Anda di halaman 1dari 10

A LY A N F A T WA , M . P D . .

LANDASAN FALSAFAH
TEKNOLOGI
PENDIDIKAN SEBAGAI
SUATU DISIPLIN
KEILMUWAN
DEFINISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Menurut Webster Dictionari teknologi pendidikan
adalah metode bersistem untuk merencanakan,
menggunakan, dan menilai seluruh kegiatan
pengajaran dan pembelajaran dengan memperhatikan,
baik sumber, teknis maupun manusia dan interaksi
antara keduanya, sehingga mendapatkan bentuk
pendidikan yang lebih efektif.
Miarso mengartikan tenaga profesi teknologi pendidikan sebagai
tenaga ahli dan atau mahir dalam membelajarkan peserta didik dengan
memadukan secara sistemik komponen sarana belajar meliputi orang, isi
ajaran, media atau bahan ajaran, peralatan, teknik, dan lingkungan. Apa
yang dikemukakan Miarso tersebut apabila dihubungkan dengan definisi
teknologi pendidikan yang dikemukakan oleh AECT 1994 sangat relevan.
Dalam AECT 1994 telah dirumuskan definisi teknologi pendidikan
seperti telah disebutkan dalam Latar Belakang di atas bahwa: “Teknologi
pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan serta penilaian proses dan sumber untuk
belajar”. Dari kedua definisi itu maka pengertian profesi teknologi
penddidikan adalah tenaga ahli yang melakukan teori dan praktek dalam
mendesain, mengembangkan, memanfaatkan serta menilai proses dan
sumber untuk membelajarkan peserta didik.
Teknologi pendidikan adalah suatu disiplin ilmu yang memfokuskan diri dalam
upaya memfasilitasi belajar pada manusia. Jadi obyek formal teknologi
pendidikan menurut pengertian ini adalah bagaimana memfasilitasi belajar.
Dengan cara apa? Melalui identifikasi, pengembangan, pengeorganisasian dan
pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar. Disamping itu, melalui
pengelolaan yang baik dan tepat terhadap proses daripada pengembangan,
pengeorganisasian dan pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar
tersebut.

The Association for Educational Communications and Technology (AECT/2004):


definisi terbaru yang menyatakan bahwa teknologi pendidikan adalah studi dan
praktek etis dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja
dengan cara menciptakan, menggunakan/memanfaatkan, dan mengelola proses
dan sumber-sumber teknologi yang tepat. Jelas, tujuan utamanya masih tetap
untuk memfasilitasi pembelajaran (agar efektif, efisien dan menarik/joyfull) dan
meningkatkan kinerja.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa:
Teknologi pembelajaran / teknologi pendidikan adalah suatu disiplin/bidang (field
of study)
Istilah teknologi pembelajaran dipakai bergantian dengan istilah teknologi
pendidikan
Tujuan utama teknologi pembelajaran adalah
(1) untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi
pembelajaran; dan
(2) untuk meningkatkan kinerja Dalam mewujudkan tersebut
menggunakan pendekatan sistemi (pendekatan yang
holistik/komprehensif, bukan pendekatan yang bersifat
parsial); Kawasan teknologi pembelajaran dapat meliputi
kegiatan yang berkaitan dengan analisis, desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, implementasi dan
evaluasi baik proses-proses maupun sumber-sumber belajar.
Teknologi pembelajaran tidak hanya bergerak di persekolahan
tapi juga dalam semua aktifitas manusia (seperti perusahaan,
keluarga, organisasi masyarakat, dll) sejauh berkaitan dengan
upaya memcahkan masalah belajar dan peningkatan kinerja.
Yang dimaksud dengan teknologi disini adalah teknologi dalam
arti yang luas, bukan hanya teknologi fisik (hardtech), tapi juga
teknologi lunak (softtech)
LANDASAN FALSAFAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Istilah falsafah disini adalah rangkaian pernyataan yang
didasarkan pada keyakinan, konsepsi, dan sikap seseorang,
yang menunjukkan arah atau tujuan yang di ambilnya.
Berdasarkan tinjauan dari falsafah ilmu, setiap pengetahuan
memiliki komponen penegak/penyangga tubuh pengetahuan
yang didukungknya (Suriasumantri, 1982/83, h.88).
Komponen itu ada tiga, diantaranya yaitu ontologi (apa),
epistemologi (bagaimana), dan aksiologi (untuk apa).
a. Ontologi (apa)
Ontologi merupakan asas dalam menetapkan ruang lingkup wujud yang
menjadi objek penelaahan, serta penafsiran tentang hakikat realitas dari
objek tersebut. Disini, maksud apa dari penyangga tubuh setiap
pengetahuan bahwa apakah obyek/sesuatu yang akan di amati? Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, Prof. Dr. Yusufhadi Miarso menjelaskan
adanya masalah-masalah baru, yaitu :
1) Adanya berbagai macam sumber untuk belajar termasuk orang,
(penulis buku, produser media, dan lain-lain), pesan (yang tertulis dalam
buku atau tersaji lewat media), media (buku, program televisi, radio, dan
lain-lain), cara-cara tertentu dalam mengolah/meyajikan pesan, serta
lingkungan dimana proses pendidikan itu berlangsung.
2) Perlunya sumber-sumber tersebut dikembangkan, naik secara
konseptual (teori/model) maupun secara faktual (pernyataan yang benar
sesuai dengan keadaan).
3) Perlu dikelolanya kegiatan pengembangan, maupun sumber-sumber
untuk belajar itu agar dapat digunakan seoptimal mungkin guna
keperluan belajar.
b. Epistemologi (bagaimana)
Epistemologi disini merupakan upaya dalam mengembangkan
teknologi pendidikan. Prof. Dr.Yusufhadi Miarso menjelaskan tiga
pendekatan baru, yaitu teknik intelektual yang unik yang tidak
dilakukan oleh disiplin keilmuan yang telah ada sebelumnya. Yang
merupakan ciri epistemologi teknologi pendidikan yaitu:
1. Keseluruhan masalah belajar dan upaya pemecahannya ditelaah
secara simultan (secara serentak dilakukan). Semua situasi yang ada
diperhatikan dan dikaji saling kaitannya, dan bukannya dikaji secara
terpisah-pisah.
2. Unsur-unsur yang berkepentingan diintegrasikan dalam suatu proses
kompleks secara sistemik, yaitu dirancang, dikembangkan, dinilai, dan
dikelola sebagai suatu kesatuan dan ditujukan untuk memecahkan
masalah.
3. Penggabungan dalam proses yang kompleks dan perhatian atas
gejala secara menyeluruh, harus mengandung dayalipat atau
sinergisme, berbeda dengan hal dimana masing-masing fungsi berjalan
sendiri-sendiri.
c. Aksiologi (untuk apa)
Miarso menjelaskan kegunaan (aksiologi) teknologi pendidikan dengan
mengutip dari Presidential Comission on Instructional Technology yang
dibentuk oleh pemerintah dan Dewan Perwakilan Amerika Serikat pada
tahun 1969, sebagai berikut :
-Meningkatkan produktivitas pendidikan, dengan jalan :
-Memperlaju penahapan belajar.
-Membantu guru untuk mempergunakan waktunya secara lebih baik.
-Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi,sehingga guru
dapat lebih banyak membina dan mengembangkan kegairahan belajar
anak.
Dengan demikian maka akan :
1. Memungkinkan pendidikan yang sifatnya lebih individual dengan
jalan:
-Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional.
-Memberikan kesempatan anak berkembang sesuai kemampuannya.
2. Memberikan dasar pengajaran yang lebih ilmiah, dengan jalan:
-Perencanaan program yang lebih sistematik
-Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi pengertian tentang
perilaku.
3. Lebih memantapkan pengajaran, dengan jalan :
- Meningkatkan kapasitas manusia dengan berbagai media komunikasi.
- Penyajian informasi dan data secara lebih konkret.
4. Memungkinkan belajar lebih akrab karena dapat :
-Mengurangi jurang pemisah antara pelajaran di dalam dan dil uar
sekolah.
-Memberikan pengetahuan tangan pertama.
5. Memungkinkan penyajian pendidikan lebih luas dan merata, terutama
dengan jalan :
-Pemanfaatan bersama tenaga atau kejadian yang langka secara lebih
luas.
-Penyajian informasi menembus batas geografi.

Anda mungkin juga menyukai