SULFAT
KELOMPOK 1
Nilai :
Paraf Asisten :
DEPOK
2019
I. TUJUAN
Menentukan sulfat (SO4) dalam air dan air limbah secara turbidimetri pada
kisaran 1 mg/L sampai dengan 40 mg/L pada panjang gelombang 420 nm.
II. DASAR TEORI Commented [MNI1]: Rapihin spasinya dan Selesain yaa!
1. Definisi Sulfat
Sulfat merupakan anion yang banyak tersedia pada lingkungan. Sulfat sendiri
terdiri dari unsur sulfur dan oksigen dan terbentuk karena oksidasi sulfur, mineral
sulfida, ataupun sulfur organik. Sulfat banyak berasal dari endapan mineral, tanah,
batuan, dan pembakaran dari bahan bakar yang mengandung sulfur. Sulfat sendiri
dapat bersifat laxative jika berlebihan, apalagi jika mengandung magnesium dan
sodium (Sutrisno, 2006).
Sulfur merupakan elemen terbanyak ke-14 pada kerak bumi dan yang ke-8 atau
9 pada sedimen (Kaplan, 1972). Unsur ini dapat berpindah dari bagian ke bagian
melalui siklus sulfur.
2. Siklus Sulfur
Siklus sulfur merupakan perubahan sulfur dari hidrogen sulfida menjadi sulfur
dioksida kemudian menjadi sulfat dan kembali menjadi hidrogen sulfida lagi.
Siklus ini diawali oleh pembentukan sulfur di kerak bumi dan atmosfer. Bentuk
sulfur secara alami adalah mineral tanah. Kerak bumi sendiri mengandung sekitar
0.06% sulfur. Sulfida logam terdapat dalam bebatuan plutonik, yaitu bebatuan yang
membeku di dalam kerak bumi. Jika bebatuan plutonik hancur ataupun lapuk, akan
menghasilkan sulfat yang kemudian mengendap dalam bentuk garam-garam sulfat.
Sementara itu, terkandung 0.05 ppm gas belerang dioksida di atmosfer. Gas ini
berasal dari emisi pembakaran bahan bakar belerang seperti minyak bumi dan
batubara. Asal bahan bakar ini ada yang secara alami ada pula dari kegiatan
manusia. Contoh sumber alaminya adalah gunung berapi dan contoh akibat
kegiatan manusia yaitu asap kendaraan dan pabrik. Gas ini kemudian terkena uap
air hujan dan berubah menjadi sulfat yang jatuh ke daratan dan perairan. Tanah
yang banyak mengandung sulfur adalah tanah-tanah berpasir, tinggi kandungan
oksida Fe dan Al, dan juga rendah kandungan bahan organik. Sementara itu,
produksi sulfat melalui dekomposisi bahan organik seperti protein akan
menghasilkan senyawa-senyawa sederhana berupa H2S dan sulfida yang saat
teroksidasi akan menjadi sulfat.
Dari tanah dan perairan, tumbuhan akan menyerap sulfat yang dikandungnya.
Bagi tumbuhan sulfat berfungsi sebagai bahan penyusun protein. Saat tumbuhan
dimakan oleh hewan atau manusia, protein ini akan berpindah kepada
konsumennya. Dalam tubuh manusia, senyawa sulfur mengalami metabolisme
yang akan diuraikan oleh bakteri dalam lambung. Ketika tumbuhan mati maka akan
diuraikan menjadi H2S dan sulfida. Begitu juga untuk hewan, ketika diuraikan akan
menghasilkan gas yang sama. Gas hidrogen sulfida sebagian akan tetap di tanah
dan sebagian lainnya berpindah ke udara. Sebagian yang tetap di tanah akan
berubah menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur oksida. Ion sulfat akan diserap
kembali oleh tanaman. Sementara itu, sebagian gas hidrogen sulfida yang ada di
udara akan bersenyawa dengan oksigen dan membentuk sulfur oksida. Ketika
sulfur oksida bereaksi kembali dengan oksigen dan juga air, terbentuklah asam
sulfat (H2SO4) yang saat jatuh ke bumi akan menyebabkan hujan asam. Selain
penyebab alami tersebut, hujan asam dapat disebabkan polusi udara. H2SO4 yang
jatuh akan dipecah oleh bakteri menjadi ion sulfat, yang lalu akan diserap lagi oleh
tumbuhan. Begitulah seterusnya siklus sulfur akan terjadi selama komponen
penting seperti tumbuhan masih ada (Anonim, 2015).
3. Metode Perhitungan Sulfat
Dalam menentukan kadar sulfat, terdapat beberapa metode. Metode pertama
adalah spektrofotometri. Metode spektrofotometri menggunakan alat yang
bernama spektrofotometer yang terdiri dari spektrometer dan fotometer.
Spektrometer dapat menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang
tertentu sementara fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Maka dari itu, spektrofotometer digunakan
untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan,
direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan
dari spektrometer yaitu panjang gelombang dari sinar putih dapat terseleksi dan ini
didapat dengan alat pengurai seperti prisma, grating, ataupun celah optis (Khopkar,
1990).
Hukum yang mendasari metode spektrofotometri yaitu Hukum Lambert dan
Hukum Beer. Hukum Lambert menyatakan bahwa jika cahaya monokromatik
melewati medium tembus cahaya, laju berkurangnya intensitas oleh bertambahnya
ketebalan berbanding lurus dengan intensitas cahaya. Sementara itu, Hukum Beer
menyatakan bahwa intensitas berkas cahaya monokromatik berkurang secara
eksponensial dengan bertambahnya konsentrasi zat penyerap secara linier (Sari,
2008).
Metode selanjutnya adalah metode turbidimetri. Metode ini sudah termasuk ke
dalam Standar Nasional Indonesia dan juga ISO, ASTM, BSN, dan sebagainya
(Utami, 2017). Turbidimetri adalah analisis kuantitatif yang didasarkan pada
pengukuran kekeruhan dari suatu larutan akibat partikel yang terdapat dalam
larutan. Partikel-partikel ini akan menghamburkan cahaya ke segala arah. Analisa
kuantitatif didasarkan pada intensitas cahaya yang diteruskan setelah melalui
partikel-partikel yang ada. Intensitas cahaya yang dipantulkan adalah fungsi
konsentrasi jika kondisi lainnya konstan. Metode ini dapat dilakukan dengan
pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas
yang datang dan pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman ketika cahaya yang
mulai tidak tampak di dalam lapisan medium yang keruh (Sadrakhman Zega,
2017). Turbiditas berbanding lurus terhadap konsentrasi dan ketebalan (Yeni,
2014). Percobaan metode turbidimetri menentukan kadar ion sulfat pada sampel
dengan pemantulan BaSO4 sebagai fase dispersi. Sebelum digunakan, turbidimeter
dikalibrasi terlebih dahulu dengan larutan standar yang turbiditasnya telah
diketahui.
4. Bentuk-Bentuk Sulfat di Alam
V. DATA PENGAMATAN
VII. ANALISA
Analisa Percobaan
- Memasukan 2 mL larutan kondisi ke dalam Erlenmeyer :
membuat suasana larutan sesuai dengan kebutuhan zat sulfat
agar bereaksi
- Menambahkan BaCl2 : agar sulfat bereaksi dan berikatan dengan
bacl sehingga membentuk koloid tersuspensi
- Mengaduk : untuk meratakan larutan
Deret sulfat
Analisa Kesalahan
epa.gov