Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

PENANGANAN LIMBAH INDUSTRI


ACARA 2 : PENENTUAN KEBASAAN AIR

DISUSUN OLEH:

NAMA : Rizal Ageng Pangestu


NIM : 021180053
FAKULTAS/JURUSAN : Teknik Industri/D3 Teknik Kimia
HARI, TANGGAL : Rabu, 4 November 2020
DOSEN PEMBIMBING : Susanti Rina Nugraheni, S. T., M. Eng.

LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH INDUSTRI

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2020
LEMBAR PENGESAHAN

Acara : PENENTUAN KEBASAAN AIR

DISUSUN OLEH :

Nama : Rizal Ageng Pangestu

No Mahasiswa : 021180053

Fakultas / Jurusan : Teknik Industri / D3 Teknik Kimia

Hari / Jam : Rabu / 10.00-12.00 WIB

Dosen Pembimbing : Susanti Rina Nugraheni, S. T., M. Eng.

Disetujui

Dosen Pembimbing

Susanti Rina Nugraheni, S. T., M. Eng.


KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur kepada Allah SWT,atas segala rahmat dan hidayah-
Nya,sehingga saya masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk menyusun
laporan praktikum kami tentang “Penentuan Kebasaan Air” ini sebagai data hasil
pengamatan saya. Saya juga menyampaikan terimakasih kepada :

1. Susanti Rina Nugraheni, S. T., M. Eng. sebagai Dosen pembimbing dan


asisten laboratorium yang telah membimbing kami selama praktikum.
2. Kelompok praktikum saya yang telah bekerja sama dalam melakukan
praktikum dan menyelesaikan laporan ini.
3. Dan teman-teman saya yang telah membantu dalam praktikum dan
menyelesaikan laporan ini.

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas praktikum Penanganan Limbah Industri
pada semester lima D3 Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta. Semoga laporan ini bermanfaat bagi yang membacanya.
Mohon maaf, apabila dalam laporan ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan,maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca
untuk kesempurnaan dalam menyusun laporan ini.

Kebumen, 10 November 2020


Praktikan,

Rizal Ageng Pangestu


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan senyawa yang bersifat pelarut universal, karena sifatnya
tersebut, maka tidak ada air dan perairan alami yang murni. Tetapi didalamnya
terdapat unsur dan senyawa lain. Dengan terlarutnya unsur dan senyawa
tersebut, terutama hara mineral, maka air merupakan factor ekologi bagi
makhluk hidup. Walopun demikian ternyata tidak semua air dapat secara
langsung digunakan memenuhi kebutuhan makhluk hidup, tetapi harus
memenuhi kriteria dalam setiap parameternya masing-masing.

Dalam menentukan kualitas air atau baik buruknya perairan dapat


ditentukan oleh berbagai factor, yaitu derajat keasaman (pH), Oksigen terlarut,
Karbondioksida bebas, daya menggabung asam (DMA), salinitas air, dan
Chemical Oxygen Demand (COD), Kebutuhan air untuk berbagai aspek
kehidupan menyangkut baik kuantitas maupun kualitas. Apabila jumlah airnya
berlebihan atau kurang dari yang dibutuhkan, maka akan mengganggu
demikian juga kualitas airnya harus sesuai dengan peruntukannya.

1.2 Tujuan
Menentukan kebasaan total dan keasaman sementara
1.3 Dasar Teori
Basa Adalah Senyawa Kimia Yang Menyerap Ion Hydronium
Ketika Dilarutkan Dalam Air.Basa Adalah Lawan (Dual) Dari Asam, Yaitu
Ditujukan Untuk Unsur/Senyawa Kimia Yang Memiliki Ph Lebih Dari 7.
Kostik Merupakan Istilah Yang Digunakan Untuk Basa Kuat. Basa Dapat
Dibagi Menjadi Basa Kuat Dan Basa Lemah. Kekuatan Basa Sangat
Tergantung Pada Kemampuan Basa Tersebut Melepaskan Ion Oh Dalam
Larutan Dan Konsentrasi Larutan Basa Tersebut.
Alkaliniti Adalah Kapasitas Air Untuk Menetralkan Tambahan
Asam Tanpa Penurunan Nilai Ph Larutan. Sama Halnya Dengan Larutan
Bufer, Alkaliniti Merupakan Pertahanan Air Terhadap Pengasaman. Alkaliniti
Adalah Hasil Reaksi-Reaksi Terpisah Dalam Larutan Hingga Merupakan
Sebuah Analisa “Makro” Yang Menggabungkan Beberapa Reaksi. Alkaliniti
Dalam Air Disebabkan Oleh Ion-Ion Karbonat (Co32- ), Bikarbonat (Hco3- ),
Hidroksida (Oh-) Dan Juga Borat (Bo33), Fosfat (Po43-), Silikat Dan
Sebagainya.

Reaksi Biokimia Terjadi Di Dalam Larutan Air. Kebanyakan Zat


Biokimia Sangat Sensitif Pada Tingkat Keasaman Dan Kebasaan Air. Pada Uji
Titrasi, Konsentrasi Asam Dalam Larutan Dapat Ditentukan Dengan Cara
Mereaksikan Asam Dalam Volume Yang Diketahui Dengan Larutan Basa
Yang Diketahui Konsentrasinya. Indikator Digunakan Untuk Menunjukkan
Semua Asam Telah Bereaksi Dan Volume Larutan Basa Yang Dibutuhkan
Yang Membuat Indikator Dapat Mengubah Warna Harus Dicatat.

Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan


yang mampu menetralisir keasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas
sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pembuffferan dari
ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam
air. Ketiga ion tersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen
sehingga menurunkan keasaman dan menaikkan pH. Alkalinitas biasanya
dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat (CaCO3). Air dengan
kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai alkalin,
sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak
atau tingkat alkalinitas sedang. Pada umumnya lingkungan yang baik bagi
kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas diatas 20 ppm (Lesmana,
2005). Melihat pentingnya peran alkalinitas dalam perairan, maka di
laksanakan praktikum untuk mengetahui kadar alkalinitas yang baik dan buruk
dalam perairan.
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN

II.1 Alat dan Bahan


a. Alat
1. Erlenmeyer
2. Beker Glass
3. Buret
4. Statif
5. Corong
6. Pipet
b. Bahan
1. Sampel air limbah
2. Indikator PP
3. Indikator MO
4. Larutan H2SO4
II.2 Diagram Alir

Menyiapkan alat dan bahan

Mengukur sampel limbah dengan gelas ukur

Menuangkan sampel limbah dalam


Erlenmeyer

Larutan H2SO4 Menuangkan larutan H2SO4 ke dalam buret

Menambahkan indicator PP ke dalam sampel


Indikator PP air

Mengocok ringan larutan, apabila larutan


tidak berubah warna maka tambahkan
Indikator MO
indicator MO 2-3 tetes

Melakukan titrasi pada sampel air


hingga berubah warna menjadi
jingga

Gambar 2.2.1 Diagram Alir Penentuan Kebasaan Air


BAB III
DATA PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN

III.1 Data Percobaan


Konsentrasi H2SO4 = 1 N

Volume contoh air Volume NaOH (ml)

No. (ml) Titrasi 1 Titrasi 2

1 25 1,2 ml 8,2 ml

2 25 1,0 ml 8,0 ml

3 25 1,5 ml 9,1 ml

Volume rata-rata : 1,23 ml 8,43 ml


III.2 Perhitungan
III.3 Pembahasan
Praktikum kali ini berjudul Kebasaan Air. Pada praktikum ini
bertujuan untuk menetukan kebasaan suatu sampel air. Sampel air yang yang
digunakan pada praktikum adalah dengan volume yang sama dan dilakukan 3 kali
percobaan, setiap percobaan dilakukan 2 kali titrasi.

Pada awal percobaan sampel diberi indicator PP, karena belum


terjadi perubahan maka diberi indicator MO. Setelah itu sampel limbah dititrasi
dengan larutan H2SO4. Berikut hasil titrasi yang telah diperoleh :

No. Volume sampel Titrasi 1 Titrasi 2


air

1 50 0,9 13,4

2 50 0,7 13,7

3 50 0,8 13,9

Berdasarkan perhitungan dari hasil data percobaan tersebut nilai


ppm dari OH- menunjukan nilai negative. Sehingga disimpulkan bahwa air sampel
-
tersebuit tidak mengandung OH-. Hasil dari perhitungan sampel 1 OH -60,78
2- -
ppm ; CO3 4303,136 ppm ; HCO3 218 ppm, lalu untuk sampel ke 2 didapatkan
- 2- -
nilai OH -60,78 ppm ; CO3 4252,07 ppm ; HCO3 218 ppm, dan untuk sampel
- 2- -
ke 3 didapatkan nilai OH -60,22 ppm ; CO3 4271,4 ppm ; HCO3 216 ppm.

Berdasarkan teori air dengan kandungan kalsium karbonat lebih


dari 100 ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang
dari 100 ppm disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang. Pada
umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai
alkalinitas diatas 20 ppm.

Berdasarkan standard baku mutu menurut peraturan menteri


kesehatan RI No. 32 Tahun 2017 untuk media air solus per aqua bukan air sungai
disebutkan bahwa alkalinitas standard baku mutu 80-200. Pada aspek ini berarti
secara keseluruhan sudah melebihi standard baku mutu. Tetapi jika dilihat pada
salah satu aspek seperti ppm OH- belum memenuhi standard baku mutu.
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah diperoleh dari perhitungan maka dapat
disimpulkan :
1. Sampel 1 didapat nilai ppm :
- OH- = -60,78 ppm
- CO32- = 4303,136 ppm
- HCO3- = 218 ppm
2. Sampel 2 didapat nilai ppm :
- OH- = -60,78 ppm
- CO32- = 4252,07 ppm
- HCO3- = 218 ppm
3. Sampel 3 didapat nilai ppm :
- OH- = -60,22 ppm
- CO32- = 4271,4 ppm
- HCO3- = 216 ppm
-
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2020.”Buku Petunjuk Praktikum Penanganan Limbah


Industri”.Yogyakart: UPN “Veteran” Yogyakarta.
JURNAL PRAKTIKUM PEMISAHAN LIMBAH INDUSTRI
ACARA 1 : PENENTUAN KEASAMAN AIR

Nama : Rizal Ageng Pangestu


NIM : 021180053

Konsentrasi NaOH : 1 N

Volume contoh air Volume NaOH (ml)

No. (ml) Titrasi 1 Titrasi 2

1 25 1,2 ml 8,2 ml

2 25 1,0 ml 8,0 ml

3 25 1,5 ml 9,1 ml

Volume rata-rata : 1,23 ml 8,43 ml

Yogyakarta, 10 November 2020


Asisten Praktikan

Helmawati, S.T. Rizal Ageng Pangestu

Anda mungkin juga menyukai