Anda di halaman 1dari 10

REVIEW BUKU

“ Teknologi Pendidikan”

NAMA : HARTATI

NIM : 1813041001

KELAS : PENDIDIKAN KIMIA A

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2019
A. IDENTITTAS BUKU
Judul buku : Teknologi Pendidikan
Penulis buku : Prof. Dr. Ishak Abdullah, M.Pd dan Deni
Darnawan, S.Pd, M.Si
Penerbit : PT Remaja Rosdakarya
Tahun terbit : 2019
Kota : Bandung
ISBN : 978-979-629-167-6

B. HASIL REVIEW PER BAB

BAB 1 : Pergeseran Paradigma Pendidikan

Paradigma adalah suatu pandangan atau keyakinan sekelompok masyarakat


ilmiah yang diperoleh melalui pencapaian-pencapaian sebagai hasil penelitian
yang belum ada sebelumnya dan bersifat luas. Pergeseran paradigm terjadi karena
adanya sejumlah penyimpangan yang tidak dapat dijelaskan oleh paradigm yang
ada, yang kemudian menimbulkan krisis kepercayaan terhadap paradigm tersebut
dan beralih ke paradigm yang lain.

Pencapaian-pencapaian di berbagai bidang seperti bidang filsafat, ilmu


pengetahuan, teknologi dan sosial budaya dapat menggeser paradigm yang lama
yang mendasarkan pada asumsi bahwa orang akan belajar baik jika mempelajari
konsep, pembelajar merupakan penerima pengetahuan saja; orang mentransfer
pembelajaran dengan kesukaran; pembelajaran melibatkan penguatan otak;
pembelajar merupakan wadah kosong yang siap diisi dengan pengetahuan; dan
asumsi / paradigm lainnya.

BAB 2 : Perkembangan Konsep Komunikasi dalam Pendidikan

Perkembangan teknologi komunikasi manusia terbagi menjadi 4 era,, yaitu


era komunikasi tulis tangan, era komunikasi cetak, era telekomunikasi, dan era
komunikasi interaktif. Proses komunikasi yang berlangsung saat ini adalah proses
kuomunikasi secara primer dan proses komunikasi secara sekunder. Proses
komunikasi primer merupakan proses penyampaian pikiran kepada orang lain
dengan menggunakan symbol/lambang sebagai media. Symbol/ lambing disini
meliputi bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang dapat
menerjemahkan secara langsung maksud dari pikiran komunikator kepada
komunikan. Sementara itu proses komunikasi secara sekunder yaitu proses
penyampaian pikiran/ perasaan kepada orang lain dengan menggunakan alat atau
sarana sebagai media kedua setelah lambing sebagai media pertama. Alasan
digunakannya media karena jarak antara komunikator dengan komunikan jauh,
jumlahnya banyak, atau karena alasan lain.
Komunikasi memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Guru
harus mempunyai pegangan berupa bentuk komunikasi persuasif untuk
mempermudah mentransfer informasi/ilmu kepada anak didiknya. Hal ini
berkenaan dengan bagaimana cara seorang guru menerapkan hasil kajian
komunikasi untuk mengoptimalkan proses pembelajaran serta penghargaan atas
kesediaan siswa untuk bisa mengungkapkan segala permasalahannya terkait
dengan kesulitan dalam pendidikan.

BAB 3 : Pemanfaatan Teori Belajar

Teori belajar adalah suatu pandangan yang terpadu dan sistematis dalam
hubungannya dengan hakikat hubungan orang –orang dengan ingkungan mereka
dalam suatu cara untuk meningkatkan kemampuan mereka menggunakan diri
mereka dan lingungannya sendiri dengan lebih efektif. Ada 3 teori belajar yang
umum, yaitu teori belajar behavioristik, teori belajar kognivitis, dan teori belajar
konstruktivis. Teori belajar behavioristik menetapkan bahwa perilaku itu sendiri
merupakan sesuatu yang dapat diamati dengan indra manusia. Perilaku terbentuk
dari keterkaitan antara rangsangan/stimulus dengan respon/ sikap balasan. Teori
belajar kognivitis berpegangan bahwa belajar dilakukan dengan proses proses
internal dalam diri pembelajar yang menggunakan potensi akal dan proses
tersebut menimbulkan perubahan struktur kognitif pada pembelajar. Teori
konstruktivis menyatakan bahwa pembelajar aktif memahami makan pada
lingkungan sekitarnya, menentukan organisasi dengan benar dan mengonstruksi
pengetahuan dalam prosesnya.

BAB 4 : Audiovisual dalam Pendidikan

Perkembangan media cukup memberikan dampak terhadap pola


pembelajaran, proses pembelajaran dan pengembangan model pembelajaran.
Salah satu medianya yaitu dikelompokkan dalam klasifikasi AVA (Audiovisual
Aids). Kelompok media yang termasuk ke dalam AVA ini fungsi dan
kedudukannya selalu menjadi pusat dalam upaya proses pengemasan dan dampak
organisasi materi pembelajaran. Dengan demikian media pendidikan berfungsi
ganda, yakni sebagai pembawa, penyalur pesan/informasi dan sebagai unsur
penunjang proses pembelajaran.

Berdasarkan klasifikasi terhadap AVA ini maka dalam perkembangannya


muncul berbagai kombinasi AVA yang cenderung lebih bersifat multimedia.
Perkembangan multimedia ini telah pula melahirkan generasi AVA yang lebih
canggih dan mampu memberikan pemahaman yang mudah terhadap para siswa.
Kondisi ini tidak terlepas dari adanya pengaruh konsep teknologi informasi dan
komunikasi, sebagaimana hal tersebut relevan dengan hasil analisis sumber
belajar dalam kawasan teknologi pendidikan. Dengan demikian perkembangan
AVA ini mampu memberikan dampak dalam variasi dan inovasi proses
pembelajaran. Contoh jenis jenis media audiovisual yang memudahkan pengajar
dalam berkomunikasi dengan siswa adalah transparansi, slide, filmstrip, rekaman,
siaran radio, fim, laboratorium, computer dan tape atau video cassette.

BAB 5 : Konsep Teknologi Pendidikan

Perkembangan konsep dan definisi Teknologi Pendidikan seiring dengan


perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi pendidikan berusaha
memecahkan masalah belajar pada manusia dalam segala situasi dan kondisi..
Teknologi pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu teori, suatu bidang, dan suatu
profesi. Konsep pendidikan meliputi sumber belajar (learning resources), belajar
individu (individualize learning), dan pendekatan system (system approach).
Untuk memahami teknologi pendidikan diperlukan pemahaman tentang
hal-hal yang mendukung proses belajar mengajar, pemahaman tentang
pengajaran, kemampuan memahami komunikasi dan peserta dalam lingkaran
komunikasi , kemampuan memahami subjek belajar, dan kemampuan untuk
memahami teori belajar dan faktor-faktor yang yang memengaruhi pembelajaran
secara mandiri.

BAB 6 : Domain Teknologi Pendidikan

Teknologi pendidikan memiliki arti yang luas, yaitu proses terintegrasi


yang meliputi orang, prosedur, ide, alat dan organisasi, untuk menganalisis
masalah-masalah serta merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan
mengelola solusi terhadap masalah-masalah yang muncul, termasuk ke dalam
setiap aspek belajar manusia. Fungsi-fungsi teknologi pendidikan meliputi:
Sumber Belajar, Pengelolaan Pendidikan (manajemen), dan Pengembangan
Pendidikan. Hubungan antara fungsi-fungsi ini dapat ditunjukkan dalam Model
Domain Teknologi Pendidikan. Sumber belajar adalah sumber-sumber yang
digunakan dalam sistem pendidikan. Manajemen merupakan suatu gambaran
suatu sistem administrasi, atau cara dalam menentukan langkah. Pengembangan
pembelajaran merupakan sebagai pendekatan sistem pembelajaran.

BAB 7 : Konsep Teknologi Intruksional

Teknologi instruksional merupakan penerapan atau pelaksanaan (kajian


bersifat implementatif) dari ilmu teknologi pendidikan dengan demikian
objeknya sudah jelas tertuju pada proses pembelajaran. Pembelajaran yang
berkualitas merupakan target dari kajian teknologi ini. Beberapa komponen
pendukung di dalamnya mencakup sumber-sumber belajar, peralatan, media,
kurikulum, tempat belajar, sumber daya manusia, dan faktor-faktor kondisi yang
mendukung.Sebagai contoh dewasa ini teknologi pembelajaran sudah bergeser ke
kajian-kajian e-learnig, mobile learning, virtual learning, dan sebagainya.

BAB 8 : Kawasan Teknologi Pembelajaran


Teknologi pembelajaran pada dasarnya dapat dipandang pada dua
perspektif, yaitu dalam perspektif pemahaman teknologi sebagai ide dan rancang
bangun yang diterapkan dalam upaya mempermudah dan memecahkan masalah
belajar, dan perspektif dari pemahaman teknologi sebagai salah satu hasil rancang
bangun yang dimanfaatkan, diadopsi dan kembangkan berdasarkan kebutuhan
pembelajaran. Penerapan serta evaluasi hasil di lapangan yang menunjukkan
keberhasilan dari teknologi pembelajaran untuk setiap kawasan yang meliputi
Desain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan, dan Penilaian telah
memberikan perubahan yang signifikan dalam mengoptimalkan kualitas
pembelajaran. Namun demikian tantangan terhadap analisis bidang garapan
teknologi pembelajaran ini dalam implementasinya masih terlihat belum
menunjukkan konsistensi yang jelas, dengan kata lain para praktisi di lapangan
masih menerapkannya secara tidak menyeluruh atau bagian perbagian.

BAB 9 : Pola-Pola Pembelajaran

Pola pembelajaran merupakan suatu bentuk pelaksanaan pembelajaran


yang melibatkan jalur dan aturan suatu aktivitas pembelajaran, baik tanpa ataupun
dengan bantuan media pembelajaran. Pola pembelajaran yang berhubungan
dengan komponen pembelajar, dan pengajar maka berkaitan dengan pola
komunikasi yang baik intra maupun antar, bahkan komunikasi secara sosial.
Dalam perkembangannya pengaruh komunikasi antarmanusia tidaklah cukup
dalam melahirkan pola-pola pembelajaran akan tetapi juga dipengaruhi oleh pola-
pola interaksi yang dirumuskan dalam kajian-kajian teknologi pendidikan.Adapun
pola belajar yang dimaksud adalah pola pembelajaran makro daalam system
teknologi informasi; pola pembelajaran analisis perilaku psikologi dan biologi;
dan pola pembelajaran berdasarkan teknologi informasi dan komunikai

BAB 10 : Praktik Pembelajaran

Sistem dapat dipandang sebagai suatu konsep, perspektif, olah pikir,


strategi kognitif, dan operasional tindakan yang ditunjukkan oleh individu dalam
mendesain, melaksanakan dan mengembangkan cara –cara memecahkan masalah
belajar manusia. Dalam konteks kajian sistem pendidikan dan pembelajaran
keberadaan sistem berada pada level paradigma hingga level operasional. Dengan
demikian sudut pandang terhadap sistem ini dapat telaah berdasarkan konteks
bagaimana sistem mampu memengaruhi dan dipakai sebagai pisau analisis
terhadap fenomena yang dihadapi individu, khususnya dalam dunia pendidikan
dan pembelajaran.
Pada pengimplementasian/ pelaksanaan sebuah pembelajaran, kedudukan
sistem sangat strategis untuk mempersiapkan sebuah analisis kebutuhan, desain,
implementasi, evaluasi, dan tindak lanjut yang diperlukan beradasarkan hasil
analisis terhadap lingkungan sistem pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian
terdapat interaksi antara perspektif sistem sebagai alat analisis, sumber analisis
dan objek analisis dalam sebuah setting sistem lingkungan. Keempat persektif
inilah yang kadang sedikit membingungkan individu dalam memahami apa itu
system.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai