Anda di halaman 1dari 11

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum kimia anorganik dengan judul “PEMBUATAN CIS DAN
TRANS - KALIUM DIOKSALATO DIAKUO KROMAT (III)”, yang disusun oleh :
Nama : Askar Prasetyo
NIM : 081 304 017
Kelas / Kelompok : A / IV
telah diperiksa secara seksama oleh asisten dan koordinator asisten dan dinyatakan diterima.

Makassar, Mei 2010


Koordinator asisten Asisten

Ahmad Rante, S.Pd. Ahmad Rante, S.Pd.

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Eda Lolo Allo, S.Pd, M.Pd.


I. JUDUL PERCOBAAN

Pembuatan Cis dan Trans - Kalium Dioksalato Diakuo Kromat (III)

II. TUJUAN PERCOBAAN

Mempelajari pembuatan dan sifat-sifat isomer cis dan trans dari garam kompleks
kalium dioksalato diakuo kromat (III).

III. LANDASAN TEORI

Isomer geometri mempunyai dua bentuk isomer yaitu isomer cis - dan isomer trans - .
dimana isomer cis dan trans mempunyai sifat dan kelarutan yang berbeda. Hal ini disebabkan
kedudukan molekul-molekul dalam struktur geometrinya berbeda. Isomer cis terletak
berdampingan sedangkan isomer trans terletak bersebrangan dengan molekul-molekunya
(Anonim, 2010).
Campuran kompleks bentuk cis dan trans dapat dibuat dengan cara mencampurkan
komponen-komponen non-kompleks (penyusun kompleks). Berdasarkan pada perbedaan
kelarutan antara bentuk cis dan trans maka kedua jenis isomer itu dapat dipisahkan. Sebagai
contoh trans – dioksalato diakuo krom (II) klorida dapat dikristalkan secara perlahan dengan
melakukan penguapan larutan yang mengandung campuran bentuk cis dan trans. Dengan
penguapan kesetimbangan bentuk
Cis ⇌ Trans
dapat digeser ke kanan karena kelarutan isomer trans lebih rendah. Selain itu, pemisahan
isomer cis dan trans dapat dilakukan dengan cara mengatur kondisi larutan sedemikian rupa
sehingga kelarutan kompleks cis dan trans berbeda. Misalnya kompleks cis – diklorobis
(trietilstibin) paladium dapat dikristalkan dalam larutan benzena meskipun dalam larutan
hanya ada sekitar 6% bentuk cis (Tim Dosen Kimia Anorganik, 2010 : 30).
Isomer ditunjukkan oleh awalan yang diikuti oleh (-).
Contoh : Cis – [Pt(NH3)2Cl2] = Cis – diamin dikloro platina (II)
Trans - [Co(NH3)4Cl2]+ = Trans – tetraamin dikloro kobalt (III)
Dalam hal isomer geometri kompleks bujur sangkar, isomer yang berbeda ditunjukkan oleh
penyusunan ligan yang diatur berdasarkan posisinya.
[Pt(Cl)(Br)(NH3)(py)] = Klorobromoaminpiridin platina (II)
[Pt(Br)(Cl)(NH3)(py)] = Bromokloroaminpiridin platina (II)
Selain itu, sekarang juga dipakai nomor-nomor untuk menyatakan kedudukan dari ligan. Untuk
isomer-isomer planar segiempat dan oktahedral dapat dilihat pada contoh berikut :
1 2 Cl NH3 Cl Br +

M Pt Pt

4 3 H3N NO2 H 3N NO2


Trans – kloronitro ion 1-kloro-3-nitro-bromoamin-
diamin platina (II) platina (II)
1 Cl
5 2 Py Br

M Pt

4 3 I NH3

6 NO2
1-kloro-2-bromo-4-iodo-6-nitro-aminpiridin platina (IV)
(Ramlawati, 2005 : 17).
Molekul ataupun ion yag bertindak sebagai ligan umumnya mengandung satu atom
yang elektronegatif seperti nitrogen dan oksigen, dan ligan hanya memiliki satu pasang
elektron bebas misalnya NH 3 dikatakan undentat. Karena memiliki dua pasang elektron yang
mampu membentuk dua ikatan dengan atom pusat (ion pusat) disebut dengan ligan bidentat
(Day dan Underwood, 1996 : 243).
Keisomeran geometri sangat umum pada senyawa kompleks oktahedral, tapi
situasinya sedikit lebih rumit. Misalnya, ion kompleks [Co(NH 3)6]3+. Penggantian satu molekul
NH3 oleh Cl- tidak membentuk isomer. Penggantian dua Cl - membentuk isomer cis – trans.
Isomer cis mempunyai ion Cl- pada sisi oktahedron yang sama, isomer trans mempunyai ion
Cl- pada sudut oktahedron yang berlawanan, yaitu pada ujung sebuah garis yang melalui ion
logam pusat. Kedua isomer ini berwarna biru – violet dan trans berwarna hijau terang
(Petrucci, 1987 : 189).

IV. ALAT DAN BAHAN

A. Alat
1. Gelas arloji 2 buah
2. Cawan penguap
3. Neraca elektronik
4. Gelas kimia 50 mL dan 100 mL
5. Pembakar spiritus
6. Kasa asbes dan kaki tiga
7. Corong Buchner
8. Pompa vakum
9. Erlenmeyer isap
10. Pipet tetes
11. Batang pengaduk
12. Botol semprot
B. Bahan
1. Kristal kalium dikromat (K2Cr2O7)
2. Kristal asam oksalat dihidrat (H2C2O4.2 H2O )
3. Aquades (H2O)
4. Etanol (C2H5OH)
5. Larutan amonia (NH4OH) encer
6. Kertas saring
7. Tissue

V. PROSEDUR KERJA

A. Pembuatan Trans - Kalium Dioksalato Diakuo Kromat (III)


1. Melarutkan 12 gram H2C2O4.2 H2O dengan sedikit aquades.
2. Melarutkan 4 gram K2Cr2O7 dengan sedikit aquades panas.
3. Mencampurkan keduanya dalam kimia lalu menutupnya dengan gelas arloji
kemudian mendiamkannya hingga reaksi selesai.
4. Menguapkan campuran hingga tersisa setengahnya kemudian membiarkannya
menguap sendiri pada temperatur kamar.
5. Menyaring campuran dengan corong buchner disertai dengan mencuci campuran
dengan air dingin lalu etanol.
6. Mengeringkan residu lalu menimbang massanya.
B. Pembuatan Cis - Kalium Dioksalato Diakuo Kromat (III)
1. Mencampurkan 12 gram H2C2O4.2 H2O dengan 4 gram K2Cr2O7 dalam cawan
penguap.
2. Menambahkan 1 tetes aquades lalu menutup cawan dengan gelas arloji kemudian
mendiamkannya hingga reaksi selesai.
3. Menambahkan 20 mL etanol pada campuran lalu mengaduknya hingga
mengendap.
4. Mendekantir campuran lalu menambahkan lagi etanol hingga diperoleh kristal.
5. Menyaring campuran dengan corong buchner disertai dengan mencuci campuran
dengan air dingin lalu etanol.
6. Mengeringkan residu lalu menimbang massanya.
C. Uji Kemurnian Isomer
1. Menempatkan sedikit kristal Cis dan Trans di atas kertas saring yang berbeda.
2. Meneteskan NH4OH encer pada keduanya.
3. Mengamati perubahan yang terjadi pada kedua kristal tersebut

VI. HASIL PENGAMATAN

A. Pembuatan Trans - Kalium Dioksalato Diakuo Kromat (III)


 12 g H2C2O4.2 H2O + H2O → Suspensi putih.
 4 g K2Cr2O7 + H2O → Suspensi jingga.
 H2C2O4 + K2Cr2O7 → larutan hitam dipanaskan
larutan hitam (1/2 volume awal)
disaring
→ larutan hitam (1/3 volume awal) kristal hitam 1,7 g.
B. Pembuatan Cis - Kalium Dioksalato Diakuo Kromat (III)
 12 g H2C2O4.2 H2O + 4 g K2Cr2O7 → serbuk campuran + 1 tetes H2O →
disaring
larutan hitam + 20 mL C2H5OH (3 kali) kristal hitam 7,9 g.
C. Uji Kemurnian Isomer
 Trans – K[Cr(H2O)2(C2O4)2] + 1 tetes NH4OH → noda coklat dan tidak
menyebar.
 Cis - K[Cr(H2O)2(C2O4)2] + 1 tetes NH4OH → noda hijau dan menyebar.

VII. ANALISIS DATA

m. H2C2O4.2 H2O = 12 g
Mm. H2C2O4.2 H2O = 126 g/mol
12 g
n. H2C2O4.2 H2O= g
126
mol
= 0,095 mol

m. K2Cr2O7 =4g
Mm. K2Cr2O7 = 294 g/mol
4g
n. K2Cr2O7 = g
294
mol
= 0,014 mol

K2Cr2O7 + 7 H2C2O4.2 H2O → K[Cr(H2O)2(C2O4)2] + 6 CO2 + 17 H2O


Awal : 0,014 mol 0,095 mol - - -
Reaksi : 0,014 mol 0,095 mol 0,028 mol 0,081 mol 0,238 mol
Sisa : - - 0,028 mol 0,081 mol 0,238 mol
Mm. K[Cr(H2O)2(C2O4)2] = 303 g/mol
m. K[Cr(H2O)2(C2O4)2] teori = 0,028 mol × 303 g/mol
= 8,484 g
A. Rendemen Trans - K[Cr(H2O)2(C2O4)2]
m. K[Cr(H2O)2(C2O4)2] praktik = 1,7 g
m. praktik
Rendemen = × 100%
m. teori
1,7 g
= × 100%
8,484 g
= 20,04%
B. Rendemen Cis - K[Cr(H2O)2(C2O4)2]
m. K[Cr(H2O)2(C2O4)2] praktik = 7,9 g
m. praktik
Rendemen = × 100%
m. teori
7,9 g
= × 100%
8,484 g
= 93,12%

VIII. PEMBAHASAN

A. Pembuatan Trans - Kalium Dioksalato Diakuo Kromat (III)


Kristal trans - K[Cr(H2O)2(C2O4)2] dibuat dari K2Cr2O7 dan H2C2O4. 2 H2O yang
terlebih dahulu dilarutkan dengan sedikit air. K 2Cr2O7 dilarutkan dengan air panas karena
daya kelarutannya yang rendah sehingga butuh energi (panas) untuk melarutkannya.
Campuran antara kedua larutan itu menghasilkan larutan hitam yang merupakan senyawa
kompleks dari trans - K[Cr(H2O)2(C2O4)2]. Trans - K[Cr(H2O)2(C2O4)2] memiliki tingkat
kelarutan yang tinggi sehingga untu membuatnya, reaktan terlebih dahulu dilarutkan
sehingga kesetimbangan bergeser ke arah trans.
Selama terjadi reaksi, sistem mengalami reaksi eksoterm yang disertai dengan
pelepasan gas CO2 dan uap air sebagai hasil samping reaksi. Selama reaksi gelas kimia
ditutup dengan gelas arloji agar K[Cr(H 2O)2(C2O4)2] tidak ikut menguap bersama CO 2 dan
H2O. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
K2Cr2O7(aq) + 7 H2C2O4. 2 H2O(aq) → 2 K[Cr(H2O)2(C2O4)2](s) + 6 CO2(g)↑ + 17 H2O(l)
Jingga bening hitam
Campuran kemudian dipanaskan untuk menghilangkan pelarut (H 2O). Campuran
lalu disaring sambil dicuci dengan air untuk mengikat ion-ion yang tidak bereaksi dan
etanol untuk mengikat sisa air. Dari hasil analisis data, diperoleh rendemen sebesar
20,04%. Hasil ini dapat disebabkan proses penyaringan yang kurang baik sehingga
sebagian kristal ikut bersama filtrat.
Trans - K[Cr(H2O)2(C2O4)2] memiliki tingkat kelarutan yang tinggi sehingga untu
membuatnya, reaktan terlebih dahulu dilarutkan sehingga kesetimbangan bergeser ke
arah trans.

B. Pembuatan Cis - Kalium Dioksalato Diakuo Kromat (III)


Percobaan ini dilakukan dengan mencampurkan K 2Cr2O7 dan H2C2O4. 2 H2O
yang berbentuk serbuk yang ditambahkan satu tetes H 2O. Penambahan satu tetes H2O
berguna untuk menggeser kesetimbangan cis ↔ trans ke arah cis karena cis -
K[Cr(H2O)2(C2O4)2] memiliki kelarutan yang rendah sehingga kristalnya dapat diperoleh.
Proses reaksi yang terjadi sama dengan trans yaitu eksoterm dan
melepaskan CO2 dan H2O sehingga perlu untuk ditutup sehingga mencegah kristal ikut
menguap bersama CO2 dan H2O. Hasil yang diperoleh berupa padatan hitam sesuai
reaksi :
K2Cr2O7(s) + 7 H2C2O4. 2 H2O(s) → 2 K[Cr(H2O)2(C2O4)2](s) + 6 CO2(g)↑ + 17 H2O(l)
Jingga bening hitam

C. Uji Kemurnian Isomer


Untuk mengetahui kemurnian kristal cis dan trans yang diperoleh dapat dilakukan

dengan menambahkan beberapa tetes ammonium hidroksida encer pada kristal tersebut di

atas kertas saring. Pada kristal cis K[Cr(C 2O4)2(H2O)2] setelah ditambahkan dengan larutan

NH4OH encer, kristal tersebut melarut dan menyebar dan warnanya hijau. Hal ini telah sesuai

dengan teori dimana kristal cis dapat dapa menyebar saat ditambahkan dengan NH4OH

encer. Artinya kristal yang diperoleh telah murni kristal cis- K[Cr(C2O4)2(H2O)2].

Untuk kristal trans, setelah ditambahkan dengan ammonium hidroksida encer kristal

tersebut menyebar dan warna penyebarannya coklat. Hal ini kurang sesuai dengan teori

dimana seharusnya kristal ini tidak menyebar. Hal ini dapat disebabkan oleh terbentuknya juga

kristal cis pada perlakuan ini atau kristal yang diperoleh tidak murni.

IX. PENUTUP

A. Kesimpulan

1.Pembuatan kristal cis- K[Cr(C2O4)2(H2O)2] dapat dilakukan dengan mencampurkan kristal

kalium dikromat dengan kristal asam oksalat dihidrat dan ditambahkan dengan sedikit air.

2. Kristal trans- K[Cr(C2O4)2(H2O)2] dapat diperoleh dengan mencampurkan larutan kalium

dikromat dengan larutan asam oksalat.

3. Dari percobaan diperoleh rendemen cis sebesar 52,17% dan rendemen trans 14,56%.

4. Kristal cis dan trans- K[Cr(C2O4)2(H2O)2] dapat dimurnikan dengan cara dicuci dengan air

dan etanol.
5. Kristal cis-K[Cr(C2O4)2(H2O)2] menyebar dalam kertas saring dan berwarna hijau jika

ditambahkan dengan ammonium hidroksida.

6. Kristal trans-K[Cr(C2O4)2(H2O)2] berwarna coklat jika ditambahkan dengan ammonium

hidroksida.

B. Saran

Dalam membuat kristal cis dan trans-K[Cr(C2O4)2(H2O)2 kesetimbangan antara

keduanya harus dijaga sehingga kristal yang diperoleh tidak bercampur.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Dioksalatodiaquokromat. http://annisanfushie.wordpress.com/2009. Diakses tanggal 10

mei 2010.

Ramlawati. 2005. Kimia Anorganik Fisik. Jurusan Kimia FMIPA UNM. Makassar.

Rivai, Harrizul. 1994. Asas Pemeriksaan Kimia. UI-Press. Jakarta.

Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Kolgam Media

Pustaka. Jakarta.

Tim Dosen Kimia Anorganik. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Jurusan Kimia FMIPA UNM.

Makassar.

Anda mungkin juga menyukai