Disusun oleh:
Nabila Ihwani 221424045
Nabilla Etri Gunawan 221424046
Naviga Thoriq Madani 221424047
Nida Aini Al Faidah 221424048
Kelas 2B-TKPB
PROGRAM STUDI D-4 TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH
JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2023
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami proses absorpsi dan prinsip kerjanya.
2. Menghitung laju kecepatan absorpsi CO2 ke dalam larutan NaOH.
3. Menghitung jumlah CO2 dalam Larutan NaOH.
MSDS
Tabel 1. MSDS Bahan Yang Digunakan
HCl
Nama produk: Asam Klorida
Formula: HCl
No. CAS: 7647-01-0
Tertelan: segera beri korban minum air putih (dua gelas paling
banyak).Periksakan ke dokter.
NaOH
Nama produk: Natrium Hidroksida
Formula: NaOH
No. CAS: 1310-73-2
No CAS Nama produk
1310-73-2 Natrium Hidroksida
Identifikasi Bahaya
Mata: Menyebabkan iritasi dan kerusakan mata yang serius.
Kulit: Menyebabkan iritasi, kulit terbakar yang parah,
berbahaya jika terserap dalam jumlah banyak.
Tertelan: segera beri korban minum air putih (dua gelas paling
banyak.Periksakan ke dokter.
Warna: putih
Bau: Tak berbau
Keterangan:
− S1, S2, S3 = Valve yang diatur pada saat analisis gas
CO2 dan tempat pengambilan sampel bila
diperlukan
− F1 = Flowmeter Air
− F2 = Flowmeter Udara
− F3 = Flowmeter CO2
Hidupkan pompa air dan atur aliran air melalui kolom dengan mengatur keran pengontrol aliran
agar C1 terbaca pada flowmeter F1 sebesar 3 L/menit
Hidupkan kompresor dan atur keran pengontrol C2 agar diperoleh aliran udara kurang lebih 10% dari
skala penuh pada flowmeter F2 sebesar 30 L/menit
Buka keran pengatur tekanan pada silinder karbon dioksida secara hati -hati dan atur keran C3 agar
pada flowmeter F3 terbaca sebesar 3 L/menit
Setelah 5 menit operasi berlangsung, ambil 10 mL sampel dari inlet dan outlet
dengan selang setiap 5 menit
Lakukan titrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai sample berubah warna dari
pink menjadi bening
Catat volume larutan NaOH yang ditambahkan pada saat terjadi perubahan
warna sebagai titik akhir
Diagram Alir Percobaan Absorbsi Karbondioksida Ke Dalam Larutan NaOH
dan Analisis menggunakan Larutan HCl
Menimbang NaOH sebanyak 80 gram, melarutkan NaOH yang sudah ditimbang ke dalam
20 liter air. Kemudian masukkan ke dalam tendon. Dengan kerangka pengontrol aliran gas
C2 dan C3 dalam keadaan tertutup
Hidupkan pompa air dan atur aliran air melalui kolom dengan mengatur keran pengontrol aliran
agar C1 terbaca pada flowmeter F1 sebesar 3 L/menit
Hidupkan kompresor dan atur keran pengontrol C2 agar diperoleh aliran udara kurang lebih 10% dari
skala penuh pada flowmeter F2 sebesar 30 L/menit
Buka keran pengatur tekanan pada silinder karbon dioksida secara hati -hati dan atur keran C3 agar
pada flowmeter F3 terbaca sebesar 3 L/menit
Setelah 5 menit operasi berlangsung, ambil 10 mL sampel dari inlet dan outlet
dengan selang setiap 5 menit
Lakukan titrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai sample berubah warna dari
pink menjadi bening
Catat volume larutan NaOH yang ditambahkan pada saat terjadi perubahan
warna sebagai titik akhir
III. DATA PENGAMATAN
3.1 Percobaan Absorpsi Fisika CO2 Ke Dalam Air dengan Analisa CO2
menggunakan Larutan NaOH
Penitran NaOH 0,1 M
V NaOH x N NaOH = V CO2 X N CO2
Vs = 10 mL
F1 = 3 L/min
F2 = 30 L/min
F3 = 3 L/min
F3 = 3 L/min
C1.V1 = C2.V2
0,1 M . 0,1 ml = C2. 10 ml
C2 = C CO2 = 0,001 M
Waktu Absorpsi Volume Tanki Jumlah Partikel CO2 Laju Alir Molar
(Menit) (Liter) (Mol) (mol/dt)
5 0,02 0,00066
10 0,03 0,0001
15 0,032 0,000106
20 0,026 0,00086
20
25 0,028 0,00093
30 0,02 0,00066
35 0,022 0,00073
40 0,02 0,00066
- Perhitungan jumlah partikel CO2 (Mol)
𝑀�𝑜�𝑙�
Molaritas =
Mol = 0,02
- Perhitungan Laju Alir Molar (mol/dt)
= (𝐹�1�C�𝐶�𝑂�2��𝑡�)�−�(𝐹�1�C�𝐶�𝑂�2�o)
= (3�x�0,001)�−�(3�x�0,0044)
= -0,0102 mol/detik
0,004
0,002
0
-0,002 0 2 4 6 8 10
-0,004 y = 0,0009x - 0,0052
-0,006 R² = 0,3379
-0,008
-0,01
-0,012
Waktu Absorpsi (Menit)
Gambar 3. Grafik Hubungan Aliran Inlet CO2 Terlarut Dalam Tangki Dan Outlet
Terhadap Waktu-Absorpsi Fisika
4.2 Percobaan Absorpsi Kimia CO2 Ke Dalam Larutan NaOH
Tabel 8. Konsentrasi CO2 dari Tangki dan Outlet Cairan
Waktu Dari Tangki Dari Outlet Cairan
Absorpsi
(Menit) Vt HCl (ml) C NaOH (M) Vt HCl (ml) C NaOH (M)
C1.V1 = C2.V2
0,1 M . 2,86 ml = C2. 10 ml
C2 = C NaOH = 0,0286 M
5 0,572 0,0019
10 0,490 0,0016
15 0,478 0,0015
20 0,408 0,0013
20
25 0,388 0,0012
30 0,356 0,0011
35 0,338 0,0011
40 0,322 0,0010
- Perhitungan jumlah partikel CO2 (Mol)
𝑀�𝑜�𝑙�
Molaritas =
0,0286 M
Mol = 0,572
- Perhitungan Laju Alir Molar (mol/dt)
0,572
300
= 0,0019
Tabel l0. Langkah Perhitungan untuk Mendapatkan Nilai Kecepatan Absorpsi
(mol/detik)
Mula- 0,0334 - 0,1002 - -
mula
5 0,0286 0,0230 0,0858 0,0690 0,0168
= (𝐹�1�C�𝐶�𝑂�2��𝑡�)�−�(𝐹�1�C�𝐶�𝑂�2�o)
= (3�x�0,0286)�−�(3�x�0,0230)
= 0,0168 mol/detik
Grafik Hubungan Antara Kecepatan Absorpsi
terhadap Waktu - Absorpsi Kimia
Kecepatan Absorpsi (mol/menit)
0,018
0,016
0,014
0,012 y = -0,0003x + 0,0144
0,01 R² = 0,7871
0,008
0,006
0,004
0,002
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Waktu Absorpsi (Menit)
Gambar 5. Grafik Aliran Inlet NaOH Terlarut dalam Tangki dan di Outlet
terhadap Waktu Absorpsi
V. PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan oleh Nabila Ihwani (221424045)
Absorpsi adalah salah satu operasi pemisahan dalam industri kimia dengan
cara mengontakkan campuran gas dengan suatu cairan penyerap yang sesuai,
sehingga satu atau lebih komponen dalam campuran gas larut dalam cairan
penyerap. Dimana tujuan dari absorpsi ini adalah agar mendapatkan senyawa
yang bernilai tinggi atau mengeluarkan senyawa yang tidak diinginkan dari
suatu produk. Penyebab utama operasi absorpsi adalah karena perbedaan
konsentrasi. Untuk praktikum ini memakai 2 metode yaitu metode fisika dan
metode kimia. Digunakan gas CO2 sebagai absorbat dan air biasa sebagai
absorben menggunakan metode absorpsi fisika. Dan digunakan juga gas CO2
sebagai absorbat dan larutan NaOH 0,1 M sebagai absorben menggunakan
metode absorpsi kimia. Disebut menggunakan absorpsi kimia karena reaksi
kimia yang terjadi pada praktikum ini berjalan lebih lambat dibanding reaksi
fisikanya. Persamaan reaksi yang terjadi:
CO2 + 2NaOH → Na2CO3 + H2O.
Penyerapan CO2 oleh NaOH ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya tinggi dan diameter kolom, yaitu semakin tinggi kolom dan
semakin besar diameternya, maka waktu tinggal akan semakin lama dan akan
mempengaruhi jumlah zat yang bereaksi. Selanjutnya mengenai jenis kolom,
jenis kolom yang dipakai adalah packed column dimana fungsi utama packing
ini adalah untuk memperluas permukaan kontak. Semakin luas permukaan
kontak diharapkan semakin banyak zat yang saling bertumbukan dan
mengalami reaksi. Kemudian laju alir udara, laju alir CO2, laju alir cairan
(NaOH), konsentrasi cairan (NaOH) (semakin pekat konsentrasi NaOH,
semakin banyak CO₂ yang diserap), dan terakhir temperatur. Alat absorpsi
yang digunakan kali ini dilengkapi dengan menara isian. Zat cair
disemprotkan dari atas dan mengalir ke bawah sepanjang bahan isian,
sedangkan gas yang akan dibersihkan dimasukkan dari dasar kolom dan
menyapu sepanjang kolom isian dengan aliran berlawanan arah. Isian
diperlukan untuk memperluas proses kontak dengan jala penyebaran zat cair
dan penyebaran gas.
Pada absorpsi terdapat flowmeter untuk 3 aliran yang masuk ke kolom
absorpsi yaitu CO2, udara, dan air atau larutan NaOH. Dengan kondisi operasi
laju alir F1 (flowmeter NaOH atau air), F2 (flowmeter udara), dan F3
(flowmeter CO2). Flowmeter ini digunakan untuk mengatur laju alir. Laju alir
air yang digunakan adalah 3 L/menit, untuk laju alir udara 30 L/menit,
sedangkan laju alir CO2 yang digunakan adalah 3 L/menit.
Pada metode kimia, CO2 dan udara masuk melalui kolom absorpsi
bagian bawah sedangkan NaOH masuk melalui kolom absorpsi bagian atas.
Dimana diketahui bahwa cairan mempunyai berat jenis yang lebih besar dari
gas CO2 serta sifat alami bahwa cairan akan mudah mengalir ke bawah karena
adanya gaya gravitasi sedangkan gas akan bergerak ke atas seperti menguap.
Umpan yang digunakan berupa CO2 yang dibantu dengan udara yang
dikompresi untuk memberikan tekanan lalu terjadi kontak dengan NaOH yang
dialirkan melalui atas. Pada saat CO2 dan NaOH bertemu maka akan terjadi
perpindahan massa. NaOH ini akan menyerap CO2 yang terdapat pada udara
tersebut. Karena udara bersifat inert (tidak terlarut) maka hanya gas CO2 yang
akan pindah ke dalam fase air. Semakin ke bawah maka akan semakin kaya
dengan gas CO2 sedangkan semakin ke atas maka aliran semakin kecil akan
kandungan CO2 atau menghasilkan gas yang lebih murni. Gas yang lebih
murni atau yang kandungan CO2 lebih sedikit ini akan keluar melalui kolom
absorpsi bagian atas, sedangkan NaOH akan keluar di bagian bawah kolom.
Berhubung sirkulasi terjadi secara terus-menerus (kontinyu) maka
konsentrasinya umpan maupun keluarannya akan berubah-ubah.
Begitupun sama dengan proses metode fisika.
Untuk mengetahui jumlah CO2 yang terabsorpsi maka dilakukan titrasi
dengan sampling dari tangki dan outlet menggunakan HCl 0,1 M untuk
metode kimia, dan NaOH 0,1 M untuk metode fisika. Indikator yang
digunakan dalam proses titrasi adalah fenolptalein (indikator PP), dimana
untuk metode fisika akan terjadi perubahan warna pada sampel dari bening
menjadi merah muda. Dan untuk metode kimia akan terjadi perubahan warna
dari merah muda menjadi bening, ketika mencapai titik ekivalen antara
konsentrasi basa dan asam. Sampling ini dilakukan setiap 5 menit sekali
selama 40 menit dengan diambil volume sampel (CO2) sebanyak 10 mL
sehingga diperoleh 8 data untuk di inlet (tangki) dan 8 data untuk di outlet.
Untuk perhitungan konsentrasi CO2 di dalam tangki didapatkan sebagai
berikut:
Mula-mula 3,34 -
5 2,86 2,3
10 2,45 2,06
15 2,39 1,99
20 2,04 1,78
25 1,94 1,64
30 1,78 1,58
35 1,69 1,43
40 1,61 1,39
0,018
0,016
0,014
0,012 y = -0,0003x + 0,0144
R² = 0,7871
0,01
0,008
0,006
0,004
0,002
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Waktu Absorpsi (Menit)
Dapat dilihat pada grafik absorpsi motode kimia diatas, jika semakin
lama proses operasi berlangsung maka konsentrasi CO2 yang dihasilkan akan
menurun. Hal tersebut disebabkan oleh semakin berkurangnya komponen gas
CO2 yang telah diserap dalam air.
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh didapatkan kadar CO2
dalam rentang waktu tertentu pada larutan mengalami perubahan tetapi
perubahan yang dihasilkan tidak terlalu jauh. Hal ini menunjukkan bahwa
waktu absorpsi tidak berpengaruh besar terhadap kadar CO2 atau proses
absorpsi yang terjadi. Yang mempengaruhi kadar CO2 yang terabsorbsi adalah
variasi laju alir udara, cairan (NaOH), dan gas CO2. Konsentrasi CO2 terserap
semakin meningkat karena terakumulasi dengan laju produk yang kembali
menjadi umpan. Dengan kata lain, absorbsi ini berjalan secara kontinyu.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa
praktikan dapat memahami konsep dan prinsip kerja dari absorpsi antara gas dan
cairan pada lingkungan industri. Absorpsi adalah proses penyerapan komponen yang
terdapat gas dengan menggunakan cairan. Proses ini terjadi karena perbedaan
konsentrasi antara senyawa dalam campuran gas dan cairan penyerap. Prinsip kerja
absorpsi adalah terjadi kontak antara gas CO2 dan cairan penyerap yang memiliki
perbedaan konsentrasi, dengan CO2 dibantu oleh udara untuk memberikan tekanan
masuk melalui bawah kolom absorpsi dan cairan terlarut masuk melalui atas kolom
absorpsi lalu akan menyerap CO2 yang ada dalam udara.
Dapat menghitung laju kecepatan absorpsi CO2 dalam larutan NaOH berdasarkan
data praktikum yang diperoleh pada tiap interval waktu 5 menit hingga pada menit
ke-40, sehingga data yang diperoleh sebanyak 8 hitungan. Menghitung jumlah kadar
CO2 dalam larutan NaOH dari data yang diperoleh berdasarkan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet Praktikum Satuan Operasi "Absorpsi", Due Like, Jurusan Teknik Kimia
POLBAN
Jobsheet Praktikum Satuan Operasi "Absorpsi" Jurusan Teknik Kimia POLBAN,
2003
Mc CABE and Werren I Smith Julian C & Hariott., Unit Operations of Chemical
Engineering, 3 rd, New York
Mc. Growhill Book Co Fourth Edition 1993
Robert H Perry "Chemical Engineering Handbook" Mc Grow-hill Fourth Edition,
USA 1998