih lama.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi aktivitas Enzim

Enzim dalam melakukan aktivitas dan fungsi enzim, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Secara garis besar terdapat 3 faktor utama yang mempengaruhi aktivitas
enzim yaitu substansi nonprotein, kondisi lingkungan optimal dan inhibitor. Berikut penjelasan
tentang faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim.

1. Substansi protein dalam enzim

Dalam banyak reaksi yang menggunakan enzim, diperlukan adanya substansi nonprotein
untuk melakukan aktivitas enzim yang seharusnya. Substansi nonprotein ini memulai reaksi
melalui ikatan molekul enzim dengan cara yang spesifik. Secara khusus terdapat 5 bagian
enzim yaitu (1) koenzim yang merupakan subtansi organik seperti vitamin, koenzim A, heme,
dan biotin) (2) kofaktor yaitu substansi anorganik seperti atom logam seng, besi, tembaga. (3)
Kelompok prostetik yaitu tempat kofaktor enzim dapat berikatan dengan efektif yang
merupakan bagian protein enzim. (4) Holoenzim adalah bagian protein dan nonprotein enzim
yang hadir bersamaan. (5) apoenzim merupakan bagian protein enzim.

2. Kondisi Lingkungan Optimal

Setiap enzim memiliki kondisi lingkungan yang optimal yang akan mengoptimalkan
konformasi enzim yang aktif. Hingga saat ini diketahui dua poin yang dibutuhkan dalam
kondisi lingkungan optimal yaitu pengaturan suhu dan pengaturan pH. Suhu memiliki dua
pengaruh utama yaitu pengaruh terhadap reaksi serta terjadinya denaturasi. Pengaruh
terhadap reaksi yaitu untuk enzim pada umumnya semakin adanya peningkatan pada suhu
maka akan terjadi peningkatan kecepatan reaksi, molekul bergerak lebih cepat dikarenakan
kenaikan suhu sehingga akan banyak berinteraksi. Penurunan suhu tentunya akan berakibat
sebaliknya. Ketika suhu mencapai serta melampaui batas tertentu, maka akan terjadi
denaturasi. Definisi denaturasi adalah perubahan permanen yang menginaktivasi enzim.

Saat terjadi denaturasi, ikatan kimia terputus dan enzim kehilangan bentuk spesifiknya. pH
atau ukuran kadar ion OH atau H pada lingkungan. Apabila pH lingkungan terlalu asam atau
basa dapat menyebabkan denaturasi enzim. Umumnya, pH optimun enzim adalah dalam pH
netral (pH 7). Hal menarik dari enzim pencernaan adalah bekerja optimum pada pH 2.

3. Inhibitor

Pengertian inhibitor adalah molekul yang berikatan secara selektif pada enzim dan
menghambat aktivitas enzim. Enzim dapat berikatan dengan inhibitor secara reversibel
ataupun ireversibel. Ada dua macam inhibitor yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor
nonkompetitif.

Inhibitor kompetitif memiliki bentuk seperti substrat normal dan bersaing dengan substrat
normal tersebut untuk berikatan dengan situs aktif enzim. Oleh karena itu, pengikatan
inhibitor memblokade situs aktif terhadap substrat. Apabila inhibitor bersifat reversibel dapat
diatasi dengan menambahkan konsentrasi substrat.
Inhibitor kompetitif mengikat bagian enzim yang lain selain situs aktif (active site).
Pengikatan inhibitor ini dapat mengubah bentuk situs aktif enzim sehingga tidak dapat
mengikat substrat.

Enzim merupakan protein yang bertindak sebagai katalis dan bertanggung jawab untuk laju
dan kekhususan yang tinggi dari satu atau lebih reaksi biokimia intraselular dan ekstraselular.
Enzim bekerja dengan membentuk kompleks enzim – substrat. Reaksi enzim selalu bolak-balik.
Hampir semua enzim adalah protein globular yang terdiri atas polipeptide tunggal atau dua atau
lebih polipeptide yang diikat bersama (dalam struktur kuarternari) oleh ikatan non-kovalen. Ini
disebabkan oleh konfigurasi tiga dimensi yang ada dalam larutan, enzim – enzim bertindak
terhadap molekul – molekul lain (substrat), dan mengkatalis satu tipe (tetapi tidak harus satu)
reaksi kimia. Bentuknya memungkinkan adanya satu atau dua sisi aktif (domain) yang mengikat
untuk sementara dan biasanya secara non-kovalen dengan molekul substrat yang setara untuk
membentuk satu atau lebih kompleks enzim-substrat (ES), katalisis hanya terjadi selama adanya
kompleks tersebut.

Satu atau lebih produk kemudian dilepaskan sehingga sisi aktifnya bebas lagi untuk mengikat
substrat yang baru. Sisi aktif mempunyai konformasi dan distribusi muatan yang khusus substrat
dan komponen asam aminonya, akan mengubah posisinya yang tiga dimensi (induced fit) sebagai
substrat pengikat, sehingga memungkinkan beberapa sub-reaksi terlibat dalam katalis untuk
bekerja.

Kerja enzim hanyalah mempercepat laju reaksi, yang posisi ekuilibrium dari reaksi bolak-
baliknya dipertahankan. Proses kerja enzim dapat diterangkan dalam konteks pengertian
termodinamika. Enzim akan memperkecil energi aktivasi reaksi –reaksi, sehingga
memungkinkannya untuk terjadi lebih cepat pada suhu rendah hal ini sangat penting dalam
sistem biologis. Sekarang diketahui bahwa molekul RNA dapat bertindak sebagai katalis reaksi –
reaksi, kadang – kadang melibatkan diri sebagai substrat. Ketika molekul – molekul RNA itu
melibatkan molekul non-RNA sebagai substrat maka RNA dapat dianggap sebagi enzim dalam
arti sebenarnya. Pada umumnya, sel hanya dapat melakukan apa yang dimungkinkan oleh enzim
– enzim untuk dikerjakan. Selama evolusi dan perkembangan multiselular, sel – sel menjadi
tampak dan berfungsi berlainan satu sama lain karena mereka mempunyai kemampuan biokimia
yang berbeda – beda

Mekanisme kerja enzim diterangkan dengan dua teori, yaitu teori gembok dan kunci (Lock
and Key Theory) yang dikemukakan oleh Fischer (1898). Teori ini menjelaskan bahwa enzim
diumpamakan sebagai gembok karena memiliki sebuah bagian kecil yang dapat berikatan dengan
substrat. Bagian ini disebut sisi aktif. Sementara itu, substrat diumpamakan sebagai kunci karena
dapat berikatan secara pas dengan sisi aktif enzim. Kemudian, teori kecocokan yang terinduksi
(Induced Fit Theory) yang dikemukakan oleh Daniel Koshland. Teori ini menjelaskan bahwa sisi
aktif enzim dapat berubah bentuk sesuai dengan substratnya (fleksibel).

Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimiaorganik.Molekul awal
pada proses enzimatis disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang
disebut produk. Enzim secara umum memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
 Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.
 Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang sama enzim disintesis
dalam bentuk calon enzim yang tidak aktif, kemudian diaktifkan dalam lingkungan pada
kondisi yang tepat.
 sifat enzim yang tidak ikut bereaksi dengan substrat inilah yang sangat paling
menguntungkan dalam sebuah percepatan reaksi kimia pada tubuh organisme.

Sifat-Sifat Enzim

Berikut dibawah ini penejelasan sifat–sifat enzim yang perlu kita ketahui:

1. Biokatalisator.

Bersifat katalisator yaitu enzim adalah senyawa katalis yang mempercepat sebuah reaksi kimia
tanpa ikut bereaksi. Sedangkan enzim berasal dari organisme, maka disebut juga sebagai
biokatalisator.

2. Termolabil

Enzim sangat dipengaruhi oleh suhu. Enzim memiliki suhu optimum untuk dapat menjalankan
fungsinya.Umumnya pada suhu 37ºC. Jika pada suhu ekstrim bisa merusak kerja enzim. Enzim
inaktif disuhu dibawah 10 ºC, sementara akan denaturasi pada suhu lebih 60 ºC. Terdapat
beberapa pengecualian, seperti pada kelompok bakteri purba di daerah – daerah yang sangat
ekstrim, seperti kelompok methanogen, mereka memiliki enzim yang bekerja pada suhu di 80 ºC.

3. Spesifik

Enzim akan mengikat substrat yang mampu untuk berikatan dengan sisi aktif enzim. Sifat
spesifik enzim tersebut dijadikan sebagai dasar penamaan. Nama enzim ini juga biasanya diambil
dari jenis substrat yang diikat atau jenis reaksi yang berlangsung. Contohnya amylase yakni
enzim yang berperan dalam memecah amilum yang merupakan polisakarida (gula kompleks)
menjadi gula yang lebih sederhana.

4. Dipengaruhi pH

Enzim tersebut bekerja pada suasana netral (6,5 – 7). Tetapi beberapa enzim optimum pada pH
asam seperti Pepsinogen, ataupun pada pH yang basa seperti Tripsin.

5. Bekerja bolak balik

Enzim yang memecah senyawa A menjadi B, juga enzim membantu reaksi , membentuk
senyawa B dari senyawa A.

6. Tidak menentukan arah reaksi

Enzimbukanlah yang menentukan kemana arah reaksi tersebut akan berjalan. Senyawa yang
lebih dibutuhkan ialah poin dari arah sebuah reaksi kimia. Misalnya, tubuh kekurangan glukosa
maka akan dapat memecah gula cadangan (glikogen) serta juga sebaliknya.
8. Merupakan koloid

Karena enzim tersusun atas komponen protein, maka sifat-sifat enzim tergolong koloid. Enzim
memiliki permukaan antar partikel yang sangat besar sehingga bidang aktivitasnya juga besar.

9. Enzim mampu menurunkan energi aktivasi

Energi aktivasi suatu reaksi adalah jumlah energi dalam kalori yang diperlukan untuk membawa
semua molekul pada 1 mol senyawa pada suhu tertentu menuju tingkat transisi pada puncak batas
energi.

Apabila suatu reaksi kimia ditambahkan katalis yaitu enzim, maka energi aktivasi dapat
diturunkan dan reaksi akan berjalan dengan lebih cepat.

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma,
yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein, berfungsi sebagai
senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi dalam suatu reaksi kimia.

Secara umum enzim berfungsi sebagai katalis dan memiliki peranan penting dalam reaksi
metabolisme, yaitu sebagai biokatalisator dan modulator. Untuk dapat bekerja pada suatu zat atau
substrat harus ada hubungan atau kontak antara enzim dengan substrat (kompleks enzim-
substrat).

Enzim digolongkan menurut tipe reaksi yang diikutinya dan mekanisme reaksi, sedangkan
masing-masing enzim diberi nama menurut substratnya, misalnya urease, arginase dan lain-lain.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu konsentrasi enzim, konsentrasi
substrat, suhu, pH, produk/hasil reaksi, aktivator, dan inhibitor.

DAFTAR PUSTAKA
wijoseputro, D. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.

Filter, A. H. dan R. K. M. Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta.

Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Salisbury, dan Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. ITB Press. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai