Anda di halaman 1dari 10

PERAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

DALAM IMPLEMENTAS KURIKULUM

Tugas Terstruktur Mata Kuliah Teknologi Pendidikan


Dosen Pengampu : Ahsan Hasbullah, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 7 :

1. Dwi Durotun Nafisah (224110402251)


2. Hanifatun Nafisah (224110402254)
3. Ilham Dwi Wibowo (224110402259)

4 PAI F

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAM ISLAM


JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI


PURWOKERTO
2023

1
PENDAHULUAN
Bagi para pendidik kurikulum berfungsi sebagai sumber acuan dalam pelaksanaan
pembelajaran. Ketika melakukan supervisi atau pengawasan, kurikulum menjadi acuan bagi
kepala sekolah. Kurikulum berfungsi sebagai acuan bagi orang tua dalam rangka membantu
anaknya belajar di rumah, dan kurikulum berfungsi sebagai acuan bagi masyarakat dalam
rangka membantu pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah. Pada dasarnya, rencana
pendidikan berfungsi sebagai pembantu dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Secara
umum, program pendidikan berfungsi sebagai pembantu dalam pelaksanaan pembelajaran di
sekolah. Tidak diragukan lagi, ada banyak guru dan siswa yang terlibat dalam pendidikan.
Peningkatan inovasi instruksional merupakan bidang kemajuan mekanis yang signifikan
selama waktu yang dihabiskan untuk perubahan program pendidikan dan modifikasi program
pendidikan. Rencana pendidikan bergerak setiap hari mengikuti arah yang sama dengan
pergantian peristiwa mekanis, dan peningkatan rencana pendidikan harus dilakukan dengan
tujuan agar sifat pelatihan di Indonesia dapat sesuai dengan pergantian peristiwa yang
inovatif. Teknologi merupakan hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan, yang terjadi di
dunia pendidikan. Oleh karena itu, sudah selayaknya pendidikan sendiri juga memanfaatkan
teknologi untuk membantu pelaksanaan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat
Tondeur et al (dalam Selwyn, 2011) yang menyatakan bahwa teknologi digital kini sudah
mulai digunakan di dalam lembaga pendidikan sebagai sarana untuk mendukung
pembelajaran, baik sebagai alat informasi (yaitu sebagai sarana mengakses informasi) atau
sebagai alat pembelajaran (yaitu sebagai sarana penunjang kegiatan belajar dan tugas).
Teknologi merupakan hasil ciptaan manusia. Oleh karena itu, wajar bila memiliki
kekurangan atau dampak negatif. Di dalam bidang pendidikan, selain memiliki sisi positif,
teknologi juga memiliki sisi negatif.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia harus dibarengi dengan
perkembangan teknologi. Teknologi dalam pendidikan sebagai wadah dalam memfasilitasi
proses belajar sehingga dapat digunakan sebagai sumber belajar supaya terbentuk pendidikan
yang efisien dan efektif. Hal ini tergambar dari definisi teknologi pendidikan menurut
Achyanadia, Association for Educational Communications and Technology (AECT) yang
berisi bahwa teknologi pembelajaran ialah riset serta praktik etis dalam memfasilitasi belajar
serta dapat meningkatkan kinerja berdasarkan sumber sumber teknologi yang tepat guna.

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknologi Pendidikan


Penggunaan Teknologi pada zaman sekarang sudah tidak asing lagi. Termasuk
pada masa pendidikan saat ini yang mampu manjadi pelopor lahirnya teknologi. Sudah
sewajarnya jika pendidikan dapat memanfaatkan teknologi dalam mempermudah
pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Dari sini lah, muncul istilah teknologi pendidikan.
Teknologi pendidikan merupakan suatu proses kompleks dan terpadu yang melibatkan
orang, prosudur, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis sebuah masalah dan
memecahkan berbagai masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia
(Nasruddin Hasibuan, 2015). Selain itu, menurut Non Syafriafdi (2020) teknologi
pendidikan adalah perpaduan dari unsur manusia, mesin, ide, prosedur pengelolaannya.
Pendapat lain mengemukakan bahwa teknologi pendidikan adalah suatu proses yang
sistematik sehingga dapat membantu dalam pemecahan masalah dalam proses kegiatan
pembelajaran (Tahir, 2016).
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disumpulkan bahwa teknologi pendidikan
merupakan suatu sistem yang dimanfaatkan untuk menunjang pembelajaran sehingga
tercapai hasil yang diinginkan. Salah satu fokus teknologi pendidikan dalam hal
pemecahan masalah dalam proses kegiatan pembelajaran (S. Lestari, 2018). Belajar
merupakan kebutuhan yang harus diupayakan setiap manusia guna meningkatkan kualitas
hidup dalam dirinya. Belajar sama halnya dengan perubahan lingkungan yang dialami
setiap individu. Pada hakikatnya perubahan pasti akan selalu ada pada setiap makhluk
hidup. Teknologi pendidikan merupakan disiplin ilmu terapan, bahwa ia berkembang
dikarenakan adanya kebutuhan lapangan atau kebutuhan dalam belajar. Penerapan
teknologi pendidikan pada kegiatan proses pembelajaran diharapkan dapat berjalan
dengan efektif, efisien, dan lebih bermakna bagi pembelajar.
B. Macam macam Teknologi Pendidikan
Macam-macam teknologi pendidikan menurut Davies (Nasruddin Hasibuan, 2015)
ada tiga yaitu:
a) Teknologi pendidikan pertama Teknologi pendidikan pertama mengarah pada
perangkat keras seperti komputer, proyektor, dan alat elektronik lainnya. Teknologi
ini dapat secara otomatis menjalankan kegiatan proses pembelajaran dengan bantuan

3
alat pemancar, perekam, pendistribusi, memperkuat suara, yang menjangkau peserta
didik dalam jumlah besar. Jadi teknologi ini lebih efektif dan efisien.
b) Teknologi pendidikan kedua Teknologi pendidikan kedua mengacu pada perangkat
lunak misalnya dalam penekanan dalam hal bantuan kepada kegiatan proses
pembelajaran. Terutama dalam bidang kurikulum, metodologi pengajaran, dan
evaluasi. Jadi teknologi yang kedua, lebih pada penyediaan keperluan dalam
merencanakan dan merancang hal baru.
c) Teknologi pendidikan ketiga Teknologi pendidikan ketiga, yaitu kombinasi antara
perangkat keras dan perangkat lunak. Teknologi pendidikan ketiga lebih berorientasi
terhadap arah pendekatan sistem. Teknologi pendidikan ketiga dapat dikatakan
sebagai pendekatan pemecahan masalah, titik beratnya dalam orientasi diagnostik
yang menarik.
C. Perkembangan Teknologi Pendidikan
Proses pembelajaran dilakukan untuk mengasah kemampuan yang sudah dimiliki
untuk dikembangkan. Proses pendidikan dibedakan menjadi dua, yaitu pendidikan formal
seperti sekolahan, dan pendidikan non formal seperti belajar kelompok atau belajar
dengan orang tua dan sebagainya. Kode etik, pendidikan, dan pelatihan. Pengabdian
secara terus menerus dalam sebuah profesi dapat menjadi ciri utama. Kode etik profesi
memiliki tujuan untuk melindungi dan memperjuangkan kepentingan para peserta didik,
melindungi berbagai kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara. Melindungi dan
membina diri serta teman sejawat seprofesi dan mengembangkan kawasan bidang kajian
ilmiah teknologi pendidikan. Teknologi pendidikan memberikan pelatihan kepada
pendidik (calon guru atau mahasiswa) agar mereka dapat bekerja secara professional,
dengan memanfaatkan fasilitas belajar yang ada. Pada era tahun 1950-an penerapan
teknologi pendidikan perkembangannya tidak cepat seperti sekarang. Hal ini
memunculkan terjadinya kepercayaan terhadap ilmu pengetahuan dalam memperbaiki
kualitas kehidupan yang mampu mengkibatkan melonjaknya minat untuk belajar pada
jenjang usia sekolah. Dunia perekonomian secara sigap memberi sebuah tanggapan
dengan menciptakan berbagai perangkat keras sebagai bantuan teknologi yang dirancang
untuk tujuan proses pembelajaran secara efektif dan ekonomis. Pada perspektif merdeka
belajar, teknologi pendidikan memberikan kemudahan dalam implementasi merdeka

4
belajar. Kebijakan baru merdeka belajar oleh Nadiem Anwar Makarim diharapkan dapat
secara langsung meningkatkan kemampuan bidang matematika dan literasi yang saat ini
menduduki posisi yang sangat rendah yaitu posisi keenam dari bawah (ke-79 dari 79
Negara). Sehingga dalam menyikapi hal tersebut, Nadiem Anwar Makarim membuat
gebrakan penilaian dalam ranah kemampuan dasar, meliputi literasi (mengukur dalam hal
kemampuan membaca, kemampuan menganalisis isi bacaan beserta memahami konsep),
numerasi (yang menjadi penilaian bukan hanya pelajaran bidang matematika tetapi
kemampuan peserta didik dalam menerapkan konsep numerik dalam kehidupan yang
sesungguhnya), dan survey karakter (bukan sebuah tes, tetapi pencarian sejauh mana
penerapan penilaian nilainilai budi pekerti, agama, pancasila yang telah dipraktekkan
oleh peserta didik ). Terdapat empat kebijakan pokok baru oleh Kemendikbud RI (Izza et
al., 2020), antara lain:
a) Ujian Nasional (UN) akan dirubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan
Survei Karakter. Asesmen ini lebih menekankan kemampuan penalaran literasi dan
numerik yang didasarkan pada praktik terbaik tes PISA. Berbeda dengan UN yang
dilaksanakan di akhir jenjang pendidikan, asesmen ini akan dilaksanakan di kelas 4,
8, dan 11. Hasilnya ini diharapkan menjadi masukan terhadap para lembaga
pendidikan untuk memperbaiki proses pembelajaran sebelum peserta didik
menyelesaikan pendidikannya.
b) Ujian Sekolah Beratandar Nasional (USBN) akan diserahkan ke sekolah
masingmasing. Menurut Kemendikbud, sekolah diberikan kemerdekaan dalam
menentukan bentuk penilaian, seperti portofolio, karya tulis, atau bentuk penugasan
lainnya.
c) Penyederhanaan RPP. Menurut Nadiem Makarim, RPP cukup dibuat satu halaman
saja. Melalui penyederhanaan administrasi, diharapkan waktu guru yang teraita untuk
proses pembuatan administrasi dapat dialihkan untuk kegiatan belajar dan
peningkatan kompetensi.
d) Dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB), sistem zonasi diperluas (tidak
termasuk daerah 3T). Bagi peserta didik yang melalui jalur afirmasi dan prestasi,
diberikan kesempatan yang lebih banyak dari sistem PPDB. Pemerintah daerah
diberikan kewenangan secara teknis untuk menentukan daerah zonasi ini.

5
Berbagai upaya mengembangkan teknologi di Era 4.0, meliputi:
a) Memecahkan masalah secara kolaboratif
b) Menerapkan masalah open-ended dan illstructured.
c) Membimbing peserta didik dalam menghasilkan berbagai macam pertanyaan
investigatif dan membuat rumusan hipotesis.
d) Melakukan analisis informasi atau data secara kolaboratif.
e) Memberi penugasan terhadap peserta didik dalam pengumpulan informasi dari
berbagai sumber, termasuk dari internet.
f) Mengomunikasikan hasil sebuah pemecahan masalah tertulis dan lisan dengan
memanfaatkan teknologi.
g) Melaksanakan blended learning.
h) Melakukan berbagai keterampilan penilaian di abad 21 (Redhana, 2019).1

D. Peran Teknologi Pendidikan dalam Implementasi Kurikulum


Kurikulum dan teknologi pendidikan saling melengkapi. Teknologi
pendidikan berfungsi memperkuat pengembangan kurikulum. Bagaimana kurikulum
dikembangkan, maka itu menjadi fungsi teknologi pendidikan. Terminologi
teknologi tidak hanya berkaitan tentang alat-alat atau mesin, namun juga
berkaitan dengan kegiatan menerapkan ilmu atau pengetahuan atau usaha
memecahkan masalah. Dengan demikian teknologi adalah penerapan ilmu pengetahuan
yang sistematis untuk melakukan suatu kegiatan.Teknologi pendidikan memiliki peran
yang besar pada pengembangan kurikulum karena dalam merancang, menyusun,
dan mengembangkan kurikulum menjadi sumber yang menentukan strategi
pembelajaran dengan menempatkan pengajar tidak hanya sebagai pelaksana,

1
Millati, I. Peran teknologi pendidikan dalam perspektif merdeka belajar di era 4.0. (2021). Journal of
Education and Teaching (JET), 2(1), hal. 1-9.

6
namun juga sebagai perekayasa dalam proses pembelajaran. 2 Berikut beberapa peran
Teknologi Pendidikan dalam Implementasi Kurikulum :
a) Memberikan gambaran tentang apa yang diajarkan dan . Meningkatkan kualitas
pendidikan dengan cara membantu guru dalam mengalokasikan waktu secara lebih
baik, memajukan tahapan belajar, mengurangi beban guru dalam berceramah,
sehingga guru dapat memfasilitasi diskusi dan mengembangkan proses pembelajaran
bagi peserta didik.
b) Menunjukkan faktor pengajaran yang dapat diubah dan fleksibel,
c) Menganalisis kemungkinan-kemungkinan perubahan yang harus terjadi dalam
pengajaran dengan mempertimbangkan tahapan- tahapan pembelajar yang berbeda-
beda yang sedang dalam proses perubahan atau perkembangan,
d) Menganalisis tingkat pengajaran, teori-teori pengajaran, prinsip- prinsip pengajaran,
konsep pembelajaran, bagaimana teori-teori pembelajaran dihubungkan dengan
kegiatan pembelajaran yang sebenarnya, keterlibatan guru dan peserta didik dalam
proses belajar mengajar.
e) Menghasilkan satuan besar teori dan prinsip belajar mengajar untuk mencapai tujuan
pendidikan yang optimal.
f) Mengetahui dengan jelas tujuan dan sasaran pendidikan; Teknologi pendidikan
berusaha untuk mengetahui kebutuhan dan aspirasi pendidikan masyarakat serta
sumber daya yang tersedia dalam masyarakat tersebut untuk pemenuhan kebutuhan
dan aspirasi tersebut. Ini mencoba untuk secara jelas menemukan tujuan Activate
pendidikan yang luas dan menganalisisnya dalam hal tujuan kelas Go to Settin khusus
dari pengajaran dan pembelajaran
g) Teknologi pendidikan mencoba merancang kurikulum yang sesuai untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Ini mencoba untuk menemukan cara dan sarana untuk
pemilihan pengalaman atau konten pembelajaran yang sesuai untuk memenuhi tujuan
yang diinginkan ini. Fungsinya adalah untuk menemukan kerangka kerja yang sesuai

2
Budiyono, A. Ruang Lingkup Teknologi Pendidikan Agama Islam di Era Indrustri 4.0. (2019).
Attaqwa: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, 15(1), hal. 64-74.

7
sehingga pengajaran yang efektif dapat diberikan sesuai dengan kurikulum yang
ditetapkan.
h) Produksi dan pengembangan bahan ajar, Setelah merancang kurikulum teknologi
pendidikan berusaha menghasilkan dan mengembangkan materi belajar mengajar
yang sesuai dengan tujuan tertentu. Pada tahap ini teknologi pendidikan mencoba
menghasilkan dan mengembangkan teknik baru untuk menyiapkan bahan perangkat
lunak dan bahan ajar seperti bahan belajar terprogram, bahan ajar berbantuan
komputer, bahan ajar mandiri, penyusunan RPP yang merangsang situasi belajar
mengajar.
i) Dalam proses belajar-mengajar guru merupakan pemegang otoritas pengendali utama.
Dengan demikian teknologi pendidikan membuat pengaturan untuk mempersiapkan
guru menghadapi tanggung jawab mengajar dengan pengetahuan yang terlatih secara
sempurna. Pelatihan diberikan kepada guru melalui berbagai media teknologi. 3
E. Langkah langkah mengembangkan program belajar
Rekayasa dilakukan pengajar yaitu pada perangkat keras dan pada perangkat
lunak atau program belajarnya. Langkah-langkah mengembangkan program belajar :
a) Tahap program behavioral technology, tahap ini adalah pengembangan program
pembelajaran dengan menganalisis tingkah laku dalam proses pembelajaran dan
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
b) Tahap instructional technology, kemampuan-kemampuan hasil teknologi tingkah
laku dikembangkan ke dalam pengembangan program pembelajaran yang terpilih.
c) Tahap performance technology, pengembangan program pembelajaran selalu
menggunakan teknik analisis kebutuhan belajar untuk memperoleh informasi
mengenai kemampuan yang diperlukan peserta didik. Bahkan setelah peserta
didik menyelesaikan kegiatan belajar selalu dilakukan analisis umpanbalik untuk
melihat kesesuaian hasil belajar dengan kebutuhan belajar. 4

3
Mesra, R., Pratiwi, D., Handayani, R., Wiguna, I. B. A. A., Suyitno, M., Sampe, F., ... & Aina, M.
Teknologi Pendidikan. (2023). Sada Kurnia Pustaka.
4
Munir, Kurikulum Berbasis Tekhnologi Informasi dan Komunikasi, hal. 39-42

8
KESIMPULAN

Bagi para pendidik kurikulum berfungsi sebagai sumber acuan dalam pelaksanaan
pembelajaran. Ketika melakukan supervisi atau pengawasan, kurikulum menjadi acuan bagi
kepala sekolah. Kurikulum berfungsi sebagai acuan bagi orang tua dalam rangka membantu
anaknya belajar di rumah, dan kurikulum berfungsi sebagai acuan bagi masyarakat dalam rangka
membantu pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia harus dibarengi dengan
perkembangan teknologi. Teknologi dalam pendidikan sebagai wadah dalam memfasilitasi
proses belajar sehingga dapat digunakan sebagai sumber belajar supaya terbentuk pendidikan
yang efisien dan efektif.
Kurikulum dan teknologi pendidikan saling melengkapi. Teknologi pendidikan
berfungsi memperkuat pengembangan kurikulum. Teknologi pendidikan memiliki peran
yang besar pada pengembangan kurikulum karena dalam merancang, menyusun, dan
mengembangkan kurikulum menjadi sumber yang menentukan strategi pembelajaran
dengan menempatkan pengajar tidak hanya sebagai pelaksana, namun juga sebagai
perekayasa dalam proses pembelajaran.

9
DAFTAR PUSTAKA

Budiyono, A. (2019). Ruang Lingkup Teknologi Pendidikan Agama Islam di Era


Indrustri 4.0. Attaqwa: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam.
Mesra, R., Pratiwi, D., Handayani, R., Wiguna, I. B. A. A., Suyitno, M., Sampe, F., ...
& Aina, M. (2023). Teknologi Pendidikan. Sada Kurnia Pustaka.
Millati, I. (2021). Peran teknologi pendidikan dalam perspektif merdeka belajar di era
4.0. Journal of Education and Teaching (JET).

Munir, (2008). Kurikulum Berbasis Tekhnologi Informasi dan Komunikasi,


(Bandung: Alfabeta).

10

Anda mungkin juga menyukai