Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS

VERITAS ET SCIENTIA NOBIS LUMEN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI DIV ANALIS KESEHATAN
Jl. Kol. H. Burlian Lrg. Suka Senang No. 204 KM 7 Palembang 30152
Telp. +62 711-412808 Fax. +62 711-415780 Email: fikes@ukmc.ac.id

MAKALAH KIMIA FARMASI


“Sediaan Parenteral”

Disusun oleh:

Viola Srimuliana Simarmata (1734014)


Digna Galihsetya Viani (1734017)
Elta Viana (1734023)

Dosen Pembimbing :

Ferawati Suzalin S.far.,APT.,M.Kes

Tahun 2017/2018
1. Pengertian
Parenteral berasal dari kata “para enteron” (Yunani) yang berarti
“menghindari usus”. Sediaan parenteral dapat difenisikan sebagai obat steril,larutan,
atau suspensi yang dikemas dengan cara yang sesuai untuk pemberian melalui
suntikan hiperdemis, baik dalam bentuk siap pakai maupun bentuk yang perlu
ditambahkan pelarut yang sesuai atau agen pensuspensi. Sediaan parenteral ialah
sediaan yang berupa larutan dalam air yang mengandung bahan aktif yang sama
dalam konsentrasi yang sama dan menggunakan eksipien yang sama dengan
konsentrasi yang sebanding. Bentuk sediaan parenteral (di luar usus) dapat berupa
larutan, suspensi, emulsi, dan serbuk steril dalam air atau minyak. Pencampuran
sediaan parenteral yaitu kombinasi penggunaan dua jenis obat atau lebih.
Produk parenteral didesain dan digunakan tanpa melalui mulut serta tidak
melawati saluran cerna tetapi melalui pembuluh darah. Untuk memperoleh efek yang
lama atau kerja depo, bentuk sediaan dapat dibuat suspensi dalam minyak yang hanya
dapat disuntikkan secara intramuskular (i.m), yaitu melalui otot.

2. Penggolongan dan Jenis Sediaan Parenteral


1) Sediaan Parenteral Volume Besar
Sediaan parenteral volume besar adalah injeksi dosis tunggal untuk
intervena dan dikemas dalam wadah bertanda volume lebih dari 100ml (FI
IV).
Tujuan penggunaan:
a. Bila tubuh kekurangan air, elektrolit dan karbohidrat maka kebutuhan
tersebut harus cepat diganti.
b. Pemberian infus memiliki keuntungan karena tidak harus menyuntik
pasien berulangkali.
c. Mudah mengatur keseimbanfan keasaman dan kebasaan obat dalam darah.
d. Sebagai penambah nutrisi bagi pasien yang tidak makan sebagai oral.
e. Berfungsi sebagai dialisa pada pasien gagal ginjal.
Syarat-syarat parental volume besar:
a. Steril.
b. Bebas paragon.
Sediaan parenteral volume basar harus steril dan bebas pyrogen karena:
①. Sediaan diinjeksikan langsung kedalam aliran darah ( i.v)
②. Sediaan ditumpukkan pada tubuh dan daerah gigi (larutan
penguras)
③. Sediaan langsung berhubungan dengan darah (hemofiltrasi.)
④. Sediaan langsung kedalam tubuh (dialisa peritoneal)
c. Bebas dari bahan pertikulat jernih, karenah dapat menyebabkan emboli.
d. Dikemas dalam wadah dosis tunggal.
e. Tidak mengandung bahan baktersidkarena volume cairan terlalu besar.
f. Isotonis dan isohidris.

2) Sediaan parenteral volume kecil adalah sebagai obat steril yang dikemas dalam
wadah di bawah 100ml,
Kategori parenteral volume kecil:
a. Produk permaseutikal yang terdiri dar bahan kimia organic dan anorganik
dalam larutan, suspense, emulsi, produk freezedried atau sebagai serbuk
steril.
b. Produk biologi yang disiapkan dari sumber bologi meliputi vaksi,
taksoid,ekstrak biologi.
c. Zat pendiaknosa seperti media kontras sinar x.
d. Produk radiofarmasi untuk deteksi dan diagnosis.
e. Produk bakteriologi.
f. Produk liposom dan lipid.
g. Produk gigi seperti anestetik lkal.
 Jenis
 Cair
 Serbuk
 Harus direkontitusi terlebih dahulu
 Tablet susuk

3. Fungsi dan kegunaan

4. Klasifikasi
1. Larutan dalam air.
Obat padat dengan partikel halus disolusi lalu obat larut dalam cairan tubuh,
didifusi dan partisi, sehingga obat diserap
2. Larutan dalam minyak.
Obat larut dalam minyak, dipartisi lalu obat larut dalam cairan tubuh didifusi dan
partisi, sehingga obat diserap.
3. Emulsi
Obat larut dalam fase minyak, dipartisi, sehingga obat larut dalam fase air, lalu di
didifusi dengan pencampuran pengenceran, lalu obat larut dalam cairan tubuh.
4. Susfensi dalam minyak.
Obat larut dalam fase air, dipartisi, sehingga obat larut dalam fase minyak, di
partisi ke cairan jaringan, lalu obat larut dalam cairan tubuh, lalu di difusi dan di
partisi, sehingga obat diserap.

5. Contoh
 Cair
Contoh : cairan infus
 Nacl 0,9% (normal saline)
 Neurobion injeksi
 Lidocaine
 Serbuk
Contoh : antibiotika
 Ampicilin
 Tablet susuk
Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai