KELOMPOK 8
1. Alvin Yudho 082001900005
2. Dinda Farasmaya 082001900017
3. Hanifa Febrianti 082001900024
Cara Uji Kadar Sulfur Dioksida (SO2) Dengan Metoda Parasonilin Menggunakan
Spektrofotometer
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pencemaran udara kini semakin menampakkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Sumber
pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri, transportasi, perkantoran, dan
perumahan. Berbagai kegiatan tersebut merupakan kontribusi terbesar dari pencemar udara yang dibuang
ke udara bebas. Sumber pencemaran udara juga dapat disebabkan oleh berbagai kegiatan alam, seperti
kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam beracun, dll. Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah
menyebabkan penurunan kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia.Parameter
gas pencemaran udara berdasarkan Standar Indeks Pencemaran Udara atau ISPU terdapat lima jenis gas
berbahaya salah satunya adalah sulfur dioksida (SO2). Sulfur dapat bergabung dengan oksigen bereaksi di
udara menjadi senyawa SOx dengan reaksi yang bersifat sangat eksotermik.
SO2 atau sulfur dioksida adalah senyawa gas atau cairan yang tidak berwarna,dengan bau yang
menyengat. SO2 terbentuk sebagai hasil dari pembakaran bahan bakar fossil ( batu bara dan minyak
bumi), dan peleburan biji tambang ( aluminium,copper, zinc,lead, iron) yang mengandung sulfur
SO2 akan memberikan dampak negatif untuk berbagai aspek kehidupan. Bagi kesehatan manusia
menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan manusia,bronkhitis, dan episema. Kerusakan yang akan
terjadi pada tanaman adalah pada struktur daun serta fungsinya yaitu penyakit nekrosis. Efek sulfur
dioksida juga dapat merusak material pembuat dinding bangunan salah satunya menyebabkan
korosi.Pengukuran konsentrasi sulfur dioksida dilakukan di Universitas Trisakti kampus A. Kandungan
gas sulfur dioksida dalam udara ambien memiliki dampak negatif bagi lingkungan dan
manusia,sehingga perlu dilakukan kontrol emisi SO2 dalam udara ambien. Pengontrolan tersebut akan
membantu upaya pengelolaan lingkungan serta pemulihan udara ambien.Pengkuran kadar sulfur dioksida
pada udara ambien dapat menggunakan metode pararosanilin yang memanfaatkan absorbsi SO2.
1.2 TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dilakukannya percobaan konsentrasi SO2 pada udara ambiens adalah untuk:
1. Untuk menentukan konsentrasi SO2 di udara ambien dengan menggunakan spektrofotometri di
Universitas Trisakti kampus A dengan metode pararosanilin
2. Untuk mengetahui seberapa besar konsentrasi pencemar sulfur dioksida (SO2) yang terkandung
di udara ambiens dan membandingkan konsentrasi SO2 dengan Baku Mutu Udara Ambien
(BMUA)
Dari baku mutu Kep.Gub DKI Jakarta No. 551 Tahun 2001 dituliskan bahwa nilai konsentrasi 24
jam adalah 260 μg/Nm3 (0,1 ppm) dan baku mutu WHO AQG 2005 dituliskan bahwa nilai
konsentrasi 10 menit adalah 150 μg/Nm3, 24 jam adalah 75 μg/Nm3. Maka dari itu konsentrasi
SO2 di wilayah pengambilan sampel memenuhi baku mutu Kep.Gub DKI Jakarta No. 551 Tahun
2001 maupun WHO AQG 2005.
1. Peralatan Pengambil - 1
Contoh Uji SO2
2. Pipet Volumentrik - 1
4. Labu Ukur 25 ml 1
50 ml
100 ml
250 ml
500 ml
1000 ml
250 ml
500 ml
1000 ml
6. Spektrofotometer - 1
7. Timbangan Analitik Ketelitian 0,1 1
mg
8. Buret 50 ml 1
10. Oven - 1
12. Termometer - 1
13. Barometer - 1
14. Pengaduk - 1
3.2 Bahan
Pindahkan larutan
contoh uji ke labu takar
25 ml dan bilas Diamkan selama 20 menit (+) 10 ml Larutan Penjerap
impinger dengan 5 ml
air bebas mineral
Tepatkan dengan air (+) 2 ml larutan formaldehida (+) 1 ml larutan asam sulfamat
bebas mineral sampai 0,2/L , 5 ml larutan pararosanilin. 0,6 l , tunggu 10 menit
volume 25 ml , Diamkan 30 menit
homogenkan
Data Sampling
Larutan mg SO2 Absorbansi
Blanko 0 0
Standar 1 0.32 0.027
Standar 2 0.64 0.045
Standar 3 0.97 0.069
Standar 4 1.3 0.084
Standar 5 1.62 0.104
Standar 6 1.95 0.129
Sampel x 0.093
mg SO2 Absorbansi
0 0
0.32 0.027
0.64 0.045
0.97 0.069
1.3 0.084
1.62 0.104
1.95 0.129
x 0.093
Rumus : y = a + bx
Diketahui: a = -6,1106 x 10−3
b = 0,2864
r = 0,9761
2
r = 0,9527
y = 0,047
Perhitungan:
y = a + bx
0,047 = -6,1106 x 10−3 + 0,2864(X)
0,0531
X=
0,2864
X = 0,1854
Kurva Kalibrasi SO2
0.14
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
F 1+ F 2+ F 3 Pa 298
Rumus: V = xtx x
3 Ta 760
Keterangan :
V = Volume udara yang dihisap dikoreksi pada kondisi normal (L)
F1 = Laju alir awal (L/menit)
F2 = Laju alir tengah (L/menit)
F3 = Laju alir akhir (L/menit)
T = Durasi pengambilan c
Pa = Tekanan barometer rata-rata selama pengambilan contoh uji (mmHg)
Ta = Temperatur rata-rata selama pengambilan contoh uji (K)
Diketahui :
F1=1 l/menit
F2=1 l/menit
F3=1 l/menit
t=60 detik
Pa=754,5 mmHg
Temperatur= 31 ⁰C = 304K
Perhitungan:
F 1+ F 2+ F 3 Pa 298
V= xtx x
3 Ta 760
1+ 1+1 754,5
V= x 60 x
3 (31+304)
V= 135,13 liter
x 25
Rumus : C 1 jam = x 1000 x
v 10
t1
C 24 jam = C 1jam x ( )n
t 24
Keterangan:
X = Jumlah SO2 di udara dari contoh uji hasil perhitungan dari kurva kalibrasi(µg)
V = Volume udara yang dihisap dikoreksi pada kondisi normal
t1= Lama pengambilan sampel selama 1 jam
t24=Lama pengambilan sampel selama 24 jam
n= Faktor konversi dengan nilai 0,185
C 1jam=Konsentrasi udara rata-rata dengan t pengambilan selama 1 jam
C 24jam=Konsentrasi udara rata-rata dengan t pengambilan selama 1 jam
Perhitungan:
x 25
C 1 jam = x 1000 x
v 10
0,1854 25
C 1 jam = x 1000 x
0,7675 10
C 1 jam = 603,90 mg/Nm3
t1
C 24 jam = C 1jam x ( )^n
t 24
60
C 24 jam = 603,90 x( )^0,185
24 x 60
C 24 jam = 335,44 mg/Nm^3
mg
x 24,5
Rumus : C 1 jam = Nm 3
3
BM SO 2 x 10
mg
x 24,5
C 24 jam = Nm 3
3
BM SO 2 x 10
Perhitungan :
mg
x 24,5
C 24 jam = Nm 3
BM SO 2 x 103
4,3586 x 24,5
C 24 jam = 3
64 x 10
C 24 jam = 1,668 x 10−3
VII. PEMBAHASAN
Praktikum laboratorium lingkungan 2 kali ini membahas mengenai cara uji SO2 atau sulfur
dioksida dengan menggunakan metode pararosinilin menggunakan spektrofotometer yang Panjang
gelombangnya 548 nm. Terdapat beberapa titik pengambilan sampel dan pengujian ini dilakukan di
sekitar kampus A Universitas Trisakti. Dan berdasarkan Baku Mutu udara ambien yang terdapat pada
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 dan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 551 tahun 2001
dan WHO AQG 2005 baku mutu yang diperbolehkan untuk parameter sulfur dioksida (SO2) adalah
500mg/Nm3 sedangkan hasil pengukuran SO2 yang didapat selama waktu sampling sekitar 10 menit
lebih adalah 45,331mg/Nm3 dimana hasil yang kelmpok saya dapatkan jika dibandingkan dengan baku
mutu adalah memenuhi. Maka udara di sekitar kampus A Universitas Trisakti tidak tercemar dan masih
memenuhi baku mutu udara ambien.
Jika udara tercemar, salah satu perkiraan dampak yang terjadi adalah Udara yang tercemar dapat
masuk ke dalam tubuh melalui system pernapasan. Zat-zat pencemar berukuran besar dapat tertahan di
saluran pernapasan bagian atas, sedangkan zat-zat pencemar berukuran kecil dan gas dapat mencapai
paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh
tubuh. Jika zat-zat pencemar telah masuk ke seluruh tubuh, tubuh seperti terkena racun, tetapi secara
perlahan dan menumpuk dalam tubuh. Ketika timbunan dalam tubuh telah banyak, tubuh kita akan terasa
sakit. Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) ini
bisa diakibatkan kebakaran hutan yang meluas seperti di daerah Kalimantan dan Sumatera. Pencemaran
udara ini juga menyebabkan penyakit asma dan bronchitis. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai
toksik (beracun) dan karsinogenik (penyebab kanker).
Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara ada beberapa upaya pengendalian yang dapat di
lakukan seperti Penetapan baku mutu udara ambien, status mutu udara ambien, baku mutu emisi, ambang
batas emisi gas buang, baku tingkat gangguan, ambang batas kebisingan, baku mutu udara dalam ruangan
dan, membuat Kawasan di larang merokok, Pentaatan baku mutu udara ambien, emisi dan tingkat
gangguan oleh industri (sumber tidak bergerak).Pemeriksaan emisi & tingkat kebisingan kendaraan
bermotor,Penggunaan bahan bakar gas untuk angkutan umum dan kendaraan operasional
Pemda,Pengelolaan kualitas udara dalam ruangan.
Cara penanggulangan dapat dilakukan dengan cara,memperbaiki alat yang rusak,penggantian
saringan/filter,bila terjadi/jatuh korban, maka dilakukan Pemindahan korban ke tempat aman/udara
bersih,berikan pengobatan
atau pernafasan buatan,kirim segera ke rumah sakit atau puskesmas terdekat.Ada 12 titik sampling yang
berbeda di Universitas Trisakti Kampus A .Dari ke 12 titik sampling,nilai konsentrasi SO2
yang paling rendah ada di titik sampling nomer 3 yang berlokasi di pos satpam dekat pintu 2 Universitas
Trisakti dan nilai konsentrasi SO2 terbesar ada di titik sampling nomer 4 yang berlokasi di dekat kantin
dan dekat tempat parkir motor Fakultas Teknik Kebumian dan Energi.Tingginya nilai konsentrasi SO2 di
titik sampling dikarenakan adanya aktivitas kantin,banyak mahasiswa yang merokok di kantin tersebut
dan banyaknya kendaraan bermotor yang berlalu lalang.
VIII. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN