MENGENAI
MIKROBIOLOGI PANGAN
Di susun oleh :
JURUSAN BIOLOGI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat-Nya
maka saya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah tentang
“MIKROBIOLOGI PANGAN” ini dapat selesai dengan baik.
Kami penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan atau belum
sesuai dengan apa yang di inginkan bersama. Untuk itu, dengan masih banyaknya
kekurangan terhadap isi makalah ini, kami dari penulis/penyusun makalah ini sangat
mengahrapkan saran dan kritikan yang bersifat memabangun untuk penyempurnaan
makalah ini.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Mikroorganisme
B. Klasifikasi Mikroorganisme dalam bidang Pangan
C. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Pada Mikroba Pangan
D. Peran Positif Mikroba dalam Mikrobiologi Pangan
E. Peran Negatif Mikoba dalam Mikrobiologi Pangan
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Bahan pangan terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Bahan
makanan ini juga merupakan medium yang baik bagi pertumbuhan mikroba. Dalam
bidang pangan banyak mikroorganisme yang mempunyai peranan, baik peranan positif
(memberikan keuntungan) atau peranan negatif (menimbulkan kerugian). Beberapa
mikroba dapat menyebabkan kerusakan pangan, menimbulkan penyakit dan
menghasilkan racun, namun ada juga mikroorganisme yang bermanfaat dalam pembuatan
beberapa jenis makanan dan minuman misalnya fermentasi seperti tempe, kecap, tauco,
sosis, keju, bier, anggur dan sebagainya. Makanan dan minuman tersebut diolah secara
fermentasi dengan menggunakan kemampuan mikroba.
1. Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba pada bahan pangan?
2. Bagaimanakah peran positif mikroba dalam mikrobiologi pangan ?
3. Bagaimanakah peran negatif mikroba dalam mikrobiologi pangan?
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mikroorganisme
Klasifikasi mikroorganisme dalam bidang pangan yang sering digunakan adalah sebagai
berikut:
Bakteri basil dan koki gram negatif
Bakteri basil gram negatif, anaerobik fakultatif
Bakteri basil gram negatif anaerobik
Bakteri basil dan kokobasil gram negatif
Bakteri gram positif
Bakteri basil gram positif, tidak berspora
Bakteri pembentuk spora
Bakteri dengan sel bercabang/bertunas (Budiyanto, 2002).
Pertumbuhan mikrobia pada bahan pangan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor
yang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
Faktor intrinsik adalah faktor-faktor yang terdapat pada bahan pangan yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan mikrobia, baik memacu maupun menghambat pertumbuhan
mikrobia pada bahan pangan tersebut. Contoh faktor intrinsik adalah pH, aktivitas air
(aw), potensial oksidasi-reduksi (Eh), kandungan nutrisi, senyawa antimikrobia, dan
struktur biologis. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yang berasal dari luar
bahan pangan, baik dari lingkungan penyimpanan, yang dapat mempengaruhi bahan
pangan dan pertumbuhan mikrobia. Contoh faktor ekstrinsik adalah suhu penyimpanan,
kelembaban relatif (RH = relative humidity) lingkungan, dan komposisi gas.
Bahan pangan yang disimpan pada RH rendah dapat mengalami kerusakan pada
permukaannya karena jamur, yeast dan bakteri tertentu. Misalnya daging utuh yang tidak
dikemas dengan rapat dan disimpan di refrigerator dapat mengalami kerusakan pada
permukaan karena RH refrigerator yang tinggi dan mikrobia aerob. Hal ini dapat dicegah
dengan cara pengemasan yang tepat dan mengatur komposisi gas tanpa harus
menurunkan RH lingkungan. Udara mengandung beberapa jenis gas seperti O2, CO2,
N2, H2, O3 dan lain-lain. Keberadaan dan konsentrasi gas di udara dapat mempengaruhi
pertumbuhan mikrobia. Mikrobia yang membutuhkan O2 untuk pertumbuhannya disebut
aerob, sedangkan mikrobia yang tidak membutuhkan O2 untuk pertumbuhannya dan
dapat menggunakan CO2 disebut obligat anaerob. Ada juga mikrobia yang hanya sedikit
membutuhkan O2 untuk pertumbuhannya, yang disebut fakultatif anaerob. Prinsip ini
mendasari pada pengemasan bahan pangan dengan cara atmosfer terkendali (Controlled
Atmosphere Packaging) dan modifikasi atmosfer (modified atmosphere). Secara ilustrasi
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikrobia pada bahan pangan dapat
dilihat pada gambar berikut ini:
D. Peran Positif Mikroba dalam Mikrobiologi Pangan
a) Pembuatan Oncom
Oncom merupakan produk fermentasi kapang atau jamur dengan bahan utama berupa
limbah yang antara lain adalah: bungkil kacang tanah, ampas tahu, ampas singkong dan
ampas kelapa. Untuk pembuatan oncom dapat dipergunakan kapang tempe atau jamur
dengan bahan utama yaitu Rhizopus oligosporus yang dapat menghasilkan oncom
berwarna hitam. Pada umumnya, lebih digemari yaitu kapang Neurospora sitophila yang
dapat menghasilkan oncom kuning kemerahan (jingga). Selama proses pembuatan
oncom, Neurospora sitophila berperan untuk menguraikan pati, protein, dan lemak
dengan pembentukan alcohol dari berbagai eter. Nilai gizi dari oncom sangat tergantung
dari bahan mentah yang dipergunakan (Tarigan, 1988).
b) Pembuatan Tempe
Tempe merupakan salah satu contoh makanan fermentasi yang kaya akan protein, mudah
memperolehnya dengan menggunakan Rhizopus didalam proses pembuatannya. Peranan
mikroba ini yaitu akan menyebabkan adanya perubahan kimia pada protein, lemak dan
karbohidrat, sehingga tempe lebih mudah dicerna dari kedelai itu sendiri, serta protein
yang larut meningkat menjadi 3 atau 4 kali. Dalam pembutan tempe perlu memperhatikan
pertumbuhan kapang yang dipengaruhi oleh factor luar yaitu oksigen, uap air, suhu dan
pH. Untuk tumbuh dengan cepat kapang membutuhkan jumlah oksigen yang cukup.
Selain itu, saat pembuatan tempe juga perlu memperhatikan kadar uap air. Uap air yang
berlebihan akan menghambat difusi oksigen ke dalam kedelai sehingga dapat
menghambat pertumbuhan kapang. Seperti yang sudah dijelaskan pada paragraph
sebelumnya bahawa kapang yang terlibat dalam proses pembuatan tempe ini adalah
Rhizopus sp. Jenis kapang yang dapat menghasilkan tempe kedelai yang baik yaitu
Rhizopus oryzae dan Rhizopus arrhizus, sedangkan untuk tempe gandum adalah
Rhizopus oligosporus.Selama proses pembuatan tempe terjadi hidrolisis atau pemecahan
dari komponen kedelai sepertiprotein dan lemak serta terjadi peningkatan kadar vitamin
(Tarigan, 1988).
c) Pembuatan Kecap
Kehidupan dari mikroorganisme ada yang bersifat parasit dan ada pula yang bersifat
menguntungkan bagi kehidupan manusia, yang termasuk di dalamnya adalah
mikroorganisme yang berperan dalam proses pembuatan kecap. Mikroorganisme yang
berguna dalam proses pembuatan kecap adalah jenis kapanng: Aspergilus oryzae,
Aspergilus wentii dan Monilia sitophia (Tarigan, 1988). Berikut merupakan proses
pembuatan kecap secara ringkas ditampilkan dalam bentuk diagram alir.
d) Pembuatan Tape
Tape merupakan salah satu makanan hasil fermentasi dengan bahan utama ketan ataupun
singkong dan ragi sebagai sumber mikrobanya. Menurut Dwidjoseputro (1989) ragi
untuk tape merupakan populasi campuran yang terdiri atas spesies-spesies genus
Aspergillus, Saccharomyces, Candida, Hansenula, dan tidak ketinggalan Acetobacter.
Aspergillus dapat menyederhanakan amilum, sedangn Saccharomyces, Candida dan
Hansenula dapat menguraikan gula menjadi alkoholdan bermacam-macam zat organic
lainnya. Acetobacter dapat merombak alcohol menjadi asam. Bahan utama dari tape ini
merupakan bahan yang kaya akan amilum.
Peran kapang dalam dalam proses tersebut yaitu menghasilkan enzim yang
mampu merombak amilum menjadi gula. Gula ini kemudian dirombak lagi oleh enzim
yang dihasilkan oleh yeast menjadi alcohol yang dalam proses berikutnya akan menjadi
asam karena kegiatan enzim yang dihasilkan bakteri. Jadi proses perombakan molekul-
molekul zat yang ada pada bahan baku menjadi hasil akhir terutama disebabkan oleh
aktivitas-aktivitas mikroba tersebut di atas. Aktivitas yang dilakukan mikroba tersebut
dapat dinamakan fermentasi. Fermentasi yang terjadi dalam proses pembuatan tape tidak
memerlukan oksigen sehingga fermentasi ini disebut fermentasi anaerob.
e) Pembuatan Terasi
Terasi dapat dibuat dari ikan atau dari rebon melalui proses fermentasi dengan
mengikutsertakan aktivitas bakteri yang melakukan reaksi-reaksi enzimatis untuk
merombak subtract menjadi zat laian yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Pada
dasarnya proses pembuatan terasi ini adalah proses fermentasi yang menggunakan bakteri
yang tahan garam (bakteri halophilik), atau oleh aktivitas enzim yang menyebabkan
terjadinya proses autolysis. Akibat perubahan kimia yang terjadi di dalam makanan yang
diakibatkan oleh kelakuan mikroba, dihasilkan gas yan mudah dicium baunya. Seperti
yang ada pada prose pembuatan terasi ini, dihasilkan amoniak oleh golongan bakteri
proteolitik yakni Achromobacter dan Flavobacterium. Dengan demikian derajat
keasaman atau pH dapat berubah dari tahap permulaan hingga akhir fermentasi
pembuatan terasi tersebut (Tarigan, 1988).
Pada pangan yang berasal dari hewan, mikroba mungkin berasal dari kulit dan
bulu hewan tersebut dan dari saluran pencernaan, ditambah dengan pencemaran dari
lingkungan di sekitarnya. Pangan yang berasal dari tanaman dan hewan yang terkena
penyakit dengan sendirinya juga membawa mikroba patogen yang menyebabkan
penyakit. Tangan manusia merupakan sumber pencemaran bakteri yang berasal dari luka
atau infeksi kulit, dan salah satu bakteri yang berasal dari tangan manusia, yaitu
Staphylococcus, dapat menyebabkan keracunan pangan. Selain itu orang yang sedang
menderita atau baru sembuh dari penyakit infeksi saluran pencemaan seperti tifus, kolera
dan disenteri, juga merupakan pembawa bakteri penyebab penyakit tersebut sampai
beberapa hari atau beberapa minggu setelah sembuh. Oleh karena itu orang tersebut dapat
menjadi sumber pencemaran pangan jika ditugaskan menangani atau mengolah pangan.
Foodborne Disease adalah Penyakit yang disebabkan kontaminasi bahan pangan oleh
mikroorganisme patogen. Dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
PENUTUP
KESIMPULAN
Volk, Wesley A dan Wheeler, Margaret F. 1990. Basic Microbilogy fifth edition.
Jakarta. Penrbit Erlangga. (diterjemahkan oleh Soenartono Adisoemarto. 1990.
Mikrobiologi Dasar edisi kelima jilid 2).
A. Pilihan Ganda
a. Khamir
b. Pseudomonas cocovenenans
d. Kapang (Jamur)
c. Jamur d. pH
11.Timbulnya rasa pahit pada tape singkong yang dibiarkan terlalu lama
disebabkan oleh terbentuknya ...?
14.Kerusakan yang terjadi karena benturan antar bahan, waktu dipanen dengan
alat, selama pengangkutan (tertindih atau tertekan) maupun terjatuh,
sehingga mengalami bentuk atau cacat berupa memar, tersobek atau
terpotong merupakan kerusakan bahan makanan ...?
15. Kerusakan bahan pangan yang disebabkan oleh aktivitas fisiologis dan
serangan hama seperti serangga dan rodentia merupakan kerusakan bahan
makanan ..?
17. Mengapa pada kondisi konsentrasi garam dan gula ynag tinggi dapat
digunakan untuk pengawetan makanan ?
c. pH-nya rendah
B. ESSAY