Anda di halaman 1dari 9

SAMPLING AIR DAN TANAH

(Laporan Praktikum Laboratorium Lingkungan)

Nama : Lulus Purnomo Sukirman


NIM : 119250079
Kelompok: 3
Nama Asprak : Dianita Rismala
NIM:

Teknik Lingkungan
Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan
Institut Teknologi Sumatera
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sumber daya air secara garis besar meliputi air permukaan dan air tanah. Air
permukaan akan lebih mudah tercemar dibandingkan dengan air tanah, karena air
permukaan lebih mudah terkontaminasi dengan sumber-sumber pencemaran.
Dengan perannya yang sangat penting, air akan mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh kondisi/komponen lainnya. Air dibutuhkan oleh organ tubuh manusia untuk
melangsungkan metabolisme, sistem asimilasi, menjaga keseimbangan cairan
tubuh, memperlancar proses pencernaan, melarutkan dan membuang racun dari
ginjal. Air yang cukup dan layak masuk ke dalam tubuh akan membantu
berlangsungnya fungsi tersebut dengan sempurna
Dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan di berbagai bidang
dan adanya pertambahan penduduk dari tahun ke tahun, maka kebutuhan air
sesuai dengan penggunaannya pun juga semakin meningkat. Pembangunan yang
semakin meningkat diikuti dengan peningkatan pencemaran lingkungan yang
berasal dari buangan limbah industri, rumah tangga dan kegiatan lainnya. Hal ini
menyebabkan untuk dilakukan pengambilan sampling air untuk melihat
bagaimana kualitas air yang ada.

1.2. Tujuan
Dalam praktikum mengenai percobaan pengambilan sampling air ini terdapat
beberapa tujuan yang ingin dicapai, seperti:
1) Mengetahui teknik teknik dalam pengambilan sampel air
2) Mempelajari cara serta Langkah dalam mengambil sampel air
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kualitas Air
Air merupakan sumberdaya alam yang mempunyai fungsi sangat penting bagi
kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya serta sebagai modal dasar dalam
pembangunan. Dengan perannya yang sangat penting, air akan mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh kondisi/komponen lainnya (SOLIHATI, 2016). Air memiliki
banyak fungsi, sebagai pelarut umum, air digunakan oleh organisme untuk reaksi-
reaksi kimia dalam proses metabolisme serta menjadi media transportasi nutrisi dan
hasil metabolisme. Bagi manusia, air memiliki peranan yang sangat besar bukan
hanya untuk kebutuhan biologisnya, yaitu bertahan hidup (Sulistyorini, 2016)

Dalam pengertian lain, air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat
hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup
dan kehidupan manusia serta mahkluk hidup lainnya. Untuk menjaga atau mencapai
kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai dengan tingkat
mutu air yang diinginkan, maka perlu upaya pelestarian dan pengendalian.
Pelestarian kualitas air merupakan upaya untuk memelihara fungsi air agar
kualitasnya tetap pada kondisi alamiah. Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan
upaya pengendalian pencemaran air, yaitu dengan upaya memelihara fungsi air
sehingga kualitas air memenuhi baku mutu (Azwir, 2006)

2.2. Pencemaran Air


Standar kualitas air ini akan berbanding lurus dengan kebutuhan air bersih.
Dalam hal ini berbagai masalah dari pertumbuhan penduduk dengan kebutuhan dan
ketersediaan air bersih menjadi suatu masalah yang saling berkaitan. Banyaknya
lokasi permukiman yang berada di sekitar bantaran sungai merupakan suatu
permasalahan yang krusial dan memerlukan upaya tersendiri untuk mengatasinya.
Terlebih lagi terjadinya pencemaran air sungai yang ditimbulkan oleh warga,
seperti pembuangan limbah rumah tangga dan membuang sampah yang langsung
ke sungai. Pencemaran serta tercemarnya air sungai tidak hanya merugikan
masyarakat yang mendiami daerah bantaran sungai saja akan tetapi layaknya seperti
air sungai yang mengalir dari hulu ke hilir yang berarti turut membawa dampak-
dampak negatif bagi masyarakat lain (Puspitasari, 2009)

2.3. BOD
BOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu karakteristik yang
menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme
(biasanya bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam
kondisi aerobic. Dari pengertian ini dapat dikatakan bahwa walaupun nilai BOD
menyatakan jumlah oksigen, tetapi untuk mudahnya dapat juga diartikan sebagai
gambaran jumlah bahan organikmudah urai (biodegradable organics) yang ada di
perairan. Prinsip pengukuran BOD pada dasarnya cukup sederhana, yaitu mengukur
kandungan oksigen terlarut awal (DOi) dari sampel segera setelah pengambilan
contoh, kemudian mengukur kandunganoksigen terlarut pada sampel yang telah
diinkubasi selama 5 hari pada kondisi gelap dan suhu tetap (200C) yang sering
disebut dengan DO5 (Atima, 2015)

2.4. TDS
Dalam pengujian kualitas air ini terdapat beberapa faktor yang dapat menentukan
kelayakan air uji saat pengambilan sampel. Salah satu faktor penting dalam
menentukan kelayakan air untuk dikonsumsi manusia adalah kandungan TDS (total
dissolved solid) dalam air. TDS adalah jumlah zat padat terlarut baik berupa ion-
ion organik, senyawa, maupun koloid didalam air . Konsentrasi TDS yang
terionisasi dalam suatu zat cair mempengaruhi konduktivitas listrik zat cair tersebut.
Makin tinggi konsentrasi TDS yang terionisasi dalam air, makin besar
konduktivitas listrik larutan tersebut. Sementara konsentrasi TDS juga dipengaruhi
oleh temperatur (Zamora, 2015).
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum mengenai percobaan pengambilan sampel air ini dilakukan pada
tanggal 30 November 2020 pada pukul 19.00 WIB. Dengan tempat pelaksanaan
secara daring (Dalam Jaringan) melalui aplikasi google meet.

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1. Alat
Dalam melakukan praktikum kali ini diperlukan beberapa alat, seperti:
1) Gelas beaker
2) Thermometer
3) pH meter
4) TDS meter / Thermo Scientific
3.2.2. Bahan
Dalam melakukan percobaan sampling air ini diperlukan
1) Sampel air
2) Aquades

3.3. Prosedur Percobaan


Praktikum percobaan sampling air ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

1) Wadah dibenamkan kedalam air dengan mulut botol menghadap aliran air
wadah dibersihkan dengan air sampel
2) Masukkan 100 ml air sampel kedalam gelas beaker
3) Diukur suhu air sampel dengan thermometer yang sebelumnya sudah
dibilas dengan aquades dan dikeringkan dengan tissue
4) Diukur pH sampel air dengan menggunakan alat pH meter
5) Diukur kadar TDS dari sampel air dengan menggunakan TDS meter.
Namun dalam praktikum ini digunakan thermo scientific
6) Disiapkan alat thermo scientific seperti pada video.
7) Alat dihidupkan dengan menekan tombol power dan tekan measure untuk
memulai pengukuran.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil

Tabel Hasil Sampling Air dan Tanah


Parameter Insitu
Lokasi Jenis Jam
Suhu DHL TDS
No. Sampling Sampling Pengambilan pH Dry/wet
o
( C) (µs/cm) (mg/L)
Embung Air
1 17.17 17,283 8,03 0,139 0,07 -
C Permukaan
Kantin
2 Air Sample 17.17 12,272 5,60 0,907 0,451 -
RK
Gedung
3 Tanah 17.17 32 7 - - +
C

• Berat kertas saring untuk sample air limbah = 0,815 gr

• Berat kertas saring untuk sample air embung = 0,811 gr

• Berat kertas saring setelah penyaringan air embung = 0,812 gr

• Berat kertas saring setelah penyaringan air limbah = 0,836 gr

4.1 Pembahasan
Pada praktikum percobaan kali ini dilakukan pengambilan tiga sampel air,
yaitu sampel air embung C, sampel air dari kantin RK, dan sampel air tanah
pada Gedung C. Meski memiliki perlakuan yang sama dan jam pengambilan
sampe yang sama, namun contoh dari air limbah tersebut memiliki beberapa
nilai data yang diatas rata-rata nilai sampel lainnya. Contohnya untuk variabel
Daya Hantar Listrik dan Total Disolve Solid, air limbah memiliki nilai yang
mencapai angka 0,907 dan 0,451. Hal tersebut membuktikan bahwa
kemampuan air limbah serta muatan yang berada di dalam air limbah tersebut
dapat menghantarkan listrik lebih baik dari pada dua sampel lainnya dan
memiliki muatan yang lebih banyak dari dua sampel lainnya.
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum mengenai Sampling Air dan Tanah, praktikan
dapat disimpulkan bahwa :
1) Sampling merupakan teknik yang diperlukan oleh seorang praktikan agar
dapat mengetahui hal hal yang diperlukannya dalam sebuah penelitian.
2) Sampling dapat diambil dengan membenamkan wadah sampel dan
menghadapkan muka wadah menghadap permukaan air. Jika wadah masih
basah, maka bilas terlebih dulu dengan air sampel

5.2 Saran
Setelah dilakukan percobaan mengenai sampling air ini didapat beberapa
saran untuk menunjang praktikum selanjutnya, seperti:

1) Dalam video sebaiknya dijelaskan juga metode perhitungannya


2) Ditampilkan data praktikum pada video praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Atima, W. (2015). BOD DAN COD SEBAGAI PARAMETER PENCEMARAN AIR


DAN BAKU MUTU AIR LIMBAH. Ambon: IAIN Ambon.

Azwir. (2006). Pengukuran Baku Mutu Air. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Puspitasari, D. E. (2009). DAMPAK PENCEMARAN AIR TERHADAP KESEHATAN


LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM LINGKUNGAN (STUDI
KASUS SUNGAI CODE DI KELURAHAN WIROGUNAN KECAMATAN
MERGANGSAN DAN KELURAHAN PRAWIRODIRJAN KECAMATAN
GONDOMANAN YOGYAKARTA). Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

SOLIHATI, E. N. (2016). PEMERIKSAAN KUALITAS AIR. SEMARANG:


UNIVERSITAS DIPONEGORO.

Sulistyorini, I. S. (2016). ANALISIS KUALITAS AIR PADA SUMBER MATA


AIR DI KECAMATAN KARANGAN DAN KALIORANG KABUPATEN
KUTAI TIMUR. Jurnal Hutan Tropis, 64.

Zamora, R. (2015). PERANCANGAN ALAT UKUR TDS (TOTAL DISSOLVED


SOLID) AIR DENGAN SENSOR KONDUKTIVITAS SECARA REAL TIME.
Padang: Universitas Andalas .

Anda mungkin juga menyukai