PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Analisa pH
Untuk menentukan tingkat keasaman atau basa dalam suatu larutan melalui
konsentrasi ion Hidrogen (H+).
TINJAUAN PUSTAKA
Didalam manajemen kualitas air adalah merupakan suatu upaya memanipulasi kondisi
lingkungan sehingga mereka berada dalam kisaran yang sesuai untuk kehidupan dan
pertumbuhan ikan. Di dalam usaha perikanan, diperlukan untuk mencegah aktivitas manusia
yang mempunyai pengaruh merugikan terhadap kualitas air dan produksi ikan (Widjanarko,
2005).
Air yang baik idealnya tidak berbau, tidak berwarna, tidak memiliki rasa/ tawar dan
suhu untuk air minum idealnya ±30 C. Padatan terlarut total (TDS) dengan bahan terlarut
diameter <10-6 dan koloid (diameter 10-6-10-3 mm) yang berupa senyawa kimia dan bahan-
bahan lain (Effendi, 2003).
Air untuk minum umumnya berasal dari Air Permukaan (Surface Water) seperti danau,
sungai dan cadangan air lainnya di permukaan Bumi atau dari Air Tanah (Ground Water) atau
air yang di pompa (melalui pengeboran) dari dalam tanah yang umumnya bebas dari
kandungan zat berbahaya, namun tidak selalu bersih (Krisnandi, 2009).
Kualitas air yang baik ini minimal mengandung oksigen terlarut sebanyak lebih 5 mg/l.
Oksigen terlarut ini dapat ditingkatkan dengan menambah oksigen ke dalam air dengan
menggunakan aerator atau air yang terus mengalir. Kelebihan plankton dapat menyebabkan
kandungan oksigen didalam air menjadi berkurang. Maka dengan itu plankton dalam kolam
harus selalu dipantau (Ansori, 2008).
Pengukuran kualitas air dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama adalah
pengukuran kualitas air dengan parameter fisika dan kimia (suhu, O2 terlarut, CO2 bebas, pH,
konduktivitas, kecerahan, alkalinitas ), sedangkan yang kedua adalah pengukuran kualitas air
dengan parameter biologi (plankton dan benthos) (Sihotang, 2006).
Suhu air merupakan factor yang banyak mendapatkan perhatian dalam pengkajian-
pengkajian. Data suhu air dapat dimanfaatkan bukan saja hanya untuk mempelajari gejala-
gejala fisika dalam laut tetapi juga dalam kaitannya dengan kehidupan hewan atau tumbuhan,
bahkan dapat juaga dimanfaatkan untuk mengkaji metodologi (Notji, 1989).
Nilai pH menunjukkan derajat keasaman atau kebebasan suatu perairan. Di dalam air
pH di pengaruhi oleh kapasitas penyangga “ buffer” yaitu adanya garam-garam karbohidrat
dan bikarbonat).
pH adalah cerminan dari derajat keasaman yang di ukur dan jumlah ion hidrogen
menggunakan rumus pH = -log (H⁺ ). Air murni terdiri dari ion H⁺ dan ion OH ⁻ dalam
jumlah berimbang hingga pH air murni biasa 7. Makin banyak ion H⁻ dalam larutan cairan
makin rendah ion H⁺ dan makin tinggi pH, cairan demikian disebut cairan alkalis. Sebaliknya
makin ttinggi ion H⁺ makin rendah pH dan cairan tersebut bersifat asam ( Andayani, 2005).
BAB III
PERALATAN DAN BAHAN
3.1.1 Analisa pH
pH meter
Beaker Glass
Larutan Buffer Ph 7
Air Sungai daerah Krian
Termometer
Beaker Glass
Air Sungai daerah Krian
BAB IV
PROSEDUR KERJA
5.1.1 Analisa pH
kriteria)
kriteria)
5.2 Pembahasan
Praktikum menganalisa sampel air dengan parameter pH, Kekeruhan, dan suhu dari
sampel air sungai Driyorejo. Air sampel tersebut ini pada saat pengujian pH dengan
menggunakan pH meter didapatkan nilai air sungai senilai 7,2 dan 7,4 yang masing – masing
dilakukan 2 kali percobaan. Bahwa air yang diuji dalam keadaan mendekati pH normal yaitu
7. Dari data perhitungan analisa pH diperoleh RPD yaitu air sungai senilai 2,74%. Bahwa
nilai RPD yang didapatkan masih dibawah 5% yang berarti saat melakukan praktikum sesuai
prosedur kerja.
Salah satu factor baku mutu air minum adalah suhu dan ph. Apabila ph sesuai
standart air minum, maka air minum tersebut layak digunakan untuk bahan baku air minum,
dan apabila suhu sudah sesuai standart maka dapat dikatakan bahwa air tersebut dapat
menjadi bahan baku air minum.
BAB VI
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Pada saat melakukan percobaan hendaknya sesuai dengan prosedur yang ada agar
tidak salah langkah-langkahnya. Selain itu pada saat prsktikum harus dilakukan dengan teliti
agar tidak terjadi kesalahan.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
Ansori, A.K. 2008. Penentuan Kekeruhan Pada Air Reservoir di PDAM Tirtanadi Instalasi
Pengolahan Air Sunggal Medan Metode Turbidimetri. Karya Ilmiah. Program Studi
Diploma III Kimia Analis Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Program Studi Diploma III Kimia Analis Universitas Sumatera Utara.
Medan.
Ardayani,Sri.2005.Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan.Universitas
Brawijaya.Malang.
Effendi,H.2003.Telaah Kualitas Air.Yogyakarta.
Krisnandi, Y.K. 2009. Kimia Dalam Air. Bahan ajar. KBI Kimia Anorganik Universitas
indonesia. Jakarta
Kardi,K.M.N.G dan Andi Basli Tancung.2007.Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya
Perairan.PT Bineka Cipta.Jakarta.
Analisa