Anda di halaman 1dari 12

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Kimia Analitik I dengan judul

“ Ion Kompleks Tetraamin Karbonato Nikel III”, yang disusun oleh :

Nama : Nur Intan

Nim : 081304035

Kelas : A

Kelompok : II

Telah diperiksa oleh asisten dan koordinator asisten, maka

dinyatakan diterima.

Makassar, Mei 2010

Koordinator Asisten Asisten

Ahmad Rante S, S.Pd Dewi Satria Ahmar

Mengetahui,

Dosen Penanggungjawab

Eda Lolo Allo, S.Pd, M.Pd


I. JUDUL PERCOBAAN

” Ion Kompleks Tetraamin Karbonato Nikel III “

II. TUJUAN PERCOBAAN

Mempelajari cara pembuatan, cara pemurnian, dan karakterisasi Ion

Kompleks Tetraamin Karbonato Nikel III.

III. LANDASAN TEORI

Suatu ion kompleks dapat didefenisikan sebagai ion yang tersusun

dari atom pusat yang mengikat secara koordinasi sejumlah ion atau molekul

netral. Ion atau molekul netral sebagai spesies yang terikat pada atom pusat

dalam suatu ion kompleks biasanya dinamakan ligan. Spesies ini memiliki

satu pasang atau lebih electron bebas dan berperan sebagai donor pasangan

elektron pada pembentukan ikatan koordinasi (Tim Dosen Kimia Anorganik,

2010 : 22).

Jika ditinjau dari system asam-basa Lewis, atompusat atau kelompok

atom dalam senyawa kompleks tersebut bertindak sebagai asam Lewis.

Ikatan yang terjadi antara ligan dan atom pusat merupakan ikatan kovalen

koordinasi, sehingga senyawa kompleks tersebut disebut pula senyawa

koordinasi. Jumlah ligan yang mengelilingi atom pusat menyatakan bilangan

koordinasi. Cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang senyawa kordinasi

disebut kimia koordinasi. Sifat-sifat senyawa koordinasi dapat diprediksi


dari sifat ion pusatnya, Mn+ dan ligan, L1, L2, …. Dst. Hal yang sangat spesifik

dari senyawa kompleks adalah adanya spesies bagian dari senyawa itu yang

tidak berubah baik dalam padatan maupun dalam larutan, walaupun sedikit

ada disosiasi. Spesies tersebut dapat berupa nonionic, kation atau anion,

bergantung pada muatan penyusun. Jika bermuatan maka sepsis itu disebut

ion kompleks atau lebih sederhana disebut spesies kompleks (Ramlawati,

2005 : 1).

Ligan-ligan sederhana, seperti ion-ion halide atau molekul-molekul

H2O atau NH3 adalah monodentat, yaitu ligan itu terikat pada ion logam

hanya pada satu titik oleh penyumbangan pasangan electron menyendiri

kepada logam. Namun, bila molekul atau ligan itu mempunyai dua atom,

yang masing-masing mempunyai satu pasangan electron menyendiri, maka

molekul itu mempunyai dua atom penyumbang, dan adalah mungkin untuk

membentuk dua ikatan koordinasi dengan ion logam yang sama ligan seperti

itu disebut bidentat (Anonim, 2010).

Dalam artian luas senyawa kompleks adalah senyawa yang terbentuk

karena penggabungan dua atau lebih senyawa sederhana yang masing-

masingnya dapat berdiri sendiri. Misalnya dalam penggabungan seperti

berkut :

A+B AB

Senyawa AB dapat dianggap sebagai senyawa kompleks (Svehla, 1985 : 182).


Dalam pelaksanaan analisis anorganik kualitatif banyak digunakan

reaksi-reaksi yang menghasilkan pembentukan kompleks. Suatu ion

(molekul) kompleks terdiri dari satu atom (ion pusat dan sejumlah ligan)

yang terikat erat pada atom (ion) pusat itu. Jumlah relatif komponen-

komponen ini dalam kompleks yang stabil nampak mengikuti stokiometri

yang sangat tertentu meskipun ini tak dapat ditafsirkan dalam lingkup

konsep valensi yang klasik. Atom pusat ini ditandai oleh bilangan

koordinasi, satu angka bulat yang menunjukkan jumlat ligan (monodentat)

yang dapat membentuk kompleks yang stabil dengan satu atom pusat. Pada

kebanyakan kasus, bilangan koordinasi adalah 6 (seperti dalam kasus Fe 2+,

Fe3+, Zn2+), kadang-kadang 4 (Cu2+, Pt2+) dan 8 (beberapa ion dari golongan

platina) juga trdapat (Rivai, 1994 : 195).

Ion kompleks [Ni(NH3)4C2O4]+ akan dibuat dari senyawa asal garam

nikel Ni(NO3)2. 6H2O. Apabila dilarutkan dalam air, garam ini akan ada

dalam bentuk ion kompleks Ni(H2O)6 dan ion NO3-. Pada prinsipnya ion

kompleks tersebut melibatkan proses penggantian ligan H 2O dengan ligan

NH3 yang diikuti dengan oksidasi atom pusat Ni 2+ menjadi Ni3+ (Tim Dosen

Kimia Anorganik, 2010; 22).

IV.ALAT DAN BAHAN

A. Alat

1. Gelas kimia 250 mL

2. Gelas kimia 100 mL


3. Gelas ukur 10 dan 50 mL

4. Pembakar spiritus

5. Kaki tiga dan kasa asbes

6. Batang pengaduk

7. Corong biasa

8. Gelas arloji 2 buah

Bahan :

1. Kristal Ni(NO3)2.6H2O

2. Kristal (NH4)2CO3

3. Larutan NH4OH pekat

4. Larutan H2O2 30 %

5. Kertas saring

6. Etanol (C2H5OH)

7. Aquadest

8. Korek api

9. Tissue

V. PROSEDUR KERJA

1. Melarutkan 7,5 gram (0,026 mol) kristal Ni(NO 3)2.6H2O dalam 15 mL

aquadest hingga diperoleh larutan nikel yang homogen.

2. Mencampurkan 10 gram (0,105 mol) (NH4)2CO3 dalam 30 mL aquadest

dalam gelas piala lain kemudian menambahkan 30 mL NH 4OH. Sambil


diaduk menuangkan campuran ini kedalam larutan nikel dalam gelas

piala pertama.

3. Menambahkan perlahan-lahan 4 mL H 2O2 30 %. Selanjutnya memanaskan

campuran yang terbentuk hingga volume larutan tinggal kira-kira 40-50

mL. Selama pemanasan menambahkan 2,5 gram (0,025 mol) (NH 4)2CO3

untuk penyempurnaan. Perhatian : Menjaga pemanasan sedemikian

hingga larutan tidak mendidih.

4. Selanjutnya mendinginkan larutan dan kemudian menyimpan larutan

dalam beberapa hari hingga diperoleh Kristal.

5. Memisahkan kristal yang terbentuk dengan cara penyaringan dan

mencucinya dengan aquadest.

6. Selanjutnya melakukan pemurnian kristal dengan menambahkan sedikit

etanol.

VI. HASI PENGAMATAN

7,5 gram Ni(NO3)2.6H2O (hijau) + 15 ml air (bening) larutan hijau

(larutan 1).

10 gram (NH4)2CO3 (putih) + 30 mL air (bening) larutan bening +

30 mL NH4OH (bening) larutan bening + larutan hijau (larutan 1)

larutan biru + 4 mL H2O2 30 % larutan biru (terdapat gelembung)

dipanaskan larutan biru + 2,5 gram (NH4)2CO3 dipanaskan larutan biru muda.
VII. ANALISIS DATA

Dik : n Ni(NO3)2.6H2O = 0,026 mol

n (NH4)2CO3 = 0,104 mol

Mr [Ni (NH3)4CO3]+ = 249 gmol-1

Dit : Massa teori = ?

Penye :

Persamaan reaksinya :

Ni3+ + CO32- + 4NH3 [Ni (NH3)4CO3]+

Mula 0,026 0,104 0,510 -

Raksi 0,026 0,026 0,026 0,026

Sisa - 0,078 0,406 0,026

Massa [Ni (NH3)4CO3]+ = n x Mr

= 0,026 mol x 249 gmol-1

= 6,474 gram

VIII. PEMBAHASAN

Pada percobaan [Ni (NH3)4CO3]+ ini bertujuan untuk mengetahui cara

pembuatan dan pemurnian ion kompleks [Ni (NH 3)4CO3]+ . Pada pembuatan

ion kompleks tersebut digunakan Ni(NO 3)2.6H2O berfungsi sebagai


penyedia atom pusat Ni. Kristal dilarutkan dengan aquadest. Setelah Kristal

dilarutkan dengan air, warna larutan menjadi hijau yang menandakan bahwa

Kristal Ni(NO3)2.6H2O ini telah terionisasi dalam aquadest tersebut.

Kemudian diaduk sehingga mempercepat Kristal larut dalam aquadest

(larutan homogen). Adapun reaksinya :

H2O
Ni(NO3)2.6H2O [Ni(H2O)6]2+ +2NO32-

Selanjutnya, melarutkan Kristal (NH4)2CO3 dengan aquadest. Disini

(NH4)2CO3 berfungsi sebagai penyedia ligan yaitu ligan NH3 dan CO32-.

Adapun reaksinya :

(NH4)2CO3 H2O 2NH42+ + CO32-

Larutan ini ditambahkan NH4OH yang berfungsi untuk memperkuat

spesi ligan amin. Persamaan reaksinya :

2 NH4OH + 2NH42+ 4 NH3 + 2H+ + 4H2O

Larutan yang terbentuk dicampurkan dengan larutan nikel dengan

cara menambahkan larutan ini kedalam larutan nikel. Terjadi perubahan

warna setelah larutan dicampurkan. Larutan yang tadinya berwarna hijau

menjadi biru. Hal ini menandakan terjadi pendesakan ligan. Yaitu ligan NH 3

mendesak ligan H2O. Adapun persamaan reaksinya :

[Ni(H2O)6]2+ + CO32- + 6NH3 [Ni (NH3)4CO3] + 6H2O

Selanjutnya larutan ini ditambahkan H2O2 untuk mengoksidasi Ni2+

menjadi Ni3+. Hal ini dapat dilihat pada saat penambahan H 2O2 dalam larutan
terbentuk gelembung. Gelembung yang terbentuk ini adalah gelembung O 2 .

H2O2 ini merupakan oksidator sehingga mampu mengosidasi Ni 2+ menjadi

Ni3+ . Adapun reaksinya :

[Ni (NH3)4CO3] + 2 H2O2 [Ni (NH3)4CO3]+ + O2 + 2H2O

Setelah itu, larutan ini dipanaskan dan pemanasan dijaga hingga

larutan tidak mendidih. Tujuan dari pemanasan ini adalah untuk

menguapkan air yang terkandung dan tujuan pemanasan dijaga hingga tidak

mendidih adalah untuk menjaga agar ligan amin tidak ikut menguap

bersama air karena apabila ligan aminnya menguap maka tidak akan

terbentuk Kristal [Ni (NH3)4CO3]+ sehingga pada proses pemanasan,

ditambahkan beberapa gram Kristal (NH4)2CO3 sedikit demi sedikit untuk

mengganti ligan amin yang dikwatirkan menguap bersama air. Tujuan dari

penguapan air adalah untuk mempermudah ligan amin membentuk ion

kompleks dengan nikel serta karbonat.

Larutan ini didiamkan dalam beberapa agar terbentuk Kristal. Tetapi

pada percobaan ini tidak diperoleh Kristal. Hal ini dapat disebabkan oleh

beberapa factor diantaranya proses pengadukan yang kurang optimal

menyebabkan ligan-ligan dengan atom pusat kurang membentuk kompleks.

Selain itu, proses pemanasan yang kurang baik menyebabkan banyaknya

ligan amin yang menguap sehingga tidak terbentuk Kristal. Hal lain yang

juga dapat mempengaruhi sehingga tidak terbentuk Kristal adalah pengaruh

pengenceran NH4OH.
Berdasarkan teori, bentuk struktur dari Kristal ion kompleks [Ni

(NH3)4CO3]+ adalah segi empat bipiramida.

NH3 +

O C O NH3

Nnn

O NH3

NH3

IX. PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan percobaan maka dapat disimpulkan bahwa ;

1. Pembuatan ion kompleks [Ni (NH 3)4CO3]+ dibuat dengan

mencampurkan larutan Ni(NO3)2.6H2O dengan larutan (NH4)2CO3


yang telah ditambahkan dengan NH 4OH, kemudian campuran

tersebut ditambahkan larutan H2O2 30 % dan dipanaskan hingga

volumenya 50 mL. Kemudian larutan didinginkan sehingga diperoleh

ion kompleks tetraamin karbonato nikel (III) [Ni (NH 3)4CO3]+ dalam

bentuk kristal.

2. Kristal [Ni (NH3)4CO3]+ dapat dimurnikan dengan cara pencucian

dengan aquadest serta etanol.

B. Saran

Diharapkan pada percobaan ini, cara pengadukan dan

pemanasannya dilakukan dengan baik sehingga dapat memperoleh

kristal.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Ion Kompleks. (http : // www. Chem-is-try.org). Diakses pada

tanggal 22 Mei 2010. Makassar.

Ramlawati. 2005. Kimia Anorganik Fisik. FMIPA. UNM. Makassar.

Rivai, Harrizul. 1994. Asas Pemeriksaan Kimia. UI-Press. Jakarta.

Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.

Kolgam Media Pustaka. Jakarta.

Tim Dosen Kimia Anorganik. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik.

FMIPA UNM. Makassar.

Anda mungkin juga menyukai