Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN II

Jurusan Teknik Lingkungan – FALTL – Universitas Trisakti


GENAP 2022/2023

KELOMPOK 5
1. Khusnul Ramadhan Eka Putri (082002100013)
2. M Ammar Ausaf (082002100016)

Asisten Mahasiswa: Intan Rattedatu

PENENTUAN O3 DI UDARA AMBIEN DENGAN


METODE GRIESS SALTZMAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Udara sebagai media lingkungan yang dapat memengaruhi kehidupan seluruh
makhluk hidup di muka bumi ini perlu mendapatkan perhatian yang serius. Pada saat
ini, sebesar 54% penduduk tinggal di wilayah perkotaan (Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi, 2014). Peningkatan populasi manusia yang sangat cepat
berbanding lurus dengan meningkatnya perkembangan teknologi serta industri demi
memenuhi kebutuhan manusia. Selain memberikan efek positif yakni
menyejahterakan kehidupan manusia, perkembangan teknologi dan industri juga
menyebabkan dampak negatif seperti pencemaran lingkungan. Pencemaran yang
ditimbulkan dapat berupa pencemaran air, pencemaran udara dan pencemaran tanah.
Ozon (O3) di lapisan troposfer merupakan polutan sekunder yang NOx, CO, CH 4 dan
HMHC (Non Metan Hidrokarbon). (Arifien, 2011). Menurut Penuelas (1999)
keberadaan Volatil Organic Compound (VOC) yang semakin tinggi cenderung akan
meningkatkan konsentrasi O3 di udara ambient A.Montiero (2011), yang melakukan
pengukuran ozon didaerah pegunungan, menunjukkan bahwa tingginya konsentrasi
ozon dikarenakan oleh udara dari perkotaan dan industri yang dipengaruhi angin
gunung dan angin laut yang mengangkut polutan. Oleh karena itu penyajian mengenai
kualitas udara dari pencemar O3 sangatlah diperlukan.
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan Oksidan di udara ambien dengan
metode Neutral Buffer Kalium Iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer pada
panjang gelombang 352 nm, serta memantau kualitas udara ambien.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sifat-sifat O3
Ozon merupakan oksidator kuat yang berbau tajam dan merupakan bentuk tidak
stabil dari oksigen yang terdiri dari tiga atom O (rumus kimia ozone adalah O 3). Nama
ozon berasal dari kata Yunani yaitu “ozein” yang berarti berbau. Ozon merupakan zat
yang sangat beracun, lebih beracun daripada sianida (KCN atau NaCN), striknina, dan
karbon monoksida.
Ozon sebelum atau setelah bereaksi dengan unsur lain akan selalu menghasilkan
oksigen (O2) sehingga teknologi ozon sangat ramah lingkungan atau sering dikatakan
ozon merupakan kimia hijau masa depan (Patel et al, (2001) dalam Purwadi dkk,
(2006)). Ozon dengan kemampuan oksidasinya dapat digunakan sebagai oksidator
kuat untuk mendegradasi fenol. Selain itu ozon sebagai oksidator yang paling kuat
setelah radikal hidroksida (OH*), dapat digunakan untuk mengoksidasi logam-logam
berat (terlarut dalam air), mendegradasi senyawa-senyawa organik (termasuk juga
senyawa organo-klorida dan aromatik), menghilangkan warna dan bau, ataupun rasa
(Bismo. S, dkk, 2008).
2.2 Sumber Polutan O3
Secara alami ozon dapat terbentuk melalui radiasi sinar ultraviolet pancaran sinar
matahari. Watak interaksinya dengan sinar UV merupakan hal terpenting dalam
fungsinya sebagai perisai bumi. Ozon mudah menyerap sinar UV, terutama diantara
240-320 nm. Chapman (1930), menjelaskan bahwa sinar ultraviolet dari pancaran
sinar matahari mampu menguraikan gas oksigen (O2) di udara bebas. Molekul oksigen
tadi terurai menjadi dua buah atom oksigen (O*), dimana proses ini dikenal dengan
nama photolysis..
2.3 Dampak O3
Dampak ozon terhadap kesehatan manusia yaitu :
1. Dengan konsentrasi 0,3 ppm selama 8 jam akan menyebabkan iritasi pada
mata.
2. 0,3 – 1 ppm selama 3 menit s.d. 2 jam akan memberikan reaksi seperti
tercekik, batuk, kelesuan.
3.  1,5 – 2 ppm selama 2 jam akan mengakibatkan sakit dada batuk-batuk, sakit
kepala, kehilangan koordinasi serta sulit ekspresi dan gerak.
Ozon pada konsentrasi 0,3 ppm dapat berakibat iritasi terhadap hidung dan
tenggorokan. Kontak dengan ozon pada konsentrasi 1,0 – 3,0 ppm selama 2 jam
mengakibatkan pusing berat dan kehilanan koordinasi pada beberapa orang yang
snsitif. Sedangkan kontak dengan konsentrasi 9,0 ppm selama beberapa waktu dapat
mengakibatkan endema pulmonari pada kebanyakan orang.

2.4 Baku Mutu O3 di Udara Ambien


Baku mutu gas nitrogen dioksida menurut PP No. 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah berikut:
No Waktu Sistem
Parameter Baku Mutu
. Pengukuran Pengukuran
1. Ozon O3 aktif kontinu
1 jam 150 µg/Nm3
aktif manual
8 jam 100 µg/Nm3 aktif kontinu
1 tahun 50 µg/Nm3 aktif kontinu
No Waktu Sistem
Parameter Baku Mutu
. Pengukuran Pengukuran

2.5 Pengendalian Pencemaran O3


Beberapa gas yang paling berbahaya untuk lapisan ozon adalah CFC
(klorofluorokarbon), hidrokarbon terhalogenasi, metil bromida, dan dinitrogen
oksida. Gas-gas tersebut dihasilkan dari kegiatan sehari-hari ataupun dari
beberapa alat yang sering kita gunakan, seperti kulkas, AS, hair spray,
pengharum ruangan, dan masih banyak lagi.

III. ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat
Alat-alat yang diperlukan dalam percobaan ini antara lain:

No. Nama Alat Jumlah Ukuran Gambar


1. Peralatan Sampel 1 -
Midget Impinger 2 -
Botol Perangkap 1 -
uap
Flow meter 1 -
Keran Pengatur 1 -
Pompa Vakum 1 -
2. Labu Ukur 1 25 ml
3. Pipet Volumetrik 1 10 ml

4. Bulb 1 -

5. Spektrofotometer 1 -
dan kuvet

6. Kabel Roll 1 -

3.2 Bahan (bobot 5)


Bahan-bahan yang diperlukan dalam percobaan ini antara lain:

No. Nama Bahan Jumlah Konsentrasi


1. Larutan NBKI 50 ml -
2. Aquadest - -
3. Alumunium Foil - -
4. Granular secukupnya -

IV. CARA KERJA


4.1 Sampling
No. Cara Kerja Gambar

Masukkan 50 ml larutan Penjerap


1.
NBKI ke dalam midget Impinger.
No. Cara Kerja Gambar

Masukkan secukupnya granular ke


2.
dalam Midget Impinger lainnya.

Lapis midget impinger dengan


3.
alumunium foil.

Pasang selang penjerap dan selang


botol penjerap ke midget impinger.
Selang penjerap uap dipasang pada
ujung impinger yang berisi granular,
4. lalu hubungkan lagi ke impinger yang
berisi larutan penjerap terhubung ke
larutan penjerap, sedangkan ujung
impinger lainnya dipasang selang yang
terhubung ke botol penjerap uap

Sambungkan pompa vakum ke listrik


5.
dan nyalakan.

Atur keran flow meter kecepatan 1


6.
L/detik.

Ukur suhu, kelembapan udara, tekanan


7.
udara dan kecepatan angin.
No. Cara Kerja Gambar

8. Ambil sampel selama 30 menit.

Matikan pompa vakum dan bawa hasil


9.
sampel ke lab untuk diuji.

4.2 Analisis

No. Cara Kerja Gambar

Masukkan larutan hasil uji ke dalam


1.
kuvet.

Ukur dengan spektrofotometer dengan


2.
panjang gelombang 352 nm.

Ukur konsentrasi dengan kurva


3.
kalibrasi.

V. HASIL PENGAMATAN (bobot 10)

Hasil Pengamatan
Tempat Sampling Depan Gedung Presma
Kelembapan 775 gr/m3
Suhu 31 oC = 304 K
Tekanan Udara 757 mmHg
Kecepatan Angin 0,92m/s
Waktu Sampel 10.00 – 11.00 WIB
Keadaan cuaca Cerah

Sampel Konsentrasi Abs


Standar 1 0 0
Standar 2 0,050 0,064
Sampel Konsentrasi Abs
Standar 3 0,150 0,228
Standar 4 0,200 0,344
Standar 5 0,300 0,526
Standar 6 0,400 0,691
Sampel 0,014 0,009

VI. RUMUS DAN PERHITUNGAN


6.1 Perhitungan Volume Udara Sampling Terkoreksi
Diketahui :
Debit (F) = 1 L/menit
Waktu (t) = 30 menit
Tekanan (Pa) = 785 mmHg
Suhu (Ta) = 31 °C= 304 K
Ditanya : Volume (V) ?
Jawab:
F 1+ F 2 Pa 298
V= ×t × ×
2 Ta 760

1+1 757 298


¿ ×30 × ×
2 304 760

¿ 29,29 L
6.2 Perhitungan Konsentrasi O3 di Udara Ambien
Diketahui:
a = 0,017
V = 29,29 L
Ditanya: C?
Jawab:
a
C= × 1000
v
0,01 4
C= ×1000
29,29
C=0 , 477 µg/Nm3

6.3 Konversi Konsentrasi O3 selama 1 jam


Diketahui:
C = 0,477 µg/Nm3
Ditanya = C1?
Jawab:
C+C
C1 =
2
0 , 477 +0,4 77
C 1=
2
C1 ¿ 0 , 477 µg/Nm3
6.4 Konversi Konsentrasi O3 selama 8 jam
Diketahui:
C1 = 0,477 µg/Nm3
T1 = 1 jam
T2 = 8 jam
Ditanya: C2?
Jawab:

C 2=C 1+ ( )
t 1 0,185
t2

()
0,185
1
C 2=0,4 77+
8
C 2=0,28µg/Nm 3

6.5 Konversi ke ppm


Diketahui:
Konsentrasi O3 8 jam = 0,28 µg/Nm3
M O3 = 48,00 g/mol
Ditanya: konversi ke ppm?
Jawab:
24,45× C 2
ppm =
M
24,45× 0,28
ppm =
48
ppm = 0,14 ppm

VII. PEMBAHASAN
No Waktu Hasil
Baku Mutu Baku Mutu Keterangan
. Pengukuran Pengamatan
PP No, 22 Tahun
1. 8 jam 100 µg/Nm3 Memenuhi
2021
0,28 µg/Nm
3
WHO AQG's
2. 8 jam 100 µg/Nm3 Memenuhi
2021

Pada praktikum penentuan kadar gas sulfur oksida pada udara ambien,
dilakukan pengambilan sampel di belakang kantin FSRD Kampus A, Universitas
Trisakti, Jakarta. Pada praktikum ini dilakukan percobaan dengan metode Griess-
Saltzman menggunakan alat spektrofotometer yang nantinya akan diukur dengan
panjang gelombang 352 nm selama 30 menit.
Lokasi sampling berada di belakang kantin FSRD Kampus A Universitas
Trisakti. Asap bakaran yang berasal dari kantin.
Pencemaran udara oleh gas O3 dapat menyebabkan timbulnya Peroxy Acetil
Nitrates ini menyebabkan iritasi pada mata yang menyebabkan mata terasa pedih dan
berair. Campuran PAN bersama senyawa kimia lainnya yang ada di udara sehingga
dapat menyebabkan terjadinya kabut fotokimia atau Photo Chemistry smog yang akan
berdampak terhadap lingkungan dan bersifat karsiogenik. Salah satu dampak terhadap
lingkungan di jalan raya yaitu akibat timbulnya asap tebal yang dapat mengakibatkan
berkurangnya jarak pandang sehingga bisa menyebabkan kecelakaan (Seaton, 2015).

VIII. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum penentuan kadar antara lain:
1. Konsentrasi O3 selama 1 jam pada udara ambien di titik sampling adalah 0,0477
µg/Nm3.
2. Konsentrasi O3 selama 8 jam pada udara ambien di titik sampling adalah 0,28
µg/Nm3

DAFTAR PUSTAKA
Budiyono, A. 2001. Pencemaran Udara: Dampak Pencemaran Udara Pada
Lingkungan. Peneliti Bidang Pengkajian Ozon dan Polusi Udara. Berita
Dirgantara, 2 (1), hal. 21-27
Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara.Yogyakarta : Penerbit Kanisius
Soemarwoto,O. 1992. Indonesia dalam Kancah Isu Lingkungan Global. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Ukpebor, E.E., Justina, E.U., Eromomene, F., Odiase, J.L., Okoro, Duke. 2010.
Spatial and Diurnal Variations of Carbon Monoxide (CO) Pollution from Motor
Vehicles in an Urban Centre. Polish J. Environ. Stud, 19, hal. 817-823.
Wall, T., Liu, Y., Spero, C., Elliott, L., Khare, S., Rathnam, R. 2009. An Overview on
Oxyfuel Coal Combustion—State of the Art Research and Technology
Development. Chem Eng Res Des, 87, hal.1003–1006.

LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Pengamatan

Lampiran 2. Denah

Lampiran 3. Kurva Kalibrasi


KURVA KALIBRASI
1.2

1 f(x) = 0.915666044154523 x − 0.0154697950093816


R² = 0.997114209835095

0.8

0.6

0.4

0.2

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4

Anda mungkin juga menyukai