Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PASIR

(Laporan Praktikum Laboratorium Lingkungan)

Nama : Lulus Purnomo Sukirman


NIM : 119250079
Kelompok :3
Nama Asprak : Dianita Rismala

Teknik Lingkungan
Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan
Institut Teknologi Sumatera
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pasir dapat dikatakan sebagai contoh bahan material butiran. Butiran pasir
umumnya berukuran sekitar 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir
adalah silikon dioksida, tetapi dibeberapa pantai tropis dan subtropic umumnya
dibentuk dari batu kapur. Pasir tidak dapat di tumbuhi oleh tanaman, karena rongga-
rongganya yang besar-besar.

Penggunaan pasir dalam bidang studi Teknik Lingkungan digunakan untuk


keperluan pengolahan air terutama untuk air minum sebagai media filter dalam proses
filtrasi. Pasir sebagai media filter haruslah memenuhi persyaratan sebelum digunakan,
yaitu persyaratan fisik dan persyaratan kimia. Pemenuhan persyaratan – persyaratan
pasir yang akan digunakan perlu untuk dilakukan suatu analisa (pengujian) dengan
metode tertentu secara laboratorium. Hasil dari analisa secara laboratorium akan
memberikan informasi dan menjadi bahan pertimbangan untuk para engineer dalam
menentukan keputusan yang tepat. Selain itu pemilihan jenis pasir yang akan
digunakan diawal atau sebelum analisa laboratorim juga akan menentukan keefektifan
dari hasil analisa.

Dalam laporan ini nantinya akan dibahas mengenai keberagaman dari ukuran pasir
dengan metode ayakan. Pasir akan dipisahkan berdasarkan ukurannya. Pasir yang tidak
melewati ayakan akan di timbang dan nantinya akan dicari ukuran efektif dan koefisien
uniformitas.

1.2. Tujuan
Dalam praktikum mengenai percobaan Analisa pasir ini terdapat beberapa tujuan
yang ingin dicapai, seperti:
1) Mengetahui cara dalam menganalisa pasir dengan metode ayakan
2) Mengetahui distribusi besaran ukuran serta berat dari tiap partikel pasir
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penjelasan Pasir
Pasir merupakan sumber daya alam yang berupa butir-butir yang biasa digunakan
sebagai bahan agregat yang 17 dalam pembuatan batako ringan adalah pasir yang lolos
ayakan (Standart ASTM E 11–70) yang diameternya lebih kecil 5 mm. Adapun
kegunaaan pasir ini adalah untuk mencegah keretakan pada batako ringan apabila
sudah mengering karena dengan adanya pasir akan mengurangi penyusutan yang
terjadi muali dari percetakan hinggga pengeringan. Pasir ini memang sangat penting
dalam pembuatan batako ringan tapi apabila kadarnya terlalu besar akan
mengakibatkan kerapuhan jika sudah mengering. Hal ini disebabkan daya rekat antara
partikel-partikel yang berkurang dengan adanya pasir dalam jumlah yang besar karena
pasir tersebut tidak bersifat merekat akan tetapi hanya sebagai pengisi (Simbolon,
2009)

Pasir merupakan agregat alami berupa butiran-butiran batuan kecil yang


berasaldari letusan gunung berapi, sungai, dalam tanah dan pantai. Pasir adalah butiran
batuanyang lolos saringan dengan ukuran diameter lubang 4,75 mm dan tertahan oleh
saringandengan ukuran diameter lubang 0,075 mm. Pasir tidak dapat di tumbuhi oleh
tanaman,karena rongga-rongganya yang besar-besar (Masykur, 2014)

Dalam pendapat lain, pasir diartikan sebagai salah satu contoh bahan material yang
berbentuk butiran. Butiran pada pasir, umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2
milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi di beberapa pantai
tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur. Hanya beberapa tanaman yang
dapat tumbuh di atas pasir, karena pasir memiliki rongga-rongga yang cukup besar.
Pasir memiliki warna sesuai dengan asal pembentukannya. Dan seperti yang kita
ketahui pasir juga sangat penting untuk bahan material bangunan bila dicampurkan
dengan perekat Semen (Rizki, 2011).
Pasir memiliki kegunaan, salah satunya sebagai teknologi penyaringan ataufilter
yang digunakan untuk memurnikan air. Selain untuk memfilter air minum, pasir disini
juga dapat digunakan untuk penyalingan air limbah sebelum dibuang ke lingkungan.
Konsep-konsep sand filter ini lahir dari perkembangan yang ada di pertengahan abad
1800-an terhadap “sawage farm” (daerah pembuangan limbah) di daerah berpasir.
Dimana air limbah yang keluar dari saluran darinase area tersebut sebelumnya
berbentuk air limbah kotor menjadi termurnikan menjadi bersih (Anggun, 2009)

2.2. Penyaringan dengan Metode Ayakan


Penyaringan atau filtrasi adalah proses pemisahan komponen padatan yang
terkandung di dalam air dengan melewatkannya melalui media yang berpori atau bahan
berpori lainnya untuk memisahkan padatan dalam air tersebut baik yang berupa
suspensi maupun koloid. Selain itu, penyaringan juga dapat mengurangi kandungan
bakteri, bau, rasa, mangan, dan besi. Bahkan air baku dimana proses koagulasi tidak
perlu dilakukan, maka air baku langsung dapat disaring dengan saringan jenis apa saja
termasuk pasir kasar. Karena saringan kasar mampu menahan material tersuspensi
dengan penetrasi partikel yang cukup dalam, maka saringan kasar mampu menyimpan
lumpur dengan kapasitas tinggi. Karakteristik filtrasi dinyatakan dalam kecepatan hasil
filtrat. Masing-masing dipilih berdasarkan pertimbangan teknik dan ekonomi dengan
sasaran utamanya, yakni menghasilkan filtrat yang murah dengan kualitas yang tetap
tinggi (Quddus, 2014).
Pengayakan merupakan salah satu metode untuk mengelompokkan butiran atau
bahkan pemisah berbagai campuran partikel kasar dan halus dengan menggunakan
ayakan. Proses ayakan ini juga dapat digunakan sebagai pembersih dan pemisah yang
ukurannya berbeda dengan bahan baku. Selain itu, ayakan juga memudahkan seeorang
untuk mendapatkan serbuk hasil yang seragam. Pasir dengan ukuran diameter yang
lebih kecil dari lubang ayakan akan lolos, sedangkan pasir dengan diameter lebih besar
dari ayakan akan tertahan pada permukaan lubang ayakan (Sateria, 2019)
Ayakan atau saringan adalah alat yang digunakan untuk memisahkan bagian yang
tidak diinginkan berdasarkan ukurannya, dari dalam bahan curah dan bubuk yang
memiliki ukuran partikel kecil. Sifat butiran yang paling penting bagi pasir berbutir
kasar adalah distribusi ukuran partikel. Distribusi ukuran butiran ditentukan dengan
melaksanakan analisis mekanis. Ukuran - ukuran kontituen butiran kasar dapat
ditentukan dengan menggunakan satu set ayakan. Ayakan terhalus yang biasanya
dipakai di lapangan atau di laboratorium adalah ayakan no. 200 standart Amerika
Serikatyang mempunyai lebar 0,075 mm.Karena alasan ini maka ukuran 0,075 mm
telah diterima sebagai batas standart antara material butir kasar dan butir halus
(Zulkifar, 2010).
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum mengenai percobaan pengambilan Analisa pasir ini dilakukan pada
tanggal 5 Desember 2020 pada pukul 19.20 WIB. Dengan tempat pelaksanaan secara
daring (Dalam Jaringan) melalui aplikasi google meet.
3.2. Alat dan Bahan
Dalam melakukan praktikum percobaan mengenai Analisa pasir ini maka
dibutuhkan alat dan bahan sebagai berikut:
a. Ayakan ukuran 0,841
b. Ayakan ukuran 0,595
c. Ayakan ukuran 0,420
d. Ayakan ukuran 0,297
e. Ayakan ukuran 0,250
f. Aluminium Foil
g. Neraca Analitik
h. Sampel pasir
i. Nampan penampung pasir dan kertas bersih
3.3. Prosedur Percobaan
Untuk praktikum percobaan mengenai Analisa pasir ini dilakukan sesuai denga
prosedur yang telah ditentukan, yaitu:
a. Disiapkan kertas bersih dan timbang pasir sebanyak 200gr
b. Disusun ayakan mulai dari yang paling kecil
c. Dimasukkan 200gr pasir kedalam ayakan
d. Digoyang ayakan selama sekitar 30 menit
e. Diamati pasir yang tertinggal di tiap ayakan
f. Dipindahkan pasir yang tertahan pada masing masing unit ayakan
g. Timbang pasir tiap ayakan
h. Catat dan hitung data hasil pengukuran massa pasir
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


5. 1. Hasil Pengamatan

Diameter yang sesuai 10% lolos ayakan Diameter yang sesuai 10% lolos ayakan

lubang ayakan massa tertahan lolos


No
(mm) (Gr) gram %berat
1. 0,841 0,06 199,94 99,79%
2. 0,595 0,15 199,79 99,89%
3. 0,42 0,34 199,45 99,72%
4. 0,297 20,19 179,26 89,63%
5. 0,25 29,55 149,71 74,85%
Grafik kurva % berat lolos dan diameter lubang ayakan

Kurva % Berat Lolos Dan Diameter Lubang


Ayakan
1 0,841
Diameter Ayakan

0,8
0,595
0,6
0,42
0,4 0,297
0,25
0,2

0
0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00% 120,00%
% Berat Lolos

Rumus Es = d10 = 0,1856

UC = d60/d60 = 278,436/278,436 = 1

Keterangan d10 = Diameter yang sesuai 10% lolos ayakan

D60 = Diameter yang sesuai 60% lolos ayakan

Es = Effetive Size (mm)

UC = Uniformity Coefficient
5. 2. Pembahasan

Dalam praktikum percobaan mengenai Analisa pasir ini dilakukan pengayakan


terhadap sampel pasir guna menge;ompokkan besaran ukuran pasir. Di
praktikum ini digunakan 5 ayakan dengan ukuran berbeda seperti yang telah
dijelaskan pada bab sebelumnya. Pada proses pengayakan ini, alat ayakan
disusun dengan cara ditumpung dengan diurutkan dari ukuran terkecil hingga
ukuran terbesar. Di proses ini ayakan digoyang hinngga mengelompokkan pasir
berdasarkan ukuran yang tidak lolos diameter ayakan, dengan hasil massa pasir
yang tertahan seperti yang dijelaskan pada table data.

Pasir hasil ayakan akan menghasilkan residu. Residu tersebut dipisahkan untuk
kemudian diukur massanya dan dihitung persen berat kelolosan dari masing
masing ukuran diameter ayakan dengan rumus (berat pasir yang lolos/200 x
100%), dari perhitungan presentase tersebut maka diperoleh data presentase
seperti yang tertera pada table dats. Pada pasir memiliki persyaratan fisik yaitu
ES dan UC. ES merupakan efektif butiran pasir dan UC adalah keofisien
keseragaman butiran pasir.

Gari hasil grafik yang telah dibuat, dapat dilihat bahwa data presentase tidak
selalu berbanding lurus dengan ukuran diameter lubang. Hal ini dapat terlihat
pada data kedua dengan diameter 0,595 mm dimana pada diameter tersebut
presentase berat lolos meningkat yang sebelumnya 99,79% menjadi 99,89%.
Dan pada data ke-3 dengan diameter 0,42 mm menurun menjadi 99,72%. Dan
dari data tersebut terlihat bahwa persentase berat lolos terbesar pada diameter
0,595mm dan presentase berat lolos terkecil pada diameter 0,25mm.
BAB V

PENUTUP
5. 1. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum mengenai Analisa Pasir, praktikan dapat
disimpulkan bahwa:
1. Analisa pasir dapat dilakukan dengan metode ayakan guna
mengelompokkan besaran ukuran dari diameter pasir
2. Dari hasil ayakan didapat berdasarkan ukuran diameter ayakan yaitu
diameter 0,841 dengan hasil massa tertahan 0,06gr, diameter 0,595 seberat
0,15gr, diameter 0,42 seberat 0,34gr, diameter 0,297 seberat 20,19gr,
diameter 0,25 seberat 29,55gr.
5. 2. Saran
Setelah dilakukan percobaan mengenai Analisa pasir ini didapat beberapa saran
untuk menunjang praktikum selanjutnya, seperti:
1. Dalam video praktikum sebaiknya terdapat audio yang menjelaskan proses
praktikum.
2. Praktikan sebaiknya mampelajari bahan modul terlebih dahulu sebelum
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anggun, A. (2009). PENGOLAHAN LIMBAH DENGAN MEDIA BIOFILTER
PASIR. Semarang: Universitas Diponegoro .
Masykur, A. (2014). ANALISA PASIR. Semarang: Universitas Diponegoro.
Quddus, R. (2014). TEKNIK PENGOLAHAN AIR BERSIH DENGAN SISTEM
SARINGAN PASIR LAMBAT (DOWNFLOW) YANG BERSUMBER
DARI SUNGAI MUSI. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, 670.
Rizki, N. (2011). Analisa Pasir. Semarang: Universitas Diponegoro.
Sateria, A. (2019). Rancang bangun Mesin Pengayak Pasir untuk Meningkatkan
Produktivitas Pengayakan Pasir pada Pekerja Bangunan. Jurnal Teknologi
Manufaktur, 8.
Simbolon, T. (2009). Pembuatan Dan Karakterisasi Batako Ringan Yang Terbuat
Dari Styrofoam Semen. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Zulkifar. (2010). Pemisahan Kimia dan Analisis Pengayakan. Bandung: CV. Habsa
Jaya.

Anda mungkin juga menyukai