SPEKTROMETRI
SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE(Penentuan Asam Askorbat
Dalam Sampel Jeruk)
Oleh:
Nama : Sofiatul Hasanah
NIM : 191810301049
Kelas/Kelompok : B/2
Nama Asisten : Erni Hening Nastiti
Istilah log (Io/It) dikenal sebagai absorbans dan sering disimbolkan sebagai A,
dimana b adalah panjang jalan (tebal) medium penyerap yang dilalui cahaya dan
dapat dinyatakan dalam centimeter, kemudian c menyatakan konsentrasi solut
yang menyerap cahaya dan dinyatakan dalam mol/L atau g/L. Harga K tergantung
dari satuan b dan yang digunakan apabila c dinyatakan g/L, maka tetapan K
disebut sebagai absortivitas dengan simbol a, jika c dinyatakan mol/L, maka
tetapan tersebut biasa disebut absortivitas molar dengan simbol Є. Pengukuran
cahaya secara langsung cukup sulit, sehingga cahaya yang diserap dapat diukur
berdasarkan cahaya yang diteruskan oleh sampel dan dinyatakan sebagai
Transmitant (T), dimana T = It/Io. Besaran transmitant umumnya diukur sebagai
persen Transmitant sehingga % t = It/Io x 100 . Berikut merupakan hubungan
antara Tranmsitant dengan Absorbans dapat diketahui
A = log (Io/It)
T = It/Io Maka,
A = log (I/T)
(Tim, 2021).
Gelombang cahaya yang diserap atau yang ditransmisikan oleh suatu media
diukur dengan alat yang dapat berupa kolorimeter yang sederhana atau dengan
suatu spektrofotometer. Spektrofotometer Ultra-violet dalam analisis kuantitatif
mempunyai beberapa keuntungan:
a. Dapat dipergunakan untuk banyak zat organik dan anorganik.
b. Selektif. Pada pemilihan kondisi yang tepat dapat dicari panjang
gelombang untuk zat yang dicari.
c. Mempunyai ketelitian yang tinggi, dengan kesalahan relatif sebesar 1% -
3%, tetapi kesalahan ini dapat diperkecil lagi.
d. Dapat dilakukan dengan cepat dan tepat
(SKOOG & WEST, 1971).
Kegunaan Spektrofotometer Ultra-violet dalam analisis kimia adalah untuk
analisis kualitatif dan kuantitatif. Kelemahan Spektrofotometer Ultra-violet dalam
analisis kualitatif adalah kurang teliti. Hal tersebut disebabkan karena pita-pita
absorpsi yang diperoleh melebar sehingga kurang khusus atau terbatas
pemakaiannya (Nugroho, 2020). Spektrum serapan Ultra-violet dapat dipakai
untuk mengetahui ada atau tidak adanya gugus fungsional tertentu dalam senyawa
organik. Alat ini dapat juga dipergunakan untuk menentukan jumlah kecil
senyawa berkadar rendah yang dapat mengabsorpsi dalam media non absorben
(PECSOK et al, 1976).
Larutan standar
Hasil
3.2.2 Penentuan Asam Askorbat Dalam Jeruk
Air jeruk
Hasil
4.2 Pembahasan
Spektrofotometri UV-Visible diaplikasikan dalam penentuan sampel yang
berupa larutan, gas, atau uap. Sampel harus diubah menjadi suatu larutan yang
jernih terlebih dahulu. Sampel yang berupa larutan harus memperhatikan beberapa
persyaratan pelarut yang dipakai antara lain:
1. Harus melarutkan sampel dengan sempurna.
2. Pelarut yang dipakai tidak mengandung ikatan rangkap terkonjugasi pada
struktur molekulnya dan tidak berwarna
3. Tidak terjadi interaksi dengan molekul senyawa yang dianalisis 4.
Kemurniannya harus tinggi.
(Suhartati, 2020).
Praktikum kali ini yaitu spektrofotometri visible (Penentuan asam askorbat
dalam sampel jeruk dimana bertujuan untuk menentukan panjang gelombang
maksimum, membuat kurva kalibrasi dengan benar, dan menentukan konsentrasi
asam askorbat dalam sampel jeruk. Langkah pertama yaitu membuat larutan
standar yang dilakukan dengan memipet 1, 2, 3, 4 dan 5 mL dan larutan asam
askorbat standar ke dalam 50 mL labu ukur. Larutan standard adalah larutan yang
telah ditetapkan konsentrasinya. Sampel yang akan dianalisis (dibuat sebanyak 3
ulangan) juga dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL. Sebagai larutan blanko,
masukkan 25 ml aquades ke dalam labu ukur 50 mL. Pembuatan larutan blanko
tidak ditambahkan asam askorbat didalamnya sehingga warna yang dihasilkan
berwarna putih.
Setiap labu ditambahkan 10 mL buffer asetat pH 4,5, 2 mL besi(III)
ammonium sulfat 8,8 x 10-5 M; 2 mL o-penantrolin 4 x 10-3%. 3. Tujuan dari
penambahan Besi (III) dan o-penantrolin adalah untuk membentuk senyawa
kompleks. Ketika ditambah dengan o-phenantrolin berubah warna menjadi warna
orange. Encerkan setiap larutan tersebut menjadi 50 mL. Larutan standar yang
dihasilkan mempunyai konsentrasi 10, 20, 30, 40 dan 50 ppm. Semakin tinggi
konsentrasinya warna yang dihasilkan semakin pekat yang terjadi karena interaksi
besi (III) dengan asam askorbat. Asam askorbat yang ditambahkan banyak
menyebabkan senyawa kompleks yang terbentuk semakin banyak. Warna yang
dihasilkan yaitu orange karena pada pengujuian absorbansi sinar tampak harus
berwarna dan berbentuk larutan. Reaksi yang terjadi antara o-phenanantrolin dan
besi sebagai berikut
2 Fe3+ (aq)+ 2 S2O32- (aq) → 2 Fe2+ (aq)+ S4O62- (aq)
Fe2+ (aq)+ 3 C12H8N2 (aq) → [Fe(C12H8N2)3 ]2+ (aq)
Pembentukan kompleks Fe(II)-fenantrolin, ion Fe2+ bertindak sebagai ion
pusat, dan 1,10-fenantrolin sebagai ligan. 1,10-fenantrolin tergolong dalam ligan
medan kuat yang dapat membentuk ikatan kovalen koordinasi dengan ion pusat
Fe2+ menghasilkan senyawa kompleks ferroin.
Panjang gelombang yang memberikan serapan maksimum dicari dengan
mengukur absorbans larutan standar 30 ppm pada daerah 450-550 nm dengan
interval 10 nm. Pengukuran dengan rentang 450-550 karena larutan yang akan
diuji yaitu larutan berwarna jingga. diulangi pengukuran disekitar daerah serapan
maksimum dengan memperkecil interval pengukuran menjadi 2 nm. Hasil
absorbansi yang diperoleh pada konsentrasi 10;20;30;40;50 berturut-turut adalah
0,15;0,18;0,22;0,28;dan 0,36 untuk absorbansi sampel yaitu sebesar 0,21. Panjang
gelombang maksimum yang dihasilkan sebesar 550 nm yang menandakan warna
yang diserap hijau dan warna yang terlihat pada spektrofotometri sinar tampat
berwarna hijau. Absorbansi yang dihasilkan dibuat grafik dengan sumbu y yaitu
absorbansi dan sumbu x yaitu konsentrasi. Berikut grafik yang dihasilkan.
Grafik Konsentrasi vs Absorbansi
0,4
0,35
0,3 y = 0,0052x + 0,082
R² = 0,963
Absorbansi
0,25
0,2
Absorbansi (y)
0,15
Linear (Absorbansi (y))
0,1
0,05
0
0 10 20 30 40 50 60
Konsentrasi (ppm)
V. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum spetrofotometri sinar tampak adalah
5.1 Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan dengan mencari rentang
panjang gelombang dan memenuhi warna yang diserap pada prinsip
spektrofotometri visible. Panjang gelombang tertinggi inilah yang disebut dengan
panjang gelombang maksimum
5.2 Pembuatan kurva kalibrasi dengan benar dilakukan dengan membuat grafik
antara absorbansi dengan konsentrasi dimana sumbu x yaitu konsentrasi dan
sumbu y adalah absorbansi. Dari grafik tersebut dibuat garis linear sehingga
menghasilkan persamaan y = mx + C
5.3 Penentuan konsentrasi asam askorbat dalam sampel vitacimin dihitung
dengan menggunakan persamaan dimana y merupakan absorbansi sampel
sehingga nantinya diperoleh nilai x yang dikalikan dengan factor pengenceran. X
disini adalah konsentrasi. Kadar asam askorbat dihitung dengan membagi
konsentrasi asam askorbat dalam sampel dengan konsentrasi sampel kemudian
dikalikan dengan 100%. Kadar sampel yang dihasilkan yaitu sebesar 43,846%.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R.J. dan J.S. Fessenden, 1991. Kimia Organik Jilid 2, edisi ketiga.
Wadsworth, Inc., Belmont, alih bahasa: Aloysius Hadyana P.
Fisher.2021. Material Safety Data Sheet Of Aluminium acetate, basic.
https://www.fishersci.com/store/msds?partNumber=AC428190010&product
Description=ALUMINIUM+ACETATE%2C+90%25%2C+1KG&vendorId
=VN00032119&countryCode=US&language=en. (diakses 20 september
2021)
GLASSTON, S. 1960. Textbook of physical chemistry. 2 nd ed. Macmillan and
Co. Ltd., London.
Labchem. Material Safety Data Sheet Of Ferric Ammonium Sulfate,
Dodecahydrate. http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC14260.pdf
(diakses 20 september 2021)
Labchem.2021. Material Safety Data Sheet Of Acetate Buffer pH 4.5, for
Cyanide . http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC10040.pdf (diakses
20 september 2021)
Labchem.2021. Material Safety Data Sheet Of o-Phenanthroline, 0.3% w/v.
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC18155.pdf (diakses 20
september 2021)
Nugroho, H., Sarwono, E., & Rinaldi, A. (2020). Aplikasi Metode
Spektrofotometri pada Klasifikasi Gas Karbon Monoksida (CO) dan Uap
Bahan Bakar Petrodiesel (C14H30). Progressive Physics Journal, 1(1), 1-14.
PECSOK, R.L.; L.D. SHILEDS; T. CAIRNS; and I.G. MCWILLIAM 1976.
Modern methods of chemical analysis. 2 nd ed. John Wiley & Sons, Inc.,
New York.
Sciencelab. 2021. Material Safety Data Sheet of Aquades. http://
www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927321 (diakses 20 september
2021)
Suhartati, T. (2017). Dasar-dasar spektrofotometri UV-Vis dan spektrometri
massa untuk penentuan struktur senyawa organik.
Tim Penyusun. 2021. Penuntun Praktikum Spektrometri. Jember: Universitas
Jember.
LAMPIRAN
1. Pengenceran Larutan
Larutan induk (M1) = 500 ppm
Volume akhir (V2) = 50 mL
a. Larutan induk =
b. Larutan Standar
- 10 ppm
M1 V1 = M2 V2
500 V1 = 10 . 50 ml
V1 = 1 ml
- 20 ppm
M1 V1 = M2 V2
500 V1 = 20 . 50 ml
V1 = 2 ml
- 30 ppm
M1 V1 = M2 V2
500 V1 = 30 . 50 ml
V1 = 3 ml
- 40 ppm
M1 V1 = M2 V2
500 V1 = 40 . 50 ml
V1 = 4 ml
- 50 ppm
M1 V1 = M2 V2
500 V1 = 50 . 50 ml
V1 = 5 ml
Konsentrasi (ppm) Absorbansi Absorbansi
(x) (y) sampel
10 0,15 0,31
20 0,18
30 0,22
40 0,28
50 0,36
0,35
0,2
Absorbansi (y)
0,15
Linear (Absorbansi (y))
0,1
0,05
0
0 10 20 30 40 50 60
Konsentrasi (ppm)
Konsentrasi Sampel =
43,846 %