Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

KIMIA ANORGANIK

PEMBUATAN NATRIUM TIOSULFAT

Disusun Oleh :
Nama : Nur Aisyah Malana
NIM : 141304 1001
Kelas : Pendidikan Kimia 01
Kelompok : V (Lima)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAMUNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Kimia Anorganik dengan judul


“Pembuatan Natrium Tiosulfat” oleh :
Nama : Nur Aisyah Malana
NIM : 1413041001
Kelas : Pendidikan Kimia
Kelompok :V
telah diperiksa oleh asisten dan koordinator asisten dan dinyatakan diterima.

Makassar, Juni 2016


Koordinator Asisten Asisten

Marwah Karim Susilo Sudarman Desa

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Hardin, S.Si, S.Pd, M.Si


NIP:19870807 201504 1 004
A. JUDUL PERCOBAAN
Pembuatan Natrium Tiosulfat

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari pembuatan garam natrium tiosulfat dan sifat-sifat kimianya

C. LANDASAN TEORI
Natrium (sodium) adalah logam alkiali yang terbesar dibutuhkan untuk
keperluan industri. Seperti logam-logam alkali yang lain, natrium ditemukan
dalam keadaan murni di alam karena reaktivitasnya yang sangat tinggi. Logam
putih keperakan ini diproduksi (dalam pabrik) secara elektrometalurgi menurut
proses Downs. Logam natrium digunakan dalam banyak sintesis senyawa
natrium, namun didapat dua kegunaan utama. Pertama yaitu untuk ekstraksi
logam-logam lain. Cara yang paling mudah untuk mendapatkan logam-logam
yang lebih sedikit kelimpahannya seperti torium, zirkonium, tantalum dan
titanium, yaitu dengan mereduksi senyawaanya dengan logam natrium. Sebagai
contoh, logam titanuim dapat diperoleh dari reduksi titanium klorida dengan
natrium, menurut persamaan reaksi :
TiCl4 + 4Na Ti(s) + 4NaCl(s)
Pencucian dengan air akan melarutkan natrium klorida sehingga dapat diperoleh
logam titanium murni. Kegunaan kedua yaitu dalam produksi zat aditif bahan
bakar minyak, tetraetiltimbel (TEL) yang disintesis dari aloi Na-Pb dengan etil
klorida menurut persamaan reaksi:
4NaPb(s) + 4C2H5(g) (C2H5)4 Pb(l) + 3Pb(s) + 4NaCl(s)
(Sugiyarto, 2004: 89-90).
Natrium adalah kation utama dalam darah dan cairan ekstraseluler yang mencakup
95% dari keseluruhan kation. Oleh karena itu, mineral ini sangat berperan dalam
pengaturan cairan tubuh temasuk tekanan darah dan kesetimbangan asam basa
serta berperan pada reulasi tekanan osmosisnya juga pada pembentukn perbedaan
potensial yang perlu bagi kontraksi otot dan penurunan impuls di saraf. Kalium
terutama merupakan ion intraseluler sangat esensial untuk mengatur
kesetimbangan asam basa serta isotoni sel serta dihubungkan dengan mekanisme
pertukaran dengan natrium. Selain itu kalium juga mengaktivasi banyak reaksi
enzim dan proses fisiologi, serta transmisi impuls di saraf dan otot, kontraksi otot
dan metabolism karbohidrat. Mineral ini praktis terdapat dalam semua makanan
(Pardede, 2014: 3). Menurut Svehla (1979: 310), Natrium adalah logam putih-
perak yang lunak, yang melebur pada suhu 97,50C. Natrium teroksidasi dengan
cepat dalam udarah lembab, maka harus di simpan terendam seluruh nya dalam
pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras dengan air, membentuk
natrium hidroksida dan hidrogen:
2 Na+2 H 2 O → 2 Na+¿+2 OH +H 2 ↑¿

Dalam garam-garamnya, natrium berada sebagai kation monovalen Na+. Garam –


garam ini membentuk larutan tak berwarna kecuali jika anionnya berwarna,
hampir semua garam natrium larut dalam air.
Kesimpulan : Natrium adalah logam putih-perak yang lunak, yang melebur
pada suhu 97,50C. Natrium berada sebagai kation monovalen Na + dalam
garamnya, natrium teroksidasi dengan cepat dalam udarah lembab, natrium
ditemukan dalam keadaan murni di alam karena reaktivitasnya yang sangat tinggi
dan bereaksi keras dengan air. Natrium diproduksi secara elektrometalurgi
menurut proses Downs. Kegunaan paling utama natrium yaitu untuk ekstraksi
logam-logam lain dan digunakan dalam produksi zat aditif bahan bakar minyak,
tetraetiltimbel (TEL) yang disintesis dari aloi Na-Pb dengan etil klorida.
Belerang terdapat dalam kerak bumi sebagai unsurnya, mineral sulfida dan
sulfat, gas H2S dalam gas alam, dan sebagai senyawa belerang organik dalam
batubara dan minyak. Belerang dapat ditambang menurut proses Frasch, yaitu
campuran air super panas dan uap air 160ºC dan 16 atm dipompakan ke dalam
tanah daerah mineral belerang melalui pipa besar pertama dan mengakibatkan
belerang mencair. Belerang mempunyai kesamaan sifat dengan oksigen antara
lain yaitu, kedua membentuk senyawa ionik dengan logam aktif, dan keduanya
membentuk senyawa ionik dengan logam aktif,dan keduanya membentuk
senyawa kovalen seperti H2S dan H2O,CS2,SCl2,dan Cl2O. Tetapi,beberapa faktor
yang membuat berbeda antara lain adalah panjang ikatan kofalen tunggal O adalah
74 pm dan S adalah 104 pm,elektronegatifitas O adalah 3,5 dan S hanya 2, 6.
Alotrop belerang yang terdapat secara alamiah adalah S8 Siklooktasulfur yang
tertata secara zigzag. Alotrop ini mengkristal dalam bentuk jarum diatas
temperatur 95℃, tetapi di bawah temperatur ini diperoleh dua macam bentuk
kristal, monoklin dan rombik. Alotrop lain adalah sikloheksasulfur; bahkan
alotrop siklosulfur dengan anggota 6-20 telah berhasil disintesis, namun yang
paling stabil adalah siklododekasulfur, S12. Belerang rombik (Sα) terdiri atas 16
lingkar S8 dalam satu unit selnya dan berubah menjadi belerang monokliik pada
95,5 ℃. Belerang monoklinik (Sβ) dipekirkan terdiri atas 6 lingkar S8 dalam satu
unit selnya dan meleleh pada 119℃ menghasilkan belerang cair. Belerang cair (S
γ ) terdiri atas molekul –molekul S8, berwarna kuning, transparan dan pada 160 ℃
lingkar S8 menjadi tebuka dan saling bergabung membentuk molekul . molekul
rantai spiral sebagai belerang cair (Sγ ), belerang cair (Sγ ) berwarna hitam , sangat
ental- rekat dan mendidih pada 445 ℃ menghasilkan belerang uap. Belerang uap,
S8, terdisosiasi menjadi molekul- molekul yng lebih kecil jika temperatur
dinaikkan . belerang plastik terbentuk jia cairan (Sγ ) dituangkan ke dalam air
dingin, merupakan rantai molekul- molekul dan bersifat seperti karet pada
awalnya, namun akhirnya mudah patah dan berubah menjadi belerang rombik 6
(Sugiarto, 2004 : 221-222). Belerang adalah unsur tak logam. Lambang S, nomor
atom 16, bobot atom 32,066. Didapatkan dalam tiga bentuk kealotropan. Kristal
rombik kuning (rapat massa 2,07, titik cair 112,8 ℃). Pada pemanasan bentuk
rombik ini beralih pada suhu 95,5 ℃ menjadi bentuk monoklinik (rapat massa
1,96, titik cair 1,92,25℃), bentuk ketiga amorf hitam (rapat massa 1,92, titik cair
120℃). Belerang mendidih pada suhu 444,6℃. Zat kimia aktif membentuk
banyak senyawa. Terdapat banyak dan meluas dalam alam. Didapatkan dalam
bijih-bijih logam, misalnya bijih besi, timbal, raksa, dan seng dan juga dalam
berbagai hasil pertambangan mineral. Belerang merupakan unsur zat-zat organik
sebagai salah satu unsur pembentuk protoplasma. Kebanyakan protein
mengandung belerang. Ditemukan dalam obat-obat sulfa dan dalam banyak
senyawa berguna. Unsur belerang ditemukan dalam bentuk bebas didaerah-daerah
gunung berapi di berbagai dunia dan sebagai endapan-endapan di bawah
permukaan bumi (Pringgodigdo, 1973: 144).
Kesimpulan : Belerang terdapat dalam kerak bumi sebagai unsurnya,
didapatkan dalam bijih-bijih logam, juga dalam berbagai hasil pertambangan
mineral. Belerang merupakan unsur zat-zat organik, dalam batubara dan minyak.
Belerang dapat ditambang menurut proses Frasch. Belerang mempunyai
kesamaan sifat dengan oksigen antara lain yaitu, kedua membentuk senyawa ionik
dengan logam aktif dan keduanya membentuk senyawa kovalen seperti H 2S dan
H2O,CS2,SCl2,dan Cl2O. Belerang didapatkan dalam tiga bentuk kealotropan yaitu
belerang rombik (Sα), belerang monoklinik (Sβ), dan belerang cair (Sγ). Adapula
belerang cair (Sμ) berwarna hitam dengan jumlah lingkar S8, rapat massa, dan titik
leleh yang berbeda-beda.
Ion tiosulfat mirip dengan ion sulfat kecuali bahwa salah satu atom
oksigen diganti dengan atom belerang ( tio- merupakan awalan yang berarti
belerang ).atom belerang bertindak mirip sebagai ion sulfida. Tingkat oksidasi
bagi atom belerang pusat adalah +5 , sedangkan bagi atom belerang “ tambahan “
adalah – 1. Natrium tiosulfat pentahidrat dapat dipreparasi dengan mudah dengan
mendididhkan belerang dalam larutan sulfit menurut persamaan reaksi :
SO32-(aq) +¿ S(S) → S2O32-(aq)
Ion tiosulfat tidak stabil oleh pemanasan, mengalami disproporsionasi menjadi
tiga spesies dengan tingkat osidasi belerang yang berbeda- beda yaitu sulfat,
sulfida dan belerang menurut persamaan reaksi :
4 Na2S2O3(s)→ 3Na2S2O4 + Na2S (s) + 4S(S)
Tiosulfat bereaksi dengan asam membentuk endapan kuning belerang dan gas
belerang oksida menurut persamaaan reaksi:
SO32-(aq) +¿ 2H3O+ (aq) → H 2S2O3(aq) + H2O(l)
H 2S2O3(aq) → H2O(l) + S (S) + SO2(g)
Natrium dalam laboratorium berguna untuk titrasi redoks, misalnya pada
iodometri, yaitu untuk menetukan kadar iodin dalam satu suatu larutan. Dalam
proses titrasi , iodin direduksi menjadi iodida dan tiosulfat standar dioksidasi
menjadi tetrationat, S4O62- , menurut persamaan reaksi:
2S 2O32-(aq) +¿ I(aq) → S4O62-(aq) + 2 I -(aq)
(Sugiyarto, 2004 : 228-229)
Asam tiosulfat tidak stabil pada suhu kamar, Asam ini dipisahkan pada suhu 78 oC
dari persamaan reaksi :
SO3 + H2S  H2S2O3
Atau dari reaksi

HO3SCl + H2S  H2S2O3 + HCl


Molekul gas sulfur tioksida SO3 memiliki struktur segitiga datar dapat mengalami
resonansi dengan melibatkan ikatan π p -p dari S-O
O O O

S S S

O O O O O O
adanya orbital P untuk ikatan dan orbital d kosong dari S inilah yang
menyebabkan panjang S-O sangat pendek yaitu 1,43 A. Ion tio sulfat memiliki
struktur [ S – SO3 ]2- dengan panjang gelombang ikatan S-S dan S-O masing-
masing 1,99 + 0,10 dan 1,48 + 0,6oA, panjang ikatan S-S mendekati panjang S-O
menunjukkan bahwa dalam ikatan S-S juga terlibat ikatan II (pi)
(Tim Dosen Kimia Anorganik, 2016: 5).
Sulfit, S2O32-. Kelarutannya hanya sulfit dari logam alkali dan dari amonium
larut dalam air. Sulfit dan logam lainnya larut sangat sedikit atau tidak larut.
Hidrogen sulfit dari logam alkali larut dalam air; hidrogen sulfit dari logam alkali
tanah hanya dikenal dalam larutan (Svehla, 1985 : 320-321).
Tio sulfat, S2O32- kelarutan : kebanyakan tio sulfat yang pernah dibuat,
larut dalam air, tio sulfat dari timbel,perak dan barium larut sedikit sekali.Banyak
dari larutan tio sulfat ini larut dalam larutan Natrium tiosulfat yang
berlebih,membuat garam kompleks (Svehla, 1985 : 325).
Natrium tiosulfat (Na2S2O3) memiliki kemampuan yang baik dalam
mereduksi besi. Pada penelitian yang telah dilakukan ini akan dibandingkan
kemampuan pereduksi natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan kalium oksalat
(K2C2O4) dengan parameter presisi dan akurasi. Presisi dapat dilihat dari nilai
CV dan RSD, dimana CV yang diperoleh untuk pereduksi Na2S2O3 adalah
1,33% dengan RSD sebesar 13,3 ppt sedangkan harga CV untuk pereduksi
K2C2O4 adalah 0,63% dengan RSD sebesar 6,3. Akurasi dilihat dari nilai %
kesalahan metode dengan membandingkan jumLah kadar total besi yang
diperoleh menggunakan metode AAS. Nilai % kesalahan pada pereduksi
Na2S2O3 adalah 2,17% (Hapsoroh, 2011: 1).
Penambahan berlebih ion iodida ke dalam larutan Cr (VI) yang merupakan
oksidator, kemudian ion Cr (VI) inilah yang mengoksidasi ion iodida menjadi iod,
iod yang bebas kemudian dititrasi dengan natrium tiosulfat. Iod mengoksidasi
tiosulfat menjadi ion tetrationat. Sebagaimana diperlihatkan pada reaksi di bawah
ini: Dalam reaksi pada penelitian ini tidak terjadi reaksi samping. Larutan natrium
tiosulfat adalah larutan standar sekunder, yang konsentrasinya dapat berubah jika
tersimpan lama karena sifatnya yang tidak stabil dan rentan terhadap bakteri
pemakan belerang. Oleh karena itu, larutan natrium tiosulfat ini harus selalu
distandarisasi ketika akan menggunakannya untuk menjaga agar pada saat
digunakan konsentrasinya tidak berubah dengan larutan standar primer
(Rahmah, 2011: 65)
.

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Alat refluks 1 set (labu + pendingin) @1 buah
b. Batang pengaduk 1 buah
c. Botol semprot 1 buah
d. Gelas ukur 10 ml dan 50 ml @1 buah
e. Tabung reaksi 2 buah
f. Rak tabung reaksi 1 buah
g. Pembakar spiritus 1 buah
h. Hotplate 1 buah
i. Neraca analitik 1 buah
j. Cawan penguapan 1 buah
k. Corong 1 buah
l. Kaca arloji 1 buah
m. Gelas kimia 1 buah
n. Erlenmeyer 1 buah
o. Statif dan klem @1 buah
p. Penjepit tabung 1 buah
q. Batu didih 3 buah
r. Lap kasar 1 buah
s. Lap halus 1 buah
2. Bahan
a. Natrium sulfit (Na2SO4) anhidrat
b. Serbuk Belerang
c. Natrium sulfat (Na2SO4)
d. Larutan iodium (I)
e. Asam klorida (HCl) encer
f. Aquades (H2O)
g. Kertas saring
h. Korek api
i. Aluminium foil
j. Tissue

E. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan Natrium tiosulfat penta hidrat (Na2S2O3.5H2O)
a. 25 g Na2SO3 dan 4 g belerang ditimbang dengan menggunkan neraca analitik
b. Serbuk Na2SO3 dan belerang dicampurkan dan ditambahkan 20 mL aquades.
c. Campuran direfluks selama 45 menit
d. Setelah direfluks disaring panas-panas
e. Filtrat diuapkan hingga 5 mL .
f. Kemudian didinginkan pada air es hingga terbentuk kristal
g. Larutan yang dingin disaring.
h. Kristal dikeringkan dan ditimbang.
2. Mempelajari sifat-sifat kimia natrium tiosulfat
a. Pengaruh pemanasan
1. Na2S2O3.5H2O dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Tabung dipanaskan diatas bunsen
3. Perubahan yang terjadi diamati.
b. Reaksi dengan iod
1. Kristal Na2S2O3.5H2O ditambahkan 4 mL aquades.
2. Setelah larut ditambahkan 1 mL I2
c. Pengaruh asam encer
1. Kristal ditambahkan dengan HCL 0,1 M
2. Perubahan yang terjadi diamati.

D. HASIL PENGAMATAN
No Aktivitas Hasil
1 12,5017 gram Na2SO3 Larutan dan endapan
(putih) + 2,0134 gram S kuning
(kuning) + 25 mL air
2 Suspensi kuning direfluks Suspensi kuning+
30 menit larutan bening
3 Disaring panas-panas Filtrat : larutan bening
Residu : kristal kuning
4 Diuapkan hingga terbentuk Kristal bening
kristal
5 Didinginkan pada air es Kristal putih
6 Disaring Kristal putih
7 Dikeringkan Kristal putih
8 Ditimbang kertas saring 0,6083 gram
kososng
9 Ditimbang kristal putih 2,9757 gram
10a. pengaruh pemanasan

S O3.5H2O (kristal lab)∆
2 2
Meleleh pada 16 detik
→ Meleleh pada 3 detik
S O3.5H2O(kristal percobaan) ∆
2 2

b. reaksi dengan iod


S O3.5H2O + 10 mL air
2 2 Larutan bening
+ 3 tetes iod Larutan bening
c. pengaruh HCl encer
S O3.5H2O+3 tetes HCl 0,1M
2 2 Larutan keruh
S O3.8H2O+3 tetes HCl 0,1M
2 2 Larutan keruh

F. ANALISIS DATA

Dik: Mr Na2SO3 = 126 g/mol


Mr H2O = 18 g/mol
Mr S8 = 256 g/mol
Massa Na2SO3 = 12,5017 gram
Massa S8 = 2,0134 g
ρH2O = 1 g/mL
Mr Na2S2O3.5H2O = 248 g/mol
V H2O = 25 mL
Dit: Rendemen Na2S2O3.5H2O….?
Penyelesaian:
m 12,5017 gram
Mol Na2SO3 = = = 0,099 mol
Mr 126 gr /mol
m 2,0314 gram
mol S8 = = = 0,008 mol
Mr 256 gr /mol
gr
ρ x V gram 1 x 25 mL
mol H2O = = mL = 1,389 mol
Mr
18 gr / mol

Reaksi :
8 Na2SO3 + 5H2O + S8 8Na2S2O3.5H2O
mol awal: 0,099 mol 1,389 mol 0,008 mol -
mol bereaksi: 0,064 mol 0,040 mol 0,008 mol 0,064 mol
Mol sisa: 0,035 mol 1,349 mol – 0,064 mol
Massa Na2S2O3.5H2O (teori) = mol x Mr
= 0,064 mol x 248 g/mol
= 15,87 g

massa praktek
Rendemen = x 100 %
massa teori
2.9757 g
= x 100 %
15,87 g
= 18,75 %

G. PEMBAHASAN
1. Pembuatan Natrium tiosulfat pentahidrat
Pembuatan natrium tiosulfat pentahidrat dilakukan dengan mereaksikan
natrium sulfit (Na2SO3) dengan sulfur dalam bentuk S8. Kedua senyawa dicampur
dan ditambahkan air hingga terbentuk suspensi supaya serbuk sulfur tidak
mengapung di dalam labu refluks. Ke dalam labu refluks ditambahkan batu didih
untuk mengurangi letupan-letupan yang terjadi saat proses refluks. Refluks
dilakukan selama 45 menit untuk memutuskan ikatan pada struktur molekul sulfur
yang terbentuk cincin yang mengikat 8 atom S (S 8) sehingga dapat bereaksi
dengan natrium sulfit. Setelah direfluks campuran disaring dalam keadaan panas
karena sulfur dan natrium sulfit hanya akan bereaksi pada suhu panas dan jika
disaring dalam keadaan dingin dikhawatirkan kristal akan terbentuk dan melekat
pada kertassarng. Filtrat yang diperoleh kemudian diuapkan sampai terbentuk
kristal. Dalam percobaan ini kristal yang terbentuk tak berwarna kemudian
didinginkan dengan es batu beberapa menit dan diperoleh kristal berwarna putih.
Kristal ini kemudian disaring, dikeringkan, dan dihasilkan 2,9757 gram kristal
putih natrium tiosulfat pentahidrat. Rendamen yang diperoleh sebesar 18,75 %.
Adapun reaksi yang terjadi yaitu :

8 Na2SO3 + S8 + 5 H2O  8 Na2S2O3 . 5 H2O


2. Mempelajari Sifat- Sifat Natrium Tiosulfat
a. Pengaruh pemanasan
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemanasan
terhadap Na2S2O3 .5 H2O. Kristal hasil percobaan dan kristal Na 2S2O3 .5H2O yang
telah disediakan dipanaskan pada tabung yang berbeda. Dari pemanasan ini
diperoleh bahwa kristal hasil percobaan lebih cepat meleleh daripada kristal
Na2S2O3 .5 H2O yang sudah tersedia. Hal ini berarti bahwa kristal hasil percobaan
kurang banyak mengikat H2O sehingga titik lelehnya menjadi rendah. Hal ini
dapat disebabkan oleh proses penguapan yang lama sehingga H 2O sebagian
menguap. Adapaun reaksinya yaitu :
Na2S2O3 . 5 H2O(s) Na2S2O3(aq) + 5H2O(e)

b. Reaksi dengan iod


Pada percobaan ini Na2S2O3.5H2O(s) dilarutkan dengan air kemudian
ditambahkan iod yang berwarna cokelat menghasilkan larutan yang bening.
Warna iod hilang yang menandakan bahwa iod mengalami reduksi dengan reaksi
sebagai berikut :

Reduksi : I2 + 2e  2 I-
Oksidasi : 2 S2O32-  S4O62- + 2e
2 S2O32- + I2  S4O62- + 2I
Jadi : 2 Na2S2O3 + I2  2 NaI + Na2S4O6

c. Pengaruh asam encer


Pada percobaan ini larutan natrium tiosulfat pentahidrat dan natrium
tiosulfat oktahidrat masing-masing direaksikan dengan HCl encer, keduanya
menghasilkan larutan keruh. Perubahan warna ini menandakan bahwa belerang
pada senyawa telah terpisah. Warna larutan putih menandakan bahwa kandungan
terdapat kandungan sulfur yang mengendap dimana berdasarkan teori dikatakan
bahwa asam klorida berfungsi untuk menguapkan sulfur dioksida dan
mengendapkan sulfur. Adapun reaksinya yaitu :
+ ¿→ S↓+ SO2 ↑+ H2 O ¿

S2 O 2−¿+2
3
H ¿
H. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Pembuatan Na2S2O3.5H2O dilakukan dengan mereaksikan Na2S2O3 dan S8
serta H2O, diperoleh berat kristal 2.9757 g dengan rendemen 18,75 %. Natrium
tiosulfat yang mengandung hidrat lebih sedikit akan lebih cepat meleleh. Iod dapat
mengoksidasi tiosulfat menjadi tetrationat yang tidak berwarna. Natrium tiosulfat
dapat diuraikan dalam asam membentuk endapan belerang.
2. Saran
Diharapkan kapada praktikan selanjutnya agar pada saat penguapan kristal
tetap dijaga agar kristal yang diperoleh benar-benar kristal natrium tiosulfat
pentahidrat.
DAFTAR PUSTAKA

Hapsoro dan Sugiarso. 2011. Perbandingan Kemampuan Pereduksi Natrium


Tiosulfat (Na2S2O3) dan Kalium Oksalat (K2C2O4) Pada Analiss Kadar
Total Besi Secara Spektrofotometri UV-VIS. Jurnal Kimia. Surabaya: ITS

Pardede, Roida Tuty. 2014. Penetapan Kadar Kalium, Natrium, dan Magnesium
pada Semangka Daging Buah Berwarna Kuning dan Merah Secara
Spektrofotometri Serapan Atom. Jurnal Darma Agung. I(1)

Pringgodigdo. 1973. Ensiklopedi Umum. Jakarta : Kansius.

Rahmah. dkk. 2011. Kapasitas Adsorpsi Tanah Diatomeae (Diatomaceous earth)


terhadap Ion Kromium (VI). Jurnal Chemica. Makassar: UNM

Sugiarto, Kristian. 2003. Kimia Anorganik II. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan


Kimia FMIDA UNY.

Sugiarto, Kristian. 2004. Kimia anorganik I. Yogyakarta : Jurusan Pendidikan


Kimia FMIDA UNY.

Svehla. 1985. Vogel II Analisis anorganik Kualitatif. Jakarta: Kalman Media


Pustaka.

Tim Dosen Kimia Anorganik, 2016. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik.


Makassar : Jurusan FMIPA UNM.
DOKUMENTASI

Campuran direfluks selama 45 menit lautan disaring dan diuapkan

Kristal didinginkan dengan es batu Kristal disaring

Anda mungkin juga menyukai