Anda di halaman 1dari 10

Nama : Endang Tri Kartika Larasati

NIM : 1401422559

Tugas Individu 5

Laporan Hasil Diskusi Kelompok 4

“Landasan Perkembangan Kurikulum”

1. Pelaksanaan : Diskusi ini dilaksanakan pada hari Selasa, 19


September 2023, pukul 09.00 yang dilaksanakan secara asynchronous via elena.
2. Peserta : Mahasiswa/i PGSD rombel K angkatan 2022.
3. Uraian Singkat Diskusi :
a. Diskusi dibuka oleh Maulida Robiati Saudah dari kelompok 4.
b. Selanjutnya, teman-teman rombel K membaca, menyimak, hingga memahami
materi dari kelompok 4.
c. Lalu, terdapat beberapa mahasiswa yang mengajukan pertanyaan kepada kelompok
penyaji diantaranya sebagai berikut :
1. Salsa Nur Fitriani (1401422536)
Pertanyaan : Pada kurikulum teknologi, bagaimanakah penerapan teknologi itu
dalam pengembangan kurikulum? Serta bagaimanakah penerapan konsep
kurikulum sebagai teknologi itu diterima dalam pendidikan kita di Indonesia?
Pembahasan :
- Atha Nur Karimah (1401422547) → Penerapan / Implementasi
Teknologi dalam pengembangan kurikulum mencakup 2 hal yaitu:
1. Implementasi kurikulum yang menekankan pada teknologi alat.
Dalam perencanaan penyelenggaraan pendidikan (kurikulum)
lebih menekankan pada penggunaan alat-alat maupun media
yang dapat membantu menyelesaikan masalah pemahaman
materi peserta didik.
2. Implementasi kurikulum yang menekankan pada teknologi
sistem. Dalam perencanaan penyelenggaraan pendidikan
(kurikululnya) lebih menekankan pada sistem dimana biaya
dapat ditekan pengeluaranya, disamping memberi kesempatan
kepada tenaga didik untuk mengembangkan sendiri program
pengajaranya.
Kurikulum teknologi diterima dalam pendidikan di Indonesia
dikarenakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki
manusia masih relatif sederhana, namun sejak abad pertengahan
mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai penemuan teori-
teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan dipastikan
kedepanya akan terus semakin berkembang.
- Sandra Asri Annisa (1401422548) → Menurut saya, beberapa
penerapan teknologi dalam pengembangan kurikulum seperti,
penggunaan platform e-learning, dengan adanya hal tersebut
memungkinkan untuk bisa mengakses sumber daya pendidikan dari
mana saja serta bisa membantu memperluas jangkauan pendidikan di
Indonesia. Pengembangan konten digital, pada saat ini pembuatan
materi pembelajaran dalam bentuk digital memungkinkan akses yang
lebih mudah. Simulasi dan aplikasi berbasis game, aplikasi simulasi dan
game edukatif dapat membantu siswa untuk memperkuat pemahaman
konsep-konsep pembelajaran yang sulit dipahami sehingga dengan
adanya aplikasi simulasi dan game edukatif diharapkan para siswa dapat
mudah untuk mempelajari materi dan membuat pembelajaran juga
semakin menarik perhatian siswa.
Di Indonesia penerapan konsep ini sudah diterima, namun masih dalam
tahap berkembang. Karena masih terdapat tantangan seperti
keterbatasan akses ke teknologi di beberapa daerah dan kebutuhan untuk
meningkatkan keterampilan guru dalam memanfaatkan teknologi.
Tetapi segala upaya seperti memberikan pelatihan kepada pendidik tetap
dilakukan agar penerapan teknologi dalam pengembangan kurikulum
dapat berjalan efektif dan bermanfaat bagi semua pihak terlibat.
- Julshe Diva Kana (1401422523) → Penerapan teknologi dalam
pengembangan kurikulum dapat diterapkan sebagai konten
pembelajaran digital, dapat digunakan untuk evaluasi pembelajaran,
pembelajaran berbasis online, dan bisa digunakan untuk riset serta
pengembangan. Untuk saat ini di Indonesia realisasi pemanfaatan
teknologi baru memasuki tahap mempelajari untuk berbagai
kemungkinan pengembangan dan penerapan teknologi. Selain itu
penggunaan teknologi pada bidang pendidikan saat ini masih belum
dikuasai oleh sebagian orang, terlebih bagi para pendidik dan tenaga
kependidikan dalam penerapan tugas pokok dan fungsinya.
Penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan bertujuan
mempermudah proses penyampaian data kepada peserta didik sehingga
pendidikan jadi lebih efisien dan mengasyikan. Kedudukan teknologi
paling utama selaku pelengkap dalam membantu menggapai tujuan
kurikulum.
- Jazilatul Mazidah (1401422528) → Teknologi berkonsentrasi pada
keefektifan program, metode, dan pencapaian terhadap materi dan
tujuan. Penerapan teknologi dalam pengembangan kurikulum
merupakan bentuk pemanfaatan dalam kecanggihan di bidang teknologi,
sehingga untuk mempermudah dalam mengembangkan kurikulum dapat
menggunakan kurikulum teknologi untuk menjaring suatu aspirasi dari
masyarakat ataupun pihak lainya dengan mendapat masukan atau saran
ide, atau pencerahan bisa dilakukan lewat jaringan teknologi seperti
layanan berbasis web ataupun surat elektronik untuk membantu dalam
membuat suatu kebijakan dalam kurikulum.
Selain pada pengembangan kurikulum, teknologi juga memberikan
peran terhadap peningkatan pembelajaran yaitu dengan memfasilitasi
terbentuknya hubungan secara kolaboratif dan membangun makna
dalam konteks yang mudah dipahami, Teknologi pendidikan dalam arti
teknologi alat, lebih menekankan kepada penggunaan alat-alat
teknologis untuk menunjang efisiensi dan efektivitas pendidikan.
Kurikulumnya berisi rencana-rencana penggunaan berbagai alat dan
media, juga model-model pengajaran yang banyak melibatkan
penggunaan alat. Contoh-contoh model pengajaran tersebut adalah
pengajaran dengan bantuan film dan video, pengajaran berprogram,
mesin pengajaran, pengajaran modul. Teknologi memiliki beberapa nilai
dalam pengembangan kurikulum yaitu mudah dalam mendapat
informasi lebih cepat diperoleh, meminimalisir sumber daya, memmiliki
jangkauan luas dengan semua orang dapat terlibat, efisien, dan efektif
untuk berbagi, dan memberi wadah kebebeasan berpendapat.
Kurikulum sebagai teknologi dalam pendidikan kita di Indonesia dapat
diterima dengan baik, penggunaan berbagai teknologi untuk membantu
proses pembelajaran akan membantu mempermudah pekerjaan tenaga
kependidikan. Menjadikan pekerjaan lebih cepat, efektif dan efisien,
membantu perkembangan pehamaman siswa agar lebih cepat dan
mudah menyerap materi yang disampaikan. Penggunaan teknologi
dalam proses pembelajaran akan menghemat biaya pendidikan apabila
para tenaga kependidikan benar-benar mengetahui cara mengelola
teknologi teknologi tersebut.
- Nelsa Ayu Enggar Sari (1401422531) → Dalam pengembangan
kurikulum berbasis teknologi, penerapan teknologi melibatkan
penggunaan alat dan platform digital untuk merancang, menyampaikan,
dan mengevaluasi kurikulum. Ini termasuk penggunaan perangkat lunak
pembelajaran, sumber daya daring, dan platform pembelajaran.
Di Indonesia, penerapan konsep kurikulum sebagai teknologi telah
berkembang, terutama dengan adopsi teknologi dalam pembelajaran
jarak jauh dan berbasis digital. Namun, tantangan yang masih ada
termasuk kesenjangan akses teknologi antara daerah perkotaan dan
pedesaan serta pelatihan yang memadai bagi guru untuk
mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran. Meskipun begitu, ada
upaya yang terus dilakukan untuk meningkatkan penerapan teknologi
dalam pendidikan di Indonesia guna mendukung pengembangan
kurikulum yang lebih modern dan relevan.
2. Alinda Zaitun (1401422556)
Pertanyaan : Jalur pendidikan di Indonesia dalam UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas dibagi menjadi 3, yaitu formal, nonfromal, dan informal pada
setiap jenjang dan jenis pendidikan. Apakah ada perbedaan dalam penyusunan
kurikulum di jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal? Jika ada, apa
saja perbedaannya?
Pembahasan :
- Maulida Robiati Saudah (1401422541) → Setiap jenis pendidikan
memiliki ciri-ciri yang berbeda karena peserta didiknya yang berbeda,
tujuan yang berbeda, sasaran yang berbeda. Berikut adalah perbedaan
antara pendidikan formal, nonformal, dan informal:
1. Terletak pada definisinya Pendidikan formal adalah jalur pendidikan
yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan non
formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan,
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan
lingkungan.
2. Proses penyelenggaraan Pendidikan formal, bisa diselenggarakan
oleh pemerintah (dalam hal ini sekolah atau institusi negeri) maupun
swasta, atau yang dikelola yayasan. Pembelajaran nonformal bisa
dilakukan di luar kelas atau gedung sekolah. Sedangkan,
Pembelajaran informal bisa di mana saja. Tidak ada persyaratan
khusus ataupun umum bagi peserta didik. Tidak ada batasan usia dan
waktu.
3. Materi pembelajaran Pada pendidikan formal, materi pembelajaran
bersifat akademis, memiliki ujian formal yang diakui pemerintah,
kurikulumnya jelas. Pada pendidikan nonformal, Materi
pelajarannya didasarkan pada kebutuhan peserta didik, kebanyakan
pendidikan mengenai keterampilan bekerja. Sedangkan pada
pendidikan informal, Tidak memiliki kurikulum resmi dalam proses
pembelajaran.
4. Persyaratan Pada pendidikan formal, Memiliki persyaratan khusus
untuk menjadi peserta didik. Jika pada pendidikan nonformal,
Persyaratan peserta didik bisa tidak terbatas, atau tidak ada
persyaratan khusus. Sedangkan pada pendidikan informal, Tidak ada
persyaratan khusus ataupun umum bagi peserta didik. Tidak ada
batasan usia dan waktu.
- Shalesya Ade Setiyani (1401422525) → Tentunya terdapat perbedaan
dalam penyusunan kurikulum di jalur pendidikan formal, nonformal,
dan informal di Indonesia sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas. Perbedaan utama dalam penyusunan kurikulum untuk ketiga
jalur tersebut yaitu:
1. Jalur Pendidikan Formal: Jalur pendidikan formal memiliki tujuan
yang jelas, yaitu memberikan pendidikan yang terstruktur dan
komprehensif kepada siswa agar mencapai tingkat pendidikan
tertentu, seperti SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Kurikulum
pada jalur formal diatur secara ketat oleh pemerintah, dan
melibatkan penentuan mata pelajaran wajib dan pilihan yang harus
diajarkan di setiap jenjang pendidikan formal. Terdapat standar
akademik yang harus dipenuhi oleh siswa untuk lulus dari setiap
jenjang pendidikan formal, contohnya seperti ujian nasional dan
ujian akhir sekolah.
2. Jalur Pendidikan Nonformal: Jalur pendidikan nonformal
memberikan pendidikan kepada individu yang mungkin tidak dapat
mengikuti jalur formal secara reguler, seperti anak-anak yang putus
sekolah, orang dewasa, atau kelompok khusus. Kurikulum pada jalur
nonformal dapat lebih fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan
individu atau kelompok. Ini memungkinkan penyelenggara
pendidikan nonformal untuk mengadaptasi kurikulum sesuai dengan
kebutuhan peserta didik. Penilaian dalam jalur pendidikan
nonformal cukup beragam dan biasanya tidak menggunakan ujian
nasional atau ujian akhir sekolah. Penilaian dapat berfokus pada
pencapaian kompetensi yang relevan.
3. Jalur Pendidikan Informal: Jalur pendidikan informal tidak memiliki
tujuan formal tertentu, dan pendidikan dalam jalur ini sering terjadi
secara tidak terstruktur dalam kehidupan sehari-hari. Ini bisa
termasuk pembelajaran melalui pengalaman maupun pembelajaran
mandiri, selain itu tidak ada kurikulum yang diatur secara resmi
dalam jalur pendidikan informal. Pembelajaran terjadi secara
spontan dan sesuai dengan minat, kebutuhan, dan pengalaman
individu. Biasanya tidak ada penilaian formal dalam jalur
pendidikan informal, dan kemajuan individu sering diukur dengan
cara yang tidak resmi.
3. Ana Shuhbatul Husnia (1401422526)
Pertanyaan :Apa hambatan dari setiap konsep kurikulum yang telah dijelaskan
oleh kelompok anda? Dan manakah konsep kurikulum yang paling tepat
digunakan untuk kelas rendah?
Pembahasan :
- Lativa Ariani Sagita (1401422543) → Menurut saya, hambatan dari
setiap model konsep kurikulum seperti ini:
1. Kurikulum Subjek Akademik Kemungkinan kurangnya integrasi
antar mata pelajaran, kurikulum yang terlalu padat, serta
penekanan berlebihan pada tes standar.
2. Kurikulum Humanistik Memerlukan pendekatan pembelajaran
yang lebih individualistik, yang mungkin sulit diterapkan dalam
kelas besar. Evaluasi kemajuan siswa juga bisa menjadi
tantangan.
3. Kurikulum Rekonstruksi Sosial Kemungkinan akan menghadapi
resistensi dari pihak yang berkepentingan atau masyarakat yang
tidak sepakat dengan perubahan sosial yang diusulkan.
Implementasi yang berhasil memerlukan kerja sama dan
pemahaman yang mendalam.
4. Kurikulum Teknologi Tidak semua sekolah memiliki sumber
daya teknologi yang memadai, seperti akses internet yang stabil
atau perangkat yang mencukupi. Pelatihan guru yang diperlukan
untuk mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran juga bisa
menjadi kendala.
Dari ke-4 model konsep kurikulum yaitu kurikulum subjek
akademik, kurikulum humanistik, kurikulum rekonstruksi sosial,
dan kurikulum teknologi menurut saya yang paling tepat
digunakan untuk siswa SD kelas rendah yaitu kurikulum subjek
akademik karena, konsep kurikulum tersebut berfokus pada
pembelajaran mata pelajaran inti seperti matematika, bahasa,
dan ilmu pengetahuan, yang merupakan dasar penting bagi
perkembangan siswa di tahap awal pendidikan. Siswa perlu
membangun dasar pengetahuan yang kuat dalam mata pelajaran
ini. Namun, dengan penggabungan elemen-elemen dari model-
model lain seperti pendekatan humanistik untuk pengembangan
karakter dan keterampilan sosial juga dapat dimasukkan untuk
mendukung pengembangan holistik siswa.
4. Fitri Kartika Sari (1401422534)
Pertanyaan : Menurut kelompok Anda, ketika situasi dan kondisi sistem
pendidikan seperti apa sehingga model konsep kurikulum- kurikulum tersebut
dapat diterapkan atau dipergunakan dalam proses pembelajaran? jelaskan secara
singkat!
Pembahasan :
- Julshe Diva Kana (1401422523) → Konsep kurikulum tersebut dapat
diterapkan dalam situasi seperti perubahan sosial dan teknologi yang
cepat, ketersediaan sumber daya yang lebih besar sehingga dapat
menerapkan konsep kurikulum tersebut, selain itu budaya dan sosial
masyarakat tempat sekolah berada juga dapat mempengaruhi, dan yang
paling penting yaitu kebutuhan siswa yang menjadi faktor penting dalam
pemilihan model konsep kurikulum karena harus disesuaikan dengan
gaya belajar, tingkat perkembangan dan minat siswa. Keputusan
tersebut sebaiknya didasarkan pada analisis mendalam tentang
kebutuhan, tujuan, sumber daya , dan konteks pendidikan yang
bersangkutan.
5. Hanif Hidayat (1401422560)
Pertanyaan : Bagaimana menurut kelompok Anda melihat hubungan antara
konsep kurikulum humanistik dan konsep kurikulum rekonstruksi sosial dalam
konteks pendidikan modern, dan apakah kelompok di kelompok Anda percaya
bahwa salah satu konsep tersebut lebih efektif dalam mempersiapkan peserta
didik untuk menghadapi tantangan masyarakat saat ini? Mohon berikan
argumentasi yang kuat untuk mendukung pandangan kelompok Anda.
Pembahasan :
- Maulida Robiati Saudah (1401422541) → Menurut kelompok kami
konsep Kurikulum humanistik dan rekonstruksi sosial akan sangat
berpengaruh pada efektivitas pembelajaran untuk menghadapi
tantangan masyarakat di era modern ini, karena pada poin Kurikulum
humanistik ini berpusat pada siswa "student centered" dan
mengutamakan perkembangan afektif siswa sebagai prasyarat dan
sebagai bagian integral dari proses belajar. Para pendidik humanistik
yakin bahwa kesejahteraan mental dan emosional siswa harus dipandang
sentral dalam kurikulum agar belajar itu memberi hasil maksimal.
Pendidikan yang berpusat pada siswa memfokuskan kurikulum pada
kebutuhan baik personal maupun sosial. Dimana dalam hal ini siswa
dituntut untuk berpartisipasi aktif dan sebagai subjek utama dalam
proses pembelajaran. Serta hal ini berhubungan dengan konsep
Kurikulum rekonstruksi sosial, dimana di dalam kurikulum disusun
rencana yang berkaitan dengan bagaimana menata kembali kehidupan
masyarakat menuju tatanan yang dipandang lebih baik. Sehingga
diharapkan peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam
penyelenggaraan pembelajaran untuk menuju tatanan kehidupan
masyarakat yang lebih baik.
6. Risma Ayu Septiana (1401422545)
Pertanyaan : Bagaimana guru dapat memotivasi siswa untuk mengambil peran
aktif dalam pembelajaran dengan pendekatan humanistik?
Pembahasan :
- Atha Nur Karimah (1401422547) → Peran guru dalam pendidikan
humanistik adalah bagaimana guru mampu menjadi failitator dalam
tujuan pembelajaran untuk peserta didik agar potensi yang dimilikinya
dapat berkembang dengan baik. Peran peserta didik disini bertujuan
untuk dapat mengembangkan potensi secara posistif bukan
mengembangkan potensi yang negatif.
- Rita Asih Utayani (1401422567) → Kalau menurut saya, guru dapat
memotivasi siswa untuk mengambil peran aktif dalam pembelajaran
dengan pendekatan humanistik itu mungkin bisa dengan cara
menciptakan lingkungan kelas yang mendukung kebutuhan psikologis
dan emosional siswa. Karena ini termasuk memberikan penerimaan
yang positif, mendengarkan dengan empati, dan memberikan kebebasan
kepada siswa untuk mengemukakan ide-ide mereka. Selain itu, guru
juga dapat mendorong kolaborasi dan diskusi yang memungkinkan
siswa merasa bernilai dan terlibat dalam proses pembelajaran. Nah
dengan memberikan perhatian pribadi kepada setiap siswa dan
mengakui keunikan mereka, guru dapat memotivasi mereka untuk aktif
dalam pembelajaran, karena mereka merasa dihargai dan memiliki
kontrol atas pengalaman belajar mereka.
- Galuh Nawang Wulan (1401422535) → menurut saya seorang guru
dapat juga menjadi pendukung agar peserta didik mampu untuk
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri, kemampuan yang unik
yang dimilikinya sehingga mereka akan menjadi diri sendiri dengan
kemampuan uniknya.
d. Lalu kelompok penyaji menjawab pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman
serta teman-teman selain bertanya ikut berpartisipasi menanggapi pertanyaan.

4. Kesimpulan : Kesimpulan singkat mengenai diskusi tentang landasan pengembangan


kurikulum di sekolah dasar (SD) adalah bahwa landasan perkembangan kurikulum
adalah fondasi teoritis, filsafat, dan pandangan pendidikan yang membimbing proses
perancangan kurikulum. Ini melibatkan pemahaman tentang tujuan pendidikan,
kebutuhan siswa, perkembangan anak, aspek budaya, nilai-nilai, dan tuntutan
masyarakat dalam konteks pendidikan. Landasan perkembangan kurikulum
memastikan bahwa kurikulum yang dirancang relevan, efektif, dan sesuai dengan
tujuan pendidikan yang diinginkan.

Komentar saya terhadap diskusi kelompok 4 yaitu diskusi ini berlangsung dengan
sangat positif. Keberhasilan diskusi tersebut menunjukkan keefektifan kelompok dalam
mengkomunikasikan ide dan konsep serta tingkat partisipasi seluruh mahasiswa/i yang baik.
Antusiasme dan keseriusan mahasiswa/i juga menciptakan diskusi yang kondusif bagi
pertukaran gagasan yang efektif. Saya berharap semangat ini terus berlanjut dalam diskusi-
diskusi selanjutnya dan terima kasih bagi rekan-rekan telah berbagi pengalaman positif ini

Anda mungkin juga menyukai