Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EKOLOGI TUMBUHAN

“ EKOSISTEM”

Dosen Pembimbing :

Prof. Dr.Orbanus Naharia, M.Si

Ir.Marthy Stella Taulu,MS

Di Susun Oleh: Kelompok 5

Juliana Heldy Poli (18 507 001)

Marliani Tentero (18 507 020)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat-Nya maka
kami kelompok 5 dapat menyelesaikan pembuatan makalah tentang “EKOSISTEM”ini dapat
selesai dengan baik.

Kami penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan atau belum sesuai
dengan apa yang di inginkan bersama. Untuk itu, dengan masih banyaknya kekurangan terhadap
isi makalah ini, kami dari penulis/penyusun makalah ini sangat mengahrapkan saran dan kritikan
yang bersifat memabangun untuk penyempurnaan makalah ini.

Tondano, 08 Mar. 20

Penulis, kel 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekosistem

2.2 Komponen-komponen dalam ekosistem

2.3 Interaksi Antar Komponen

2.4 Ketergantungan dalam makanan

2.5 Pembagian Ekosistem

2.6 Tingkatan Makhluk Hidup dalam Ekosistem

2.7  Keseimbangan  dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekosistem

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Ekosistem disusun oleh dua komponen, yaitu lingkungan fisik atau makhluk tidak
hidup (komponen abiotik) dan berbagai jenis makhluk hidup (komponen abiotik ).
Berbagai jenis makhluk hidup tersebut dapat dikelompokkan menjadi satuansatuan
makhluk hidup dan ekosistem merupakan salah satunya. Dalam kehidupan, setiap
organisme selalu memerlukan sesuatu dari lingkungannya dan lingkungan akan menerima
sesuatu dari organisme. Jadi, organisme dan lingkungan saling mengadakan hubungan
timbal balik (interaksi) yang disebut ekosistem. Ekosistem diartikan sebagai hubungan timbal
balik (interaksi) antara makhluk hidup dengan lingkungan. Cabang ilmu biologi yang
mempelajari ekologi. Istilah ekologi pertama kali diperkenalkan oleh E.Haeckel pada tahun
1860 sehingga dia disebut sebagai bapak ekologi. Ruang lingkup kajian ekologi yang
utama, yaitu perubahan populasi suatu spesies pada waktu yang berbeda-beda, perpindahan
yang lain, serta faktor yang mempengaruhinya dan terjadinya hubungan timbal balik antar
makhuk hidup (hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme) dan lingkungannya. Lingkungan
merupakan suatu kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
serta perilaku yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lainnya. Permasalahan lingkungan selalu muncul karena perkembangan
manusia (penduduk) dan pemanfaatan lingkungan yang kurang bijaksana.

1.2 Rumusan Masalah

1.Apa pengertian EKOSISTEM.?


2.Komponen apa sajakah yang ada di dalam EKOSISTEM.?
3.Berdasarkan cara terbentuknya,EKOSISTEM dapat dibedakan menjadi berapa.?
4.Berdasarkan garis besarnya,EKOSISTEM dapat dibedakan menjadi brapa.?

1.3Tujuan
1.Agar siswa dapat menjelaskan pengertian ekosistem
2.Siswa dapat menjelaskan komponen ekosistem
3.Siswa dapat menyebutkan macam-macam ekosistem berdasarkan cara terbentuknya
4.Siswa dapat menyebutkan macam-macam ekosistem berdasarkan garis besarnya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1   Pengertian Ekosistem

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu
tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
memengaruhi.

Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi
timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu
struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme.
Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.

Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan


lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik,
sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini
didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama
dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi
cocok untuk kehidupan". ”Hal tersebut juga sangat berhubungan dengan kenyataan jika
kandungan kimia atmosfer serta bumi itu berbeda dan sangat terkenali intinya tidak sama dengan
planet yang ada di tata surya.

Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh
tingkat ketersediaan sumberdaya dan juga kondisi faktor kimiawi serta fisis yang harus berada
dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, hal ini disebut sebagai hukum
toleransi.

Misalnya, hewan Panda mempunyai toleransi pada suhu sementara itu, hewan ini hanya
memiliki toleransi sedikit dalam hal makanannya yaitu Bambu. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam
ekosistem tersebut ada bambu sebagai sumber makanannya. Hal ini tentu tidak sama dengan
makhluk hidup lain, karena manusia mampu memperluas berbagai toleransi melalui kemampuan
berfikir. Di mana kemampuan berfikir ini bisa dikembangkan melalui teknologi dan manipulasi
kondisi alam.
2.2     Komponen-komponen dalam Ekosistem

Ekosistem tersusun atas dua komponen utama, yaitu :

Komponen abiotic. Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk
tak hidup atau benda mati, meliputi :

Tanah, Sifat-sifat  fisik tanah yang berperan dalam ekosistem meliputi tekstur, kematangan, dan
kemampuan menahan air.

Air, Persediaan air dipermukaan tanah akan mempengaruhi kehidupan tumbuhan dan hewan.
Hal-hal penting pada air yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup adalah suhu air, kadar
mineral air, salinitas, arus air, penguapan, dan kedalaman air.

Udara, Udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas yang berbentuk atmosfer yang
melingkupi makhluk hidup. Oksigen, karbondioksida, dan nitrogen merupakan gas yang paling
penting bagi kehidupan makhluk hidup.

Cahaya matahari, Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan dibumi
ini. Salah satunya sebagai faktor utama yang diperlukan dalam proses fotosintesis.

Suhu atau temperature, Setiap makhluk hidup memerlukan suhu yang optimal untuk kegiatan
metabolisme dan perkembangbiakannya.

Komponen biotik, Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk
hidup yang meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia. Berdasarkan peranannya komponen biotik
dalam ekosisteem dibedakan menjadi tiga, yaitu :

a)  Produsen, Adalah makhluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri dengan bantuan
sinar matahari melalui proses fotosintesis.

Contoh : semua tumbuhan hijau

b)      Konsumen, Adalah makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri dan
menggunakan makanan yang dihasilkan oleh produsen baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Contoh : hewan dan manusia

Berdasarkan tingkatannya konsumen dibedakan menjadi empat, yaitu :

a. Konsumen I/primer adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan produsen

Contoh : herbivora/hewan pemakan tumbuhan

b. Konsumen II/sekunder adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan konsumen I.


Contoh : karnivora/hewan pemakan daging

c.  Konsumen III adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan konsumen II

Contoh : omnivora/hewan pemakan segala.

d. Konsumen puncak adalah konsumen terakhir atau hewan yang menduduki urutan teratas
dalam peristiwa makan dimakan.

Pengurai, Pengurai disebut juga redusen adalah jasad renik yang dapat menguraikan makhluk
lain menjadi zat hara.

Contoh : bakteri dan jamur.

Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari
organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang
dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian
tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh
produsen. Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada pula pengurai yang disebut
detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah kutu
kayu. Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu :

a)      aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan

b)      anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima elektron/oksidan

c)       fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai penerima
elektron. komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu
kesatuan ekosistem yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri
dari ikan sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai komponen autotrof, plankton yang
terapung di air sebagai komponen pengurai, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah
air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.

2.3     Interaksi Antar Komponen Ekosistem

Ekosistem terdiri atas dua komponen yaitu komponen biotik dan komponen abiotik.
Komponen abiotik menunjukkan benda mati dan kondisi lingkungan yang mendukung
kehidupan makhluk hidup contohnya air, cahaya matahari, udara, iklim, cuaca, batu, tanah, dan
sebagainya. Sedangkan komponen biotik menunjukkan makhluk hidup yang ada dalam
ekosistem, termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan. Interaksi antar komponen dapat terjadi
berupa interaksi antar komponen abiotik, antar komponen biotik dan abiotik, dan antar
komponen biotik.

1.      Interaksi Antar Komponen Abiotik


Komponen abiotik dalam suatu ekosistem akan mempengaruhi komponen abiotik yang lain.
Interaksi ini membentuk hubungan timbal balik. Contohnya antara lain:

Intensitas cahaya yang makin tinggi akan menyebabkan penguapan air meningkat Peningkatan
suhu Bumi secara global menyebabkan es di kutub mencair dan volume lautan meningkat Curah
hujan yang tinggi membuat kondisi tanah lebih lembek dan mudah digali

2.      Interaksi Komponen Biotik dan Abiotik

Kebutuhan makhluk hidup dapat dipenuhi dengan bantuan dan dukungan dari lingkungan
disekitarnya. Sebaliknya, keberadaan komponen biotik juga mempengaruhi kondisi lingkungan
atau komponen abiotik. Beberapa contoh dari interaksi ini adalah:

Cahaya matahari dibutuhkan untuk terjadinya proses fotosintesis pada tumbuhan. Akibat
kekurangan cahaya pada tumbuhan akan membuat tumbuhan layu dan mati. Tumbuhan
membutuhkan karbondioksida untuk berfotosintesis. Sebaliknya tumbuhan berperan menjaga
kestabilan komposisi udara agar dapat mendukung kehidupan organisme lainnya. Kondisi
komponen abiotik sangat bergantung pada komponen biotik, terutama kegiatan manusia. Oleh
karena itu sebaiknya manusia mulai menyadari bahaya tidak melestarikan lingkungan hidup.
Sehingga kondisi homeostasis dalam ekosistem ini tidak terganggu.

3.      Interaksi Antar Komponen Biotik

Interaksi antar komponen biotik memiliki banyak contoh. Namun secara umum dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu interaksi intraspesifik dan interaksi interspesifik.

a)      interaksi intraspesifik – ini terjadi apabila interaksi dilakukan antar individu dalam satu
spesies. Contoh paling mudah adalah lebah madu. Dalam koloni lebah madu, terdapat sistem
interaksi yang sangat teratur dengan pembagian lebah sesuai dengan tugasnya. Interaksi manusia
dengan manusia lain dalam bermasyarakat juga termasuk kedalam interaksi intraspesifik

b)      interaksi interspesifik – interaksi yang terjadi antara individu yang bukan dari spesies yang
sama dalam satu ekosistem

2.4   Ketergantungan Pada Ekosistem

Ketergantungan pada ekosistem dapat terjadi antar komponen biotik atau antara
komponen biotik dan abiotik.

Antar komponen biotik. Ketergantungan antar komponen biotik dapat terjadi melalui:

Rantai Makanan.
Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan
dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi.
Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka
tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya
adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen
primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-
hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya,
sebagian energi akan hilang.

Jaring- jaring makanan

Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama
lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi
karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya.

Piramida dalam Ekosistem

a)      Piramida Ekologi

Struktur trofik dapat disusun secara urut sesuai hubungan makan dan dimakan antar trofik
yang secara umum memperlihatkan bentuk kerucut atau piramid. Gambaran susunan antar trofik
dapat disusun berdasarkan kepadatan populasi, berat kering, maupun kemampuan menyimpan
energi pada tiap trofik yang disebut piramida ekologi. Piramida ekologi ini berfungsi untuk
menunjukkan gambaran perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem. Pada tingkat pertama
ditempati produsen sebagai dasar dari piramida ekologi, selanjutnya konsumen primer, sekunder,
tersier sampai konsumen puncak.

b)      Piramida Energi

Piramida energi adalah piramida yang menggambarkan hilangnya energi pada saat
perpindahan energi makanan di setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Seringkali piramida
biomassa tidak selalu memberi informasi yang kita butuhkan tentang ekosistem tertentu. Lain
dengan Piramida energi yang dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan dalam waktu yang
lama. Piramida energi mampu memberikan gambaran paling akurat tentang aliran energi dalam
ekosistem. Pada piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut yang tersedia
di tiap tingkat trofik. Berkurang-nya energi yang terjadi di setiap trofik terjadi karena hal-hal
berikut.

c)      Piramida Biomassa

Piramida biomassa yaitu suatu piramida yang menggambarkan berkurangnya transfer


energi pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Pada piramida biomassa setiap tingkat
trofik menunjukkan berat kering dari seluruh organisme di tingkat trofik yang dinyatakan dalam
gram/m2. Umumnya bentuk piramida biomassa akan mengecil ke arah puncak, karena
perpindahan energi antara tingkat trofik tidak efisien. Tetapi piramida biomassa dapat berbentuk
terbalik. Misalnya di lautan terbuka produsennya adalah fitoplankton mikroskopik, sedangkan
konsumennya adalah makhluk mikroskopik sampai makhluk besar seperti paus biru dimana
biomassa paus biru melebihi produsennya. Puncak piramida biomassa memiliki biomassa
terendah yang berarti jumlah individunya sedikit, dan umumnya individu karnivora pada puncak
piramida bertubuh besar.

d)     Piramida Jumlah

Piramida jumlah yaitu suatu piramida yang menggambarkan jumlah individu pada setiap
tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Piramida jumlah umumnya berbentuk menyempit ke atas.
Organisme piramida jumlah mulai tingkat trofik terendah sampai puncak adalah sama seperti
piramida yang lain yaitu produsen, konsumen primer dan konsumen sekunder, dan konsumen
tertier. Artinya jumlah tumbuhan dalam taraf trofik pertama lebih banyak dari pada hewan
(konsumen primer) di taraf trofik kedua, jumlah organisme kosumen sekunder lebih sedikit dari
konsumen primer, serta jumlah organisme konsumen tertier lebih sedikit dari organisme
konsumen sekunder.

Antar komponen biotik dan abiotik

Ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dapat terjadi melalui siklus materi, seperti:

siklus karbon

siklus air

siklus nitrogen

siklus sulfur

Siklus ini berfungsi untuk mencegah suatu bentuk materi menumpuk pada suatu tempat. Ulah
manusia telah membuat suatu sistem yang awalnya siklik menjadi nonsiklik, manusia cenderung
mengganggu keseimbangan lingkungan.

2.5     Pembagian Ekosistem

Dalam ilmu ekologi, sejarah terjadinya ekosistem dibedakan menjadi tiga, yaitu:

Ekosistem alami, ialah ekosistem yang terbentuk secara alami tanpa ulah campur tangan
manusia. Misalnya ekosistem hutan dan ekosistem laut.

Ekosistem buatan, yaitu ekosistem yang terbentuk berdasarkan ulah dan campur tangan manusia
sesuai dengan tujuan manusia dengan tujuan tertentu. Contoh ekosistem ini adalah ekosistem
sawah dan ekosistem kebun.
Ekosistem suksesi, adalah ekosistem yang terbentuk diawali dengan pemusnahan akibat bencana
alam. Contoh ekosistem suksesi yaitu ekosistem yang terjadi di gunung merapi akibat letusan
gunung tersebut.

Ekosistem suksesi digolongkan lagi menjadi dua yaitu:

a)      Suksesi primer, adalah suksesi yang terjadi jika komunitas asal terganggu. Gangguan ini
mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal
terbentuk habitat baru.

b)       Suksesi sekunder, yaitu jika sesuatu komunitas atau ekosistem alami terganggu, baik
secara alami maupun buatan (sebagai kegiatan ulah manusia), dan gangguan tersebut tidak
merusak total tempat tumbuh organisme sehingga substrat lama masih ada.

2.9     Tingkatan Makhluk Hidup dalam Ekosistem

Di dalam ekosistem terdapat tingkatan makhluk hidup yaitu:

a. Individu. Individu adalah satuan makhluk hidup yang tunggal. Satu batang teratai disebut
individu, begitu juga manusia. Seorang manusia disebut individu.

b. Populasi, Populasi adalah kumpulan makhluk hidup yang sejenis yang hidup menetap di
daerah tertentu26. Contoh populasi tikus di sebuah sawah, dan populasi manusia di kota
Semarang. Populasi senantiasa berubah-ubah dari waktu ke waktu. Jika jumlah populasi suatu
jenis berubah, maka kepadatan populasinya juga akan berubah. Dengan demikian terjadilah
perubahan populasi. Perubahan kepadatan populasi organisme pada suatu daerah dipengaruhi
oleh faktor-faktor sebagai berikut:

a)      Bertambahnya jumlah individu, karena terdapat individu yang lahir (natalitas) dan yang
datang dari tempat lain (imigrasi).

b)      Berkurangnya jumlah individu, karena terdapat individu yang mati (mortalitas) dan yang
pergi atau pindah ke tempat lain (emigrasi)

c. Komunitas Komunitas adalah semua makhluk hidup yang hidup dalam suatu daerah atau
lingkungan yang sama. Misalnya populasi tikus, populasi ular, populasi teratai, populasi padi,
merupakan anggota komunitas ekosistem sawah.

d. Ekosistem, Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini
menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah
produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan
dekomposer/pengurai (mikroorganisme). Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian
dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.
e.   Biosfer, Seluruh ekosistem di dunia disebut biosfer. Dalam biosfer, setiap makhluk hidup
menempati lingkungan yang cocok untuk hidupnya. Lingkungan atau tempat yang cocok untuk
kehidupannya disebut habitat. Dalam biologi kita sering membedakan istilah habitat untuk
makhluk hidup mikro, seperti jamur dan bakteri, yaitu disebut substrat.

Dua spesies makhluk hidup dapat menempati habitat yang sama, tetapi tetap memiliki relung
(nisia) berbeda. Nisia adalah status fungsional suatu organisme dalam ekosistem. Dalam
nisianya, organisme tersebut dapat berperan aktif, sedangkan organisme lain yang sama
habitatnya tidak dapat berperan aktif. Sebagai contoh marilah kita lihat pembagian nisia di hutan
hujan tropis

2.7    Keseimbangan  dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekosistem

Ø  Keseimbangan dalam Ekosistem

Ekosistem terbentuk dari komponen hidup dan tak hidup di suatu tempat yang
berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur.Keteraturan itu terjadi oleh adanya siklus
materi dan aliran energi  yang terkendalikan oleh arus informasi antar komponen dalam
ekosistem. Masing-masing komponen memiliki fungsi yang berbeda- berbeda. Selama masing-
masing komponen itu melakukan fungsinya dan bekerja sama  dengan baik, keteraturan
ekosistem itupun terjaga. Keteraturan itu menunjukkan bahwa ekosistem berada dalam
keseimbangan tertentu.

Dalam suatu ekosistem  terdapat suatu keseimbangan yang dinamakan  homeostasis,


yaitu kemampuan  ekosistem untuk menahan berbagai  perubahan dalam sistem secara
keseluruhan. Dengan kemampuan seperti ini ekosistem mampu mendukung  manusia dan
makhluk hidup yang lainnya untuk hidup secara normal dan wajar. Kemampuan   seperti
ini  akan memberikan dukungan secara maksimum terhadap populasi dalam habitat tertentu,
tanpa berdampak mengganggu  produktivitas  habitat tersebut. Kemampuan lingkungan untuk
mendukung  manusia dan perikehidupan yang lainnya, bukanlah terfokus pada maksimum
populasi, tetapi maksimum “beban” lingkungan  yang dapat terjaga.

Meskipun suatu ekosistem mempunyai daya tahan  yang besar terhadap suatu perubahan,
namun biasanya batas mekanisme homeostasis, dengan mudah dapat diterobos  oleh kegiatan
manusia. Misalnya sebuah sungai yang dikotori oleh  pembuangan sampah yang terlalu banyak,
sungai itu dapat dijernihkan kembali airnya secara alami, sehingga secara keseluruhan  sungai
itu dianggap tidak tercemar. Tetapi apabila sampah yang masuk terlalu banyak, apalagi
mengandung bahan beracun berbahaya, maka batas homeostasis alami  sungai itu terlampaui dan
bahkan menyebabkan kerusakan ekosistem. Kemampuan suatu ekosistem untuk pulih  kembali
seperti semula (kondisi seimbang), setelah mengalami kerusakan sering dinamakan Daya
lenting / (resiliensi).

Ø  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekosistem


Penggunaan Bahan Kimia

Sekarang ini banyak kegiatan manusia yang menggunakan bahan kimia. Misalnya, untuk
meningkatkan hasil pertanian, para petani melakikan pemupukan dan pemberantasan,hama

Penebangan Hutan

Jika penebangan hutan dilakukan secara besar-besaran tanpa terkendali, terjadilah hutan gundul.
Hutan gundul dapat menyebabkan banjir, erosi, dan tanah longsor.

Pemburuan Liar

Sebagian manusia ada yang gemar berburu.Mereka berburu hewan dengan ada tujuan tertentu.
Perburuan liar dapat menyebabkan hewan menjadi punah.

Penggunaan Kendaraan Bermotor

Bahan bakar dibutuhkan untuk menjalankan kendaraan bermotor. Bahan bakar dapat berupa
bensin dan solar. Pembakaran bahan bakar menyebabkan polusi udara. Pembakaran tersebut
menghasilkan gas karbon diokasida.

Pembuangan Limbah Sampah

Jika pengolahan sampah tidak dilakukan dengan benar, terjadilah kerusakan


lingkungan.Pernakah kamu melihat sungai yang kotor dan berbau busuk? Sungai yang demikian
merupakan hasil pembuangan sampah dan limbah di sungai. Lingkungan sungai rusak dan
hewan yang hidup di dalamnya mati.

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang membentuk hubungan
timbal balik. Ekosistem tersusun atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan
komponen abiotik. Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk tak
hidup atau benda mati. Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk
hidup yang meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia.

Saran

Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat tinggal. Oleh
karena itu, kita harus menjaga kebersihan tempat lingkungan terutama disekitar tempat tinggal
kita.Jagalah kelestarian dan keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena makhluk hidup yang
satu dengan yang lainnya saling ketergantungan dan tidak dapat hidup sendiri

DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ekosistem

https://dosenbiologi.com/ekosistem/interaksi-dalam-ekosistem
http://www.pintarbiologi.com/2015/09/ekosistem-pengertian-macam-tingkatan-hubungan-antar-
komponen.html?m=1

https://biologiklaten.wordpress.com/bab-10-ekosistem-x/

http://elvinabarus1110.blogspot.co.id/2016/02/makalah-ekosistem.html?m=1

http://www.anneahira.com/ekosistem.htm

http://aslam02.wordpress.com/materi/kelas-x-2/ekosistem/macam-ekosistem/

Kimball, John W. 1994. Biologi Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Rahardjanto. 2001. Ekologi Tumbuhan. Malang: UMM.

Rusmendro, Hasmar. 2003. Seri Diktat Kuliah Ekologi Tumbuhan. Jakarta: UI.

Parjatmo, Widjaja. 1987. Biologi Umum I. Bandung: Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai