Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kimia anorganik merupakan salah satu bidang ilmu kimia yang mempelajari

sifat-sifat dan reaktivitas senyawa-senyawa anorganik. Semua senyawa anorganik

mencakup semua senyawa kimia, kecuali yang berupa rantai atau cincin atom-atom

karbon, yang biasa disebut senyawa organik. Perbedaan antara kedua bidang ilmu

kimia anorganik dan kimia organik tidak mutlak, karena ada pembahasan yang

tumpang-tindih, khususnya dalam subbidang kimia organologam. Kimia anorganik

menyangkut studi kimia lebih dari 100 unsur yang dapat membentuk senyawaan

berwujud padat, cair dan gas dengan reaktivitas yang beragam. Pokok pembahasan

kimia anorganik jauh lebih luas dan rumit dan aturan-aturan perilaku kimia seringkali

tidak konsisten untuk diterapkan. Kimia anorganik penting dipelajari, karena bukan

hanya sebagai sains dasar tetapi juga sebagai salah satu dasar dari berbagai teknologi

modern. Banyak sekali zat sederhana dan senyawa anorganik padat yang digunakan

di berbagai industri, antara lain di bidang informasi, komunikasi, otomotif,

penerbangan dan berbagai industri tradisional.

Sodium sulfite (natrium sulfit) adalah garam natrium sulfat terlarut (sulfit)

dengan rumus kimia Na2SO3. Ini adalah produk penggosok sulfur dioksida, bagian

dari proses desulfurisasi gas buang. Ini juga digunakan sebagai bahan pengawet untuk

mencegah buah kering dari discoloring, dan untuk melestarikan daging, dan
digunakan dengan cara yang sama seperti sodium thiosulfate untuk mengubah

halogen elemental menjadi asam hidrohalat masing-masing, dalam fotografi dan

untuk mengurangi kadar klorin dalam kolam. Proses sulfat lebih banyak digunakan

dibandingkan proses sulfit dibandingkan sebab proses ini dapat digunakan untuk

hamper semua jenis kayu dan menghasilkan kertas yang paling kuat. Natrium sulfut

ditambahkan untuk mengganti penyusutan bahan kimia tersebut (Oxtoby, dkk. 2001).

1.2 Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan garam natrium

tiousulfat.

1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat yang ingin dicapai pada praktikum ini agar dapat mengetahui dan

mempelajari proses pembuatan garam natrium tiosulfat.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Natrium

Natrium ialah kation terbanyak dalam cairan ekstrasel, 35-40% natrium (Na)

ada didalam kerangka tubuh, jumlahnya bisa mencapai 60 mmol per kg berat badan

dan sebagian kecil (sekitar 10-14 mmol/L) berada dalam cairan intrasel. Dalam

keadaan normal, ekskresi natrium pada ginjal diatur sehingga keseimbangan

dipertahankan antara asupan dan pengeluaran dengan volume cairan

ekstraseltetapstabil. Lebih dari 90% tekanan osmotik di cairan ekstrasel ditentukan

oleh garam, khususnya dalam bentuk natrium klorida (NaCl) dan natrium bikarbonat

(NaHCO3) sehingga perubahan tekanan osmotik pada cairan ekstrasel

menggambarkan perubahan konsentrasi natrium Asupan natrium merupakan hal yang

sangat penting pada mekanisme timbulnya peningkatan tekanan darah. Tekanan darah

meningkat karena adanya peningkatan volume plasma (cairan tubuh). Mengkonsumsi

garam (natrium) menyebabkan haus dan mendorong kita minum (Polii dkk., 2016).

2.2 Natrium Tiosulfat

Larutan standar yang dipergunakan dalam kebanyakan proses iodometric

adalah natrium tiosulfat. Garam ini biasanya tersedia sebagai pentahidrat Na2S2O3

5H2O. Larutan tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara langsung, tetapi

harus distandarisasi terhadap standar primer. Menggunakan K2Cr2O7 sebagai standar


primer karena larutan tiosulfat tidak stabil untuk waktu yang lama

(Samsuar., dkk. 2017).

2.3 Natrium Sulfat

Setiap tahun , lebih dari enam jutaan natrium sulfat, Na2SO4 dihasgunakan di

dunia. Biasanya ia ditemui sebagai mineral yang disebut mirabilit dan merupakan

hasil sampingan pengeluaran rayon dan beberapa proses lain. Natrium sulfat juga

digunakan untuk mengitar semula banyak bahan kimia yang berkaitan dengan

pembuatan kertas. Lebih separuh dari padanya digunakan sebagai bahan pengisi yang

murah didalam serbuk pencuci yang membantu mengekalkan serbuk tersebut supaya

senantiasa kering sebelum digunakan (Omar, 2004).

2.4 Molekul Sulfur

Molekul sulfur hanya terdapat dalam uap bersuhu tinggi. Bentuk sulfur yang

sering ditemukan melibatkan pengikatan setiap atomnya dengan dua atom sulfur

lainnya. Sifat ini menghasilkan bentuk cincin atau rantai, keduanya memang ada di

alam. Bentuk stabil dari sulfur pada suhu kamar terdiri atas molekul S8, dengan

delapan atom sulfur tersusun dalam cincin yang melekuk. Interaksi lemah diantara

molekul-molekul S8 membuat sulfur unsur bersifat sebagai padatan molekuler yang

agak lembut. Diatas suhu 160 derajat celcius, cincin dalam lelehan sulfur putus dan

tersambung kembali membentuk rantai Panjang yang kusut (Oxtoby., dkk. 2003).
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang

S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan

multivalent. Belerang dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning.

Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral-

mineral sulfida dan sulfat. Banyaknya belerang yang berada dalam kerak bumi kira -

kira 0,1 persen bobot, termasuk didalamnya selenium dan tellurium yang merupakan

keluarga belerang. Selenium unsur yang sering ditemukan dengan belerang. Bila

belerang terdapat sebagai unsur,biasanya tercampur pada batu atau tanah, lalu

dipisahkan dengan pemanasan sampai belerang meleleh dan mengalir keluar. Secara

kimia, belerang dapat bereaksi baik dengan oksidator maupun reduktor. Ia

mengoksidasi hampir sebagian besar logam dan beberapa non logam. Stabilisasi

tanah dengan belerang belum banyak bahkan hampir belum pernah digunakan dalam

proyek-proyek (Rompas, dkk. 2018).

2.5 Refluks

Refluks merupakan metode ekstraksi yang dilakukan pada titik didih pelarut,

selama waktu dan jumlah pelarut tertentu dengan adanya pendingan balik

(kondensator). Umumnya refluks dilakukan tiga sampai lima kali proses pengulangan

pada tahap pertama. Kelebihan metode refluks adalah padatan yang memiliki tekstur

kasar dan tahan terhadap pemanasan langsung dapat diekstrak. Kelemahan metode ini

yakni membutuhkan jumlah pelarut yang banyak (Irianti., dkk. 2021).


Metode refluks menggunakan prinsip pemanasan tanpa adanya senyawa yang

hilang karena penguapan. Proses refluks merupakan proses dimana terjadinya

kristalisasi dari system larutan. Pada tahap pembentukan kristal, adanya pemanasan

menyebabkan struktur kristal mengalami penataan ulang sehingga dapat terbentuk

embrio inti kristal. Pada kondisi ini terjadi kesetimbangan antara embrio inti kristal

dan larutan lewat jenuh yang disebut dengan keadaan metastabil maka tahap ini

merupakan tahap pertumbuhan kristal. Pengaturan suhu dan waktu refluks bertujuan

untuk mengendalikan laju pembentukan dan pertumbuhan kristal sehingga sifat

kristalinitas terbentuk semakin baik (Anawati, dkk. 2012).

2.6 Kristalisasi

Kristalisasi merupakan salah satu proses pemurnian dan pengambilan hasil

dalam bentuk padat. Kristalisasi menjadi suatu proses industri yang sangat penting,

karena semakin banyak hasil industry kimia yang dipasarkan dalam bentuk Kristal.

Bentuk Kristal semakinbanyak diminati karena kemurnian yang tinggi dengan bentuk

yang menarik serta mudah dalam transportasi. Dari segi kebutuhan energy,

kristalisasi memerlukan energi lebih sedikit dibandingkan distilasi atau metode

pemisahan lainnya.

Kristalisasi adalah suatu pembentukan partikel padatan didalam sebuah fasa

homogenen. Pembentukan partikel padatan dapat terjadi dari fasa uap, seperti pada

proses pembentukan Kristal salju atau sebagai pemadatan suatu cairan pada titik

lelehnya atau sebagai kristalisasi dalam suatu larutan atau cair (Fachry, dkk. 2008).
2.7 Garam

Garam adalah salah satu dari sembilan bahan makanan pokok yang digunakan

masyarakat dan merupakan bahan makanan vital. Bahan ini juga efektif digunakan

sebagai media untuk perbaikan gizi makanan. Bahan baku untuk pembuatan garam

adalah air laut. Air laut selain mengandung natrium klorida (NaCl) juga mengandung

garam-garam terlarut lainnya. Komposisi garam-garam terlarut ini bervariasi menurut

tempat lingkungan dan kedalaman lautnya. Penggunaan garam dibedakan menjadi

garam konsumsi yaitu garam yang dikonsumsi bersama-sama dengan makanan dan

minuman serta garam industri yaitu garam yang digunakan sebagai bahan baku

maupun bahan penolong industri. Menurut produsennya garam biasanya dibedakan

atas garam rakyat dan garam pemerintah. Garam rakyat adalah garam yang

diproduksi oleh petani garam. Garam rakyat biasanya diproduksi oleh penduduk tepi

pantai atau penduduk di daerah sumber air asin. Sedangkan garam pemerintah adalah

garam yang diproduksi oleh pabrik-pabrik garam. Berdasarkan bentuknya garam

dibedakan atas garam yang berbentuk kristal dan garam briket yang dicetak. Garam

yang dikonsumsi masyarakat sebagian besar berasal dari garam rakyat yang proses

pembuatannya masih sederhana (Silviana., dkk. 2019).

Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki

lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak

berbau dan multivalent. Belerang dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat

kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai
mineral- mineral sulfida dan sulfat. Banyaknya belerang yang berada dalam kerak

bumi kira - kira 0,1 persen bobot, termasuk didalamnya selenium dan tellurium yang

merupakan keluarga belerang. Selenium unsur yang sering ditemukan dengan

belerang. Bila belerang terdapat sebagai unsur,biasanya tercampur pada batu atau

tanah, lalu dipisahkan dengan pemanasan sampai belerang meleleh dan mengalir

keluar. Secara kimia, belerang dapat bereaksi baik dengan oksidator maupun

reduktor. Ia mengoksidasi hampir sebagian besar logam dan beberapa non logam.

Stabilisasi tanah dengan belerang belum banyak bahkan hampir belum pernah

digunakan dalam proyek-proyek (Rompas, dkk. 2018).


BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Kimia Anorganik “Pembuatan Natrium Tiosulfat” dilaksanakan

pada hari Senin 29 November 2021 pukul 13.30 WITA- selesai bertempat di

Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Halu Oleo, Kendari.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini, yaitu 1 set alat refluks, 1 buah

batang pengaduk, 2 buah tabung reaksi, gelas kimia 100 mL, botol semprot, spatula,

botol timbang, pipet tetes, oven, corong kaca.

Sedangkan, bahan-bahan yang digunakan dalam percobaa ini adalah natrium

sulfit (Na2SO3) 10 gram, serbuk belerang 0,5 gram, HCl 0,1 M, larutan Iodin 0,1 M,

kertas saring dan aquades.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pembuatan Natrium Tiosulfat-5-Hidrat

Dimasukkan 10 gram natrium sulfit ke dalam labu refluks. Ditambahkan 50

mL aquades dan 5 gram serbuk belerang lalu direfluks selama sejam. Setelah

direfluks didinginkan larutan dan disaring. Dipindahkan filtratnya ke dalam gelas


kimia dan diuapkan sampai volumenya menjadi 20 mL. Dibiarkan sampai larutannya

dingin dan dikeringkan kristal yang terbentuk dengan menekan kristal diantara dua

kertas saring kemudian kristal ditimbang.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembuatan Natrium Tiosulfat

Tabel 1 Pembuatan Natrium Tiosulfat


No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Dimasukkan 10 gram natrium sulfit ke Natrium sulfit berwarna putih,
dalam labu refluks + 50 mL aquades + belerang berwarna kuning dan
5 gram serbuk belerang tidak larut dalam aquades
2. Direfluks selama 1,5 jam Larutan berwarna keruh dan
terdapat endapan belerang
3. Didinginkan larutan yang telah Filtratnya berwarna bening
direfluks dan disaring
4. Filtrat diuapkan hingga terbentuk Terbentuk kristal berwarna
kristal putih
5. Ditimbang berat Kristal Berat kristal = 2,6846 gram

4.2 Reaksi Lengkap

4.2.1 Reaksi pembentukan natrium tiosulfat-5-hidrat


Na2SO3 + S + 5H2O Na2S2O3.5H2O

4.2 Pembahasan

Natrium Tiosulfat (Na2S2O3) adalah salah satu jenis dari garam terhidrat.

Garam terhidrat adalah garam yang terbentuk dari senyawa-senyawa kimia yang

dapat mengikat molekul-molekul air pada suhu kamar. Ion tiosulfat dapat diperoleh

secara cepat dengan cara mendidihkan belerang dengan non sulfit atau dengan cara

mendekomposisi ion ditionit. Garam alkali tiosulfat banyak diproduksi terutama


untuk kebutuhan dibidang fotografi, dimana garam ini digunakan untuk melarutkan

perak bromida yang tidak bereaksi dalam suatu emulsi.

Percobaan yang dilakukan dengan natrium sulfit yang dilarutkan dalam air

dan ditambahkan dengan serbuk belerang akan membentuk suspense. Bentuk

polisulfur yaitu S8 (siklosulfur), dimana siklookta sulfur tersebut membentuk cincin

yang mengandung 8 atom. Cincin ini terbentuk dari bentuk struktur rombik Sehingga

ketika suspensi ini terbentuk maka dilakukan proses refluks, yang gunanya untuk

memutuskan cincin tersebut agar sulfur dapat bereaksi dengan baik. Sehingga

nantinya diperoleh Kristal yang lebih murni.

Campuran tersebut direfluks kurang lebih selama sejam, hal tersebut

dimaksudkan untuk mengubah struktur sulfur dari rombik menjadi monoklin,

sehingga dapat bereaksi dengan Na2SO3 membentuk Na2S2O3.5H2O. untuk mengubah

rombik menjadi monoklin dibutuhkan suhu yang relatif tinggi.

Sehingga dalam hal ini proses refluks sangat penting untuk dilakukan

kemudian, campuran didinginkan dan disaring. Penyaringan ini berfungsi untuk

memisahkan filtrat dengan residunya. Dimana Filtrat yang dimaksud yaitu cairan

hasil reaksi antara Na2SO3, belerang dan air yang membentuk Na2S2O3.5H2O

(senyawa yang diinginkan). Sementara residunya merupakan bahan-bahan yang tidak

bereaksi, hal ini dimaksudkan pada belerang, bahwa belerang sulit larut dalam air,

sehingga hanya sebagian yang bereaksi. Kemudian filtrat tersebut diuapkan agar

larutan lebih pekat, penguapan ini akan terjadi proses penguapan air dalam larutan

hingga ½ dari volume awalnya. Filtrat yang telah diuapkan hingga mencapai
setengahnya dan sudah mulai terbentuk Kristal kemudian didinginkan. Fungsi

pendinginan ini adalah untuk mempercepat proses pembentukan kristal, sehingga

diperoleh Kristal yang berwarna putih, dan dibawah mikroskop Kristal Na2S2O3.5H2O

berbentuk hablur yang saling menyatu tak berwarna. Sehingga didapatkan Kristal

Natrium Tiosulfat sebanyak 0,9347 gram dengan rendemen sebesar 12,08 %.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa, kristal natrium

tiosulfat 5 hidrat dapat dibuat dengan mereaksikan natrium sulfit dengan belerang

beserta air. Sehingga didapatkan Kristal Natrium Tiosulfat sebanyak 0,9347 gram

dengan rendemen sebesar 12,08 %.

5.2 Saran

Saran yang dapat saya berikan pada praktikum kali ini yaitu, diharapkan agar

setiap praktikan lebih memahami lagi prosedur kerja yang ada dalam percobaan ini

dan lebih focus lagi dalam melalukan percobaan ini agar praktikum berjalan dengan

lancer.

Anda mungkin juga menyukai