I. PENDAHULUAN
A. Standar Acuan dan Referensi
ASTM D 1833 "Standard Test Methods for CBR (California
Bearing Ratio) Laboratory-Compacted Soils”
AASHTO T 193 “Standard Method of Test for The California
Bearing Ratio”
SNI 1744:1989 “Metode Pengujian CBR Laboratorium”
1
[California Bearing Ratio]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
8. Aluminium can
9. Stopwatch
10. Beban logam berbentuk lingkaran (± 10 lbs)
11. Bak air
12. Piringan berlubang dengan dial pengukur swell
13. Mesin uji CBR
14. Alat Extruder
P M (LRC )
σ= =
A A
2
[California Bearing Ratio]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
3
[California Bearing Ratio]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
E. Teori Tambahan
II. PRAKTIKUM
A. Persiapan Praktikum
1. Menyiapkan 3 plastik sampel tanah lolos saringan No. 4
ASTM seberat 5 kg.
2. Merancanakan kadar air pada masing-masing kantong. Kadar
air ini divariasikan -2% s/d -2.5% dari kadar air optimum.
Untuk membuat kadar air yang diinginkan, praktikan mencari
kadar air awal terlebih dahulu. Kemudian menambahkan air
dengan volume tertentu (V) untuk mencapai kadar air yang
diinginkan dengan menggunakan persamaan berikut:
Wx−W 0
Vadd= ×100 % (1.3)
1+W 0
3. Setelah praktikan mencampur sampel tanah dengan air
hingga merata, mendiamkan/memeram sampel tanah tersebut
selama ± 24 jam sebelum dilakukan proses pemadatan.
B. Jalannya Praktikum
1. Memadatkan sampel tanah seperti pada percobaan
Compaction
2. Melakukan penetrasi sampel pada kondisi Unsoaked.
a. Menimbang mould dan tanah, kemudian meletakkannya
pada mesin CBR dan memberikan beban ring diatas
permukaan sampel tanah. Meletakkan piston ditengah-
tengah beban ring sehingga menyentuh permukaan
tanah.
b. Memeriksa dan mengatur coading dan dial sehingga
menjadi nol.
c. Melakukan penetrasi dengan penurunan konstan 0.05"
per menit.
4
[California Bearing Ratio]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Mould 1
152,1 118,75
152,15 117,7
5
[California Bearing Ratio]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Mould 2
Tinggi
Diameter (mm) Berat (gr)
(mm)
152,12 113,19
Mould 3
Tinggi Berat
Diameter (mm)
(mm) (gr)
152,17 114,45
6
[California Bearing Ratio]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Sampel Sampel
Sampel
43% 45,5%
48%
Tabel 7. Data Pengamatan Berat Mould dan Tanah pada Kondisi Soaked
a. Unsoaked
7
[California Bearing Ratio]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Berat can dan tanah setelah dioven (gr) 91,9 62,6 68,8
b. Soaked
Tabel 9. Data Pengamatan Berat Can dan Tanah pada Kondisi
Soaked
Berat can dan tanah setelah dioven (gr) 286,5 226,7 295,6
Sampel Sampel
Sampel
43 % 45,5 %
Penetrasi (in) 48 %
Pressure
Pressure Dial Pressure Dial
Dial
8
[California Bearing Ratio]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
0,1 10 13 3
0,125 11,5 15 3,2
0,15 13 16,5 3,5
0,175 14,5 18 3,9
0,2 16 19 4
Sumber: Pengolahan Data Penulis, 2019
b. Soaked
Sampel Sampel
Sampel
Penetrasi (in) 43 % 45,5 %
48 %
0,05 8 7 1,5
0,175 11 11 3,2
B. Perhitungan
Volume mould
Volume mould dapat dicari menggunakan rumus
1 4
V= π d t
4
sehingga didapatkan volume tiap sampelnya sebagai berikut :
9
[California Bearing Ratio]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
43% 2154855,71
45,5% 2070161,37
48% 2099049,11
Sumber: Pengolahan Data Penulis, 2019
15,3
Wawal ꞊ × 100 %
70,8
Wawal ꞊ 21,61 %
Dengan keterangan :
10
[California Bearing Ratio]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
0,43−0,216
Vadd= ×5000 gr
1+0,216
Vadd=879,93 ml
b. Sampel 2 (45,5%)
0,455−0,216
Vadd= ×5000 gr
1+0,216
Vadd=982,73 ml
c. Sampel 3 (48%)
0,48−0,216
Vadd= ×5000 gr
1+0,216
Vadd=1085,52 ml
43 % 37,65 %
45,5 % 51,97 %
48 % 49,55 %
b. Soaked
Tabel 14. Perhitungan Kadar Air Kondisi Soaked
11
[California Bearing Ratio]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
43 % 46,52 %
45,5 % 50,29 %
48 % 52,35 %
12
[California Bearing Ratio]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
P M ( LRC )
σ= = (1.2)
A A
Dengan keterangan :
A = Luas Piston = 3 in2
P = M. LRC
M = dial reading
13
[California Bearing Ratio]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Dari data tersebut, dapat dibuat grafik hubungan penetrasi dan tegangan pada
kondisi Unsoaked dan soaked dengan kadar air 43 %
80
Soaked
60 unsoaked
40
20
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
Penetrasi
b. Sampel 2 (45,5%)
14
[California Bearing Ratio]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Dari data tersebut, dapat dibuat grafik hubungan penetrasi dan tegangan pada
kondisi Unsoaked dan soaked dengan kadar air 45,5 %
100
Soaked
80
Unsoaked
60
40
20
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
Penetrasi
c. Sampel 3 (48%)
15
[California Bearing Ratio]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Dari data tersebut, dapat dibuat grafik hubungan penetrasi dan tegangan pada
kondisi Unsoaked dan soaked dengan kadar air 48 %
30
25
Tegangan (psi)
20
Soaked
15 Un-
soaked
10
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
Penetrasi
Dari nilai tegangan yang didapat di ketiga sampel, dapat dibuat grafik hubungan
antara penetrasi dan tegangan dari ketiga sampel tersebut berdasarkan kondisi
Unsoaked dan kondisi soaked
(a) Kondisi Unsoaked
16
[California Bearing Ratio]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Tegangan (psi)
100 43%
80 45,5%
60 48%
40
20
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
Penetrasi
60 43%
50 45,5%
40 48%
30
20
10
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
Penetrasi
17
[California Bearing Ratio]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
a. 43 %
Sampel 1 (43%)
Waktu
(jam) Swell
Perubahan (in)
(%)
1 12 0,02
2 22,5 0,04
24 61 0,13
48 72 0,15
72 86 0,18
96 94 0,20
Sumber: Pengolahan Data Penulis, 2019
b. 45,5 %
Sampel 2 (45,5%)
Waktu
(jam)
Perubahan (in) Swell (%)
1 1 0,002
2 1,5 0,003
24 21 0,04
48 32 0,07
72 44 0,098
96 51 0,11
Sumber: Pengolahan Data Penulis, 2019
c. 48 %
Sampel 3 (48%)
Waktu
(jam)
Perubahan (in) Swell (%)
1 1 0,002
18
[California Bearing Ratio]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
2 13 0,02
24 17 0,03
48 26 0,05
72 78 0,17
96 97 0,21
Sumber: Pengolahan Data Penulis, 2019
Dari perhitungan nilai swelling pada setiap sampel tersebut dapat dibuat
grafik sebagai berikut :
0.2
Swelling (%)
0.15 43%
0.1 45,5%
48%
0.05
0
0 20 40 60 80 100 120
Waktu (jam)
CBR (%)
Penetrasi
43,00% 0,455 48,00%
(in)
Unsoaked Soaked Unsoaked Soaked Unsoaked Soaked
0,1 7,74 7,35 10,06 7,58 2,32 1,93
19
[California Bearing Ratio]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
IV. ANALISIS
A. Analisis Percobaan
Percobaan Praktikum Mekanika Tanah modul California
Bearing Ratio memiliki tujuan untuk mendapatkan nilai CBR
pada kepadatan kadar air tententu dan mengetahui jumlah
swelling dari sampel tanah pada kondisi soaked. Pada praktikum
ini, praktikan akan menguji sampel tanah dengan dua kondisi
yaitu Unsoaked condition (sampel dalam keadaan kering) dan
soaked condition (Sampel dalam keadaan telah terendam air).
Pada praktikum ini, terdapat beberapa alat yang praktikan
gunakan seperti Mould, Hammer, Sendok pengaduk tanah,
Pisau baja, timbangan oven, Aluminium can, stopwatch, Wadah
untuk mencampur tanah dengan air, beban logam, Extruder,
sampel tanah yang lolos saringan no.4 ASTM sebesar 5kg,
mesin uji CBR, Piringan berlubang dengan dial untuk mengukur
nilai swell
20
[California Bearing Ratio]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
21
[California Bearing Ratio]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
22
[California Bearing Ratio]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
B. Analisis Hasil
CBR (%)
Penetrasi
43,00% 0,455 48,00%
(in)
Unsoaked Soaked Unsoaked Soaked Unsoaked Soaked
0,1 7,74 7,35 10,06 7,58 2,32 1,93
0,2 8,25 5,77 9,80 5,93 2,06 1,80
23
[California Bearing Ratio]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
V. KESIMPULAN
Tanah yang praktikan dapatkan pada sampel pertama dan kedua
merupakan tanah yang tak layak pakai dikarenakan kualitas yang
kurang baik. Mungkin tanah tersebut bisa digunakan sebagai subbase
dan subgrade.
Tanah ketiga yang praktikan dapatkan pada sampel ketiga kualitasnya
sangat buruk sehingga hanya bisa gunakan sebagai tanah subgrade
VI. APLIKASI
CBR Lapangan Dapat digunakan untuk mendapatkan nilai CBR
pada saat perencanaan pembuatan gedung .
CBR Lapangan Rendaman yang biasa digunakan sebagai
penentu daya dukung tanah di daerah yang lapisan tanah
dasarnya tidak akan dipadatkan kembali.
VII. REFERENSI
Buku Pedoman Praktikum Mekanika Tanah, Laboratorium Mekanika
Tanah, Depok.
24
[California Bearing Ratio]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
VIII. LAMPIRAN
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019
25
[California Bearing Ratio]