IPAL (medis)
Insinerasi
Proses biologis
dengan biakan Pengolahan dengan
melekat (attached sistem Kolam Oksidasi
culture)
Pengolahan Air
Proses biologis
Limbah Dengan
dengan sistem kolam
Proses Biofilter "Up
atau lagoon
Flow"
Insenerasi
Insenerasi adalah proses pemusnahan material
organik secara thermal melalui proses pembakaran dalam
suatu sistem yang terkontrol dan terisolir dari
lingkungannya. Alat yang digunakan dalam proses
insinerasi adalah insinerator.
Insinerator adalah tungku pembakaran untuk
mengolah limbah padat, yang mengkonversi materi padat
(sampah) menjadi materi gas, dan abu, (bottom ash dan
fly ash). Insinerasi merupakan proses pengolahan limbah
padat dengan cara pembakaran pada temperatur lebih
dari 800oC untuk mereduksi sampah mudah terbakar
(combustible) yang sudah tidak dapat didaur ulang lagi,
membunuh bakteri, virus, dan kimia toksik (A. Sutowo
Latief, 2012)
Skema Proses Insenerasi
SUPPLAI
KALOR
ENERGI
UDARA
GAS BUANG
BAKAR
Pada incinerator terdapat 2 ruang bakar, yang terdiri dari
Primary Chamber dan Secondary Chamber (Gunadi Priyamba,
2013).
1. Primary Chamber, berfungsi sebagai tempat pembakaran
limbah. Kondisi pembakaran dirancang dengan jumlah udara
untuk reaksi pembakaran kurang dari semestinya. diatur
pada rentang 600oC-800oC dan untuk mencapai temperatur
tersebut, pemanasan dalam primary chamber dibantu oleh
energi dari burner dan energi pembakaran yang timbul dari
limbah itu sendiri.
2. Secondary Chamber, pembakaran gas-gas dapat berlangsung
dengan baik jika terjadi pencampuran yang tepat antara
oksigen (udara) dengan gas hasil pirolisa, serta ditunjang oleh
waktu tinggal (retention time) yang cukup. secondary
chamber dalam temperatur tinggi yaitu sekitar 800oC -
1000oC . Sehingga gas-gas pirolisa (Metana, Etana dan
Hidrokarbon lainnya) terurai menjadi gas CO2 dan H2O.
Insenerator
Pirolisis
Pirolisis adalah degradasi limbah organik
secara thermal dalam kondisi tanpa oksigen
untuk menghasilkan arang karbon, minyak dan
gas yang dapat dibakar. Besarnya produk yang
akan dihasilkan dipengaruhi kondisi proses,
terutama temperatur dan laju pemanasan.
Proses Pirolisis
• Temparatur relatif rendah, yaitu dalam rentang 400-
800oC.
• Kondisi proses yang bervariasi mengakibatkan
perbedaan produk arang, gas atau minyak yang
dihasilkan.
• Panas disuplai melalui pemanasan tidak langsung,
seperti pembakaran dari gas atau minyak, atau
pemanasan langsung menggunakan transfer gas panas.
• Pirolisis memiliki kelebihan dalam menghasilkan gas
atau produk minyak dari limbah yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar untuk proses pirolisis
itu sendiri.
Gasifikasi
• Gasifikasi adalah suatu teknologi proses yang
mengubah bahan padat menjadi gas yang umumnya
CO, CO2, H2, dan CH4.
• Proses gasifikasi dari limbah terjadi pada temperatur
yang lebih tinggi dari pirolisis dan dengan
penambahan oksigen yang terkontrol.
• Produk berupa campuran gas CO dan H2 dikenal
sebagai syngas dan bisa digunakan sebagai substitusi
gas alami.
• Reaksi dasar gasifikasi adalah:
CnHm + 0,55n O2 nCO + 0,5m H2
Selama proses gasifikasi terdapat beberapa tahapan proses
yaitu:
1. Tahapan pemanasan di mana temperatur padatan naik
sampai sebelum terjadi proses pengeringan.
2. Tahap pengeringan di mana terjadi pelepasan uap air dari
padatan.
3. Tahap pemanasan lanjut di mana temperatur padatan naik
kembali sampai sebelum terjadi proses devolatilisasi.
4. Tahap devolatilisasi di mana volatil dalam padatan keluar
sampai tersisa arang. Tergantung dari bahan bakar yang
digunakan volatil dapat terdiri dari gas-gas H2O, H2N2, O2,
CO, CO2, CH4, H2S, NH3, C2H6 dan hidrokarbon tidak
jenuh.
5. Tahap pembakaran arang (terjadi jika masih terdapat udara
yang tersisa)
Perbedaan
Perbedaan Pirolisis Gasifikasi Insenerasi
Meningkatkan nilai tambah Meningkatkan nilai tambah
dan kegunaan dari limbah dan kegunaan dari sampah Membangkitkan panas atau
Tujuan
organik atau material dengan atau material dengan nilai mendestruksi sampah
nilai rendah rendah
Komposisi gas kotor H2, CO, H2S, NH3 dan CO2, H2O, SO2, NOx dan
-
sebelum dibersihkan partikulat partikulat