Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN 2

Jurusan Teknik Lingkungan – FALTL – Universitas Trisakti


Gasal 2015/2016

KELOMPOK 12
1. Andri Yudha N (082001300051)
2. Yuni Sesempuli (0820013000 )

Asisten : Fauziah Rahmawati

SO2 PARAROSANILIN SPEKTOFOTOMETER

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Udara merupakan media lingkungan yang merupakan kebutuhan dasar


manusia perlu mendapatkan perhatian yang serius, hal ini pula menjadi
kebijakan Pembangunan Kesehatan Indonesia 2010 dimana program
pengendalian pencemaran udara merupakan salah satu dari sepuluh
program unggulan. Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan
oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur
dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3), dan keduanya disebut sulfur
oksida (SOx). Sulfur dioksida mempunyai karakteristik bau yang tajam
dan tidak mudah terbakar diudara, sedangkan sulfur trioksida merupakan
komponen yang tidak reaktif.
I.2 Tujuan Percobaan
Mengukur konsentrasi/ kadar sulfur dioksida (SO2) udara ambien di
belakang kantin L kampus A Universitas Trisakti dengan metode
pararosanilin menggunakan alat spektrofotometer dengan λ 548 nm.

II. Tinjauan Pustaka

Sulfur dioksida adalah salah satu spesies dari gas-gas oksida sulfur
(SOx). Gas ini sangat mudah terlarut dalam air, memiliki bau namun tidak
berwarna. Sebagaimana O3, pencemar sekunder yang terbentuk dari SO2,
seperti partikel sulfat, dapat berpindah dan terdeposisi jauh dari
sumbernya.
SO2 dan gas-gas oksida sulfur lainnya terbentuk saat terjadi pembakaran
bahan bakar fosil yang mengandung sulfur. Sulfur sendiri terdapat dalam
hampir semua material mentah yang belum diolah seperti minyak mentah,
batu bara, dan bijih-bijih yang mengandung metal seperti alumunium,
tembaga,seng,timbal dan besi. Di daerah perkotaan, yang menjadi sumper
sulfur utama adalah kegiatan pemangkit tenaga listrik, terutama yang
menggunakan batu bara ataupun minyak diesel sebagai bahan bakarnya,
juga gas buang dari kendaraan yang menggunakan diesel dan industri-
industri yang menggunakan bahan bakar batu bara dan minyak mentah.
Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen
sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan
Sulfur trioksida (SO3), dan keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Sulfur
dioksida mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak mudah
terbakar diudara, sedangkan sulfur trioksida merupakan komponen yang
tidak reaktif.
Pembakaran bahan-bahan yang mengandung Sulfur akan
menghasilkan kedua bentuk sulfur oksida, tetapi jumlah relative masing-
masing tidak dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang tersedia. Di udara
SO2 selalu terbentuk dalam jumlah besar. Jumlah SO3 yang terbentuk
bervariasi dari 1 sampai 10% dari total SOx.
Mekanisme pembentukan SOx dapat dituliskan dalam dua tahap reaksi
sebagaiberikut :
S+O2<--------->SO2
2SO2+O2<--------->SO3
SO3 di udara dalam bentuk gas hanya mungkin ada jika konsentrasi uap
air sangat rendah. Jika konsentrasi uap air sangatrendah. Jika uap air
terdapat dalam jumlah cukup, SO3 dan uap air akan segera bergabung
membentuk droplet asam sulfat (H2SO4) dengan reaksi sebagai berikut:
SO2+H2O2------------>H2SO4
Komponen yang normal terdapat di udara bukan SO3 melainkan H2SO4.
Tetapi jumlah H2SO4 di atmosfir lebih banyak dari pada yang dihasilkan
dari emisi SO3 hal ini menunjukkan bahwa produksi H2SO4 juga berasal
dari mekanisme lainnya.
Setelah berada diatmosfir sebagai SO2 akan diubah menjadi SO3
(Kemudian menjadi H2SO4) oleh proses-proses fotolitik dan katalitik
Jumlah SO2 yang teroksidasi menjadi SO3 dipengaruhi oleh beberapa
faktor termasuk jumlah air yang tersedia, intensitas, waktu dan distribusi
spektrum sinar matahari, Jumlah bahan katalik, bahan sorptif dan alkalin
yang tersedia. Pada malam hari atau kondisi lembab atau selama hujan
SO2 di udara diaborpsi oleh droplet air alkalin dan bereaksi pada
kecepatan tertentu untuk membentuk sulfat di dalam droplet.
Tingginya kadar SO2 di udara merupakan salah satu penyebab terjadinya
hujan asam.Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang
merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang
bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida.
Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk
membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh
bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar
keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi
kehidupan ikan dan tanaman.

III. Alat dan Bahan


Table 3.1 Alat Praktikum
No Nama Alat Ukuran Jumlah Gambar Keterangan
1 Spektrofotometer 1 Panjang
gelombang
548nm

2 Pompa Vakum 230 volt, 1


50 cycle

3 Midget Impinjer 1 Selang Pendek


selalu untuk
sambungan
menuju pompa

4 Barometer 1

5 Hydrometer 1
6 Pipet Volumetrik 10ml & 2 Ketelitian
25 ml sebesar 0.06
7 Pipet Mohr 5ml & 10 2 Ketelitian
ml sebesar 0.1

8 Labu Ukur 25ml 1


9 Kompass

10 Anemometer 1

1 Flow Meter 1 Penggunaan

1 pada ketelitian 1
l/dtk

Table 3.2 Bahan Praktikum


No Bahan konsent Jumlah Gambar keterangan
. rasi
1. Larutan TCM 0,04 M 50 ml

2. Asam sulfamat 0,6% 1 ml

3. Formal dehida 0,25% 2 ml


4. Larutan 5 ml
pararosanilin

5. Air suling

IV. Cara Kerja


Table 4.1 Cara Sampling

Susun rangkainan tabung dengan


Siapkan Pompa benar. Pada selang Panjang Atur Flow Meter
Tutup Tabung sebesar 1 L/detikCorong diletakkan
Vakum dan sampling
Lakukan selama ke Corong
dihubungkan dan selang
Impinger Dengan pada ketinggian
Midget Impinger
Satu jam Pendek Dihubungkan Alumunium
ke PerangkapFoil
±1,5m pada saat
uap agar tidak terkena sampling
sinar matahari
V. HASIL PENGAMATAN

Lokasi : Depan Post Satpam S.Parman.


Hari/Tanggal : Kamis, 1 Oktober 2015.
Waktu : 10.10-11:10 WIB.
Durasi : 1 jam = 60 menit.
Tabel 5.1 Hasil Pengukuran Sampel
Higrometer 35 RH
Tekanan (Po) 760 mmHg
Kecepatan angin 2,76 mmHg
Arah angin Angin Timur Laut
Temperatur 34oC
Laju aliran Qawal = 1 L/detik
Qakhir = 1 L/detik
Kelembapan 22%
Spektrofotometer (ABS) 0,348

Gambar 5.1. Hasil Pengamatan Seluruh Kelompok


VI. RUMUS DAN PERHITUNGAN
RUMUS :
1. Konversi tekanan barometer (bar → mmHg)

Dimana :
mmHg : Tekanan barometer dalam satuan mmHg.
Bar : Tekanan barometer dalam satuan bar

2. Volum contoh uji udara yang di ambil

Dimana:
V : Volum udara yang dihisap (L)
F1 : Laju alir awal (L/menit)
F2 : Laju alir akhir (L/menit)
t : Durasi pengambilan contoh uji (menit)
Pa : Tekanan barometer rata-rata (mmHg)
Ta : Temperatur rata-rata (K)
298 : Temperatur kondisi normal 25°C (K)
760 : Tekanan kondisi normal (mmHg)

3. Konsentrasi SO2 di udara ambien (1 jam)

Dimana:
C : Konsentrasi SO2 di udara (μg/Nm3)
a : Jumlah SO2 dari contoh uji dari kurva kalibrasi (μg)
v : Volum udara pada kondisi normal (L)
1000 : Konversi liter ke m3
50 : Volume larutan standar (ml)
25 : Volume larutan yang digunakan (ml)

PERHITUNGAN :
NO. KONSENTRASI ABS
1. 0 0
2. 0,064 0,810
3. 0,130 0,025
4. 0,195 0,035
5. 0,260 0,045
6. 0,320 0,056
7. 0,390 0,064
8. 0,450 0,078

y = 0,1697x + 7,582 x 10-4


r2 = 0,996
konstanta = 0,023
y = 0,1697x + 7,582 x 10-4
0,004 = 0,1697x + 7,682 x 10-4
x = 0,019

Diketahui :
F1 = 1 L/menit
F2 = 1 L/menit
t = 60 menit
Pa = 760 mmHg
Ta = 307 K
Ditanya C SO2 ?
Jawab :

= 57,87 L


Dikonversikan dalam 24 jam,

= 0,46

VII. PEMBAHASAN
Pada percobaan kedua praktikum Laboratorium Lingkungan 2 ini,
praktikan melakukan percobaan Sulfur Dioksida (SO2). Dimana,
menggunakan alat impinger sampling dilakukan diudara ambien Depan
Gerbang FTSP Kampus A Universitas Trisakti. Pada seperangkat alat, ada
yang disebut dengan botol penyerap, serat kaca, dan penangkap uap. Botol
penyerap sendiri berfungsi untuk merangkap udara yang masuk melalui
corong udara dan didalamnya berisikan larutan penjerap, yang praktikan
gunakan yaitu TCM. Sementara serat kaca yang berisikan tissue atau glass
woll berfungsi untuk menyerap udara SO2.
Udara saat praktikum cukup sangat panas yaitu 34oC = 307 K. Disaat itu
kecepatan angin sebesar 2,76 mmHg, semakin tinggi besar kecepatan
angin, dan sedikitnya daerah pepohonan akan mempengaruhi SO 2. Hal ini
dikarenakan semakin banyaknya partikel-partikel debu SO2 tersebut.
SO2 merupakan gas beracun, dan berbau namun tidak
berwarna, sehingga sangat tidak baik untuk kesehatan bila terkontaminasi
secara terus-menerus. Pada saat mengukurnya menggunakan
spektrofotometer pada pada panjang gelombang 548 nm, praktikan
mendapatkan ABS sebesar 0,348. Dari laju aliran dan tekanan beserta
temperatur yang didapat, praktikan mendapatkan konsentrasi sulfur
dioksida yaitu sebesar 0,83 .
Kemudian praktikan dibandingkan dengan 12 kelompok lainnya,
lokasi pengambilan uji 11 mempunyai konsentrasi yang sangat besar. Hal
ini berdasarkan Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta No 551/2001
mengenai baku mutu udara ambien dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia nomor 14 tahun 1999 menyatankan bahwa standar baku mutu
untuk parameter Sulfur Dioksida (SO2) dengan pengukuran 1 jam adalah

. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsentrasi Sulfur

Dioksida (SO2) di udara ambien lokasi pengambilan uji 11 masih dibawah


standar baku mutu atau tidak tercemar. Namun demikian, tetap saja jika
terpapar secara terus menerus, tentu akan menyebabkan penyakit
gangguan pernafasan.

VIII. KESIMPULAN
1. Berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara dan KepGub DKI Jakarta No. 551 Tahun 2001 Tentang
Penetapan baku Mutu Udara Ambien dan Baku Tingkat Kebisingan Di
Propinsi DKI Jakarta, kadar SO2 pada lingkungan kampus A
Universitas Trisakti Depan Gerbang FTSP masih memenuhi standar
baku mutu.
2. SO2 yang dihasilkan pada praktikum ini disebabkan oleh adanya
kendaraan yang berlalu lalang, dan banyaknya aktifitas manusia.
Lokasi sampling ini juga dekat dengan pusat perdagangan (memasak,
dan membakar).
3. Konsentrasi yang dihasilkan sebesar 0,46 , dalam 24 jam.

DAFTAR PUSTAKA
http://ahmadchem.blogspot.com/2009/11/dampak-pencemaran-so2.html
(tanggal akses 6 Oktober 2015)
http://pencemaranudara.wordpress.com/pencemaran-udara-2/
(tanggal akses 6 Oktober 2015)
http://defantri.blogspot.com/2011/11/penyebab-dampak-dan-upaya-
pencegahan.html
(tanggal akses 6 Oktober 2015)
http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/daur-belerang.jpg
(tanggal akses 6 Oktober 2015)
Untitled. Parameter Pencemar Udara dan Dampaknya Terhadap Kesehatan.
Diunduh dari www.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF
(tanggal akses 6 Oktober 2015)

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai