Anda di halaman 1dari 17

KURIKULUM BERBASIS TEKNOLOGI1

A. Pendahuluan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.2 Pendidikan merupakan sebuah proses akademik yang

tujuannya untuk meningkatkan nilai sosial, budaya, moral atau agama peserta didik

sekaligus mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan dan pengalaman

dalam kehidupan nyata. Sebagai pilar akademik, pendidikan diharapkan mampu

menumbuhkan kegiatan belajar pada diri peserta didik. Menurut UNESCO, pendidikan

perlu dibangun di atas pijakan empat pilar, yaitu 1) belajar untuk mengetahui (learning

to know), 2) belajar melakukan atau mengerjakan (learning to do), 3) belajar untuk

hidup bersama (learning to live together), dan 4) belajar untuk menjadi/

mengembangkan diri sendiri (learning to be).3

Keberhasilan suatu pendidikan pada suatu tempat sangat dipengaruhi oleh apa

yang disebut dengan kurikulum. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang

memiliki peran strategis dalam sistem pendidikan. Kurikulum adalah sistem program

pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan, sehingga

kurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu/

1
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI yang
diampu oleh Dr. H. Miftahudin, M.Ag.
2
Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3
Munir, Kurikulum Berbasis TIK, tanpa kota : Penerbit SPS UPI, tanpa tahun, 2
1
berkualitas.4 Soko guru yang dapat memberikan warna atas suatu pelaksanaan sistem

pendidikan tidak lain adalah kurikulum.

Dewasa ini, kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam lingkup

kehidupan manusia, termasuk di dalamnya pendidikan mutlak tidak dapat dihindarkan.

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara pesat terus memberikan

pengaruh secara signifikan kepada setiap bidang dan aspek kehidupan, tak terkecuali

bidang pendidikan. Persentuhan antara teknologi dengan pendidikan melahirkan apa

yang kemudian disebut dengan teknologi pendidikan. Seiring dengan perkembangan

jaman, teknologi pendidikan dengan berbagai bentuknya, mulai yang paling sederhana

seperti penggunaan kapur dan papan tulis sampai dengan teknologi canggih dan super

canggih seperti audio dan video cassette, overhead projector, film slide, dan motion film,

mesin pengajaran, komputer, CD-rom, internet dan sebagainya, meniscayakan suatu

proses integrasi ke dalam sistem pendidikan dan pengajaran. Proses inilah yang

kemudian melahirkan apa yang disebut dengan kurikulum teknologi.

Dalam perspektif kurikulum, teknologi berkonsentrasi pada keefektifan

program, metode, dan pencapaian terhadap materi dan tujuan. Aplikasi perspektif ini

diharapkan dalam berbagai program seperti, training, kegiatan industri dan lainnya.

B. Pengertian Kurikulum dan Teknologi

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kurikulum diartikan sebagai perangkat mata

pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan; kurikulum juga dapat berupa

perangkat mata kuliah mengenai bidang keahlian khusus.5 Sedangkan menurut Saylor,

4
Rusman, Manajemen Kurikulum, Jakarta : rajawali Press, 2011, 1.
5
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta : Pusat
Bahasa, 2008, 783.
2
Alexander dan Lewis, kurikulum merupakan segala upaya sekolah untuk

mempengaruhi siswa agar dapat belajar baik dalam ruangan kelas maupun di luar

sekolah. Sementara Harold B. Alberty mendefinisikan kurikulum sebagai semua

kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the

activities that are provided for the student by the school). Kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta

cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Dari berbagai teori tentang kurikulum di atas, pengertian kurikulum dapat

dikategorikan ke dalam tiga hal. Pertama, kurikulum sebagai rencana belajar peserta

didik. Kedua, kurikulum sebagai rencana pembelajaran, dan ketiga, kurikulum sebagai

pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik.6

Sebagai sebuah rencana belajar, Hilda Taba sebagaimana dikemukakan oleh

Munir,7 mendefinisikan bahwa a curiculum is a plan for learning. Dalam hal ini

kurikulum berupa materi/ isi, strategi pembelajaran dan evaluasi. Kurikulum sebagai

rencana pembelajaran adalah sebuah rencana pembelajaran di suatu sekolah. Menurut

pandangan ini, kurikulum mencakup sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh

suatu lembaga pendidikan yang harus ditempuh atau dipelajari peserta didik di sekolah

atau perpengajaran tinggi untuk memperoleh ijasah tertentu. Dengan kata lain bahwa

kurikulum adalah sekumpulan mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam

suatu lembaga pendidikan. Pendapat seperti ini salah satunya dikemukakan oleh Mac

6
M. Ali, 1984
7
Munir, Kurikulum…, 24.
3
Donald.8 Menurutnya sistem persekolahan terbentuk atas empat sub sistem yaitu

mengajar, belajar, pembelajaran dan kurikulum. Sedang kurikulum sebagai

pengalaman belajar memandang kurikulum bukan hanya rencana pembelajaran saja

akan tetapi berupa suatu pengalaman belajar yang nyata dan aktual terjadi dalam

proses pendidikan di sekolah. Hasan Langgulung, mengutip pernyataan al-Syaibani,

mengemukakan bahwa kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan,

kebudayaan, sosial, olahraga dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-

murid di dalam maupun di luar sekolah dengan maksud menolongnya untuk

berkembang secara menyeluruh dalam segala segi dan merubah tingkah laku mereka

sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan.9

Adapun teknologi sendiri adalah suatu metode ilmiah untuk mencapai tujuan

praktis; teknologi berupa ilmu pengetahuan terapan. Teknologi juga dapat diartikan

sebagai keseluruhan sarana untuk menyediakan barang yang diperlukan bagi

kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.10 Teknologi informasi adalah

penggunaan teknologi seperti komputer, elektronik dan telekomunikasi, untuk

mengolah dan mendistribusikan informasi dalam bentuk digital. Sedang teknologi

pendidikan adalah penerapan pengetahuan ilmiah tentang belajar dan kondisi belajar

untuk memperbaiki efektifitas dan efesiensi pengajaran dan pelatihan.11 Ia merupakan

pengembangan, penerapan dan penilaian sistem-sistem, teknik-teknik dan alat-alat

baru untuk memperbaiki proses pembelajaran. Teknologi pendidikan melaksanakan


8
James B Mac Donald, Educational Models for Intruction, Washington DC: The Association
for Supervision and Curriculum Development, 1965, 3
9
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan : Suatu Analisa Psikologik dan Pendidikan,
Jakarta : Pustaka al-Husna, 1989, 145
10
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus…, 1473.
11
Munir, Kurikulum…,33.
4
teknik-teknik pengujian empirik untuk memperbaiki situasi-situasi belajar. Teknologi

pendidikan merupakan suatu cara sistematik tentang perencanaan, pelaksanaan dan

penilaian keseluruhan proses belajar dan mengajar dalam kerangka tujuan-tujuan

khusus, berdasarkan penelitian dalam belajar dan komunikasi serta mendayagunakan

sumber-sumber manusiawi menuju ke pengajaran yang lebih efektif.

C. Kurikulum Teknologis

Setelah teknologi informasi dan komunikasi (TIK), di mana komputer menjadi

bagian integral di dalamnya, mengalami perkembangan, peran teknologi pendidikan

menjadi sangat penting. Keberadaannya mendorong para pengajar untuk

memanfaatkan seoptimal mungkin penggunaan komputer di bidang pendidikan.

Sebagai sebuah aliran dalam pendidikan, ia serupa dengan pendidikan klasik, yang

menekankan pada isi kurikulum. Perbedaannya adalah bahwa ia lebih diarahkan pada

penguasaan kompetensi dan tidak pada pemeliharaan serta pengawetan ilmu. 12

Menurut aliran ini, suatu kompetensi yang besar diuraikan menjadi kompetensi yang

lebih sempit/ khusus dan akhirnya menjadi perilaku-perilaku yang dapat diamati

ataupun diukur.

Penerapan teknologi dalam pendidikan mempengaruhi kurikulum dalam dua

hal, yaitu aplikasi dan teori.13 Aplikasi teknologi merupakan sebuah rencana sistematik

dalam berbagai hal dan media, asistensi komputer, tujuan dan pendekatan

pembelajaran, tutorial dan kreasi-kreasi dalam bentuk les. Sebaliknya sebagai teori,

12
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Bandung : PT
remaja Rosdakarya, 2013, 96.
John Nail, Curriculum : a Comprehensif Introduction, Illionis : Scott, Foresman/Little,
13

Brown Higher Education, 1990, 52


5
teknologi sangat diperlukan di dalam mengembangkan dan mengevaluasi materi-

materi kurikulum dan sistem-sistem pengajaran. Dalam proses pengembangannya,

teknologi diformulasikan sebagai aturan, yang jika diikuti akan lebih mudah

diprediksikan hasil-hasil yang diharapkan. Ia berupa pendekatan sistematis dalam

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran.

Secara filosofis seluruh sistem merupakan sebuah kerangka teknologi untuk

mengetahui persoalan-persoalan pada kurikulum. Hal itu menegaskan obyektifitas

pembelajaran secara spesifik (biasanya diperoleh dengan kebutuhan-kebutuhan

evaluasi, studi mengenai perbedaan tingkat prestasi siswa dan sasaran pembelajaran),

pengawasan aktifitas pembelajaran secara tepat atau rangkaian pengajaran untuk

mencapai tujuan ini dan kriteria pelaksanaan dan evaluasi. Pengembangan seluruh

sistem filsafat juga memerlukan penekanan adanya umpan balik untuk memodifikasi

sikap pembelajaran dan untuk merubah pengajaran, mengakui interaksi antara unsur-

unsur sistem pembalajaran dan pemberian perhatian pada kompleksitas interaksi di

antara program dan lingkungan yang lebih besar implementasinya.

Dengan adanya teknologi pendidikan, Munir14 mencatat, setidaknya terjadi dua

kecenderungan sebagai berikut :

1. Terjadinya perubahan gradual ke arah pendekatan belajar yang lebih berpusat

pada peserta didik (student center aproach learning). Perubahan ini ditandai oleh

semakin bertambahnya penggunaan media belajar yang diindividualisasikan.

2. Pertambahan secara eksplosif penggunaan teknologi informasi dan komunikasi

secara praktis dalam semua aspek pendidikan.

14
Munir, Kurikulum…,33.
6
Di samping itu, penerapan teknologi di dalam pendidikan, khususnya

kurikulum meliputi dua bentuk, yakni penggunaan perangkat lunak (software) dan

perangkat keras (hardware). Penerapan teknologi perangkat keras dalam pendidikan

dikenal sebagai teknologi alat (tulls teknology), sedangkan penerapan teknologi

perangkat lunak disebut juga teknologi sistem (system teknology).15 Teknologi

pendidikan dalam arti teknologi alat lebih menekankan pada penggunaan alat-alat

teknologi untuk menunjang efesiensi dan efektifitas pendidikan, seperti pengajaran

berprogram, mesin pengajaran, pengajaran modul, dan pengajaran dengan bantuan

komputer. Ia berupa alat yang dapat membantu peserta didik mampu belajar secara

individual.

Sebaliknya dalam arti teknologi sebagai sistem, teknologi pendidikan

menekankan pada penyusunan program atau rencana pembelajaran dengan

menggunakan sistem, baik berupa sistem ansich maupun program sistem yang

dipadukan dengan alat dan media pengajaran. Dalam pengertian ini, teknologi

pendidikan berupa program pembelajaran yang dapat dipelajari oleh peserta didik

secara individual. Program ini berisi tentang tujuan yang hendak dicapai, materi

pelajaran yang hendak dipelajari dan dikuasai, program belajar atau pengalaman

belajar yang disusun secara sistemik dan sistematis.

Dalam praktiknya kedua perangkat tersebut dapat dilaksanakan secara

bersamaan untuk mencapai tujuan belajar dan mengefektifkan proses pembelajaran,

mengingat penggunaan teknologi dalam pendidikan utamanya kurikulum lebih

berkonsentrasi pada bagaimana mengajar dan sedikit mengesampingkan apa yang

15
A. Hamid Syarif, Pengembangan Kurikulum, Surabaya : Bina Ilmu, 1996, 25-26.
7
diajarkan.16 Dengan kata lain teknologi berbicara mengenai efektifitas dan efesiensi

atas pelaksanaan pembelajaran, karena kurikulum berbasis teknologi menempatkan

seorang pengajar tidak hanya sebagai pelaksana, namun sekaligus sebagai perekayasa

dalam proses pembelajaran. Ishak Abdul Hak sebagaimana dikemukakan oleh Munir,

menawarkan tiga langkah dalam mengembangkan program belajar :

1. Tahap behavioral teknology. Tahap ini adalah pengembangan program

pembelajaran dengan menganalisis tingkah laku. Di mana dalam analisis ini, ilmu

pengetahuan dijadikan sebagai alat untuk mengungkapkan kemampuan yang

harus dimiliki peserta didik, di samping kemampuan yang harus digunakan untuk

memperoleh kemampuan hasil belajar.

2. Tahap instructional teknology. Tahapan ini merupakan pengembangan atas

tahapan sebelumnya, kemampuan-kemampuan hasil analisis tingkah laku

dikembangkan ke dalam pengembangan program pembelajaran yang terpilih.

3. Tahap performance teknology. Dalam hal ini, pengembang program pembelajaran

selalu menggunakan teknis analisis kebutuhan belajar untuk memperoleh

informasi mengenai kemampuan yang diperlukan peserta didik.

Lebih jauh Skinner seperti dinyatakan oleh Nail, 17 mengungkapkan bahwa

untuk mengembangkan kurikulum dan programnya, diperlukan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Mengkonsentrasikan siswa

2. Menginformasikan hasil yang akan dicapai

3. Aktivitas yang relevan terhadap kemampuan siswa

16
John Nail, Curriculum…, 54.
17
John Nail, Curriculum…, 54
8
4. Stimulasi yang berhubungan dengan tugas yang akan diberikan

5. Mengoreksi/membenarkan dengan segera

6. Menyediakan umpan balik

7. Praktek

8. Pembelajaran teman sebaya meyakinkan daya ingat

D. Karakteristik Kurikulum Teknologis

Menurut Sukmadinata,18 kurikulum yang dikembangkan dari konsep teknologi

pendidikan, memiliki beberapa ciri khusus, yaitu :

1. Tujuan. Tujuan diarahkan pada penguasaan kompetensi, yang dirumuskan dalam

bentuk perilaku. Tujuan-tujuan yang bersifat umum yaitu kompetensi dirinci menjadi

tujuan-tujuan khusus, yang disebut objektif atau tujuan instruksional. Objektif ini

menggambarkan perilaku, perbuatan atau kecakapan-keterampilan yang dapat

diamati atau diukur.

2. Metode. Metode yang merupakan kegiatan pembelajaran sering dipandang sebagai

proses mereaksi terhadap perangsang-perangsang yang diberikan dan apabila terjadi

respons yang diharapkan maka respons tersebut diperkuat. Tujuan-tujuan pengajaran

telah ditentukan sebelumnya. Pengajaran bersifat individual, tiap siswa menghadapi

serentetan tugas yang harus dikerjakannya, dan maju sesuai dengan kecepatan masing-

masing. Pada saat tertentu ada tugas-tugas yang harus dikerjakan secara kelompok.

Setiap siswa harus menguasai secara tuntas tujuan-tujuan program pengajaran.

Pelaksanaan pengajaran mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a. Penegasan tujuan. Para siswa diberi penjelasan tentang pentingnya bahan yang

harus dipelajari. Sebagai tanda menguasai bahan mereka harus menguasai secara
18
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan…, 97.
9
tuntas tujuan-tujuan dari suatu program.

b. Pelaksanaan pengajaran. Para siswa belajar secara individual melalui media

buku-buku ataupun media elektronik. Dalam kegiatan belajarnya mereka dapat

menguasai keterampilan-keterampilan dasar ataupun perilaku-perilaku yang

dinyatakan dalam tujuan program. Mereka belajar dengan cara memberikan

respons secara cepat terhadap persoalan-persoalan yang diberikan.

c. Pengetahuan tentang hasil. Kemajuan siswa dapat segera diketahui oleh siswa

sendiri, sebab dalam model kurikulum ini umpan balik selalu diberikan. Para

siswa dapat segera mengetahui apa yang telah mereka kuasai dan apa yang masih

harus dipelajari lebih serius.

3. Organisasi bahan ajar. Bahan ajar atau isi kurikulum banyak diambil dari disiplin

ilmu, tetapi telah diramu sedemikian rupa sehingga mendukung penguasaan sesuatu

kompetensi. Bahan ajar atau kompetensi yang luas/besar dirinci menjadi bagian-bagian

atau subkompetensi yang lebih kecil, yang rnenggambarkan objektif. Urutan dari

objektif ini pada dasarnya menjadi inti organisasi bahan.

4. Evaluasi. Kegiatan evaluasi dilakukan pada setiap saat, pada akhir suatu pelajaran,

suatu unit ataupun semester. Fungsi evaluasi ini bermacam-macam, sebagai

umpan balik bagi siswa dalam penyempurnaan penguasaan suatu satuan pelajaran

(evaluasi formatif), umpan balik bagi siswa pada akhir suatu program atau semester

(evaluasi sumatif). Juga dapat menjadi umpan balik bagi guru dan pengembang

kurikulum untuk penyempurnaan kurikulum. Evaluasi yang mereka gunakan

umumnya berbentuk tes objektif. Sesuai dengan landasan pemikiran mereka, bahwa

model pengajarannya menekankan sifat ilmiah, bentuk tes ini dipandang yang

paling cocok.
10
Sedangkan menurut Nail,19 karakteristik kurikulum teknologis adalah sebagai

berikut :

1. Tujuan. Tujuan sistem pembelajaran berbasis teknologi adalah memperkuat dan

mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran yang dilakukan secara

konvensional maupun tradisional.

2. Metode. Metode yang diterapkan dengan teknologi adalah menyiapkan program

yang dilakukan secara luas yang bisa diakses dengan mudah oleh guru dan siswa.

Belajar dipandang sebagai proses reaksi siswa terhadap rangsangan relevan yang

didapat, bukan sebagai proses transaksi yang dipengaruhi oleh rangsangan siswa.

3. Pengorganisasian. Dalam aspek organisasi seorang pelajar dapat mengikuti

serangkaian aktifitas seperti berikut ini ;

a. Menentukan konsep yang diberikan

b. Mengenali contoh konsep

c. Memadukan beberapa konsep

d. Memadukan konsep dalam menentukan strategi untuk memecahkan masalah

4. Evaluasi. Pada umumnya pendekatan berbasis teknologi akan lebih mudah diukur

dibandingkan dengan pendekatan konvensional. Dengan menggunakan teknologi

siswa juga mampu mendapatkan materi pelajaran lebih banyak. Kurikulum yang

terstuktur yang dikombinasikan dengan hubungan yang positif antara guru dan

murid dalam melakukan evaluasi akan meningkatkan prestasi murid.

E. Contoh Teknologi dalam Kurikulum

19
John Nail, Curriculum…, 57-60
11
Teknologi digunakan sebagai perangkat dasar dalam mengembangkan dan

memonitor kurikulum nasional dan lokal.20 Pendekatan ini mengusahakan hal spesifik

yang harus dicapai siswa (SKL). Pendekatan teknologi dalam pendidikan memusatkan

perhatian pada bentuk pencapaian siswa atas keseluruhan beban ajar. Keberhasilan

pendidikan diukur dari besarnya tingkat ketercapaian tersebut.

1. Arah intrucsional/pendidikan

Keselarasan akan pendidikan adalah contoh lain dari kurikulum yang terukur,

yang melibatkan guru dan murid dalam proses pembelajaran serta pelaksanaan tes,

dengan hasil yang ditandai sesuai dengan kriteria yang ada. Dalam tujuan pendidikan,

unsur-unsur yang penting adalah kesesuaian kondisi siswa terhadap kriteria ketuntasan

dan sistematika pembelajaran. Soal tes yang dibuat saat merancang kurikulum

pembelajaran yang sistematis dan penguasaan materi adalah contoh dari hasil

kurikulum. Sebaliknya ketidakterpaduan antara soal yang dibuat dalam sutu tes dengan

rancangan kurikulum merupakan bentuk penyimpangan dari kurikulum ini.

2. Sistem pembelajaran khusus pada pendidikan tinggi

Ketuntasan belajar adalah kurikulum yang dihasilkan oleh teknologi. Tiga pola

dalam melibatkan siswa;

a. Menggali pemahaman dasar mahasiswa terhadap materi yang akan diajarkan.

b. Memberi mahasiswa materi pelajaran dan aktivitas belajar yang telah dirancang

secara sistematis.

c. Mengukur kemajauan mahasiswa dalam pemahaman materi ajar.

F. Teknologi dalam Pengembangan Kurikulum

20
John Nail, Curriculum…, 54.
12
Pengembangan kurikulum merupakan masalah yang sangat penting. Teknologi

merupakan hal terpenting dalam kurikulum. Kurikulum yang dikembangkan haruslah

mampu untuk mengasilkan kompetensi peserta didik sesuai dengan tujuan

pembelajaran.21 Dalam pengembangan model lama, penyusunan kurikulum,

penyusunan buku-buku, serta perangkat kurikulum lainnya lebih bersifat seni dan

didasarkan atas kepentingan pilitik dari pada landasan-landasan ilmiah dan teknologis.

Pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian nilai-nilai umum, konsep-

konsep, masalah dan keterampilan yang akan menjadi isi kurikulum disusun dengan

fokus pada nilai-nilai tersebut.22

Menurut Nail, pengembangan kurikulum teknologi berpegang pada 2 kriteria,

yakni 1) Prosedur pengembangan dinilai dan disempurnakan oleh pengembang

kurikulum lainnya, dan 2) Hasil pengembangan terutama yang berbentuk model adalah

yang bisa diuji coba ulang, dan hendaknya memberikan hasil yang sama.

Inti dari pengembangan kurikulum teknologis adalah penekanan pada

kompetensi. Pengembangan dan penggunaan alat maupun media pengajaran bukan

hanya sebagai alat bantu tetapi bersatu dengan program pengajaran dan ditujukan

kepada penguasaan kompetensi tertentu. Pengembangan seperti ini memerlukan kerja

sama dengan para penyusun program dan penerbit media cetak maupun media

elektronik. Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi pengembangan tersebut

dijadikan sebagai obyek bisnis. Namun pengembangan yang terstruktur dan bersinergi

dengan alat maupun media membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Hal inilah yang

sering kali menjadi hambatan bagi sekolah-sekolah untuk mengmbangkan kurikulum

21
John Nail, Curriculum…, 60.
22
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan…, 99.
13
model teknologis ini, terlebih pada sekolah-sekolah pinggiran yang memiliki

keterbatasan dalam pembiayaan pendidikan.

Meski demikian bukan berarti bahwa kurikulum teknologis tersebut tidak dapat

diterapkan sama sekali pada sekolah-sekolah tersebut. Penekanan pada penerapan

teknologi sistem dan bukan pada teknologi alat dapat menjadi solusi atas persoalan

keterbatasan sumber dana tersebut. Karena dengan pendekatan ini, biaya dapat lebih

ditekan sekaligus memberikan kesempatan kepada pelaksana pengajaran, utamanya

guru, untuk mengembangkan sendiri program pengajarannya.

Di sisi lain, pengembangan kurikulum teknologis yang lebih menekankan pada

teknologi alat, menurut Sukamadinata,23 perlu memperhatikan beberapa hal, pertama,

formulasi perlu dirumuskan terlebih dahulu apakah pengembangan alat atau media

tersebut benar-benar diperlukan? (hal ini menyangkut pasar). Kedua, spesifikasi,

diperlukan adanya spesifikasi dari alat atau media yang dikembangkan, baik dilihat

dari segi kegunaannya maupun dari segi ketepatan penggunanya.

G. Tehnik Inovasi

Pada tahun 1970an banyak penelitian tentang guru yang mengembangkan

inovasi pembelajaran. Pada akhirnya mereka menyimpulkan bahwa elemen pada

media tertentu mempunyai banyak pengaruh pada tingkat keberhasilan peserta didik.

Teknologi yang selama ini akrab dalam dunia pembelajaran adalah komputer dan

video interaktif.

23
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan…, 99.
14
Dalam pengembangan kurikulum teknologis berbasis komputer, Robert

Karplus, sebagaimana disampaikan Nail,24 mengutarakan ada Tiga fase pengembangan

kurikulum komputer. Pada tahap pertama, siswa bermain dengan fenomena yang ada,

membangun wawasan melalui serangkaian pengalaman yang dialami. Pada tahap

kedua, siswa memperoleh konsep dalam area konten, dan di tahap ketiga, siswa

menguasai konten yang ada. Sedangkan video interaktif memiliki kapabilitas yang

membuat perangkat pembelajaran lebih atraktif. Video interaktif secara luas yang

digunakan dalam dunia pendidikan dan industri, memiliki daya tarik tersendiri, di

samping juga memiliki kelemahan, di antaranya kejenuhan siswa, seperti pelaksanaan

studi berbasis komputer. Di satu sisi, komputer menawarkan berbagai pilihan atas

kejumudan pengajaran, tetapi di sisi lain, kehadirannya tidak akan bisa benar-benar

menggantikan aspek manusiawi dari seorang guru.

H. Kesimpulan

Kurikulum teknologis adalah seperangakat rencana belajar, rencana

pembelajaran dan pengalaman pembelajaran peserta didik yang berbasis pada

penggunaan teknologi baik teknologi perangkat keras maupun teknologi perangkat

lunak. Ia merupakan suatu cara sistematik tentang perencanaan, pelaksanaan dan

penilaian keseluruhan proses belajar dan mengajar dalam kerangka tujuan-tujuan

khusus, berdasarkan penelitian dalam belajar dan komunikasi serta mendayagunakan

sumber-sumber manusiawi menuju ke pengajaran yang lebih efektif.

24
John Nail, Curriculum…, 63.
15
Inti penekanan kurikulum teknologis adalah pada alat pembelajaran, ujian,

akuntabilitas, tujuan yang terukur dan pemeriksaan secara empiris terhadap aspek-

aspek pendidikan. Kurikulum ini memiliki karakteristis pada tujuan, metode,

pengorganisasian dan evaluasi. Pengembangan kurikulum teknologis lebih merupakan

upaya memaksimalkan peran alat-alat teknologi bagi pengembangan kurikulum dalam

pendidikan, di samping menumbuhkan kreatifitas pelaksana pengajaran di dalam

sebuah pembelajaran. Pengembangan ini sering tidak dapat dipisahkan dari komputer.

16
DAFTAR PUSTAKA

A. Hamid Syarif, Pengembangan Kurikulum, Surabaya : Bina Ilmu, 1996.

Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan : Suatu Analisa Psikologik dan

Pendidikan, Jakarta : Pustaka al-Husna, 1989

James B Mac Donald, Educational Models for Intruction, Washington DC: The

Association for Supervision and Curriculum Development, 1965

John Nail, Curriculum : a Comprehensif Introduction, Illionis : Scott, Foresman/Little,

Brown Higher Education, 1990

Munir, Kurikulum Berbasis TIK, tanpa kota : Penerbit SPS UPI, tanpa tahun

Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Bandung :

PT remaja Rosdakarya, 2013

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta :

Pusat Bahasa, 2008

Rusman, Manajemen Kurikulum, Jakarta : rajawali Press, 2011

Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

17

Anda mungkin juga menyukai