Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

PENANGANAN LIMBAH INDUSTRI


ACARA 1 : PENENTUAN KEASAMAN AIR

DISUSUN OLEH:

NAMA : Rizal Ageng Pangestu


NIM : 021180053
FAKULTAS/JURUSAN : Teknik Industri/D3 Teknik Kimia
HARI, TANGGAL : Rabu, 21 Oktober 2020
DOSEN PEMBIMBING : Susanti Rina Nugraheni, S. T., M. Eng.

LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH INDUSTRI

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2020
LEMBAR PENGESAHAN

Acara : PENENTUAN KEASAMAN AIR

DISUSUN OLEH :

Nama : Rizal Ageng Pangestu

No Mahasiswa : 021180053

Fakultas / Jurusan : Teknik Industri / D3 Teknik Kimia

Hari / Jam : Rabu / 10.00-12.00 WIB

Dosen Pembimbing : Susanti Rina Nugraheni, S. T., M. Eng.

Disetujui

Dosen Pembimbing

Susanti Rina Nugraheni, S. T., M. Eng.


KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur kepada Allah SWT,atas segala rahmat dan hidayah-
Nya,sehingga saya masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk menyusun
laporan praktikum kami tentang “Penentuan Keasaman Air” ini sebagai data hasil
pengamatan saya. Saya juga menyampaikan terimakasih kepada :
1. Susanti Rina Nugraheni, S. T., M. Eng. sebagai Dosen pembimbing dan
asisten laboratorium yang telah membimbing kami selama praktikum.
2. Kelompok praktikum saya yang telah bekerja sama dalam melakukan
praktikum dan menyelesaikan laporan ini.
3. Dan teman-teman saya yang telah membantu dalam praktikum dan
menyelesaikan laporan ini.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas praktikum Penanganan Limbah Industri
pada semester lima D3 Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta. Semoga laporan ini bermanfaat bagi yang membacanya.
Mohon maaf, apabila dalam laporan ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan,maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca
untuk kesempurnaan dalam menyusun laporan ini.

Kebumen, 25 Oktober 2020


Praktikan,

Rizal Ageng Pangestu


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan senyawa yang bersifat pelarut universal, karena sifatnya
tersebut, maka tidak ada air dan perairan alami yang murni. Tetapi didalamnya
terdapat unsur dan senyawa lain. Dengan terlarutnya unsur dan senyawa
tersebut, terutama hara mineral, maka air merupakan factor ekologi bagi
makhluk hidup. Walopun demikian ternyata tidak semua air dapat secara
langsung digunakan memenuhi kebutuhan makhluk hidup, tetapi harus
memenuhi kriteria dalam setiap parameternya masing-masing.
Dalam menentukan kualitas air atau baik buruknya perairan dapat
ditentukan oleh berbagai factor, yaitu derajat keasaman (pH), Oksigen terlarut,
Karbondioksida bebas, daya menggabung asam (DMA), salinitas air, dan
Chemical Oxygen Demand (COD), Kebutuhan air untuk berbagai aspek
kehidupan menyangkut baik kuantitas maupun kualitas. Apabila jumlah airnya
berlebihan atau kurang dari yang dibutuhkan, maka akan mengganggu
demikian juga kualitas airnya harus sesuai dengan peruntukannya.
1.2 Tujuan
Menentukan keasaman total dan keasaman sementara
1.3 Dasar Teori
Menentukan keasaman dalam contoh air secara volumetric adalah
mengukur konsentrasi H+. Keasaman ada dua macam yaitu :
a. Keasaman total

b. Keasaman sementara

Keasaman total adalah kapasitas asam dari air sampai mencapai


netral pada pH 7.0 tanpa mengindahkan waktu yang dipakai untuk mencapai
keseimbangan reaksi pada pH 7.0. Keasaman total ditentukan dengan
menitrasi contoh air memakai larutan basa kuat. Contoh air dititrasi dengan
cepat dalam keadaan dingin (pada temperature 20ºC) sampai mencapai pH
7.0
Pada pH 7.0 ini mineral asam bebas akan menjadi netral dan
garam-garam yang terlarut akan menguap, apabila larutan dipanaskan.

Untuk titrasi selengkapnya maka larutan didinginkan dahulu agar


diperoleh hubungan pH-temperature akibat pemanasan yang sesuai,
sehingga tidak terjadi hidrolasi garam-garam. Keasaman dihilangkan adalah
kapasitas asam dalam yang mengandung campuran-campuran zat-zat, tanpa
hidrolisa untuk mencapai netral pH 7.0.

Perbedaan antara keasaman sementara dan keasaman total hanya


pada derajat oksidasi dan hidrolisa dalam analisanya.

Derajat keasaman atau pH merupakan suatu indeks kadar ion


hidrogen (H+) yang mencirikan keseimbangan asam dan basa. Derajat
keasaman suatu perairan, baik tumbuhan maupun hewan sehingga sering
dipakai sebagai petunjuk untuk menyatakan baik atau buruknya suatu
perairan (Odum, 1971). Nilai pH juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi produktifitas perairan (Pescod, 1973). Biasanya angka pH
dalam suatu perairan dapat dijadikan indikator dari adanya keseimbangan
unsur-unsur kimia dan dapat mempengaruhi ketersediaan unsur-unsur kimia
dan unsur-unsur hara yang sangat bermanfaat bagi kehidupan vegetasi
akuatik.

(Anonim, 2015)
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN

II.1 Alat dan Bahan


a. Alat
1. Gelas Beker
2. Erlenmeyer
3. Gelas Ukur
4. Buret Statif
5. Kompor
6. Thermometer
7. pH Indikator
8. Pipet
9. Corong
b. Bahan
1. Sempel
2. Indikator BCG
3. Larutan NaOH 0,00248 N
II.2 Diagram Alir

Menyiapkan alat dan bahan

Mengukur sampel limbah dengan gelas ukur

Menuangkan sampel limbah dalam


Erlenmeyer

Menambahkan indicator BCG

Menuangkan NaOH kedalam buret

Melakukan titrasi hingga berubah warna


menjadi hijau muda

Melakukan pemanasan terhadap sampel


hingga suhu 80-90°C selama 2 menit

Cek pH dan Menambahkan NaOH hinggan


pH menjadi netral 7

Gambar 2.2.1 Diagram Alir Penentuan Keasaman Air


BAB III
DATA PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN

III.1 Data Percobaan


Konsentrasi NaOH = 0,0024 N

Volume contoh air Volume NaOH (ml)

No. (ml) Titrasi 1 Titrasi 2

1 25 1,2 ml 8,2 ml

2 25 1,0 ml 8,0 ml

3 25 1,5 ml 9,1 ml

Volume rata-rata : 1,23 ml 8,43 ml


III.2 Perhitungan

III.3 Pembahasan
Pada praktikum Penentuan Keasaman Air ini bertujuan supaya
praktikan dapat menentukan nilai dari keasaman total maupun keasaman
sementara. Dari praktikum yang telah dilakukan, hasil dari perhitungan diperoleh
nilai dari keasaman total maupun keasaman sementara di tabel berikut :
Keasaman total (titrasi 2)

No. Volume NaOH (ml) Nilai ppm

1. 8,2 ml 8,2 ppm

2. 8,0 ml 8,0 ppm

3. 9,1 ml 9,1 ppm

Rata-rata 8,43 ml 8,43 ppm

Keasaman sementara (titrasi 1)

No. Volume NaOH (ml) Nilai ppm

1. 1,2 ml 1,2 ppm

2. 1,0 ml 1,0 ppm

3. 1,5 ml 1,5 ppm

Rata-rata 1,23 ml 1,23 ppm

Pada percobaan yang dilakukan titrasi 2 merupakan keasaman total


sedangkan pada titrasi 1 merupakan keasaman sementara. Nilai ppm yang
diperoleh pada titrasi 2 mempunyai nilai rata-rata 8,43 ppm sedangkan pada titrasi
1 diperoleh nilai rata-rata sebesar 1,23 ppm. Dapat disimpulkan bahwa nilai ppm
titrasi 1 lebih kecil daripada nilai ppm titrasi 2, hal ini terjadi karena sampel air
limbah langsung di titrasi dengan NaOH sehingga derajat oksidasinya kecil.
Sedangkan pada titrasi 2 larutan sampel air limbah dipanaskan terlebih dahulu
sehingga menyebabkan derajat oksidasi pada sampel air limbah meningkat dan
sampel air limbah terhidrolisis dengan sempurna. Karena derajat oksidasi dari
sampel air limbah meningkat maka untuk menetralkan air limbah tersebut
dibutuhkan larutan NaOH yang lebih banyak dibandingkan pada titrasi 1, inilah
yang menyebabkan nilai dari ppm titrasi 2 lebih besar dibandingkan dengan nilai
ppm titrasi 1.

BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah diperoleh dari perhitungan maka dapat
disimpulkan :
1. Nilai ppm rata-rata pada titrasi 1 adalah 1,23 ppm
2. Nilai ppm rata-rata pada titrasi 2 adalah 8,43 ppm

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2020.”Buku Petunjuk Praktikum Penanganan Limbah
Industri”.Yogyakart: UPN “Veteran” Yogyakarta.
Anonim.2015.”Makalah Keasaman dalam Air”.Semarang: Universitas
Diponegoro.

JURNAL PRAKTIKUM PEMISAHAN LIMBAH INDUSTRI


ACARA 1 : PENENTUAN KEASAMAN AIR

Nama : Rizal Ageng Pangestu


NIM : 021180053

Konsentrasi NaOH : 0,024 N

No. Volume contoh air (ml) Volume NaOH (ml)

Titrasi 1 Titrasi 2

1. 25 1,2 8,2

2. 25 1,0 8,0

3. 25 1,5 9,1

Volume rata-rata = 1,23 8,43

Yogyakarta, 21 Oktober 2020


Asisten Praktikan

Helmawati, S.T. Rizal Ageng Pangestu

Anda mungkin juga menyukai