Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI


MODUL 2
“SPEKTROFOTOMETRI UV”

DOSEN PENGAMPU : Dr. HasyrulHamzah, S. Farm., M. Sc.


DISUSUN OLEH :
NAMA : AMELIA WANDINI
NIM : 1811102415008
KELAS :C
KELOMPOK : 1 (SATU)

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. JudulPraktikum
Spektrofotometri UV
B. TujuanPraktikum
1. Praktikan diharapkan mampu menetapkan kadar suatu senyawa
menggunakan alat spektrofotometri UV dengan tahapan analisa data
yang benar
2. Mampu menetapkan kadar senyawa obat berdasarkan metode
spektrofotometri
3. Mengetahui dan memahami bahwa suatu obat dapat ditetapkan
kadarnya lebih dari satu metode
C. LatarBelakang
Spektrofotometer UV-VIS adalah salah satu metode instrumen
yang paling sering diterapkan dalam analisis kimia untuk mendeteksi
senyawa (padat/cair) berdasarkan absorbansi foton. Agar sampel dapat
menyerap foton pada daerah UV-VIS (panjang gelombang foton 200
nm – 700 nm), biasanya sampel harus diperlakukan atau derivatisasi,
misalnya penambahan reagen dalam pembentukan garam kompleks
dan lain sebagainya. Unsur diidentifikasi melalui senyawa
kompleksnya. Persyaratan kualitas dan validitas kinerja hasil
pengukuran spektrofotometer dalam analisis kimia didasarkan pada
acuan ISO 17025, Good Laboratory Practice (GLP) atau rekomendasi
dari Pharmacopeia (EP, DAB, USP). (A. Irawan. 2019)
Teknik pengukuran spektrofotometri dengan menyerap cahaya dengan
mengaplikasikan hukum Lambert-Beer. Hukum ini menyatakan bahwa
absorbansi cahaya (A) sebanding dengan konsentrasi (c) dan
ketebalan media/cuvet (d), yang dinyatakan dalam persamaan.
ld
A=−log =−log ( T )=αcd

dengan I0 dan Id adalah intensitas cahaya datang dan diteruskan.
Koefisien absorpsi (α) dapat diperoleh dengan per- samaan 2. Dimana
Qext adalah nilai efisiensi cahaya terhambur, ε adalah refractive index
(ε = 0,04-0,05 untuk logam perak pada λ = 400-450 nm) (Schubert,
2004), N adalah rapat partikel dan λ adalah panjang gelom- bang pada
puncak maksimum. (Junaidi. 2017)
Spektrofotometri UV-Vis bisa digunakan untuk uji kuantitatif dan
kualitatif. Dalam setiap analisis kuantitatif perlu dilakukan langkah
langkah utama dan baku yaitu:
1. Pembentukan warna (untuk pengukuran dengan sinar tampak)
dan zat yang tidak berwarna atau warnanya kurang kuat.
2. Penentuan panjang gelombang maksimum.
3. Pembuatan kurva kalibrasi.
Komponen-komponen UV-Vis terdiri dari sumber radiasi yang stabil
dan berkelanjutan (kontinyu); sistem lensa, cermin dan celah untuk
membatasi, membuat paralel dan memfokuskan berkas sinar;
monokromator untuk menyeleksi sinar menjadi lamda tertentu (sinar
monokromatis); kontainer atau tempat sampel yang transparan biasa
disebut dengan sel atau kuvet; detektor yang dirangkaikan dengan
readout atau piranti baca untuk menangkap sinyal dari sinar yang
masuk sesuai dengan intensitas cahayanya dan ditampilkan pada layar
readout. (Setiarso. Dkk. 2016)
Vitamin C adalah salah satu senyawa kompleks yang terdapat dalam
buah dan sayuran yang memiliki sifat larut air. Menurut (Tahir dkk.
2019), vitamin C merupakan suatu senyawa atau zat gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh dengan prekusornya adalah karbohidrat. Vitamin
C dikenal juga dengan nama asam askorbat. Dalam tubuh manusia
senyawa ini berfungsi sebagai katalis dalam reaksi kimia. Oleh karena
itu, jika jenis katalis ini tidak terdapat dalam tubuh maka fungsi normal
tubuh akan terganggu (Setyawati, 2014). Tubuh manusia tidak dapat
menghasilkan vitamin C sehingga kebutuhan vitamin C dalam tubuh
dipenuhi melalui asupan bahan makanan. Bahan makanan seperti
sayuran dan buah–buahan segar adalah sumber vitamin C yang baik.
Vitamin C memiliki sifat mudah larut dalam air dan mudah teroksidasi.
Asam askorbat atau vitamin C dalam buah-buahan dan sayuran akan
rusak atau berkurang akibat proses oksidasi berupa paparan udara,
pemasakan dan pengirisan, serta penyimpanan yang tidak tepat. Salah
satu bentuk tindakan agar kandungan vitamin C pada sayuran dan
buah-buahan tetap terjaga yaitu proses pengemasan buah dan sayuran
pada suhu rendah (di lemari es). (Aina & Suprayogi. 2011), manfaat
vitamin C bagi tubuh yaitu sebagai antioksidan, sintesis kolagen, dan
anti kanker. Kebutuhan vitamin C oleh setiap tubuh berbeda, hal ini
tergantung pada usia, jenis kelamin, sifat metabolisme, dan penyakit
tertentu. Orang dewasa diajurkan konsumsi 100- 150 mg vitamin C
(Badriyah & Manggara, 2015).
BAB II
PROSEDUR KERJA
A. Alat Dan Bahan
a. Alat
1. Spektrofotometri UV
2. Kuvet
3. Mortir dan stamper
4. Spatula
5. Sendok tanduk
6. Kertas perkamen
7. Beaker glass
8. Erlenmeyer
9. Neraca analitik
10. Pipet tetes
11. Mikro pipet
b. Bahan
1. Xonce
2. Asam askorbat
3. Aquabidest
4. Etanol 70%
B. ProsedurKerja
a. Pembuatan baku asam askorbat
1. Ditimbang dengan seksama asam askorbat 5 mg
2. Kemudian masukkan kedalam beaker glass, dilarutkan dengan
aquabidest
3. Setelah itu pindahkan kedalam labu ukur ad 10,0 ml
4. Maka didapatkan larutan baku asam askorbat.
b. Penentuan panjang gelombang maksimal
1. Dipipet 100µl larutan stok asam askorbat
2. Dimasukkan larutan baku asam askorbat tadi kedalam labu ukur
10,0 ml
3. Kemudian tambahkan aquabidest hingga batas tanda
4. Dilakukan pencucian kuvet dan dilakukan persiapan alat
spektrofotometri
5. Kemudian masukkan larutan baku asam askorbat tadi kedalam
kuvet
6. Lalu baca panjang gelombang 200-400 nm
7. Dicatat serapan maksimal sampel sebagai panjang gelombang
maksimal
c. Penetapan kurva baku asam askorbat
1. Disiapkan 6 labu ukur 10,0 ml
2. Kemudian pipet untuk 6 labu ukur, larutan berturut-turut
sebanyak 40µl, 80µl, 120µl, 160µl, 200µl, 240µl dan dimasukkan
pada masing-masing labu 10,0 ml
3. Diberikan label atau etiket pada masing-masing labu ukur
4. Kemudian tambahkan aquabidest ad 10,0 ml
5. Dibaca absorbansi dari masing-masing kadar pada panjang
gelombang yang telah didapatkan sebelumnya.
d. Penetapan kadar sampel tablet XonCe
1. Disiapkan tablet vitamin C XonCe
2. Ditimbang sampel menggunakan timbangan analitik, catat bobot
sampel
3. Digerus sampai halus tabel XonCe tersebut, kemudian ditimbang
sampel sebanyak 100 mg
4. Untuk melarutkan sampel tersebut maka tambahkan 1 ml etanol
96%, larutkan dalam beaker glass
5. Kemudian pindahkan sampel yang sudah larut tadi kedalam labu
ukur 10,0 ml dan tambahkan aquabidest sampai batas tanda
6. Dibaca absorbansi pada panjang gelombang maksimal yang
telah didapatkan sebelumnya (λMaks)
BAB III
HASIL DAN PERHITUNGAN
A. Pembuatan Larutan Baku Asam Askorbat
Diketahui :
Berat sampel asam askorbat = 5 mg
Volume labu takar = 10 mL = 0,01 L
beratsampel 5
konsentrasi sampel= = =500 ppm
volumelabutakar 0,01
B. Penetapan Kurva Baku Asam Askorbat
Mencari konsentrasi asam askorbat

Rumus : V1.C1 = V2.C2

V1 = Volume larutanstandar yang di encerkan

V2 = Volume larutan pengencer

C1 = Konsentrasi larutan yang diencerkan

C2 = Konsentrasi pengencer

Penyelesaian :

1. Konsentrasi 40 µL
40 µLx 500 µg/mL= 10 mL x C2

500 µg/ml × 0,04 ml


C2= 10 ml

C2= 2 µg/mL
2. Konsentrasi 80 µL
80 µLx 500 µg/mL= 10 mL x C2

500 µg/ml × 0,08 ml


C2= 10 ml

C2= 4 µg/mL

3. Konsentrasi 120 µL
120 µLx 500 µg/mL= 10 mL x C2

500 µg/ml × 0,12 ml


C2= 10 ml

C2= 6 µg/mL

4. Konsentrasi 160 µL
160 µLx 500 µg/mL= 10 mL x C2

500 µg/ml × 0,16 ml


C2= 10 ml

C2= 8 µg/mL

5. Konsentrasi 200 µL
200µLx 500 µg/mL= 10 mL x C2

500 µg/ml × 0,2 ml


C2= 10 ml

C2= 10 µg/mL
6. Konsentrasi 240 µL
240 µLx 500 µg/mL= 10 mL x C2

500 µg/ml × 0,24 ml


C2= 10 ml

C2= 12 µg/mL

Perhitungan rata-rata

0,233+ 0,240+0,235
1. rata−rata= =0,236
3
0,333+ 0,340+0,335
2. rata−rata= =0,336
3
0,433+ 0,440+0,435
3. rata−rata= =0,436
3
0,533+ 0,540+0,535
4. rata−rata= =0,536
3
0,633+ 0,640+0,635
5. rata−rata= =0,636
3
0,733+ 0,740+0,735
6. rata−rata= =0,736
3

Konsentras Absorbansi Absorbans Absorbans Rata- SD


i (µg/mL) 1 i2 i3 rata
2µg/mL 0,233 0,240 0,235 0,236 0,002944

4 µg/mL 0,333 0,340 0,335 0,336 0,002944

6 µg/mL 0,433 0,440 0,435 0,436 0,002944

8 µg/mL 0,533 0,540 0,535 0,536 0,002944

10 µg/mL 0,633 0,640 0,635 0,636 0,002944

12 µg/mL 0,733 0,740 0,735 0,736 0,002944


Persamaan kurva baku asam askorbat

Kurva Baku Asam Askorbat


0.8
0.7 f(x) = 0.05 x + 0.14
0.6 R² = 1
0.5
ABsorbansi

0.4 abs
0.3 Linear (abs)

0.2
0.1
0
0 2 4 6 8 10 12 14
Konsentrasi (µg/mL)

C. Pembuatan Larutan Baku Vitamin C (XonCe)


Diketahui :
Berat sampel Vitamin C (XonCe) = 100 mg
Volume labu takar = 10 mL = 0,01 L
berat sampel 100
konsentrasi sampel= = =10000 ppm
volume labu takar 0,01
D. PenetapanKurva Baku Vitamin C (XonCe)

Sampel absorbansi Konsentrasi (µL)


1 0,280 2,88µg/mL
2 0,285 2,98µg/mL
3 0,289 3,06µg/mL

Konsentrasi vitamin C (XonCe)


1. Absorbansi = 0,280
y = 0,05x + 0,136
0,280−0,136=0,0025 x
0,280−0,136
x= =2,88µg/mL
0,05
7. Absrobansi = 0,285
y = 0,05x + 0,136
0,285−0,136=0,0025 x
0,285−0,136
x= =2,98µg/mL
0,05
8. Absorbansi = 0,289
y = 0,0025x + 0,136
0,289−0,136=0,0025 x
0,289−0,136
x= =3,06µg/mL
0,05
PersamaanKurvabaku Vitamin C (XonCe)
Kurva Baku Vitamin C (XonCe)
0.290
0.288 f(x) = 0.05 x + 0.14
R² = 1
0.286
0.284
Absorbansi
0.282
0.280
0.278
0.276
0.274
2.85 2.9 2.95 3 3.05 3.1
Konsentrasi (µg/mL)

BAB IV
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini membahas tentang spektrofotometri UV
dengan tujuan agar mahasiswa mampu menetapkan kadar suatu senyawa
menggunakan alat spektrofotometri UV dengan tahapan analisa data yang
benar, dapat menetapkan kadar senyawa obat berdasarkan metode
spektrofotometri serta mengetahui dan memahami bahwa suatu obat
dapat ditetapkan kadarnya lebih dari satu metode.

Pada praktikum spektrofotometri UV prosedur kerja yang dilakukan


yaitu dengan membuat larutan baku asam askorbat yang didapatkan hasil
yaitu 500 ppm larutan baku asam askorbat, kemudian menentukan
panjang gelombang maksimal menggunakan metode spektrofotometri UV
dengan pengukuran panjang gelombang 200-400 nm didapatkan hasil
pengukuran panjang gelombang sebesar 263 nm. Selanjutnya dilakukan
penetapan kurva baku asam askorbat dengan konsentrasi 2µg/mL,
4µg/mL, 6µg/mL, 8µg/mL, 10µg/mL, dan 12µg/mL dengan dilakukan
pengulangan sebanyak tiga kali sehingga didapatkan rata-rata absorbansi
dari 3 pengulangan tersebut yaitu Konsentrasi 2 µg/mL = 0,236,
Konsentrasi 4 µg/mL = 0,336, Konsentrasi 6 µg/mL = 0,436,
Konsentrasi 8 µg/mL = 0,536, Konsentrasi10µg/mL = 0,636,
Konsentrasi 12 µg/mL = 0,736. Sehingga didapatkan persamaan kurva
baku asam askorbat yaitu y = 0,05x + 0,136 dengan koefisien relasi (r)
yaitu 1 sehingga koefisien relasinya memenuhi persyaratan standar.

Pada penetapan kadar sampel vitamin C (XonCe) didapatkan


konsentrasi sampel sebesar 10000 ppm. Selanjutnya dilakukan penetapan
kurva baku vitamin C dengan langkah awal menentukan konsentrasi dari
data sampel vitamin C, konsentrasi didapatkan dengan menggunakan
persamaan dari kurva baku asam askorbat yaitu y = 0,05x + 0,136
sehingga didapatkan konsentrasi pada sampel 1 yaitu 2,88 µg/mL, pada
sampel 2 yaitu 2,98 µg/mL dan pada sampel 3 didapatkan konsentrasi
sebesar 3,06µg/mL.
BAB V
KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien relasi adalah 1 dan telah


memenuhi persyaratan standar koefisien relasi. Pada penetapan kadar
vitamin C (XonCe) didapatkan konsentrasi sampel sebesar 10000 ppm.
Selanjutnya dilakukan pengamatan kurva baku vitamin C dengan
menentukan konsentrasi sampel vitamin C. Berikut hasil konsentrasi
sampel 1 yaitu 2,88 µg/mL, pada sampel 2 yaitu 2, 98 µg/mL dan pada
sampel 3 yaitu 3. 06 µg/mL.
DAFTAR PUSTAKA

Anom Irawan. 2019. KALIBRASI SPEKTROFOTOMETER SEBAGAI


PENJAMINAN MUTU HASIL PENGUKURAN DALAM KEGIATAN
PENELITIAN DAN PENGUJIAN. INDONESIAN JOURNAL OF
LABORATORY. Vol 1 (2) 2019, 1-9. ISSN 2655 4887

Schubert E. F. 2004. Materials Refractive Index and extinction Coefecient


- Refractive Index and Extinction Coefficient of Materials, Rens-
selaer Polytechnic Institute. NY - USA.

Junaidi. Spektrofotometer UV-Vis UntukEstimasiUkuranNanopartikel


Perak.JurnalTeori Dan AplikasiFisika, Vol. 5 No. 1, 2017 : 97-102

Setiarso, Pirim dkk. 2016. Petunjuk Praktikum Kimia Analitik III.


Surabaya:Unesa Press.
Tahir, M., Hikmah, N., & Rahmawati, R. (2019). Analisis Kandungan
Vitamin C Dan β-Karoten Dalam Daun Kelor (Moringa oleifra Lam)
Dengan Metode Spektrofotometri Uv–Vis. Jurnal Fitofarmaka
Indonesia, 3(1), 135–140. https://doi.org/10.33096/jffi.v3i1.173

Setyawati, T. (2014). Peran Vitamin V Pada Kulit. Jurnal Ilmiah


Kedokteran, 1(2), 36–44

Aina, mia, & Suprayogi, D. (2011). Uji Kualitatif Vitamin C Pada Berbagai
Makanan Dan Pengaruhnya Terhadap Pemanasan. Jurnal Sains
Dan Matematika, 3(1). https: //doi.org/ 10.1234/ sainmatika.
v3i1.1615. P; 61-67

Badriyah, L., & Manggara, A. B. (2015). Penetapan Kadar Vitamin C Pada


Cabai Merah ( Capsicum annum L) Menggunakan Metode
Spektrofotometri Uv- Vis. Jurnal Wiyata, 2(1), 25–28.
LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai