Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN

ANALISA SAMPAH

NAMA : Nadya Ulfa Dwiratna

KELAS : Labling B

ASISTEN PRAKTIKUM : Khairun Nisa


25116016

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTUKTUR DAN


KEWILAYAHAN

TEKNIK LINKUNGAN

2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau


dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam
yang tidak mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai yang
negatif karena dalam penanganannya, baik untuk membuang atau
membersihkannya memerlukan biaya yang cukup besar. Selain itu
karakteristik dari sampah adalah bau, sampah juga dapat, menimbulkan
penyakit seperti diare. Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas
masyarakat. Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan atau
sampah. Seiring dengan tumbuhnya sebuah kota, bertambah pula beban yang
harus diterima kota tersebut. Salah satunya adalah beban akibat dari sampah
yang diproduksi oleh masyarakat perkotaan secara kolektif. Untuk kota-kota
besar, sampah akan memberikan berbagai dampak negatif yang sangat besar
apabila penanganannya tidak dilakukan secara cermat dan serius yaitu
mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan yang
merugikan atau tidak diharapkan sehingga dapat mencemari lingkungan baik
terhadap tanah, air dan udara. Pengelolaan sampah secara efektif dan efisien
harus dijalankan oleh semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah.
Semua pihak ini bertanggungjawab terhadap penanganan sampah sehingga
tidak lagi menimbulkan masalah (Gunawan, 2007).
Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan sampah
dapat dikatakan sebagai masalah kultural karena dampaknya terkena pada
berbagai sisi kehidupan (Sudradjat, 2006). Upaya penanganan sampah perlu
dilakukan secara manajerial dengan benar serta melibatkan semua unsur baik
pemerintah, swasta maupun masyarakat yang diharapkan dapat meminimalkan
biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaannya. Sampah dan pengelohannya
kini menjadi masalah yang kian mendesak di kota-kota Indonesia.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dilakukan kegiatan
untukmengumpulkan sampah dari masyarakat, yang kemudian sampah tersebut
dipilah dan diukurberat dan volumenya. Sampel sampah tersebut juga kemudian
di ukur kadar air, kadar volatil,dan kadar abunya dalam laboratorium

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM


Adapaun tujuan dari dilakukannya prakikum ini adalah ;

1. Mengetahui densitas sampah,dan kadar air dalam sampah, dan


komposisi dari sampah selama sampah itu akan di angkut
ataupun
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sampah
Sampah didefinisikan sebagai buangan padat atau setengah padat yang terdiri
dari zatorganik dan zat anorganik yang kehadirannya tidak dibutuhkan atau tidak
diinginkan lagi.Seiring bertambahnya jumlah penduduk, jumlah produksi sampah
yang dihasilkan semakinbesar karena setiap aktivitas manusia menghasilkan
sampah. Hal ini dapat menimbulkanmasalah sampah yang mulai mengganggu
baik terhadap kesehatan manusia ataupun terhadaplingkungan yang pada akhirnya
berdampak pada pencemaran tanah, air dan udara. Olehkarena itu, poduksi
sampah yang dihasilkan perlu dilakukan pengelolaan khusus agar
tidakmembahayakan kesehatan manusia, lingkungan dan melindungi investasi
pembangunan(Tchobanoglous, 1993).
Sampah menurut SNI 19-2454-1991 tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik
SampahPerkotaan didefinisikan sebagai limbah yang bersifat padat terdiri atas zat
organik dan zatanorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola
agar tidak membahayakanlingkungan dan melindungi investasi pembangunan.
Sampah umumnya dalam bentuk sisamakanan (sampah dapur), daun-daunan,
ranting pohon, kertas/karton, plastik, kain bekas,kaleng-kaleng, debu sisa
penyapuan, dan sebagainya.
Pengelolaan persampahan dapat diartikan sebagai suatu usaha atau kegaiatan
yangmengontrol jumlah timbulan sampah, pewadahan, pengumpulan, transfer dan
transpor, daurulang serta pembuangan sampah dengan memperhatikan faktor
kesehatan masyarakat,ekonomi, teknik, konservasi lingkungan, estetika, dan
pertimbangan lingkungan lainnya(Tchobanoglous, 1993).

2.2 Berat Jenis Sampah


Timbunan sampah adalah volume sampah atau berat sampah yang
dihasilkan dari jenissumber sampah di wilayah tertentu per satuan waktu.
Timbulan sampah sangat diperlukandalam menentukan dan mendesain peralatan
yang digunakan dalam transportasi sampah,fasilitas recovery material dan fasilitas
lokasi pembuangan akhir sampah (Zet, 2011).Data mengenai timbulan sampah,
komposisi, dan karakteristik sampah merupakan halyang sangat menunjang dalam
menyusun sistem pengelolaan persampahan di suatu wilayah.Data tersebut harus
tersedia agar dapat disusun suatu alternatif sistem pengelolaan sampahyang baik.
Timbulan sampah bisa dinyatakan dengan satuan volume atau satuan berat.
Jika digunakan satuan volume, derajat pewadahan (densitas sampah) harus
dicantumkan. Untukitu lebih baik digunakan satuan berat karena ketelitiannya
lebih tinggi dan tidak perlumemperhatikan derajat pemadatan. Timbulan sampah
dinyatakan sebagai (Damanhuri, 2004)

Satuan berat : kg/o/hari, kg/m2 /hari, kg/bed/hari, dsb;


Satuan volume : l/o/hari, l/m2 /hari, l/bed/hari, dsb;

Tujuan diketahuinya timbulan sampah adalah sebagai perkiraan timbulan


sampah yangdihasilkan untuk masa sekarang maupun pada masa yang akan
datang yang berguna untuk(Tchobanoglous, 1993)

2.3 Komposisi Sampah


Komposisi sampah merupakan penggambaran dari masing-masing
komponen yangterdapat pada buangan padat dan distribusinya. Biasanya
dinyatakan dalam persentase (%)berat. Data ini penting untuk mengevaluasi
peralatan yang diperlukan, sistem, program,pengolahan sampah, dan rencana
manajemen persampahan suatu kota (jenis perlakuanpenanganan sampah yang
berorientasi kepada pemanfaatan, daur ulang, pengomposan,pembakaran dan lain-
lain (Yenie, 2011).Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua,
yaitu (Idafi, 2009):1.
Sampah organikSampah organik terdiri dari bahan-bahan penyusun
tumbuhan dan hewan yang diambildari alam atau dihasilkan dari kegiatan
pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah inidengan mudah diuraikan dalam
proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besarmerupakan bahan organik.
Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisatepung, sayuran, kulit
buah, dan daun.2.
Sampah anorganikSampah anorganik berasal dari sumber daya alam tak
terbarui seperti mineral danminyak bumi, atau dari proses industri.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Laboratorium Lingkungan modul 4, menhenai analisi
sampah dilakukan pada Rabu, 09 Desember 2020 secara daring melalu
aplikasi google meet.
3.2 Alat dan Bahan

Alat :
1. Timbangan
2. Cawan petri
3. Ovwn
4. Penjepit cawan
5. Tempat penampung sampah

Bahan :

1. Sampel sampah

3.3 Prosedur Percobaan

1. Ambil sampel sampah sebanyak dari suatu lokasi yang


sudah ditentukan. Catat kondisi lingkungan dan cuaca.
2. Ukur volume wadah yang ada, timbang beratnya
3. Aduk sampel tersebut, masukkan dalam wadah yang
ada sampai penuh (tanpa pemadatan)

4. Ketukkan wadah tersebut ke lantai sebanyak 3 kali


5. Hitung volume sampel setelah diketuk (dalam satuan liter)
6. Timbang berat sampel dalam wadah (dalam satuan kg)

 Pengukuran komposisi sampah


1. Timbang berat awal sampah yang akan diukur komposisinya.
2. Sampel sampah dipilah-pilah berdasarkan
komponennya (misalnya plastik, organik, logam, dsb)
3. Setiap komponen hasil pemilahan ditimbang beratnya
dan dihitung persentase berat tersebut terhadap berat
total

 Perhitungan kadar air sampah


1. Sampel sampah dari penetapan komposisi, dicampur kembali;
2. Sampel tersebut dibagi dalam 4 bagian, dari tiap bagian tersebut;
3. Pisahkan masing-masing satu sekop. Campurkan
kembali bagian terpisah tersebut, bagi 4, pisahkan dari
tiap bagian sejumlah sampel sampai kira-kira berat
campurannya 100 gr;
4. Timbang cawan petri kosong (sudah dipanaskan dalam
Oven 105 0C selama 2 jam). Catat berat cawan;
5. Masukkan sampel sampah 100 gr dalam cawan petri tersebut.
Timbang dan catat (a gram);
6. Panaskan cawan tersebut dalam oven 105 0C selama 2 jam;
7. Setelah 2 jam keluarkan cawan. Biarkan agak dingin. Masukkan
dalam eksikator. Timbang;
8. Masukkan kembali dalam oven 105 0C selama 1 jam.
Keluarkan cawan, biarkan agak dingin dan timbang
kembali;
Jika berat cawan belum konstan, masukkan kembali dalam oven
105 0C selama 1 jam. Lakukan seterusnya sampai berat cawan konstan
(b gram).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. Densitas Sampah
NO Berat (gr)
W1 W2
1 2,161 1,099
Data Kontainer (asumsi container berbentuk silinder/ ember)
 Diameter terbesar = 30 cm
 Diameter terkecil = 27 cm
 Tinggi container = 35 cm

2. Komposisi Sampah

NO Komponen Berat (gr)


1 Plastik 0,406
2 Organik 0,251
3 Kertas 0,251
TOTAL 1,062

3. Kadar air
Berat Cawan Kosong = 44,970 gr
Berat cawan isi (a) = 75,876 gr Berat Cawan isi (Konstan)(b) =
64,373 gr

Perhitungan Analisis Sampah :


1. Volume container

V = 1/3 πt(R2 + Rr + r2)


V = 1/3 x 3.14 x 0.35 ((0.15)2 + 0.15.x 0.135 + (0.135)2)

V = 1/3 x 3.14 x 0.35

(0.0225 + 0.02025 +

0.018225) V = 0.0223575
m3

V = 22.3575 L
2. Densitas Sampah = (0.002161- 0.001099)/22.3575

= 0.001062/22.3575
= 4.75 x 10-5 Kg/L
3. Komposisi :

%plastik = 0.000406/0.001062 x 100%


= 0.3822 x 100%
= 38.22 %
%organik = 0.000251/0.001062 x 100%
= 0.2363 x 100%
= 23.63%
%kertas = 0.000251/0.001062 x 100%
= 0.2363 x 100%
= 23.63%

%kadar air = (0.075876 x 0.064373)/(0.075876 x 0.04497) x 100%

= 0.004884/0.003412 x 100%

= 1.4314 x 100%

= 143.14%

4.2 Pembahasan

Pada Praktikum ini dilakukan percobaan umencari nilai kadar air dalam suatu sampel
tanah, mencari nilai massa jenis limbah, dan mencari komponen dalam sampel tersebut.
Metode pengukuran yang pertama adalah mengukur berat jenis sampah, kemudian dijadikan
target volume pengukuran berat jenis sampah. Hal ini untuk mengetahui volume sampah yang
akan dibawa alat ke bunker.

Kemudia dilakukan penghitungan dengan menghitung komposisi sampah. Untuk


mengetahui presentase sampah atau komposisi dari sampah. Persentase dari data di atas
komposisi plastik sebesar 38,33%, kemudian sampah organik 0,236%, dan sampah kertas
0,236%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa karena komposisi nilai yang dihitung
menempati posisi terbesar pada sampah plastik, maka sampah yang diujikan lebih banyak
sampah plastik. Data komposisi juga sangat penting untuk mengevaluasi data, sistem, prosedur
dan pengolahan sampah yang dibutuhkan. Melalui pengelolaan sampah di suatu wilayah
tertentu. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa komposisi sampah tersebut dapat dijadikan
sebagai indikator utama dalam menentukan pengelolaan sampah di lingkungan.

Dilakukan juga perhitungan mengenai kadar air sampah. Saat mengukur kadar air
sampah, metode yang paling sering digunakan adalah berat basah dan berat kering. Kadar air
sampah bervariasi sesuai dengan komposisi sampah, musim tahunan, kelembaban dan kondisi
cuaca hujan. Dengan mengetahui kelembaban atau kadar air sampah, frekuensi pengumpulan
sampah dapat ditentukan. Frekuensi pengumpulan sampah dipengaruhi oleh komposisi sampah
yang dikandungnya. Umumnya sampah dengan kadar air lebih tinggi merupakan sampah
organik yang berasal dari bahan organik (seperti sisa makanan, sayuran, kulit, dll). Hal ini
terlihat dari hasil perhitungan bahwa terdapat lebih banyak air pada sampah organik. Karena
frekuensi sampah kering lebih tinggi dari pada sampah basah, maka persentase kadar air dalam
perhitungan lebih kecil dari pada kadar kering.
Kandungan vilatil dalam sampah dapat digunakan untuk memperkirakan efektivitas
pengurangan sampah dengan menggunakan metode pembakaran berteknologi tinggi. Terlepas
dari apakah limbah dapat terbakar sendiri atau membutuhkan bahan bakar, data ini juga
diperlukan untuk merencanakan teknologi pembakaran limbah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Densitas sampah dapat dilakukan dengan pengukuran sampah terlebih dahulu
dengan satuan volume.
2. Kadar air dalam sampah dapat diukur dengan perbandinga berat kering dan
berat basah pada sampah.
3. Komposisi sampah dapat digunakan untuk menentukan densitas sampah yang
diperlukan

5.2 Saran
Dari hasil praktikum, praktikan menyarankan agar adanya uji coba secara
offline sehingga praktikan lebih paham dalam penggunaan alat percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

Damanhuri, E. 2004. Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah TL-3150.


TeknikLingkungan ITBEdisi Semester 2004.2005

Damanhuri, E., dan Padmi., T. 2010.Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah. Institut


Teknolog Bandung; Bandung.

Gunawan. 2007. Anaisi Pengolahan Sampah. Jakarta. Erlangga

Iman, M.S. 2010. Laporan Praktikum Laboratorium Lingkungan Percobaan


XI AnalisaSampah.Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
Universitas LambungMangkura: Banjar Baru.

Sudraja. 2006. Komposisi Sampah Dalam Pengukuran Densitas Sampah


Berkelanjutan. Malang. Grind Pustaka

Tchobanoglous,George. 1993.Integrated Solid Waste Management, Mc. Graw Hill


Inc:New York

Anda mungkin juga menyukai