ANALITIK
PENENTUAN KADAR Fe MENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETRI NYALA SERAPAN ATOM
1 TKPB
Bahan :
• Serbuk logam Fe
• Aquadest
• Aqua regia (HCl : HNO3 = 3 : 1)
• HCl 0,1 M
B. Mematikan Alat
1. Pilih menu”methods” dan pilih ‘Flame’
2. Klik “optimize” lalu klik “ exteinguish flame”, maka nyala api akan
padam
3. Tutup tabung gas asetilen dan aliran udara tekan dari kompresor
4. Untuk mengeluarkan gas-gas yang masih tersisa pada pipa-pipa yang
menuju alat AAS, lakukan klik “Bleed line”
5. Matikan alat AAS dengan menekan tombol hijau
6. Matikan komputer dan exhaust
7. Matikan stabilator dan cabut kabel yang menghubungkan dengan
sumber listrik.
Konsentrasi
No Label Sampel %RSD Mean Abs
(ɥg/Ml)
1 Blanko 0.00 HIGH -0.0002
2 Standar 1 10.00 1.23 0.0827
3 Standar 2 20.00 0.78 0.1583
4 Standar 3 40.00 0.92 0.3047
5 Standar 4 60.00 0.68 0.4406
6 Standar 5 80.00 0.91 0.5448
Kurva Kalibrasi
0,4
Absorbansi
0,3
0,2
0,1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
-0,1
Konsentrasi (ppm)
Perhitungan sampel menggunakan spektrofotometer serapan atom:
• Sampel 1
y = 0.0069x – 0.0148
0.157 = 0.0069x – 0.0148
0.0069x = 0.1718
x = 24,90
Dari persamaan tersebut dapat diperoleh konsentrasi sampel yaitu 24,90
ppm.
• Sampel 2
y = 0.0069x – 0.0141
0.301 = 0.0069x – 0.0148
0.0069x = 0.3158
x = 45,768
Dari persamaan tersebut dapat diperoleh konsentrasi sampel yaitu 45,768
ppm.
Konsentrasi
No Label Sampel %RSD Mean Abs
(ɥg/Ml)
1 Sampel 1 24.90 1.57 0.157
2 Sampel 2 45.768 1.14 0.301
VI. PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan oleh Muhammad Helmi
Spektrofotometri Serapan Atom bertujuan untuk mengetahui nilai
absorbansi yaitu banyaknya cahaya yang terserap oleh atom dari sampel. Nilai
absorbansi sebanding dengan konsentrasi larutan sampel sehingga nilai
konsentrasi dapat ditentukan. Pada percobaan ini sampel yang digunakan
adalah Fe. Larutan sampel dibuat berbeda konsentrasinya dengan
menambahkan volume Fe dengan jumlah tertentu. Ada enam sampel yang
dibuat termasuk sampel blanko yang digunakan pada tahap awal sebelum
menganalisis sampel.
Pembuatan Larutan
Larutan sampel dibuat dari larutan induk Fe yang konsentrasinya 1000
ppm. Konsentrasi ini terlalu tinggi sehingga Fe yang digunakan volumenya
sedikit dan sulit terukur oleh pipet ukur hal ini akan menyulitkan pengukuran.
Dengan begitu larutan induk diencerkan 10 kali sehingga konsentrasinya
menjadi 100 ppm dan volume yang dibutuhkan menjadi lebih mudah dalam
pengukurannya.
Praktikan membuat 6 sampel termasuk larutan blangko. Larutan
blangko merupakan larutan yang tidak memiliki konsentrasi zat yang akan diuji.
Larutan blangko digunakan untuk tujuan kalibrasi sebagai pembanding dalam
analisis fotometri. Perlakuannya pun sama seperti sampel lainnya hanya saja
tidak diberikan komponen analit. Labu takar yang digunakan memiliki ukuran
50 ml. Larutan sampel yang dibuat konsentrasinya dibuat bervariasi sebagai
berikut.
Lampu yang digunakan dalam percobaan ini yaitu lampu Fe karena zat
yang diuji merupakan Fe. Lampu katoda ini memiliki arus 7mA dan panjang
gelombang 248,4nm.
Udara yang dihasilkan dari proses atomisasi sampel akan terisap oleh
exhaust yang berada di atasnya. Hal ini bertujuan agar tidak adanya asap dan
bau yang tersebar ke dalam ruangan praktikum.
Komputer:
Proses Analisis
Larutan yang telah dibuat kemudian siap untuk diuji dengan alat
spektrofotometer serapan atom. Selain larutan sampel yang telah dibuat,
ditambahkan juga dua larutan sampel yang tidak diketahui konsentrasinya.
Larutan ini akan dihitung konsentrasinya menggunakan persamaan kurva
kalibrasi yang dihasilkan setelah proses analisis selesai. Pada saat pergantian
analisis sampel, perlu didahului oleh larutan blangko sebagai pembanding.
Waktu pergantian analisis mengikuti perintah yang ada di dalam komputer.
Larutan akan diaspirasi dengan pipa kapiler masuk ke dalam bagian atomizer
yang terdiri dari beberapa bagian.
a) Nebulizer,
Berfungsi untuk mengubah larutan menjadi butir-butir kabut (aerosol)
dengan cara menarik larutan melalui kapiler dengan pengisapan pancaran
gas bahan bakar dan gas oksidan, disemprotkan ke ruang pengabut. Partikel-
partikel kabut yang halus kemudian bersama-sama aliran gas bahan bakar
masuk ke dalam nyala, sedang titik-titik kabut yang besar dialirkan melalui
saluran pembuangan.
b) Burner
Terjadi atomisasi yaitu pengubahan kabut atau uap garam unsur yang akan
dianalisis menjadi atom-atom normal di dalam nyala. Di dalam nyala api
terjadi reaksi redoks, reaksi reduksi terjadi pada sampel. Ion 𝐹𝑒 2+akan
diatomisasi menjadi atom netral tidak bermuatan 𝐹𝑒 0 . Sedangkan reaksi
oksidasi yang terjadi yaitu antara gas bahan bakar asetilen dengan gas
oksidannya udara.
Hasil Analisis:
Data absorbansi dari 6 larutan standar dan 2 larutan sampel yang belum
diketahui konsentrasinya.
• Larutan blanko (0 ppm) : -0.0002
• Larutan standar 1 (10 ppm) : 0.083
• Larutan standar 2 (20 ppm) : 0.158
• Larutan standar 3 (40 ppm) : 0.305
• Larutan standar 4 (60 ppm) : 0.441
• Larutan standar 5 (80 ppm) : 0.545
• Sampel 1 : 0,157
• Sampel 2 : 0,301
Dengan persamaan kurva kalibrasi juga dapat diperoleh konsentrasi dari dua
sampel yang ditambahkan saat pengujian
DAFTAR PUSTAKA
NATALIA, N. U. (2007). PENETAPAN KADAR POLUTAN TIMBAL (Pb) DALAM
DAUN SINGKONG (Manihot utilisima Pohl.) DITANAM DI LOKASI RAMAI DAN
SEPI LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR SECARA SPEKTROFOTOMETRI
SERAPAN ATOM (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).