Teknik Lingkungan
Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan
Institut Teknologi Sumatera
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk di Indonesia terus meningkat dan akan berlangsung
dengan percepatan yang tinggi. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tidak disertai
dengan pertumbuhan wilayah, akan mengakibatkan terjadinya kepadatan penduduk.
Dimana tingkat pertumbuhan penduduk dapat menambah beban berat bagi kota dalam
rangka persiapan infrastruktur baru. Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat
inimenimbulkan permasaahan yang terus mengiringinya, meisalnya permasalahan
tentang sampah kota. Seiring bertambahnya pertumbuhan penduduk juga
meningkatkan jumlah tmbulan sampah yang dihasilkan setiap harinya.
Istilah sampah pasti sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Jika mendengar istilah
sampah, pasti yang terlintas dalam benak kita adalah setumpuk limbah yang
menimbulkan aroma busuk yang sangat menyengat. Sampah diartikan sebagai material
sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses yang cenderung merusak
lingkungan di sekitarnya. Dalam proses alam, sebenarnya tidak ada konsep sampah,
yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam itu
berlangsung.
Sampah dapat membawa dampak yang buruk pada kondisi kesehatan manusia.
Bila sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa ada pengelolaan yang
baik, maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang serius. Tumpukan
sampah yang dibiarkan begitu saja akan mendatangkan serangga (lalat, kecoa, kutu,
dan lai-lain) yang membawa kuman penyakit.
Akan tetapi manusia tidak menyadari bahwa setiap hari pasti manusia
menghasilkan sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan kegiatan untuk
mengmpulkan sampah dari masyarakt, yang kemudian sampah tersebut dipilah dan
diukur berat serta volumenya. Sampel sampah tersebut diuji dalam laboratorium.
1.2. Tujuan Praktikum
Dalam praktikum mengenai percobaan Analisa sampah ini terdapat beberapa
tujuan yang ingin dicapai, seperti:
1. Mengetahui densitas suatu sampah
2. Mengetahui komposisi suatu sampah
3. Mengetahui besaran kadar air yang terdapat pada suatu sampah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Sampah
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia selalu menghasilkan sampah dan
hampir setiap hari manusia menghasilkan sampah. Jika sampah tersebut tidak dikelola
dengan baik, maka akan menimbulkan berbagai masalah seperti masalah estetika
karena bau yang ditimbulkannya, menjadi vector penyakit dan dapat menganggu
kualitas tanah dan air tanah sekitarnya.
Sampah diidentifikasikan sebagai bianagan padat atau setengah padat yang
terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang kehadirannya tidak dibutuhkan atau
diinginkan lagi. Menururt SNI 19-2454-1991 tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik
Sampah Perkotaan sampah didefinisikan sebagai limbah yang bersifat padat yang
terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus
dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi bangunan.
Sampah umumnya dalam bentuk sisa makanan, daun-daunan, ranting pohon,
kertas/karton, plastik, kain bekas, kaleng kaleng, debu sisa penyapuan, dan sebagainya
(Anggraini, 2016).
Menurut (Ratya, 2017) dalam melakukan densitas sampah ada beberapa hal
yang mempengaruhi hasil dari densitas sampah tersebut yaitu :
1. Jenis alat angkut
dikarenakan perbedaan perlakuan pada sampah tergantung pada jenis alat
angkutnya.
2. Sumber sampah
Sumber sampah dipilih karena berat sampah dari setiap sumber sampah
berbeda-beda. Misalnya sampah yang diangkut dari pasar beratnya akan
berbeda dengan sampah yang berasal dari kantor. Sehingga secara langsung
sumber sampah turut mempengaruhi sumber sampah.
2.3. Kadar Air pada Sampah
Kadar air pada sampah merupakan air yang terkandung pada sampah. Dalam
proses pengolahan kadar air sangat berperan penting terutama dalam rekayasa
pengomposan karena dekomposisi material organik bergantung pada ketersediaa
kandungan air. Kadar air yang paling optimal terutama dalam proses pengolahan
menjadi pupuk kompos adalah 45%-55% dan apabila kadar air melebihi 60% maka
volume akan berkurang dan bau akan dihasilkan (karena kondisi anaerobik).
2.4. Pengelolaan Sampah
Pengelolahan sampah merupakan upaya dalam mengurangi, mengumpulkan,
memindahkan, menyimpan sementara, mengolah dan menimbun sampah.Pengelolahan
sampah dengan biaya murah, layak dari segi kesehatan dan tidak membawa implikasi
yang negatif terhadap lingkungan, merupakan salah satu permasalahan serius yang
harus dihadapi oleh pemerintah kota dan harus dipikirkan oleh semua elemen
masyarakat.Sistem penanganan sampah kota yang ada sekarang masih mengandalkan
pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sebagai tempat pembuangan sampah.
Persoalan dalam penanganan sampah adalah keterbatasan peralatan, lahan, dan sumber
daya manusia (ALVIN, 2014)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum mengenai percobaan Analisa Sampah ini dilakukan pada tanggal 8
Desember 2020 pada pukul 17.30 WIB. Dengan tempat pelaksanaan secara daring
(Dalam Jaringan) melalui aplikasi google meet.
3.2. Alat dan Bahan
Dalam melakukan praktikum percobaan mengenai Analisa sampah ini maka
dibutuhkan alat dan bahan sebagai berikut:
1. Sampel sampah basah dan kering
2. Wadah yang sudah diketahui volumenya
3. Sarung tangan dan masker
4. Kantong plastik
5. Timbangan
6. Cawan petri
7. Oven 1050C
8. Penjepit cawan penguat
3.3. Prosedur Percobaan
Untuk praktikum percobaan mengenai Analisa sampah ini dilakukan sesuai
denga prosedur yang telah ditentukan, yaitu:
a. Prosedur pengukuran densitas sampah.
1. Ambil sampel sampah dari suatu lokasi yang sudah ditentukan, kemudian
catat kondisi lingkungan dan cuaca.
2. Ukur volume wadah yang digunakan.
3. Aduk sampel sampah dan kemudia masukkan kedalam wadah yang. sudah
disediakan sampai penuh.
4. Ketukkan wadah kebawah sebanyak 3 kali agar sampel merata.
5. Hitung volume sampel setelah diketuk (dalam satuan liter).
6. Timbang berat sampel dalam wadah (dalam satuan Kg).
b. Prosedur penentuan komposisi sampah
1. Timbang berat awal sampah dalam wadah yang akan ditentukan
komposisinya.
2. Sampel sampah dipilah berdasarkan kompenennya (misal plastik, organik,
logam dll).
3. Setiap komponen hasil pemilahan ditimbang beratnya dan dihitung
presentase berat tersebut terhadap berat total.
c. Prosedur penghitungan dan penentuan kadar air
1. Sampel sampah dicampur kembali.
2. Sampel dibagi menjadi 4 bagian dari tiap bagian tersebut.
3. Setelah di bagi 4 pastikan tiap bagiannya mencapai 100 gr perbagian
sampel.
4. Timbang cawan petri kosong yang sudah dipanaskan dalam oven 1050C
selama 2 jam. Kemudian catat berat cawan.
5. Masukkan sampel 100gr sampah kedalam kedalam cawan petri. Timbang
dan catat
6. Panaskan cawan petri yang sudah berisi sampel di oven pada suhu 1050C
7. Setelah dipanaskan selama 2 jam kemudian tunggu hingga dingin/sama
dengan suhu ruangan, kemudian masukkan kedalam desikator. Lalu
timbang
8. Masukkan kedalam oven 1050C selama 1 jam. Keluarkan cawan, lalu
biarkan hingga dingin. Lalu timbang kembali
9. Jika berat cawan belum konstan, masukkan kembalu kedalam 1050C
selama 1 jam. Lakukan seterusya sampai berat cawan konstan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1. Hasil
Berikut merupakan data hasil percobaan Analisa sampah
a. Densitas Sampah
NO Berat (gr)
W1 W2
1 2,161 1,099
Volume container
1
𝑉= × 𝜋 × 𝑡(𝑅 2 + (𝑅 × 𝑟) + 𝑟 2 )
3
1
𝑉= × 3,14 × 35(152 + (15 × 13,5) + 13,5)
3
𝑉 = 16.155,3 𝑐𝑚3
𝑉 = 16,1553 𝐿
𝑊1 − 𝑊2 (𝐾𝑔)
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ =
𝑉
0,002161 − 0,001099
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ =
16,1553
𝐾𝑔⁄
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ = 6,573369408 × 10−5 𝐿
b. Komposisi Sampah
- Komponen plastik
0,000406
%𝑝𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑘 = × 100%
0,001062
%𝑝𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑘 = 38,301 %
- Komponen organik
0,000251
%𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 = × 100%
0,001062
%𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 = 23,634%
- Komponen kertas
%𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 = 23,634%
hasil perhitungan sama karena berat dari sampel sampah kertas sama
dengan berat sampel sampah organic
c. Kadar Air
Berat Cawan Kosong = 44,970 gr
Berat cawan isi (a) = 75,876 gr
Berat Cawan isi (Konstan)(b) = 64,373 gr
TRILIAN, A. A. (2016). KADAR AIR, KADAR VOLATIL, DAN KADAR ABU. Pekan
Baru: Universitas Riau.