Anda di halaman 1dari 16

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN

TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan pada praktikum ini adalah mengetahui kadar sulfat yang
terdapat pada suatu sampel.

1.2 Metode Percobaan

Metode percobaan yang digunakan pada praktikum ini adalah metode


spektrofotometri.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan pada praktikum ini adalah ion sulfat dalam air dengan
penambahan kristal BaCl2 akan membentuk koloid tersuspensi (kekeruhan).
Semakin tinggi konsentrasi sulfat maka cairan akan semakin keruh. Kekeruhan
yang terjadi diukur dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 420
nm.
Reaksi:

SO42- + Ba2+ → BaSO 4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Sulfat

Sulfat merupakan unsur yang dibutuhkan oleh organisme autrotof dan bakteri
heterotrof serta jamur sebagai sumber nutrisi untuk memenuhi kebutuhan unsur

NURRIFDA ANGGUN SARTIKA 2110941010


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
belerang. Melalui
Kampus Unand prosesPadang
Limau Manis, reduksi
25163dari sulfat (asimilasi sulfat) akan

dihasilkan H2S. Dalam kondisi anaerob, sulfat akan dimanfaatkan oleh bakteri
desulfurikan (bakteri heterotrof) dalam proses respirasi. Sulfat penting dalam
penyediaan air untuk umum maupun untuk industri, karena kecenderungan air
untuk mengandungnya dalam jumlah yang cukup besar untuk membentuk kerak
air yang keras pada ketel dan alat pengubah panas. Sulfat merupakan suatu bahan
yang perlu dipertimbangkan, sebab secara langsung merupakan “penanggung
jawab” dalam dua masalah yang serius yang sering dihubungkan dengan
penanganan dan pengolahan air bekas (Sinaga, 2016).

Sulfat merupakan sejenis anion poliatom dengan rumus SO 42- yang memiliki
massa molekul 96,06 g/mol. Ion sulfat terdiri dari atom pusat sulfur yang
dikelilingi oleh empat atom oksigen dalam susunan tetrahedral. Ion sulfat
bermuatan negatif dua dan merupakan basa konjugat dari ion hidrogen sulfat
(bisulfat), HSO4- dan yang merupakan basa konjugat dari asam sulfat, H2SO4.
Sulfat dapat digunakan untuk menyebut garam dari asam sulfat dan senyawa lain
yang terbuat dari asam tersebut (Sinaga, 2016).

Pada perairan yang tidak mengalami pencemaran umumnya ditemukan


konsentrasi sulfat antara 10-30 mg/L. Namun akibat kelarutan yang tinggi dari
gips, dapat menyebabkan konsentrasi sulfat dalam air mencapai 100 mg/L. Hal ini
sering dijumpai pada perairan yang substratnya banyak mengandung gips. Dengan
demikian maka konsentrasi sulfat yang tinggi dalam ekosistem air kemungkinan
besar disebabkan oleh aspek geologis. Selain itu emisi pencemar udara melalui
curah hujan juga dapat memberikan kontribusi bagi konsentrasi sulfat dalam air,
meskipun proporsinya relatif sedikit (Sinaga, 2016)

2.2 Sumber Sulfat di Perairan

Dalam daur sulfur atau siklus belerang, untuk merubah sulfur menjadi senyawa
belerang lainnya setidaknya ada dua jenis proses yang terjadi, yaitu melalui reaksi
antara sulfur, oksigen dan air serta oleh aktivitas mikroorganisme. Beberapa
mikroorganisme yang berperan dalam siklus sulfur adalah dari golongan bakteri,
antara lain adalah bakteri desulfomaculum dan bakteri desulfibrio yang akan
mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H 2S). Kemudian

NURRIFDA ANGGUN SARTIKA 2110941010


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
H2S digunakan
Kampus oleh
Unand Limau bakteri
Manis, Padangfotoautotrof
25163 anaerob (chromatium) dan
melepaskan sulfur serta oksigen. Kemudian sulfur dioksidasi, yang terbentuk di
ubah menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof (Widyaningsih, 2013).

Sulfur pada air dapat berasal dari siklus sulfur atau belerang. Siklus sulfur adalah
perubahan sulfur dari hidrogen sulfida menjadi sulfur dioksida lalu menjadi sulfat
dan kembali menjadi hidrogen sulfida lagi. Sulfur di alam ditemukan dalam
berbagai bentuk. Dalam tanah sulfur ditemukan dalam bentuk mineral, di udara
dalam bentuk gas sulfur dioksida dan didalam tubuh organisme sebagai penyusun
protein (Widyaningsih, 2013).

2.3 Dampak Sulfat

Senyawa sulfur dalam bentuk gas akan berdampak buruk bagi kesehatan jika
terhirup. Sulfur sendiri jika telah bereaksi dengan oksigen dan membentuk
senyawa sulfat, ketika terbawa oleh uap air ke angkasa, maka akan menyebabkan
terjadinya hujan asam. Berdasarkan hasil observasi, ditemukan bahwa keadaan air
laut di pesisir pantai telah mengalami perubahan fisik seperti meningkatnya suhu
air, bebatuan dan pasir di dasar air tampak kehitaman. Dilihat dari segi biologis, di
kawasan pesisir pantai tersebut tidak ditemukan satupun hewan maupun
tumbuhan seperti ikan-ikan kecil dan tumbuhan laut. Selain itu, karena limbah
buangan yang panas yang membuat air laut hangat, oleh warga setempat
digunakan sebagai tempat permandian. Masyarakat tidak menyadari bahwa
penyebab utama air hangat yang mereka gunakan sama dengan penyebab
rusaknya perairan tersebut, yaitu adanya limbah yang mengandung bahan-bahan
kimia berbahaya yang diperoleh dari batu bara yang mengandung sulfur. Selain
itu, jika senyawa tersebut bereaksi dengan hidrogen di udara, akan terbentuk
senyawa H2SO4 (asam sulfat) yang menyebabkan terjadinya hujan asam
(Nurhidayah, 2018).

2.4 Metode Spektrofotometri

Spektofometri adalah penyerapan energi cahaya oleh spesi kimia, memungkinkan


kecermatan lebih besar dalam perincian dan pengukuran kuantitatif. Metode ini
hanya dapat menentukan senyawa yang berwarna sedangkan senyawa tak

NURRIFDA ANGGUN SARTIKA 2110941010


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
berwarna dapat
Kampus Unand Limaudibuat berwarna
Manis, Padang 25163 dengan mereaksikannya dengan

pereaksi yang menghasilkan senyawa berwarna. Sumber radiasi untuk


spektroskopi UV-Vis adalah lampu tungsten. Cahaya yang dipancarkan sumber
radiasi adalah cahaya polikromatik. Cahaya polikromatik UV akan melewati
monokromator (alat untuk menghasilkan berkas radiasi dengan satu panjang
gelombang). Radiasi yang melewati sampel akan ditangkap oleh detektor yang
berguna untuk mendeteksi cahaya yang melewati sampel. Cahaya yang lewat tadi
diubah menjadi arus listrik yang dapat dibaca melalui rekorder dalam bentuk
transmitansi absorbansi atau konsentrasi. Monokromator radiasi UV, sinar
tampak, dan inframerah mempunyai celah (slit), lensa, cermin dan perisai atau
grating. Wadah sampel disebut sel atau kuvet. Kuvet terbuat dari kuarsa, baik
untuk spektrofotometri UV dan spektrofotometri sinar tampak (kuvet plastik)
(Greenberg, 1992).

Pada umumnya ada beberapa jenis spektrofotometer yang sering digunakan dalam
analisis secara kimiawi, antara lain (Greenberg, 1992):
1. Spektrofotometri Vis. Sumber energi cahaya spektrofotometri ini adalah cahaya
tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum elektromagnetik yang
dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah
380 sampai 750 nm.
2. Spektrofotometri UV (ultraviolet). Spektrofotometri UV berdasarkan interaksi
sample dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm,
sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium.
3. Spektrofotometer UV-Vis. Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara
spektrofotometri UV dan Visible. Spektrofotometri UV-Vis ini menggunakan
dua buah sumber cahaya berbeda yaitu, sumber cahaya UV dan sumber cahaya
visible. Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya
satu sumber sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang
dilengkapi dengan monokromator.

Metode spektrofotometri UV-Vis telah banyak digunakan untuk analisis


konsentrasi sulfat, ammonium, dan fosfat. Konsentrasi analit dalam sampel dapat
dihitung berdasarkan nilai absorbansi yang dihasilkan oleh spektrofotometer.
Prinsip analisis konsentrasi sulfat menggunakan spektrofotometri adalah sampel

NURRIFDA ANGGUN SARTIKA 2110941010


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
air direaksikan
Kampus dengan
Unand Limau larutan
Manis, Padang buffer
25163 A yang bersifat asam agar sulfat

dapat larut dalam mineral, kemudian ditambahkan BaCl2 menjadikan suspensi


BaSO4, adanya anion sulfat ditandai dengan terbentuknya endapan putih.
Kemudian dibaca pada panjang gelombang maksimum 420 nm. Dalam review
artikel ini, dikaji mengenai metode spektrofotometri dalam pengukuran
konsentrasi sulfat dan aplikasi metode spektrofotometri untuk pengukuran
konsentrasi sulfat yang terdapat dalam beberapa jenis sampel air (Jannah, 2021).

2.5 Teknologi Pengolahan Sulfat

Secara umum terdapat dua metode yang dapat digunakan dalam pengolahan
limbah cair, yaitu teknologi pengolahan aktif dan teknologi pengolahan pasif.
Pada teknologi pengolahan aktif (active treatment), proses-proses yang digunakan
adalah netralisasi, aerasi dan pengendapan. Netralisasi adalah proses penambahan
bahan kimia untuk menetralisir pH air agar proses penghilangan besi di air dapat
berjalan dengan baik. Proses aerasi adalah penambahan oksigen dalam air asam
agar besi yang terdapat di dalam air asam bereaksi dengan oksigen dimana
selanjutnya Fe akan dipisahkan melalui proses pengendapan dengan penambahan
bahan kimia koagulan (Harahap, 2017).

Teknologi pengolahan aktif selanjutnya yaitu proses koagulasi. Proses koagulasi


dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama yaitu koagulasi partikel-partikel kotoran
menjadi flok-flok yang masih halus/kecil dengan cara pengadukan cepat segera
setelah koagulan dibubuhkan. Tahap ini disebut dengan pencampuran cepat dan
prosesnya dilakukan pada bak pencampur cepat (mixing basin). Tahap selanjutnya
adalah proses pertumbuhan flok agar menjadi besar dan stabil, yaitu dengan cara
pengadukan lambat pada bak flokulator (Harahap, 2017).

Selanjutnya yang kedua adalah teknologi pengolahan secara pasif (passive


treatment). Pada teknologi pengolahan secara pasif ini, air limbah diolah tanpa
membutuhkan bahan kimia dan hanya menggunakan proses kimia dan biologi
yang terjadi secara alami di alam. Salah satu teknologi pengolahan pasif untuk
limbah cair yang dapat digunakan antara lain adalah rawa buatan (constructed
wetland). Rawa Aerobik (Aerobic Wetland) yang merupakan salah satu jenis rawa
buatan (constructed wetland) merupakan suatu sistem rawa yang rawanya

NURRIFDA ANGGUN SARTIKA 2110941010


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
ditanami dengan
Kampus Unand Typha
Limau Manis,dan tanaman
Padang 25163 rawa lainnya dengan kedalaman <

30 cm, dengan sedimen impermiabel yang terdiri dari tanah, lempung, mine spoil.
Rawa aerobik cocok dipilih untuk kondisi air yang nett alkaline, karena sistem ini
memberikan aerasi pada air kolam yaitu dengan adanya zona perakaran dari
vegetasi (Harahap, 2017).

2.6 Peraturan Terkait Sulfat

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, baku mutu
air diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kelas, yaitu:
1. Kelas satu merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku
air minum, dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut;
2. Kelas dua merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air
untuk mengairi pertanaman, dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
3. Kelas tiga merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman,
dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut;
4. Kelas empat merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
mengairi pertanaman dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup telah
ditetapkan baku mutu konsentrasi sulfat di perairan.

Tabel 2.1 Baku Mutu Air Nasional Menurut PP No. 22 Tahun 2021
Kelas
Parameter Satuan Keterangan
I II III IV
Sulfat (SO42-) mg/L 300 300 300 400
Sumber : Peraturan Pemerintah No.22 Tahun 2021

NURRIFDA ANGGUN SARTIKA 2110941010


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat

Alat-alat yang digunakan pada praktikum sulfat ini antara lain adalah:
1. Magnetic Stirrer 1 set
Berfungsi untuk mengaduk larutan atau sampel yang bertujuan untuk
menghomogenkan larutan tersebut;
2. Gelas ukur 10 ml, 25 ml, 50 ml, masing-masing 1 buah
Berfungsi untuk mengukur volume cairan atau larutan yang akan digunakan;

NURRIFDA ANGGUN SARTIKA 2110941010


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
3. Kertas
Kampus saring
Unand Limaudiameter 125 mm
Manis, Padang 25163

Berfungsi untuk memisahkan atau menyaring partikel yang tersuspensi


dengan cairan;
4. Beaker glass 250 ml 2 buah
Berfungsi untuk mengukur dan mencampurkan bahan yang akan dianalisa
dalam praktikum;
5. Beaker glass 200 ml 1 buah
Berfungsi untuk mengukur dan mencampurkan bahan yang akan dianalisa
dalam praktikum dalam volume sedang;
6. Beaker glass 100 ml 4 buah
Berfungsi untuk mengukur dan mencampurkan bahan yang akan dianalisa
dalam praktikum dalam volume kecil;
7. Labu ukur 100 ml 6 buah
Berfungsi untuk pengenceran suatu bahan ataupun larutan sampel;
8. Corong
Berfungsi untuk pemindahan cairan dari suatu wadah ke wadah lain dan
membantu proses penyaringan dengan kertas saring;
9. Pipet tetes 2 buah
Berfungsi untuk mengambil larutan sampel dalam jumlah kecil dan membantu
pemindahan sampel;

10. Spatula
Berfungsi untuk mengambil dan memindahkan sampel yang akan di uji;
11. Kuvet spektro
Berfungsi untuk wadah larutan yang akan di ukur absorbsinya pada alat
spektrofotometer.

3.2 Bahan dan Reagen

3.2.1 Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:


1. Larutan standar sulfat dari K2SO4

NURRIFDA ANGGUN SARTIKA 2110941010


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Berfungsi
Kampus Unand sebagai larutan
Limau Manis, induk
Padang atau
25163 untuk pembuatan larutan standar
sulfat dengan berbagai variasi konsentrasi;
2. Kristal BaCl2
Berfungsi sebagai bahan yang akan mengendapkan ion sulfat dalam suasana
asam;
3. Sampel
Berfungsi sebagai cairan yang akan diuji kandungan sulfatnya.

3.2.2 Reagen

Reagen yang digunakan pada praktikum ini adalah larutan Salt Acid yang
berfungsi sebagai larutan buffer untuk menstabilkan pH larutan standar dan juga
larutan sampel yang akan diuji.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Larutan Sampel

Cara kerja pada percobaan ini adalah :


1. 50 ml sampel air disiapkan dan disaring ditambahkan kristal BaCl2
secukupnya dan 10 ml salt acid;
2. Larutan dikocok dengan magnetic mixer dan dibiarkan selama 5 menit;
3. Kemudian, dipindahkan larutan sampel ke dalam kuvet spektro dan
dimasukkan kedalam spektrofotometri untuk diukur nilai absorbannya dengan
panjang gelombang 420 nm.

3.3.2 Larutan Standar

1. Larutan standar dibuat dengan konsentrasi 0 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm,


40 ppm dan 50 ppm;
2. Disiapkan labu ukur 100 ml sebanyak 6 buah yang telah diberi label untuk tiap
konsentrasi berbeda;
3. Dimasukkan sedikit aquadest pada tiap labu ukur, dan untuk konsentrasi 0
ppm dimasukkan aquadest hingga volumenya menjadi 100 ml;
4. Ditambahkannya larutan stok kedalam labu ukur 10 ppm sampai 50 ppm
dengan volume masing-masing 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, dan 5 ml secara
berurutan;

NURRIFDA ANGGUN SARTIKA 2110941010


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
5. Kemudian,
Kampus ditambahkan
Unand Limau Manis, Padanglagi
25163aquadest hingga volume larutan

menjadi 100 ml;


6. Setiap 50 ml pada masing-masing labu ukur dipindahkan ke dalam beaker
glass;
7. Selanjutnya, secara bergantian beaker glass diletakkan di atas magnetik stirer,
ditambahkan kristal BaCl2 secukupnya dan 10 ml salt acid dan dihomogenkan;
8. Setiap larutan dipindahkan ke dalam kuvet spektro dan dimasukkan ke dalam
spektrofotometer untuk dianalisis absorbanna dengan panjang gelombang 420
nm.

3.4 Rumus

Adapun rumus yang digunakan dalam praktikum sulfat ini adalah rumus
pengenceran, yaitu:
V1 × M 1 = V2 × M2

Keterangan:
M1 = Konsetrasi awal
M2 = Konsentrasi akhir
V1 = Volume awal
V2 = Konsentrasi akhir

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data

Berikut data yang didapatkan dari hasil praktikum :

4.1.1 Larutan Standar

Tabel 4.1 Tabel Larutan Standar


Konsentrasi (ppm) (X) Absorban (Y)
0 0,067
10 0,074
20 0,076
30 0,089
40 0,112

NURRIFDA ANGGUN SARTIKA 2110941010


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
50 0,118
Sumber: Data Hasil Pratikum Kimia Lingkungan, 2022

4.1.2 Larutan Sampel

Tabel 4.2 Larutan Sampel


Jenis Larutan Absorban
Sampel 0,086
Sumber: Data Hasil Pratikum Kimia Lingkungan, 2022

4.2 Perhitungan

Untuk pengenceran menggunakan rumus:


V1 × M 1 = V2 × M2
1. Volume Pembuatan Larutan Standar Konsentrasi 0 ppm:
V1 × M 1 = V2 × M2
V1 × 1000 ppm =100 m l × 0 ppm
V1 = 0 m l
2. Volume Pembuatan Larutan Standar Konsentrasi 10 ppm:
V1 × M 1 = V2 × M2
V1 × 1000 ppm =100 m l × 10 ppm
V1 = 1 m l
3. Volume Pembuatan Larutan Standar Konsentrasi 20 ppm:
V1 × M 1 = V2 × M2
V1 × 1000 ppm =100 m l× 2 0 ppm
V1 = 2 m l
4. Volume Pembuatan Larutan Standar Konsentrasi 30 ppm:
V1 × M 1 = V2 × M2
V1 × 1000 ppm =100 m l× 3 0 ppm
V1 = 3 m l
5. Volume Pembuatan Larutan Standar Konsentrasi 40 ppm:
V1 × M 1 = V2 × M2
V1 × 1000 ppm =100 m l× 4 0 pp m
V1 = 4 m l
6. Volume Pembuatan Larutan Standar Konsentrasi 50 ppm:

NURRIFDA ANGGUN SARTIKA 2110941010


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

V1 × M 1 = V2 × M2
V1 × 1000 ppm =100 m l× 5 0 ppm
V1 = 5 m l

Tabel 4.3 Perhitungan Pengenceran Larutan Standar


Nomor M1 (ppm) V1 (ml)
1 1000 0
2 1000 1
3 1000 2
4 1000 3
5 1000 4
6 1000 5
Sumber: Data Hasil Praktikum Kimia Lingkungan, 2022

Berikut grafik hubungan konsentrasi terhadap absorban yang telah dilakukan:

Grafik 4.1 Hubungan Konsentrasi Larutan Standar terhadap Absorban


0.14
0.12
f(x) = 0.00109142857142857 x + 0.0620476190476191
0.1 R² = 0.92760096622452
Absorban

0.08
0.06
0.04
0.02
0
0 10 20 30 40 50 60

Larutan Standar (ppm)

Persamaan untuk mendapatkan kurva regresi linear, yaitu:


y = 0,0011x+ 0,062

Keterangan:

x = konsentrasi
y = absorban

Dapat ditentukan konsentrasi sulfat pada larutan sampel sebagai berikut:


y = 0,0011x + 0,062
0,086 = 0,0011x + 0,062
x = 21,8182 mg/L

NURRIFDA ANGGUN SARTIKA 2110941010


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Konsentrasi sulfat Manis,
Kampus Unand Limau yangPadang
didapatkan
25163 dari sampel praktikum adalah

sebesar 21,8182 mg/L.

4.3 Pembahasan

Praktikum sulfat ini menggunakan sampel air dari irigasi yang terletak di
Kelurahan Cupak Tangah, Kecamatan Pauh, seberang SMA Negeri 9 Padang.
Masyarakat sekitar menggunakan air irigasi sebagai sumber air untuk kegiatan
mencuci, seperti mandi, cuci baju, cuci motor, mengisi kolam ikan, untuk perairan
sawah sekitar, sampai kegiatan MCK. Pengambilan sampel dilakukan pada hari
Jum’at, 23 September 2022, pada pukul 14.48 WIB. Nilai DO yang didapatkan
pada sampel yaitu 4,3 mg/L dan pH yaitu 7,46. Berdasarkan hasil perhitungan

NURRIFDA ANGGUN SARTIKA 2110941010


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
yang
Kampustelah
Unand dilakukan,
Limau Manis,didapatkan
Padang 25163 konsentrasi sulfat dalam larutan

sampel sebesar 21,8182 mg/L.

Pada praktikum sulfat, sampel air yang diambil dari irigasi digolongkan pada
kelas dua sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Nilai baku
mutu yang telah ditetapkan pada peraturan diatas untuk konsentrasi sulfat yang
diperbolehkan adalah 300 mg/L pada perairan. Berdasarkan hasil percobaan
didapatkan nilai konsentrasi sulfat pada sampel sebesar 21,8182 mg/L, maka
dapat disimpulkan bahwa sampel yang diuji masih memenuhi baku mutu yang
telah ditetapkan. Dengan demikian, air irigasi tersebut layak digunakan untuk
kegiatan mencuci bagi masyarakat dan tidak berdampak negatif terhadap
lingkungan.

Senyawa sulfur dalam bentuk gas akan berdampak buruk bagi kesehatan jika
terhirup. Pada praktikum sulfat ini, sampel diambil dari air irigasi yang dimana
sumber sulfat pada air tersebut berasal dari air limbah domestik dan air limbah
pencucian motor yang mana akan masuk ke dalam sungai dan akan menguap
menjadi hujan. Air hujan yang terpolusi oleh gas SOx akan membentuk asam
sulfat (H2SO4) yang dapat menyebabkan hujan asam. Hujan asam memiliki
dampak bagi lingkungan berupa rusaknya bangunan, monumen, peralatan publik
hingga tanaman karena bersifat korosif. Bahkan hujan asam akan berdampak bagi
kesehatan manusia yang dapat mengganggu sistem pernapasan manusia, bahkan
dapat menyebabkan kematian.

Teknologi pengolahan limbah cair, yaitu teknologi pengolahan aktif dan teknologi
pengolahan pasif. Pada teknologi pengolahan aktif (active treatment), proses-
proses yang digunakan adalah netralisasi, aerasi dan pengendapan. Netralisasi
adalah proses penambahan bahan kimia untuk menetralisir pH air agar proses
penghilangan besi di air dapat berjalan dengan baik. Proses aerasi adalah
penambahan oksigen dalam air asam agar besi yang terdapat di dalam air asam
bereaksi dengan oksigen dimana selanjutnya Fe akan dipisahkan melalui proses
pengendapan dengan penambahan bahan kimia koagulan.

NURRIFDA ANGGUN SARTIKA 2110941010


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Peran
KampusSarjana Teknik
Unand Limau Lingkungan
Manis, adalah dengan menciptakan teknologi
Padang 25163

yang lebih berkualitas dalam penentuan kadar, pengendalian dan pengolahan


sulfat pada suatu perairan. Peran Sarjana Teknik Lingkungan sangat dibutuhkan
untuk meningkatkan kualitas dari lingkungan agar dapat terciptanya lingkungan
yang bermutualisme dengan manusia maupun makhluk hidup lainnya. Sarjana
Teknik Lingkungan juga diupayakan dapat menciptakan sewerage system dimana
unit-unit yang bekerja dalam sistem pengolahan harus dapat berkolerasi positif
terhadap lingkungan dan tidak menyebabkan self purification pada sungai atau
perairan terganggu. Selain itu, Sarjana Teknik Lingkungan juga dapat
memberikan acuan kepada pemerintah dalam menangani pencemaran sulfat dalam
suatu perairan.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum ini adalah:


1. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, untuk
konsentrasi sulfat digolongkan pada kelas dua dengan nilai baku mutu sebesar

NURRIFDA ANGGUN SARTIKA 2110941010


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
300 Unand
Kampus mg/L Limau
dan konsentrasi sulfat
Manis, Padang 25163pada sampel sebesar 21,8182 mg/L
sehingga memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan;
2. Kelebihan sulfat di perairan akan menyebabkan hujan asam yang bersifat
korosif, dimana air yang menguap akan terkontaminasi oleh gas SOx;
3. Teknologi pengolahan limbah cair dapat menggunakan teknik aerasi;
4. Peran Sarjana Teknik Lingkungan adalah dengan menciptakan teknologi yang
lebih berkualitas dalam penentuan kadar, pengendalian dan pengolahan sulfat
pada suatu perairan.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini adalah

1. Praktikan diharapkan mempelajari modul dan cara kerja praktikum sehingga


dapat meminimalisir kesalahan;
2. Masyarakat diharapkan lebih mengetahui tentang dampak dari sulfat yang
berbahaya bagi kesehatan;
3. Pemerintah diharapkan lebih tegas dalam membuat peraturan sulfat dan
parameter pencemaran lingkungan lainnya;
4. Sarjana Teknik Lingkungan diharapkan mampu berpartisipasi dalam
penyuluhan tentang dampak sulfat di perairan dan teknologi pengolahannya
apabila melebihi baku mutu.

NURRIFDA ANGGUN SARTIKA 2110941010

Anda mungkin juga menyukai