NO. KELOMPOK: 2
NAMA KELOMPOK:
1. CITRA NATALIA 10011181520063
2. ALI AMANSYAH S 10011181520042
3. ENNY ROSPITASARI 10011181520058
4. ROZALIA 10011381520153
5. OKTRILIA MAHA RIZKA 10011281520230
6. RETNO JUMILAH 10011181520075
7. YUNINA PARAMITHA 10011281520219
Zat Padat Terlarut (TDS) merupakan konsentrasi jumlah ion kation (bermuatan
positif) dan anion (bermuatan negatif) di dalam air. Oleh karena itu, analisa total
padatan terlarut menyediakan pengukuran kualitatif dari jumlah ion terlarut, tetapi
tidak menjelaskan pada sifat atau hubungan ion. Selain itu, pengujian tidak
memberikan wawasan dalam masalah kualitas air yang spesifik. Oleh karena itu,
analisa total padatan terlarut digunakan sebagai uji indikator untuk menentukan
kualitas umum dari air. Sumber padatan terlarut total dapat mencakup semua kation
dan anion terlarut, tapi tabel berikut dapat digunakan sebagai generalisasi dari
hubungan TDS untuk masalah kualitas air (Oram, B.,2010).
Sumber utama untuk TDS dalam perairan adalah limpahan dari pertanian, limbah
rumah tangga, dan industri. Unsur kimia yang paling umum adalah kalsium, fosfat,
nitrat, natrium, kalium dan klorida. Bahan kimia dapat berupa kation, anion, molekul
atau aglomerasi dari ribuan molekul. Kandungan TDS yang berbahaya adalah
pestisida yang timbul dari aliran permukaan. Beberapa padatan total terlarut alami
berasal dari pelapukan dan pelarutan batu dan tanah. Standar kualitas air minum yang
telah ditentukan oleh Amerika Serikat sebesar 500 mg / l (Anonymous2, 2010).
TDS (Total Dissolved Solids) atau Padatan Terlarut mengacu pada setiap mineral,
garam, logam, kation atau anion yang terlarut dalam air. Ini mencakup apa pun yang
ada dalam air selain molekul air murni ( H20 ) dan limbah padat. ( Limbah padat
adalah partikel / zat yang tidak larut dan tidak menetap dalam air, seperti bulir kayu
dll. )
Secara umum, total konsentrasi padatan terlarut adalah jumlah antara ion kation (
bermuatan positif ) dan anion ( bermuatan negatif ) dalam air.
Parts per Million ( ppm ) adalah rasio berat ke berat dari setiap ion ke air.
TDS Meter didasarkan pada konduktivitas listrik ( EC ) dari air. H20 murni memiliki
hampir nol konduktivitas. Konduktivitas biasanya sekitar 100 kali total kation atau
anion dinyatakan sebagai setara. TDS dihitung dengan mengkonversi EC dengan
faktor 0,5 sampai 1,0 kali EC, tergantung pada tingkatnya. Biasanya, semakin tinggi
tingkat EC, semakin tinggi faktor konversi untuk menentukan TDS. CATATAN
Meskipun TDS Meter didasarkan pada konduktivitas, akan tetapi TDS dan
konduktivitas bukanlah hal yang sama.
TDS berasal dari beberapa padatan terlarut ( Dissolved Solids) berasal dari material
organik seperti daun, lumpur, plankton, limbah industri dan kotoran. Sumber-sumber
lain berasal dari limpasan dari daerah perkotaan, garam jalan yang digunakan di jalan
selama musim dingin, dan pupuk dan pestisida yang digunakan pada rumput dan
peternakan.
Selain itu Padatan Terlarut (Dissolved Solids) juga berasal dari bahan anorganik
seperti batu dan udara yang mungkin mengandung kalsium bikarbonat, nitrogen,
fosfor besi, sulfur, dan mineral lainnya. Sebagian besar dari bahan-bahan ini
membentuk garam, yang merupakan senyawa yang mengandung keduanya yaitu
logam dan non logam. Garam biasanya larut dalam air membentuk ion. Ion adalah
partikel yang memiliki muatan positif atau negatif.
Air juga dapat mengambil logam seperti timah atau tembaga saat mereka melakukan
perjalanan melalui pipa yang digunakan untuk mendistribusikan air kepada
konsumen.
Perlu diperhatikan bahwa efektivitas sistem pemurnian air dalam menghilangkan total
padatan terlarut / TDS akan berkurang dari waktu ke waktu, sehingga sangat
dianjurkan untuk memantau kualitas filter atau membran dan menggantinya bila
diperlukan.
V. Alat dan Bahan :
Alat :
1. Filter (kertas saring)
2. Labu ukur 100 ml
3. Pipet tetes
4. Cawan porselin
5. Pompa vakum
Bahan :
1. Sampel air sumur
VI. Prosedur Kerja
A. Zat Padat Tersuspensi (TSS)
1. Panaskan kertas saring dan cawan penguapan dalam oven dengan suhu 105 C
selama 1 jam. Dinginkan dalam desikator selama 15 menit dan kemudian
timbang dengan tepat. Pemanasan biasanya cukup 1 jam. Namun pemanasan
perlu di ulang hingga mendapatkan panas yang konstan kehilangan berat
sesudah pemanasan ulang kurang dari 0.5 mg.
2. Sampel yang sudah di kocok merata, sebanyak 100 ml dipindahkan dengan
menggunakan pipet atau labu ukur, kedalam alat penyaringan corong
bunchner, yang sudah ada kertas saring didalamnya. Kemudian saring dengan
sistem vacum.
3. Kertas saring di ambil dari alat penyaring dan letakkan dicawan dengan
hati-hati, filter beserta cawan Gooch di masukkan dalam oven untuk
dipanaskan pada suhu 105 C, selama 1 jam. Dinginkan dalam desikator dan
kemudian timbang dengan cepat. Ulangi pemanasan dan penimbangan sampai
beratnya konstan atau berkurangnya berat sesudah pemanasan ulang, kurang
dari 0,5 mg. biasanya pemanasan 1 sampai 2 jam sudah cukup.
Perhitungan
Pratami, ST. (2008). Uji coba TDS dan TSS. Yogyakarta: Penerbit Erlangga.
Halaman 176.
Lampiran Gambar