Anda di halaman 1dari 39

SPEKTROFOTOMETRI UV

MULTIKOMPONEN
PENETAPAN KADAR INH
DAN VITAMIN B6
MAKALAH ANALISIS INSTRUMENTAL
MODUL IV
SPEKTROFOTOMETRI UV MULTIKOMPONEN
PENETAPAN KADAR INH DAN

VITAMIN B6

Disusun Oleh:
Kelompok
Anggota

Korektor

:A5
: 1) Eka Setianisa
(K 100 110 008)
2) Eka Prasna P.
(K 100 110 013)
3) Dyah Riswari Pitaloka S. (K 100 110 036)
4) Eldesi Medisa I.
(K 100 110 038)
:

LABORATORIUM ANALISIS INSTRUMENTAL


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

ABSTRAK
Metode persamaan simultan dilakukan dengan mengukur 2 atau lebih panjang
gelombang yang mana masing-masing komponen tidak akan menganggu. Kromofor
yang berbeda-beda dari tiap komponen akan mempunyai keuatan absorbs cahaya yang
berbeda pula pada satu daerah panjang gelombang. Pengukiran dilakukan pada
masing-masing larutan pada tiap panjang gelombang (menurut banyaknya komponen),
sehingga diperoleh persamaan hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi pada
panjang gelombang tersebut.

PENDAHULUAN
DASAR TEORI
Spektrofotometri serap adalah pengukuran serapan radiasi elektromagnetik
panjang gelombang tertentu yang smpit, mendekati monokromatik yang diserap zat.
Pengukuran serapan dapat dilakukan pada daerah ultraviolet (
190 380 nm) atau

pada daerah cahaya tampak (

380 780 nm). Daya serap atau serapan jenis zat pada

batas-batas kadar tertentu adalah tetap, tidak tergantung dari intensitas radiasi, panjang
jalan sinar dan kadar larutan, sehingga spektrofotometri serap dapat digunakan untuk
penetapan kadar.
Alat spektrofotometer pada dasarnya terdiri atas sumber sinar monokromator,
tempat sel untuk zat yang diperiksa, detector, penguat arus, dan alat ukur atau pencatat.
Spektrofotometer dapat bekerja secara otomatik ataupun tidak, dapat mempunyai system
sinar tunggal atau ganda.
(Anonim, 1979)
Bagian molekul yang mengabsorbsi dalam daerah ultraviolet dan daerah sinar tampak
dinyatakan sebagai kromofor. Dalam satu molekul dapat dikandung beberapa kromofor.
Jika kromofor dipisahkan satu sama lain paling sedikit oleh dua atom karbon jenuh, maka
tidak ada kemungkinan adanya konjugasi antara gugus kromofor.
(Hermann dan Gottfried, 1998)
Aspek Kualitatif
Data spektra UV secara tersendiri tidak dapat digunakan untuk identifikasi
kualitatif obat atau metabolitnya. Akan tetapi digabung dengan cara lain seperti
Spektrostopi Inframerah, resonansi magnet inti, dan spektrostopi massa, dapat digunakan
untuk maksud identifikasi/analisis kualitatif senyawa tersebut.
Aspek Kuantitatif
Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan (larutan
sampel) dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya.
Analisis 2 campuran secara bersama-sama
Bila diinginkan pengukuran 2 buah senyawa secara bersama-sama secara
spektrofotometri, maka dapat dilakukan pada 2 panjang gelombang yang mana masingmasing komponen tidak saling mengganggu atau gangguan dari komponen yang lain
paling kecil. Dua buah kromofor yang berbeda akan mempunyai kekuatan absorbsi
cahaya yang berbeda pula pada satu daerah panjang gelombang. Pengukuran dilakukan
pada masing-masing larutan pada dua panjang gelombang, sehingga diperoleh dua
persamaan hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi pada dua panjang
gelombang, akibatnya konsentrasi masing-masing komponen dapat dihitung.
(Gandjar, 2007)

TUJUAN
Praktikan diharapkan mampu menetapkan kadar INH dan vitamin B6 dalam
sampel yang mengandung dua komponen atau lebih menggunakan alat spektrofotometer
UV dengan metode persamaan simultan.

METODOLOGI
ALAT DAN BAHAN
- Alat
1. Spektrofotometer UV
2. Kuvet
3. Labu takar 10 mL
4. Bekker glass 100 mL
5. Pipet volume
6. Mikropipet
7. Propipet
8. Erlenmeyer
9. Timbangan analitik
10. Pipet tetes
-

Bahan

1. Tablet yang mengandung INH dan vitamin B6


2. Aquadest
3. Larutan baku INH 0,1 %
4. Larutanbaku Vitamin B6 0,1 %

PROSEDUR RESMI
Vitamin B6 (Piridoxin Hidroklorida)

Golongan analisis
:V
: C8H12NO3Cl (205,6), titik leleh 210oC, bubuk kristal putih, tak berbau, rasa asam-pahit.

Kelarutan
dalam

air

Etanol

aseton

Eter

kloroform

1:8

1 : 100

Tak larut

Tak larut

Tak larut

Pemeriksaan kualitatif :
1) Reaksi besi (III) klorida

: warna merah

2) Ke dalam campuran 2 mL larutan asam sulfanilat terdiazotasi dalam 1 mL 3 N = NaOH


ditambah kira0kira 5 mg zat. Larutan berwarna kuning tua sampai jingga kemudian
ditambahkan 2 mL 3 N asam asetat, berubah menjadi merah.
3) Ke dalam larutan 50 mg zat dalam 1 mL air ditambahkan 1 tetes larutan tembaga sulfat
2% dan 1 mL 3 N NaOH, terbentuk warna biru ungu.
4) Sejumlah 1 mg zat, dilarutkan dalam 10 mL air, ke dalam 1 mL larutan diklorkinon
kloremida 0,04% dalam etanol mutlak dan 1 tetes larutan 6 N amoniak, terbentuk warna
biru, ke dalam 1 mL larutan lainnya, ditambah larutan asam benzoate 3% 1 mL
diklorkinon klorimida dan 1 tetes larutan amoniak, tidak timbul warna biru.
Pemeriksaan kuantitatif :
1) Titrasi : Larutan zat dalam asam asetat (ditambahkan larutan raksa (II) asetat) dititrasi
dengan 0,03 N asam perklorat (1/20 mmol) sampai timbul warna biru. Indikator 3 tetes
larutan ngu Kristal.
2)
dalam air :

220 pada 254 nm

425 pada 324 nm.


Isoniazid (INH)

Golongan analisis
: IV, V
: C6H7H30 (137,1), jarak cair 170 174oC, Kristal putih, rasa pahit.
Kelarutan
air
Etanol
aseton
Eter
kloroform
dalam
1:8
1 : 45
1 : 1000
Tak larut
1 : 1000

Pemeriksaan kualitatif :
1) Isoniazid (INH) mereduksi larutan Perak Nitrat, Amoniak, pereaksi Fehling, dan larutan
Kalium Permanganat dingin.
2) Larutan 50 mg zat direaksikan dengan 1 mL larutan 2,4 di-nitroklorobenzol (1,0 gr/100
m2 etanol dibuat segera) dan 4 tetes 3 N NaOH. Dalam waktu singkat, terbentuk larutan
merah coklat yang tidak berubah sekalipun diencerkan dengan air.
3) Sejumlah 20 mg zat dan 100 mg Natrium Karbonat kering dipanaskan pada kaca
porselen, tercium bau piridin.
Pemeriksaan kuantitatif :
1) Titrasi : Larutan zat dalam 18 mL Asam Asetat bebas air dan 2 mL Anhidrida Asetat
dititrasi dengan 0,05 N Asam Perklorat (1/20 mmol) sampai timbul warna hijau. Indikator
1 tetes larutan ungu kristal.
2)
dalam air : 380 pada 266 nm.

CARA KERJA
1. Menentukan / Mencari Harga

INH

Vitamin B6

dalam air
dalam air

= 380 pada 266 nm


= 220 pada 254 nm

425 pada 324 nm


2. A. Penetapan Larutan Stok INH 0,1 %
Ditimbang 100 mg INH.

Dimasukkan ke dalam labu takar.

Ditambah pelarut air ad 100 mL.

Dibuat larutan stok baku INH 0,1 %.


Nb: sudah tersedia di laboratorium

B. Penetapan Larutan Stok Vitamin B6 0,1 %


Ditimbang 100 mg Vitamin B6.

Ditambah pelarut air ad 100 mL.

Dibuat larutan stok baku Vitamin B6 0,1 %.


Nb: sudah tersedia di laboratorium

3. A. Ditentukan
Diambil 100

max
L larutan stok INH 0,1 % b/v

Dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL.

Ditambah pelarut air ad 10,0 mL.

Dimasukkan ke dalam kuvet.

Diukur resapannya pada berbagai panjang gelombang untuk menentukan


range : 200 400 nm.

B. Diambil 100

L Larutan Stok Vitamin B6 0,1 %

max.

Dimasukkan dalam labu takar 10 mL.

Ditambah aquadest ad 10 mL.

Dimasukkan ke dalam kuvet.

Diukur resapannya pada berbagai panjang gelombang untuk menentukan

max.

4. A. Pengukuran Absorbansi
Diambil 100
L larutan stok INH 0,1 % b/v

Dimasukkan ke dalam labu takar dan ditambahkan air ad 10 mL.

Dimasukkan ke dalam kuvet.

Dibaca absorbansinya pada setiap panjang gelombang max pada


dan

Vitamin B6 (324,5 nm).

B. Diambil 200

L Larutan Stok Vitamin B6 0,1 %.

Dimasukkan dalam labu takar dan ditambahkan air ad 10 mL.

Dimasukkan ke dalam kuvet.

INH (265 nm)

Dibaca absorbansinya pada setiap panjang gelombang max pada


dan

INH (265 nm)

Vitamin B6 (324,5 nm).

5. Dihitung Nilai E Masing-Masing Komponen pada Tiap Panjang Gelombang (dengan


persamaan Lambert Beer)
A=

.b.c

Didapatkan 2 buah persamaan :


A pada
265 nm
= 373 CA + 153,5
A pada

324,5 nm

= 41 CA + 381 CB

6. Diukur Absorbansi Larutan Sampel pada Tiap Gelombang Maximum tersebut


Ditimbang 100,0 mg sampel (serbuk).

Dimasukkan ke dalam labu takar 10,0 mL dan ditambah aquadest ad 10 mL.

Diambil 25

L dan dimasukkan labu takar 10,0 mL.

Ditambah aquadest ad 10 mL.

Dimasukkan ke dalam kuvet.

Dibaca absorbansi pada

max INH (265 nm) dan

max Vitamin B6 (324,5 nm).

Dimasukkan data absorbansi tersebut ke dalam 2 persamaan yang didapat.

Diselesaikan persamaan tersebut dengan metode eliminasi untuk mencari kadar senyawa
yang dianalisis.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Senyawa Vitamin B6
220 pada 254 nm
425 pada 324 nm

Senyawa INH
320 pada 266 nm

Pelarut

Aquadest

Larutan stok yang

Pelarut
Larutan stok yang

0,1 (%)

dibuat

dibuat

Berat (mg)

Berat (mg)

Kertas kosong

Kertas kosong

Kertas + zat

Kertas + zat

Kertas + zat sisa

Kertas + zat sisa

*Berat zat

*Berat zat
Penentuan

0,1 (%)

max

Penentuan

Konsentrasi larutan = 0,002 %

Konsentrasi larutan = 0,002 %

V1 . C1 = V2 . C2

V1 . C1 = V2 . C2

V1 . 0,1 = 10 . 0,002

V1 . 0,1 = 10 . 0,001

V1

V1

= 0,2 mL

max

= 0,1 mL

Diambil 0,2 mL larutan stok (0,1%) diambah Diambil 0,1 mL larutan stok (0,1%) diambah
pelarut (aquadest) ad 10 mL.
Data pencarian
nm

pelarut (aquadest) ad 10 mL.


max

Data pencarian
nm

Abs

max
Abs

324,5
0,748
Berdasarkan data di atas, maka
max

265,0
0,312
Berdasarkan data di atas, maka
max

senyawa Vitamin B6 = 324,5 nm

senyawa INH = 265,0 nm

Pembacaan Absorbansi pada


Senyawa Konsentrasi
(%) b/v

max

Nilai
Absorbansi
(A)

Senyawa

Konsentras
i

Nilai
Absorbansi
(A)

(%) b/v
INH

0,001 %

0,374

0,037

Vit. B6

0,002 %

0,299

0,752

INH

0,001 %

0,372

0,045

Vit. B6

0,002 %

0,315

0,771

0,374

0,041

0,307

0,762

Rata-Rata

Rata-Rata

Perhitungan Nilai E Masing-Masing Senyawa


Senyawa INH pada
265 nm ; 0,373 =
A . 1 . 0,001
Senyawa INH pada

324,5 nm ; 0,041 =

Senyawa INH pada

265 nm ; 0,307 =

Senyawa INH pada

324,5 nm ; 0,767 =

A1 = 373

A . 1 . 0,001
B . 1 . 0,001

A2 = 41
B1 = 153,5

B . 1 . 0,001

B2 = 381

CA = INH
CB = Vitamin B6
Persamaan yang didapat :
A pada
265 nm : 373 CA + 153,5 CB = ......... persamaan (1)
A pada

265 nm : 41 CA + 381 CB = .. persamaan (2)

Pengukuran absorbansi sampel


Data Orientasi
Berat
(mg)

Add
10 mL

Larutan yang
dibaca 25
L ad 10 mL

Berat kertas
Berat kertas +
zat
Berat kertas +
zat sisa
Berat zat

Nilai Absorbansi (A)


Fp
400 x

Pada

Pada

max 1
265,0 nm

max 2
324,5 nm

0,632

0,042

0,2670
0,3679
0,2672
0,1007

Data Replikasi
Berat (mg)

Berat (mg)

Berat (mg)

(A)

(B)

(C)

Berat kertas

0,2682

0,2670

0,2650

Berat kertas + zat

0,3682

0,3672

0,3655

0,2694

0,2672

0,2654

0,099

0,1000

0,1001

Berat kertas + zat


sisa
Berat zat

Add
10 mL

Larutan yang
dibaca 25
L ad 10 mL

Nilai Absorbansi (A)


Fp
400 x

Pada

Pada

ax 1 (265,0
nm)

ax 2 (324,5
nm)

RI

0,631; 0,727

0,035; 0,040

R II

0,679; 0,559

0,032; 0,029

R III

0,746; 0,575

0,041; 0,026

Rata-rata :
max 1

RI
R II

= 0,679
= 0,619

R III

= 0,661
max 1

RI

= 0,0375

= 265 nm

R II

= 0,0305

R III

= 0,0335

= 324,5 nm

Konsentrasi awal
A = CA = 75,47 % b/v

CB = -1,036 . 10-4 % b/v

B = CB = -5 % b/b

CA = 78,54 % b/v

C = CA = 74,31 % b/b

CB = -4,144 % b/b

PERHITUNGAN
Orientasi

0,632 =

373 CA

153,5 CB

381

0,042 =

41 CA

381 CB

153,5

240,792

142.113 CA +

58.483,5 CB
6,447

CA

243,345
CA
CA

58.483,5 CB

135666 CA

=
=

1,727 10-3 % b/v 400


0,691 % b/v
=

0,042 =

41 CA + 381 CB

0,042 =

41 (1,727 10-3) + 381 CB

0,042 =

0,071 + 381 cb

CB

=
=

-7,612 10-5 % b/v

-7,559 10-5 % b/b

100 %

100 %
100 % = 68,62 % b/b

6.447

Replikasi I

0,632 =

373 CA

153,5 CB

381

0,0375 =

41 CA

381 CB

153,5

258,699

142.113 CA +

58.483,5 CB
5,75625

5 CA

58.483,5 CB

252,943
CA
CA

135419,5 CA

=
=

1,868 10-3 % b/v 400

100 % = 75,47 %
100 % = 68,62 % b/b

0,0375

41 (1,868 10-3) + 381 CB

0,0375

0,07658 + 381 CB

381 CB

-1,0257 10

6293,

-0,03908

-4

CB

CB
-1036 10-4 % b/b

-1,0257 10-4 b/v

-4,144 % b/b

Replikasi II

0,679 =

373 CA

153,5 CB

381

0,0305 =

41 CA

381 CB

373

27,84

15293 CA

6293,5 CB
11,38

3 CA

142113 CB

152,9

16,46

-135819,5 CB

=
=

-1,2119 10-4 % b/v 400


0,05 % b/v
= 0,05 % b/b 100 % = -5 % b/b

0,0305

41 CA + 381 CB

0,0305

41 CA + 381 (-1,2119 10-4 )

0,0305

41 CA + (-0,05)

=
=

1,963 10-3 % b/v

CB

CA

100 % = 0,196 400


= 78,54 % b/b

Replikasi II

0,661 =

373 CA

153,5 CB

381

0,0335 =

41 CA

381 CB

373

251,841

142113 CA

6293,5 CB
5,14225

5 CA

251,8358

142113 CB

135419,5 CA

=
=

1,8596 10-3 % b/v

0,185 400

74,31 % b/b

0,0335

41 (1,8596 10-3) + 381 CB

0,0335

0,076 + 381 CB

CA
CA

-1,115 10-4 =

100 % = -5 % b/b

CB

6293,

-1,115 10-4
CB

CB

100 % = -4,46 % b/b

Kadar INH rata-trata =

Kadar

Vitamin

= 76,107 % b/b
B6
rata-rata

= -3,048 % b/b
EVALUASI HASIL
x

75,47
78,54

76,107

74,31

d| x - x

d2

0,637

0,406

2,433

5,919

1,797

3,229

Jumlah
d

SD

d2 = 9,554

d = 4,867
= 1,622
=

= 2,186

Data yang dicurigai = 78,54 % b/b


Harga ditolak jika

> 2,5
= 1,5 < 2,5 = 78,54 % b/b (Jadi harga diterima)

P = 0,95; n = 3; t = 2,353

Kadar INH

=xt
= 76,107 2,353
= (76,107 2,96971) % b/b

Kadar Vitamin B6
x

1,036 10-4
-5

-3,048

-4,144
Jumlah

SD

d| x - x

d2

3,048

9,290

1,952

3,810

1,096

1,201

d = 6,096

d2 = 14,301

= 2,032
=

Data yang dicurigai = 1,036 10-4


Harga ditolak jika

= 2,674

> 2,5
= 1,5 < 2,5 = 78,54 % b/b (Jadi

harga diterima)
P = 0,95; n = 3; t = 2,353
Kadar Vitamin B6
=xt

= -3,048 2,353
= (-3,048 3,633) % b/b

PEMBAHASAN
Praktikum ini dilakukan untuk menetapnkan kadar senyawa dalam sampel yang
mengandung dua komponej atau lebih, menggunakan alat spektrofotometer UV dengan
metode persamaan simultan.
Praktiku ini menggunakan metode persamaan simultan karena metode ini dapat
mengukur lebih dari satu komponen dalam senyaqwa, yang mempunyai serapan pada
panjang gelombang yang berdekatan, hal ini dapat terjadi karena metode persamaan
simultan dilakukan dengan mengukur pada 2 atau lebih panjang gelombang yang mana
masing-masing komponen tidak akan menganggu. Kromofor yang berbeda-beda dari tiap
komponen yang akan mempunyai kekuatan absorbs cahaya yang berbeda pula pada satu

daerah panjang gelombang. Tetapi tidak dapat digunakan untuk senyawa yang
mempunyai gugus kromofor sama.
Sampel yang digunakan dalah tablet yang mengandung INH (Isoniazid) dan
Vitamin B6. INH dan Vitamin B6 mempunyai gugus kromofor yang berbeda, maka data
ditetapkan kadarnya menggunakan metode simultan. Kromofor adalah gugus atau system
yang bertanggung jawab pada penyerapan sinar yang merupakan gugus tidak jenuh yang
dapat menyerap radiasi dalam daerah UV-Vis. Penyerapan sejumlah energi tersebut akan
menghasilkan transisi electron dan orbital bereksitasi. Eksitasi adalah transisi atau
perpindahan electron dari orbital rendah ke orbital yang tinggi.
Izoniazid mempunyai harga
dalam pelarut air adalah 380 pada
nm. Yang artinya Isoniazid dengan kadar 1 % b/v dibaca absorbansinya pada

266
266 nm

dengan kuvet setelah 1 cm akan didapat absorbansinya 380. Sedangkan Vitamin B6


mempunyai harga
dalam pelarut air 220 pada
254 nm dan 425 pada
324 nm.
Larutan stok baku INH dan Vitamin B6 sudah tersedia dengan kadar 1
% /v dengan masing-masing pelarut aquadest. Pada penentuan
max, berdasarkan
b

harga

zat, untuk menghitung berapa konsentrasi yang digunakan, diperoleh

konsentrasi larutan INH yang digunakan adalah 0,001 % b/v dan didapat

max 324,5

nm dengan absorbansi 0,748. Sedangkan konsentrasi Vitamin B6 yang digunakan adalah


0,002 % b/v dan didapat
max 265,0 nm dengan absorbansi 0,312. Penentuan
max
ini dilakukan pada
Pada

200 nm 400 nm untuk UV.

praktikum,

pembacaan

absorbansi

dilakukan

pada

maxkarena

kepekaannya juga maksimal, perubahan absorbansi untuk setiap satuan konsentrasi


adalah yang paling besar, di sekitar
max, bentuk kurva absorbansinya datar (hokum
Lambert-Beer akan terpenuhi) dan jika dilakukan pengukuran ulang maka keslahan yang
isebabkan oleh pemasangan ulang panjang gelombang akan kecil sekali ketika
digunakan
max.
Pada metode persamaan simultan, pengukuran dilakukan pada masing-masing
larutan pada tiap panjang gelombang, sehingga diperoleh persaman hubungan antara

absorbansi dengan konsentrasi. Dilakukan pembacaan absorbansi senyawa INH dengan


kadar 0,001 % b/v pada
max 1 (265 nm) diperoleh absorbansi 0,374 dan
max 2
(324,5 nm) diperoleh absorbansi 0,037. Pembacaan dilakukan dua kali. Dengan kadar INH
0,001 % b/v dibaca pada
max 1 (265 nm) diperoleh absorbansi 0,372 dan
max 2
yaitu 324,5 nm 0,045. Diperoleh rata-rata absorbansi untuk INH 0,001 % b/v
(265 nm) adalah 0,373 dan pada

max 2 (324,5 nm) diperoleh absorbansi 0,041. Untuk

pembacaan absorbansi Vitamin B6 kadar 0,002 % b/v pada


absorbansi 0,299 dan pada

max 1 (265 nm) diperoleh

max 2 (324,5 nm) diperoleh absorbansi 0,0752. Pembacaan

dilakukan 2 kali seperti INH dan diperoleh absorbansi Vitamin B6 pada


nm) adalah 0,315 dan pada

max 1

max 1 (265

max 2 (324,5 nm) adalah 0,771. Dan diperoleh kadar rata-

rata absorbansi Vitamin B6 pada

max 1 (265 nm) adalah 0,0,307 dan pada

max 2

(324,5 nm) adalah 0,762. Berdasarkan hokum Lambert-Beer yang menyatakan bahawa
intensitan yang diteruskan oleh larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal dan
konsentrasi larutan.
A=

.b.c

Sehingga diketahui bahwa absorbansi (A) berbading lurus dengan absortivitas (

),

tebal kuvet (b), dan konsentrasi (c). supaya nilai b tetap, maka selama pengukuran
digunakan kuvet dengan ketebalan yang sama. Dala hokum Lambert-Beer terdapat
beberapa pembatasan yaitu sukar digunakan dianggap monokromatis, penyerapan terjadi
dalam suatu voume yang mempunyai penampang luas yang sama, senyawa yang
menyerap dalam lautan tersebut, dan tidak terjadi peristiwa fluorosensi dan fosforesensi.
Dan didapat persamaan :
A pada
265 nm : 373 CA + 153,5 CB = ......... persamaan (1)
A pada

265 nm : 41 CA + 381 CB = .. persamaan (2)

Kemudian diukur absorbansi sampel, tetapi karena sampel dalam bentuk tablet
maka berat satu tablet ditimbang kemudian digerus dan dibuat larutan terlebih dahulu.
Dengan cara sampel ditimbang 100,0 mg dengan seksama yang dilakukan pada neraca
analitik kepekaan 0,1 mg. menimbang seksama yang dimaksud adalah deviasi

penimbangan tidak boleh lebih dari 0,1 % dari berat zat yang ditimbang. Selanjutnya
dilakukan dengan pelarut yang sama dengan larutan stok baku yaitu aquadest dalam labu
takar 10,0 mL kemudian disaring supaya larutan jernih, karena bila tidak jernih bisa
terjadi penghamburan warna pada saat pembacaan absorbansinya.
Pada pembacaan absorbansi, larutan diambil 25L dan ditambahkan aquadest ad
10,0 mL dalam labu takar. Dilakukan orientasi pada pembacaan
max 1 (265 nm)
didapat absorbansi 0,632, pada
Pada

max 2 (324,5 nm) didapat absorbansi 0,042.

max 1 (265 nm), absorbansi rata-rata dari ketiga replikasi adalah 0,679; 0,619;

0,661. Pada

max 2 (324,5 nm) absorbansi rata-rata dari ketiga replikasi adalah

0,0375; 0,0305; 0,0335. Dengan persamaan sebelumnya dapat dihitung konsentrasi sampel.
Konsentrasi rata-rata INH dalam sampel yang didapat adalah 76,107 % b/bdan konsentrasi
Vitamin B6 rata-rata dalam sampel adalah -3,048 % b/b. hasil yang diperoleh Vitamin B6
dalam sampel adalah negatif, maka dimungkinkan dalam sampel kadar kafein sudah
berkurang atau bahkan sudah tidak ada. Tetapi hasil ini dapat juga dimungkinkan karena
ada beberapa factor kesalahan dalam praktikum seperti menimbang sampel kurang teliti,
pada saat pembuatan larutan untuk dibaca absorbansinya, mengadkannya kurang tepat,
dan pada saat pengambilan larutan dengan mikropipet kurang benar. Pada saat
pembacaan absorbansi semua larutan, digunakan larutan blanko yaitu aquadest (sama
seperti pelarut). Karena blanko berfungsi untuk menetralkan atau menghilangkan
absorbansi dari pelarut dalam sampel, sehingga yang terbaca pada alat absorban hanya
absorbansi dari sampel tanpa ada gangguan dari pelarut.
Dari evaluasi hasil didapatkan kadar INH dalam tablet tersebut adalah (76,107
2,9697) %b/b dan untuk kadar Viamin B6 dalam tablet adalah (-3,048 3,633) % b/b.
KESIMPULAN
1) Sampel mengandung INH dan Vitamin B6 dapat ditetapkan darnya dengan metode
persamaan simultan, karena INH dan Vitamin B6 mempunyai gugus kromofor.
2) Hasi negatif pada Vitamin B6 dapat diartikan bahwa masih terbacanya INH pada
pembacaan karena mempunyai
yang tidak begitu jauh.
3) Dari hasil percobaan diperoleh kadar dalam sampel =
INH

= (76,107 2,9697) % b/b


Vitamin B

= (-3,048 3,633) % b/b.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI. Jakarta
Auterhoff dan Kovar. 2002. Identifikasi Obat. ITB. Bandung. 165
Gandjar, Ibnu Gholib dan Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 249
Roth, Hermann. J. dan Blaschke, Gottfried. 1988. Analisi Farm asi.UGM.

Yogyakarta. 368-369

PENETAPAN KADAR TABLET ISONIAZID DAN PYRIDOXINE MENGGUNAKAN


SPEKTROFOTOMETRI UV DENGAN METODE SIMULTAN

I.

TUJUAN PERCOBAAN
Untukmengetahuicarapenetapankadartablet isoniazid
menggunakanspektrofotometriuvdenganmetodesimultan

II.

DASAR TEORI
Radiasielektromagnetik,

yang

dansinartampakmerupakansalahsatunya,

dan

manasinar

pyridoxine

ultraviolet

dapatdianggapsebagaienergi

yang

merambatdalambentukgelombang.
Beberapaistilahdanhubungandigunakanuntukmenggambarkangelombangini.
Panjanggelombangmerupakanjarak
yang

bersebelahanpadagelombang

linear

darisuatutitikpadasatugelombangketitik

yang

berdekatan(IbnuGholibGinanjardan

Rohman,2007).
Biladiinginkanpengukuranduabuahsenyawasecarabersama

samapadaspektrofotometri, makadapatdilakukanpada 2 panjanggelombang yang


manamasing masingkomponentidaksalingmenggangguataugangguandarikomponen
yang

alin

paling

kecil.

berbedaakanmempunyaikekuatanabsorbsicahaya
padasatudaerahpanjanggelombang.

Duabuahkromofor
yang

berbeda

Pengukurandilakukanpadamasing

yang
pula

masinglarutanpada

panjanggelombang,

sehinggadiperoleh

persamaanhubunganantaraabsorbansidengankonsentrasipadaduapanjanggelombang,
akibatnyakonsentrasimasing

masingkomponendapatdihitung(IbnuGholibGinanjardan Rohman,2007).
Padapercobaaninibertujuanuntukmenetapkankadar INH dalamsediaan tablet
yang

mengandung

INH-vitamin

B6 denganmetodepersamaansimultanmenggunakanspektrofotometri

UV-

Multikomponen.
Spektroskopiadalahdasarsuatupercobaanpokokdanmenyangkutabsorpsi,

emisi/

pengeluaranataupenyebaranradiasielektromagnetikoleh

atom

ataumolekul(IbnuGholibGinanjardan Rohman,2007).
Spektrofotometri

UV-

Multikomponenmerupakansuatupengukuranuntukanalisis

ataulebihkomponensenyawadenganmenggunakanmetodesimultanataumetodederifatif.
Padapercobaanini, metode yang digunakanuntukmenetapkan INH dalam tablet INHvitamin

B6 adalahmetodepersamaansimultan.

Metodepersamaansimultandilakukandenganmengukurpada
ataulebihpanjanggelombang,

yang

manamasing-

masingkomponentidakakansalingmengganggu.
duapanjanggelombangdidapatdari
max

B6.

max

Padapercobaanini,

padasenyawabaku

INH

dan

padasenyawabaku vitamin B6(Anonim,1979).


Sampel yang digunakanadalah tablet yang mengandung INH dan vitamin
INH

(Isoniazin)

101,0% C6H7N3O,

mengandungtidakkurangdari
dihitungterhadapzat

98,0%

yang

dantidaklebihdari

dikeringkan.

INH

merupakanhablurtidakberwarnaatauserbukhablurputih, tidakberbau, rasa agakpahit,


teruraiperlahan-lahanolehudaradancahaya(Anonim,1979).
INH memilikikhasiattubekulostatik yang paling kuat, terhadapbakteri lain
tidakaktif.

Bekerjatuberkulosidterhadaphasil

yang

sedangbertumbuh,

mekanismenyabekerjaberdasarkanantagonismesainganhingga

metabolism

selmenjaditerganggu(Fessenden,1997).
Vitamin
B6 (piridoksin)
jugadigunakanuntukmelawanmual,

selaindigunakandalamkeadaandevisiensi,
muntahdanpadadepresi

yang

disebabkanolehpilantihamil,

yang

manadikiraadahubungannyadenagnkekurangan

serotonin di otakakibat metabolism triptofan yang dipertinggi(Fessenden,1997).


Untuksuatularutan yang mengandung 2 komponen yang menyerap, x dan y,
serapandiukurpada

panjanggelombang.

Ketelitiandantinggi

di

dapatkandenganmemilihpanjanggelombangdimanapanjanggelombangpengukuranmer
upakanpanjanggelombangdimanaserapanyamaksimal,
karenadenganpergeseransedikitpadakurvaserapantidakmenyebabkanperubahanserapa
n yang terlampaujauh(www.digilib.ui.ac.id).
Jumlahkomponendalamcampurandapatmencapai

komponendengansyaratselisihpanjanggelombangmaksimumantarakomponen minimal
5 nm. Jikajumlahkomponendalamsampellebihdari 3, makauntukmenghitungkadar di
gunakan software multikomponen yang terdapatpadaalatspektrofotometri UV-Vis
(www.digilib.ui.ac.id).
Metodeanalisis

yang

digunakanpadaanalisismultikomponenjugaharusdivalidassepertianalisiszattunggal(ww
w.digilib.ui.ac.id).
Absortivitas

(a)

tidaktergantungpadakonsentrasi,

merupakansuatukonstanta
tebalkuvet,

daninteraksiradiasi

yang
yang

mengenaisampel.
Absortivitastergantungpadasuhu,pelarut,strukturmolekuldanpanjanggelombangradiasi
. Satuanditentukanolehsatuan-satuan b (tebalkuvet), c (konsentrasi). Jikasatuan c
adalah

(molar)

dandisimbolkandengan

makaabsortivitasdisebutdenganabsortivitas
dengansatuan

M-1cm-1atau

liter.mol-1 cm-1.

molar
Jika

dinyatakandenganpersenberat/volume (g/100ml) makaabsortivitasdapatditulisdengan


E1%1cm danjugasering

kali

ditulisdengan A1%1cm(IbnuGholibGinanjardan

Rohman,2007).
E1%1cm merupakanabsorbansisuatusenyawa yang diukurpadakonsentrasi 1%
b/v (1g/100ml) dandengankuvet yang mempunyaiketebalan 1cm padaketebalan 1cm
padapanjanggelombangdanpelaruttertentu(IbnuGholibGinanjardan Rohman,2007).
Panjanggelombang
yang
digunakanuntukanalisiskualitatifantarapanjanggelombang

yang

mempunyaipanjanggelombangmaksimal. Untukmemilihpanjanggelombangmaksimal,

dilakukandenganmembuatkurvahubungantaraabsorbansidenganpanjanggelombangdar
isuatularutanbakupadakonsentrasitertentu(IbnuGholibGinanjardan Rohman,2007).
III.

SIFAT BAHAN
Isoniazid/INH (Md 36 hal 288)
Rumusmolekul :
Bm :137,1
Pemeriaan :tidakberwarna, putihtidakberbau ,Kristal ataububuk Kristal putih
Kelarutan
:
1:8
air,
1:50
alkohol,
sedikitlarutdalamklorofom,

sangatsedikitlarutdalameter.
Pyridoxine /vitamin B6 (Md 36 hal 1978)
Rumusmolekul :
Bm :205,6
Pemerian :putih/praktisputih,Kristal /bubuk Kristal
Kelarutan : 1:5 (air), 1:115 (alkohol), tidaklarutdalameter

Isoniazid (AOAC, p.252)


Isoniazid
Isoniazid
Isoniazid
Isoniazid
Isoniazid

Lambda Max
265
263
267
296

A1% 1cm
420
370
374
292

Solvent
0,01 N HCl
95% EtOH
0,5 N H2SO4
0,5 N NaOH

A1% 1cm
345
425
350, 180

Solvent
95% EtOH
0,1 N HCl
H2O

Pyridoxine HCl (AOAC, p.259)


Pyridoxine HCl
Pyridoxine HCl
Pyridoxine HCl
Pyridoxine HCl

Lambda Max
288
290
324, 254

Pelarutterpilih= 95%EtOH
Rentangabsorbansi 0,5 1,5

Isoniazid
0,2
x 10000
C = 370
= 5,4 ppm
Rentangterpilih = 5,4- 40,5

C=

1,5
x 10000
370

= 40,5 ppm

Pyridoxine
0,2
x 10000
C = 345
=5,8 ppm

C=

1,5
x 10000
345

=43,5 ppm

Rentangterpilih = 5,8-43,5

Larutanbakuinduk isoniazid
56,1 mg
1000=2244 ppm
Konsentrasi : 25 ml
Cara kerja:
Timbang 50 mg pyridoxine
Larutkandalamlabutakar 25 ml denganetanol ad 25 ml
Kocok ad homogen
Laruanbaku :
C1

2244 ppm

0,03
=6,732 ppm
10

0,05
=11,22 ppm
10

2244 ppm

0,07
=15,71 ppm
10

2244 ppm

0,1
=22,44 ppm
10

2244 ppm

0,13
=29,17 ppm
10

C2 2244 ppm

C3

C4

C5

C6

2244 ppm

0,16
=35,90 ppm
10

Cara kerja :
Pipetlarutanbakuinduk (30 l, 50l, 70l, 130l, 160l)
Masing masingditambahkanetanol ad 10 ml, cekabsorbansinya

Larutanbakuinduk pyridoxine
Konsentrasi :

50,4 mg
1000=1008 ppm
50 ml

Cara kerja:
Timbang 50 mg pyridoxine
Larutkandalamlabutakar 50 ml denganetanol ad 50 ml
Kocok ad homogen
Laruanbaku :
C1

1008 ppm

0,03
=3,02 ppm
10

0,05
=5,04 ppm
10

1008 ppm

0,07
=7,06 ppm
10

1008 ppm

0,1
=10,08 ppm
10

C2 1008 ppm

C3

C4

C5

C6

1008 ppm

0,13
=13,10 ppm
10

1008 ppm

0,16
=16,13 ppm
10

Cara kerja :
Pipetlarutanbakuinduk (30 l, 50l, 70l, 130l, 160l)
Masing masingditambahkanetanol ad 10 ml, cekabsorbansinya

Preparasisampel
Cara kerja :
Timbangsampelsebanyak 25 mg
Tambahkanetanol ad 25 ml dalamlabutakar 25 mll
Saringdengankertaswhatman
Pipet 0,3 ml (300 l) denganmikropipet
Tambahkanetanol ad 10 ml dalamlabutakar (30 ppm)

Bobot rata rata 3 tablet =

Isoniazid

1,6901
=0,56 g 563 mg
3

x
563=25 mg
400

x=17,76 mg

Pyridoxine =

x
563=25 mg
10

x = 0,44 mg
Penimbangansampel
Sampel I

= 0,0268 g

Sampel II

= 0,0269 g

Sampel III

= 0,0258 g

Perhitungankonsentrasisampel
Sampel I

26,8 mg
1000=1072 ppm
25 ml

= 1072 x

Sampel II

= 32,16

26,9 mg
1000=1076 ppm
25 ml

= 1076 x

Sampel III

0,3 ml
10 ml

0,3 ml
10 ml

= 32,28

25,8 mg
1000=1032 ppm
25 ml

= 1032 x

0,3 ml
10 ml

Tabelpengamatanbaku Isoniazid (INH)

= 30,96

Konsentrasi

Abs 1 Isoniazid Abs 2 Pyridoxine A1%1cm Isoniazid


(265,5)

A1%1cm Pyridoxine

(286,5)

6,73

0,183

0,079

271,92

117,38

11,22

0,319

0,318

284,31

283,42

15,71

0,459

0,204

292,17

129,85

22,44

0,633

0,275

282,09

122,55

29,17

0,826

0,367

283,17

125,81

35,30

0,953

0,432

265,46

120,33

Rata-rata = 279,85

Rata-rata = 149,89

Isoniazidpada isoniazid
0,183
C 1=
10.000
6,73
= 271,92
0,319
C 2=
10.000
11,22
= 284,31
0,459
C 3=
10.000
15,71

= 292,17
C 4=

0,633
10.000
22,44

= 282,09
C 5=

0,826
10.000
29,17

= 283,17
C 6=

0,953
10.000
35,90

= 265,46

Isoniazidpada pyridoxine
0,079
C 1=
10.000
6,73

= 117,38
C 2=

0,138
10.000
11,22

= 283,42
C 3=

C 5=

0,204
10.000
15,71

= 125,81

= 129,85
C 4=

0,367
10.000
29,17

C 6=

0,275
10.000
22,44

0,432
10.000
35,90

= 120,33

= 122,55

Tabelpengamatan Baku Pyridoxine


Konsentrasi
3,02
5,04
7,06
10,08
13,10
16,13

Abs 1 Isoniazid Abs 2 Pyridoxine A1%1cm Isoniazid


(265,5)
0,014
0,028
0,060
0,083
0,104
0,153

Pyridoxine pada isoniazid


0,014
C 1=
10.000
3,02
= 46,36
0,028
C 2=
10.000
5,04
= 55,55
0,060
C 3=
10.000
7,06

(286,5)
0,057
0,110
0,184
0,238
0,311
0,419

46,36
55,55
84,95
82,34
79,39
94,85
Rata-rata = 73,91
= 84,95
C 4=

0,083
10.000
10,08

= 82,34
C 5=

0,104
10.000
13,10

= 79,39
C 6=

0,153
10.000
16,13

A1%1cm Pyridoxine
188,74
218,25
260,62
236,11
237,40
259,76
Rata-rata = 233,48

= 94,85
Pyridoxinepada pyriddoxine
0,057
C 1=
10.000
3,02
= 188,74
0,110
C 2=
10.000
5,04
= 218,25
0,184
C 3=
10.000
7,06

= 260,62
C 4=

0,238
10.000
10,08

= 236,11
C 5=

0,311
10.000
13,10

= 237,40
C 6=

0,419
10.000
16,13

= 259,76

TabelPengamatansampel
Konsentrasi
32,16
32,28
30,96

Abs 1 Isoniazid (265,5)


0,617
0,430
0,270

Abs 1 Isoniazid (286,5)


0,279
0,195
0,270

Sampel 1 :0,617=279,85 INH . CINH +73,91 PR. CPRx 233,48


0,279=149,89 INH .CINH +233,48 PR. CPRx 73,91

144,05716=65339,378 INH .CINH +17256,5068 PR


20,62089=11078,3699 INH .CINH +17256,5068 PR

123,43627=54261,0081 INH . CINH


CINH =2,275 103 10.000=22,75 ppm
CPR=

Sampel 2 :0,430=279,85 INH . CINH +73,91 PR. CPRx 233,48


0,195=149,89 INH .CINH +233,48 PR. CPRx 73,91

100,3964=65339,378 INH . CINH +17256,5068 PR


14,41245=11078,3699 INH .CINH +17256,5068 PR

85,98395=54261,0081 INH . CINH


CINH =1,585 103 10.000=15,85 ppm
CPR=

Sampel 3 :0,600=279,85 INH . CINH +73,91 PR .CPRx 233,48


0,270=149,89 INH .CINH +233,48 PR . CPRx 73,91

140,088=65339,378 INH .CINH +17256,5068 PR


19,957=11078,3699 INH . CINH +17256,5068 PR

120,1323=54261,0081 INH . CINH


CINH =2,213 103 10.000=22,13 ppm
CPR=

Perhitungankadar isoniazid
Sampel 1

22,75
x 100
32,16

= 70,74 %
Sampel 2

15,85
x 100
32,28

= 49,10 %

Sampel 3

22,13
x 100
30,96

= 71,47 %
Perhitunganberat
Sampel 1

= 70,47 % x 563 = 396, 75

Sampel 2

= 49, 10 % x 563 = 276,43

Sampel 3

= 71,47 % x 563 = 402,37

Perhitungan 4d
Kadar (%)
S1

276,43

S2

396,75

S3

402,37

Rata-rata %

d
2,81

X = 399.56

2,81

4d

= 4 x 2,81
=11,24
d*
= 399,56 276,43
= 123,13
d* > 4d
data dibuang
396,75+ 402,37
=399,56
berat =
mg / tablet
2
PEMBAHASAN
Sinar

UV

tidakdapatdideteksiolehmata,

dapatmenyerapsinariniterkadangmerupakansenyawa
beningdantransparan.

makasenyawa
yang

Olehkarenaitu,

tidakberwarnatidakperludibuatberwarnadenganpenambahan

yang

tidakmemilikiwarna,
sampel

yang

reagent

Bahkansampeldapatlangsungdianalisameskipuntanpapreparasi.
sampelkeruhtetapharusdibuatjernihdenganfiltrasiatausentrifugasi.
Prinsipdasarpadaspektrofotometriadalahsampelharusjernihdanlarutsempurna,

tertentu.

Namunperludiingat,

tidakadapartikelkoloidapalagisuspensi,
karenaapabilasampeltidakjernihataudikatakanterdapatsenyawa

lain

yang

tidaklarutmakahasilpembacaanabsorbansimenjaditidaktepat.
Padapenetapankadarkapsulkloramfenikolinipraktikanmelakukanpreparasisampeldenganmetodefil
trasiatau di disaringmenggunkankertassaring.
Padapraktikuminikelompok kami mendapatkanhasiljumlah isoniazid 399,56 mg / tablet.
sedangkankadarsebenarnyaadalah

400

mg/tablet

sedangkankadarpyridoksinetidakterbaca.

Kesalahandalampenetapankadarinidisebabkankarenakelarutanpyridoxynesangatbesardankadarpy
ridoxyne yang terlalukecilyaitu 10 mg/tablet sedankankadar isoniazid 400 mg/tablet
dankearutannyayaitu

1:115

dalametanoldankelarutan

isoniazid

1:50

dalametanol.

Akibatdariperbedaankelarutandankadar yang signifikaninimakaadasejumlahpyridoxyne yang


tidakterlarutsempurnaselainitujugamasihada yang tertinggaldalamlabuukurmaupundalam proses
penyaringansehinggaketikadilakukanpenetapankadarmakatidakterbaca.
Dapatdikatakanjugasemakinkecilkadarobat

yang

akanditentukanmakaakansemakinbesarpersenkesalahan yang didapat.


KESIMPULAN
Kadar pyridoxine yang didapatadalah 399,56 mg/ tablet.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1979.

Farmakope Indonesia Edisi III . Departemen KesehatanRepublikIndonesia

Jakarta.
Rohman, Abdul, IbnuGandjar. 2007. Kimia FarmasiAnalisis. PustakaBelajar : Yogyakarta. 2008.
Kimia FarmasiAnalisis.PustakaPelajar : Yogyakarta.
Fessenden, Ralp J. dan Joan S. Fessenden, 1997, Kimia Organik, jilid 1 edisiketiga,
terjemahanoleh : Aloysius H. P, PenerbitErlangga, Jakarta.
Martindale. (2009). Martindale The Complete Drug Reference.
ed.Pharmaceutical Press.

- 36th Edition

Anda mungkin juga menyukai